Abstrak: Remaja adalah suatu fase yang harus dilalui oleh manusia sebagai individu. Remaja
sering mengalami krisis diri dan permasalahan yang kompleks dalam perkembangan dirinya.
Perubahan emosional, kognitif, fisik dan psikis seringkali menjadi gelombang dalam diri remaja.
Salah satu perubahan yang tidak bisa dihindari adalah motivasi dan rasa keingintahuan yang tinggi
terhadap berbagai hal yang menimpa dirinya termasuk masalah-masalah yang berhubungan dengan
seksualitas. Kecanggihan teknologi membuat mudahnya mengakses content bermuatan seks yaitu
pornografi sehingga banyak remaja yang menikmati hal ini dan menjadi candu. Oleh karenanya
dilakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari kecanduan
pornografi terhadap remaja. Metode yang dipakai dalam adalah deskripsi kualitatif dengan
melibatkan dua orang remaja berusia 12-15 tahun yang terindikasi mengalami kecanduan konten
pornografi. Hasilnya adalah anak remaja yang kecanduan terhadap konten pornografi mengalami
hambatan kognisi. Hal ini bermakna, konten pornografi yang dimaknai secara terus menerus akan
dapat mempengaruhi kognisi atau aktifitas mental pengetahuan yang melibatkan perolehan,
penyimpanan, pemerosesan, dan pencarian seseorang.
Abstract: Teenage is a phase that must be passed by humans as individuals. Teenagers often
experience self-crisis and complex problems in their development. Emotional, cognitive, physical and
psychological changes often become waves in adolescents. One change that cannot be avoided is
motivation and a high sense of curiosity towards various things that afflict him, including problems
related to sexuality. Technological sophistication makes it easy to access content with sex, namely
pornography so that many teenagers enjoy this and become addictive. Therefore this research was
conducted. This study aims to determine the effects of pornography addiction on adolescents. The
method used in this study is a qualitative description involving two teenagers aged 12-15 who are
indicated to be addicted to pornographic content. The result is adolescents who are addicted to
pornographic content experiencing barriers to cognition. This is meaningful, pornographic content
that is interpreted continuously will be able to influence cognition or mental activity of knowledge
that involves acquiring, storing, processing, and searching for someone
57
Motiva : Jurnal Psikologi
2019, Vol 1, No 2, 56-62
Frontal Corteks (bagian otak yang tepat terhindar dari bahaya kecanduan baru, yaitu
berada di belakang dahi). Sedangkan pornografi. (Wahyuningsih, 2012)
kecanduan narkoba menyebabkan kerusakan Kesenangan mengakses pornografi
pada tiga bagian otak. Kerusakan bagian yang dengan mudahnya dilakukan olah remaja
otak ini akan membuat prestasi membuat mereka menjadi ketagihan. Selain
akademik menurun, orang tidak bisa rasa penasaran dan ingin tahu remaja
membuat perencanaan, mengendalikan merasakan suatu sensasi saat mengakses
hawa nafsu dan emosi, mengambil pornografi. Hingga akhirnya menjadi menu
keputusan dan berbagai peran eksekutif wajib yang harus mereka lihat setiap hari.
otak sebagai pengendali impuls-impuls. Tanpa disadari bila dalam sehari saja tidak
Bagian inilah yang membedakan manusia melihat content porno di smartphone, remaja
dengan binatang. Pada pecandu merasakan ada yang kurang dan berusaha
pornografi, Dr Mark menjelaskan, otak untuk melihatnya. Yang tadinya sehari sekali
akan merangsang produksi dopamin dan meningkat sampai akhirnya menjadi satu jam
endorfin, yaitu suatu bahan kimia otak sekali. Dan tanpa disadari telah menjadi adict
yang membuat rasa senang dan merasa atau kecanduan. Mengapa hal itu bisa terjadi ?
lebih baik. Dalam kondisi normal, zat-zat bebrapa penelitian mengungkapkan hal
ini akan sangat bermanfaat untuk membuat sebagai berikut : Selama ini remaja umumnya
orang sehat dan menjalankan hidup dengan telah menempatkan media massa sebagai
lebih baik. Namun dengan sumber informasi seksual yang lebih penting
pornografi, otak akan mengalami dibandingkan orang tua dan teman sebaya,
hyper timulating (rangsangan yang karena media massa memberikan gambaran
berlebihan), sehingga otak akan bekerja yang lebih baik mengenai keinginan dan
dengan sangat ekstrem kemudian mengecil kebutuhan seksualitas remaja (Brown,
dan rusak. "Pada dasarnya orang 2003 dalam Wibowo, 2004).
yang kecanduan pornografi merasakan hal Tayangan media massa yang
yang sama dengan pecandu narkoba, menonjolkan aspek pornografi diyakini sangat
yaitu ingin terus memproduksi dopamin erat hubungannya dengan meningkatnya
dalam otak. Tapi pecandu pornografi bisa berbagai kasus kekerasan seksual yang terjadi
memenuhi 'kebutuhan' barunya itu dengan pada remaja (Cerita Remaja Indonesia, 2001).
lebih mudah, kapan pun dimanapun, Rangsangan kuat dari luar seperti film–film
bahkan melalui handphone. Akhirnya, ini seks (blue film), sinetron, buku–buku bacaan
akan lebih sulit dideteksi dan diobati dan majalah– majalah bergambar seksi,
ketimbang adiksi narkoba," jelas Dr Mark godaan dan rangsangan dari kaum pria, serta
yang juga Kepala Edukasi & Training Officer pengamatan secara langsung terhadap
for Candeo, perusahaan riset, teknologi perbuatan seksual tidak hanya mengakibatkan
dan pelatihan untuk penyembuhan adiksi memuncaknya atau semakin panasnya reaksi–
secara online yang berpusat di Amerika reaksi seksual tetapi juga mengakibatkan
Serikat. Dr Mark mengatakan porngrafi kematangan seksual yang lebih cepat pada diri
merupakan adiksi baru yang tidak tampak anak (Kartono, 2003).
pada mata, tidak terdengar oleh telinga, Di Indonesia, pornografi telah menjadi
namun menimbulkan kerusakan otak yang hal yang sangat umum karena sangat
permanen bahkan melebihi kecanduan mudah diakses oleh setiap kalangan usia.
narkoba. Oleh karena itu, diperlukan Aliansi Selamatkan Anak (ASA) Indonesia
suatu pembinaan dan pengawasan dari semua (2006) menyatakan bahwa Indonesia selain
kalangan, khususnya untuk anak- anak, menjadi negara tanpa aturan yang jelas tentang
remaja dan dewasa muda, agar bisa pornografi, juga mencatat rekor sebagai negara
58
Motiva : Jurnal Psikologi
2019, Vol 1, No 2, 56-62
kedua setelah Rusia yang paling rentan tujuan yang ingin dicapai kemudian diuji
penetrasi pornografi terhadap anak-anak dan cobakan untuk menguji validitas dan
remaja (BKKBN, 2004). reliabilitas.
Dipilihnya tema kecanduan pornografi Studi lapangan dilakukan dengan cara
pada remaja dalam penelitian ini dan hal ini di mewawancarai dan mengobservasi lingkungan
dahului oleh penelitian-penelitian sekitar subyek penelitian dari sampel yang
sebelumnya. Selain itu penelitian ini ditetapkan. Setelah semua data terkumpul
merupakan satu langkah yang dianggap selanjutnya dilakukan analisis data.Penelitian
perlu menginggat jumlah remaja yang ini akan dilaksanakan di kota Samarinda,
kecanduan pornografi jumlahnya terus terhadap remaja yang terpapar dan kemudian
meningkat setiap tahunnya. Remaja sebagai kecanduan ilustrasi visual berupa video
generasi penerus bangsa oleh karenanya pornografi. Peneliti akan menentukan
penelitian ini sangat perlu untuk dilakukan. tempat penelitian berdasarkan kriteria tersebut.
Tingginya angka pecandu pornografi yang Model Penelitian
dilakukan oleh remaja di Indonesia sudah
sampai dengan taraf yang memprihatinkan.
Banyak Negara-negara maju yang membuat
berbagai kebijakan tentang pelarangan content
berisi situs pornografi maupun kebijakan lain
yang sifatnya melindungi warganegaranya
terhadap situs pornografi. Di Indonesia
campur tangan orang tua, sekolah dan
pemerintah masih sangat rendah. Sehingga
membuka peluang bagi remaja pada Rancangan penelitian penelitian ini
khususnya mudah terjerumus terhadap hal- menggunakan metode penelitian deskriptif
hal negative. Dalam hal ini kecanduan kualitatif. Yaitu penilitian yang bertujuan
pornografi. Agar hal ini tidak terjadi, untuk mengetahui, mendeskripsikan serta
diperlukan kerjasama dari berbagai elemen. menganalisis kecanduan pornografi pada
Dari berbagai kajian literature, kecanduan remaja. Teknik analisa data yaitu tehnik
pornografi ini masih dapat disembuhkan dan analisis data model interaktif yang terdiri dari
dapat diminimalisir. Namun membutuhkan tahapan pengumpulan data dengan metode
kerjasama dari berbagai pihak observsai, wawancara dan jika diperlukan
psikotes kecerdasan atau inteligensi, reduksi
METODE PENELITIAN atau (penyederhanaan) data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan (verifikasi).
Tahapan penelitian dimulai dengan Teknik pengumpulan data, peneliti
studi pendahuluan, yaitu melakukan menggunakan 3 (tiga) teknik asesmen
wawancara awal dengan orangtua, saudara, psikologis yaitu :
kerabat dekat atau guru yang dekat dengan Pertama Teknik Observasi yaitu teknik
subjek penelitian. Tujuan dari studi awal ini pengumpulan data menggunakan teknik
untuk memastikan bahwa tempat penelitian observasi dengan pengamatan langsung dan
dan populasi penelitian sesuai dengan kriteria tidak langsung, untuk transparansi proses
yang diharapkan. Tahap selanjutnya asesmen maka peneliti menggunakan teknik
merancang atau menetapkan prosedur asesmen covert (tertutup) pada subyek dan overt
atau pemeriksaan dengan beberapa metode (terbuka) pada significant others atau orang
psikologis. JIka menggunakan alat ukur, maka terdekat subyek penelitian. Metode pencatatan
alat ukur akan dipersiapkan sesuai dengan
59
Motiva : Jurnal Psikologi
2019, Vol 1, No 2, 56-62
dengan teknik pencatatan event sampling yaitu merapat dan bersentuhan alat kelamin meski
hingga peristiwa yang diharapkan muncul). berbatas pakaian.
Kedua, teknik wawancara yaitu teknik
pengumpulan data wawancara adaah teknik DISKUSI
yang saling melengkapai terhadp teknik
Partisipan dalam penelitian ini seluruhnya
observasi. Teknk wawancara adalah teknik
adalah remaja yang dikategorikan sebagai
wawancara mendalam (In Deep Interview)
pecandu video porno berdasarkan hasil
pada asample penelitian atau disebut
wawancara dan observasi sebelumnya.
Autoanamesa dan wawancara dengan teknik
Melibatkan dua orang remaja, yang terjaring
mendalam juga dilakukan pada significant
dari beebrapa remaja dengan beberapa
other (orang terdekat) atau yang disebut
pertimbangan dan kriteria yang didtetapkan.
dengan Alloanamesa dengan teknik
Hasil penelitian sebelumnya belum
wawancara psikologis dan teknik wawancara
ditemukan terkait efektifitas pornografi
kognitif.
merusak sisi psiklogi manusia, hal ini dapat
Ketiga, teknik Psikotes yaitu teknik
terjadi dikarenakan hal ini masih tergolong
pelengkap untuk melengkapi data awal yaitu
baru. Hal ini juga serupa dengan yang terjadi
obsevasi dan wawancara, maka psikotes atau
pada perantara lanjutan dari kemudahan akses
tes psikologis yang bertujuan untuk
videoporno yaitu internet. Kajian-kajian
mengetahui karakter dan kepribadian sample
klinis baru berupaya untuk memahami
penelitian, dan juga untuk mengetahui taraf
diagnosis, factor-faktr riiko psikososia,
kecerdasan sample penelitian. Psikotes yang
pengelolaan gejala, dan penanaganan
diberikan adalah berupa tes kepribadian
gangguan baru. Kecanduan intrenet telah
dengan jenik tes yaitu Proyektif berupa tes
diidentifikasi debagai masalah tidak hanya di
Wartegg, BAUM, DAP HTP) dan non
a\Amerika Serikat, tetapi juga di Negara-
proyektif yaitu MMPI 2, tes kecerdasan
negara ceperti China, Korea Selatan, dan
(WISC) dan konseling pribadi.
Taiwan dan intervensi pemerintah semakin
HASIL ditingkatkan untuk memerangi kecanduan
internet yang telah menajdi masalah
Setelah melakukan penelitian dengan kesehatan public serius.
metode wawancara, observasi dan psikotes Masalah kecanduan internet realtif masih
pilihan, maka didapatkan data sebagai baru, dan meskipun penelitian telah
berikut: mendolumentasikan hal-hal yang menajdi
Kedua remaja yang ditenggarai maslah perawatan kesehatan yang semakin
sebagai pecandu videoporno mengaku berkembang, pemahaman ilmiah tentang
bahwa diri mereka menyenangi aktifitas masalah ini sedang berevolusi.
menonoton karena hal tersebut karena Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
memancing rasa penasaran dan menimbulkan efek kecanduan merugikan pecandu baik dari
sensasi yang menyenangkan. Melihat sisi kognitif, afektif dan social serta aspek
tontonan tersebut membuat rasa ingin psikologis lannya.
melakukan meski hal tersebut belum pernah Dilihat dari sisi biologis yaitu produksi
terjadi. perilaku yang ditimbulkan akibat hormon dopamine yang berfungsi utama
tontonan tersebut adalah diakui oleh subjek dalam kerusakan otak yang dihasilkan dari
penelitian FT yaitu perilaku atau aktiftas kecanduan porno adalah dengan cara sebgai
pacaran yang diwarnai dengan pelukan, berikut :
berciuman sederhana (pipi) hingga Dalam otak manusia terbagi menjadi
berciuman dengan teknik “French kiss” dan beberapa bagian, salah satunya adalah Pre-
tangan yang saling meraba dan tubuh saling Frontal Cortex. Bagian otak ini terletak
60
Motiva : Jurnal Psikologi
2019, Vol 1, No 2, 56-62
dibagian depan otak manusia atau didaerah memiliki kepribadian : tenang, mampu
kening keatas. Bagian otak ini ahanya menyelesaikan masalah dengan maksimal dan
dimiliki oleh manusia, tidak pada makhluk efektif, pengendalian emosi yang sebelumnya
hidup lain. sangat baik bisa menjadi rusak dan tidak
Prefrontal Cortex area merupakan terkontrol.
bagian terdepan dari lobus frontal, lobus Hal ini yang terjadi pada 2 (dua) subjek
korteks terbesar yang berisi lima bidang utama penelitian dalam penelitian ini, terbukti bahwa
untuk fungsi neuropsikiatri (planning, kemmapuan mengahapal, konsentrasi dan
organizing, problem solving, selective sosial kedua subjek remaja mengalami
attention, personality) dan fungsi motorik dan penuruanna ini berdasarkan hasil observasi
memediasi fungsi intelektual yang lebih tinggi dan wawancara kepada significant others yaitu
(higher cognitive functions) yakni termasuk kedua orangtua dari masing-masing subjek.
emosi dan perilaku. Fungsi eksekutif juga Ditambah dengan pengakuan dari kedua
dilakukan oleh daerah Prefrontal Cortex, yaitu subjek sendiri dengan landasan prestasi
berhubungan dengan kemampuan untuk akademik dan non akademik serta lingkungan
membedakan antara pikiran yang saling sosial yang dialami.
bertentangan, menentukan baik dan buruk,
lebih baik dan terbaik, yang sama dan berbeda, KESIMPULAN
konsekuensi masa depan dari kegiatan saat ini,
bekerja menuju tujuan yang ditetapkan, Berdasarkan rangkaian proses assesmen,
prediksi hasil, harapan berdasarkan tindakan, pembahasan hasil dan pendalaman teori yang
dan control social (kemampuan untuk telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
menekan dan mendesak bahwa, jika bahwa kecanduan pornografi pada remaja
tidakditekan, dapat menyebabkan hasil tidak memberikan sumbangan besar untuk
dapat diterima secara sosial). Prefrontal cortex menghancurkan masa depan mereka.
pada manusia mengurus, mengintergrasikan, Sasaran utama adalah kemampuan kognitif
memformulasikan, memilih, memonitor, yang kemudian akan mempengaruhi prosos
memodifikasi, dan menilai semua kegiatan berfikir (thinking), mengingat (memori) dan
sistem syaraf yang ada (Stuff and Benson. memanggil kembali (recall) rekaman data yang
1987). disimpan diotak. Proses kognitif tersebut akan
Yang dapat merusak sistem kerja PFC terhambat dan memberikan output berupa
adalah ada dua hal yaitu, pertama benturan kelambatan dalam berfikir dan memproses
kuat di kepala bagian depan dan kedua zat informasi serta sulit untuk berkonsentrasi.
kimiawi. Dalam kasus kali ini, zat kimiawi Kemampuan afeksi atau perasa
berperan dalam merusak PFC yang didapatkan terkena dampak jika perilaku menonton
dari pertama narkotika, kedua Psikotropika, pornografi tersebut dilakukan, yaitu
ketiga Zat adiktif/NAPZA dan Pornografi memancing hormone dopamine yang
(Risman, 2016). Cara kerja pornografi dalam menghasilkan sensasi rasa nyaman dan tenang.
merusak PFC yaitu berasal dari hormone Sensasi yang ditinggalkan ini memberikan efek
dopamine yang membanjiri PFC sehingga ketagihan untuk mendapatkan sensasi nyaman
kemampuan dasar PFC yaitu perencanaan tersebut, maka munculah perilaku ketagihan
masa depan, memahami, mengendalikan diri, untuk menonton video porno baik melalui
berfikir kreatif,dan ini adalah bagian dari video singkat atau yang berdurasi lama dan
kepribadian manusia menjadi tidak dapat eksklusif. Untuk kemampuan motoric dan
bekerja maksimal sehingga menjadi tumpul social serta afektif perlu dikaji lebih dalam dan
dan secara berkala kepribadian seseorang dilakukan peneitian mendasar a tau studi kasus
berubah. Seseorang yang sebelumnya
61
Motiva : Jurnal Psikologi
2019, Vol 1, No 2, 56-62
62