NAMA KELOMPOK :
1. LISA TANIA
2. RAFIKA SARI ANGKAT
3. RISTRA NURMALINA SITEPU
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Retensio Plasenta” ini dapat terselesaikan dengan baik meski pun
banyak kendala dan hambatan yang dihadapi pada saat penulisan makalah ini.
Sungguh merupakan suatu kebanggaan dari penulis apabila makalah ini
dapat terpakai sesuai fungsinya, dan pembaca dapat mengerti dengan jelas apa
yang dibahas di dalamnya.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa makalah ini banyak memiliki kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
masukkan berupa saran dan kritik yang tentunya positif sifatnya membangun
untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Tujuan............................................................................................ 2
1.2.1. Tujuan Umum....................................................................... 2
1.3. Manfaat.......................................................................................... 3
1.3.1. Bagi Klinik........................................................................... 3
1.3.2. Bagi Klien............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 4
2.1. Pengertian Retensio Plasenta......................................................... 4
2.2. Tahap Persalinan............................................................................ 5
2.3. Jenis-Jenis Retensio Plasenta......................................................... 7
2.4. Penyebab Retensio Plasenta.......................................................... 8
2.5. Fisiologi Plasenta........................................................................... 9
2.6. Patofisiologi................................................................................... 10
2.7. Fisiologi Pelepasan Plasenta.......................................................... 10
2.8. Penyebab Retensio Plasenta........................................................... 11
2.9. Tertinggalnya Sebagian Plasenta................................................... 11
2.10. Tanda dan Gejala........................................................................... 12
2.11. Penanganan Retensio Plasenta....................................................... 14
2.12. Penatalaksanaan Retensio Plasenta................................................ 14
2.13. Upaya Preventif Retensio Plasenta Oleh Bidan............................. 15
2.14. Komplikasi Retensio Plasenta....................................................... 16
2.15. Pencegahan Retensio Plasenta....................................................... 16
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 32
3.1. Kesimpulan.................................................................................... 32
3.2. Saran.............................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 34
BAB I
PENDAHULUAN
Akan tetapi tidak semua persalinan berjalan normal. Salah satunya adalah
bayi. Salah satu faktornya yang menyebabkan retensio plasenta adalah paritas.
lebih dari 500cc yang terjadi setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari 1000
perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama dan biasanya disebabkan oleh
atonia uteri, robekan jalan lahir, sisa sebagian plasenta dan gangguan
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Makin tinggi angka
kematian ibu dan angka kematian bayi disuatu negara maka dapat dipastikan
bahwa derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan
1
bersalin merupakan kelompok rentan yang memerlukan pelayannan maksimal
(WHO,2015).
Angka Kematian diseluruh dunia 216/100.000 KH dan hampir sekitar 830 wanita
meninggal akibat hal terkait dengan kehamilan dan persalinan, 99% dari seluruh
Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 305/100.000 kelahiran hidup dan
menurunkan angka kematian ibu dan bayi Indonesia sebagaimana target yang
ditetapkan yaitu AKI 70/100.000 KH dan AKB 12/1000 KH pada tahun 2030
(Kemenkes,2017)
AKI di Sumatera Utara 2014 sebesar 328/100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui asuhan yang diberikan pada ibu Ny.S G3P2A0 dengan
2
1.3. Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
bersalin. Retensio Plasenta pada ibu bersalin dapat dipengaruhi oleh usia dan
paritas. Usia yang dapat beresiko mengalami retensio plasenta adalah kurang
dan Nitabuch layer, disebut sebagai plasenta inkreta bila plasenta sampai
berulang, umur dan multiparitas. Bila sebagian kecil plasenta masih tertinggal
postpartum primer atau sekunder. Proses kala III didahului dengan tahap
Duncan) atau plasenta sudah sebagian lepas tetapi tidak keluar pervaginam
(Prawirohardjo, 2016).
4
(Mochtar, 2017, 206).
karena his kurang kuat (penyebab terpenting), dan plasenta sukar terlepas karena
anularis), dan ukurannya (plasenta yang sangat kecil). plasenta yang sukar
297).
a. Fase laten
5
d. Terjadi penurunan bagian terbawah janin
kurva friedman :
menjadi 4 cm
a) His terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali
b) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris
d) Anus membuka
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
6
jam - 1 jam
Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta). Setelah bayi lahir
kontraksi rahim berhenti sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri
setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya.
Beberapa saat kemudian timbul his pengeluaran dan pelepasan uri, dalam
waktu 1-5 menit plasenta terlepas terdorong kedalam vagina dan akan lahir
spontan atau dengan sedikit dorongan (brand androw, seluruh proses biasanya
Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari vagina, tapi tidak banyak
yang berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat
terlepasnya plasenta.
fisiologis.
7
3. Plasenta Akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
dinding uterus.
1. Sebab Fungsional
belum keluar karena atonia uteri dan akan menyebabkan perdarahan yang
rahim (ostium uteri) akibat kesalahan penanganan kala III, yang akan
(plasenta yang sangat kecil). Plasenta yang sukar karena penyebab ini
Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena melekat dan tumbuh
8
a. Plasenta akreta : vilikorialis berimplantasi menembus desidua bealis
dan nitabuch layer. Pada jenis ini plasenta melekat langsung pada
miometrium.
yang parsialis, yaitu jika hanya beberapa bagian dari permukaannya lebih
kehamilan akibat deposisi kalsium pada plasenta. Klasifikasi pada plasenta terlihat
dan ketebalannya tidak lebih dari 2-3 cm, menjelang kehamilan aterm plasenta
4-5 cm. Ketebalan plasenta yang normal jaran melebihi 4 cm, plasenta yang
melitus, ibu anemia (HB < 8 gr%), hidrofetalis, tumor plasenta, kelainan
9
kromosom, infeksi (sifilis, CMV) dan perdarahan plasenta. Plasenta yang menipis
dapat dijumpai pada pre eklampia, pertumbuhan jani terhambat (PJT), infark
plasenta, dan kelainan kromosom. Belum ada batasan yang jelas mengenai
2.6. Patofisiologi
Segera setelah anak lahir, uterus berhenti kontraksi namun secara perlahan
tetapi progresif uterus mengecil, yang disebut retraksi, pada masa retraksi itu
serabut otot-otot polos rahim terjepit oleh serabut otot rahim itu sendiri. Bila
serabut ketuban belum terlepas, plasenta belum terlepas seluruhnya dan bekuan
darah dalam rongga rahim bisa menghalangi proses retraksi yang normal dan
sehingga mempertebal dinding uterus dan mengurangi ukuran area plasenta. Area
plasenta menjadi lebih kecil, sehingga plsenta mulai melepaskan diri dari dinding
uterus dan tidak dapat berkontraksi atau berinteraksi pada area pemisahan bekuan
kontraksi uterus berikutnya akan melepaskan keseluruhan plasenta dari uterus dan
10
,mendorongnya keluar vagina disertai dengan pengeluaran selaput ketuban dan
terpenting), dan plasenta sukar terlepas karena tempatnya (insersi disudut tuba),
yang sangat kecil). Plasenta yang sukar lepas karena penyebab di atas disebut
plasenta adhesive.
Separasi/akreta Plasenta
Gejala Plasenta akreta
parsial inkarserata
Konsistensi Kenyal Keras Cukup
uterus
Tinggi fundus Sepusat 2 jari bawah pusat Sepusat
Bentuk fundus Diskoid Agak globuler Diskoid
Perdarahan Sedang-banyak Sedang Sedikit/tidak ada
Tali pusat Terjulur sebagian Terjulur Tidak terjulur
Ostium uteri Terbuka Konstriksi Terbuka
Separasi Lepas sebagian Sudah lepas Melekat
plasenta seluruhnya
Syok Sering Jarang Jarang sekali
Sewaktu suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka
uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan
perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan
11
dengan sisa plasenta. Penemuan secara dini hanya di mungkinkan dengan
sebagian besar pasien akan kembali lagi ketempat bersalin dengan keluhan
perdarahan pasca persalinan lanjut, sebagian besar pasien akan kembali lagi
3. Lakukan eksplorasi digital (bidan boleh melakukan) (bila serviks terbuka) dan
mengeluarkan bekuan darah atau jaringan. Bila serviks hanya dapat dilalui
oleh instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan dilatasi dan kuretase
4. Bila kadar HB < 8 g/dL berikan transfusi darah. Bila kadar HB > 8 g/dL,
berkian sulfas ferosus 600 mg/hari selama 10 hari (sesuai petunjuk dokter
kandungan).
12
Gejala yang selalu ada adalah plasenta belum lahir dalam 30 menit,
perdarahan segera, kontraksi uterus baik. Gejala yang kadang-kadang timbul yaitu
tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan
lanjutan. Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta), gejala yang selalu ada yaitu
plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap dan
menentukan sikap pada saat bidan akan mengambil keputusan untuk melakukan
manual plasenta, karena retensio bisa disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
1. Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta
dinding uterus. Pada plasenta akreta vilii chorialis menanamkan diri lebih
dalam kedalam dinding rahim daripada biasa adalah sampai kebatas atas
lapisan otot rahim. Plasenta akreta ada yang kompleta, yaitu jika seluruh
permukannya melekat dengan erat pada dinding rahim. Plasenta akreta yang
parsialis, yaitu jika hanya beberapa bagian dari permukaannya lebih erat
berhubungan dengan dinding rahim dari biasa. Plasenta akreta yang kompleta,
inkreta, dan precreta jarang terjadi. Penyebab plasenta akreta adalah kelainan
13
3. Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai /
yang di ambil.
2. Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan. Bila ekspulsi
dan perdarahan.
g supositoria/oral).
neurogenik.
14
2.12. Penatalaksanaan Retensio Plasenta
yaitu :
1. Sikap umum bidan melakukan pengkajian data secara subyekitf dan obyektif
antara lain : keadaan umum penderita, apakah ibu anemis, bagaimana jumlah
3) Memberikan transfusi
pengaruhnarkosa.
15
2.13. Upaya Preventif Retensio Plasenta Oleh Bidan
plasenta karenamassage yang tidak tepat waktu dapat mengacaukan kontraksi otot
1. Perforasi uterus
2. Infeksi
3. Inversion uteri
4. Syok (hipovolemik)
5. Perdarahan postpartum
6. Subinvolution
7. Histerktomi.
16
setelah bayi lahir dan melakukan penegangan tali pusat terkendali. Usaha
ini disebut juga penatalaksanaan aktif kala III. Manajemen aktif kala III:
1. Menyuntikkan oksitosin
a. Pastikan tidak ada bayi lain di dalam uterus b. Beritahu ibu bahwa ia
akan di suntik
unit IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar. Jika oksitosin tidak
b. Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu tepat di atas simpisis
pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus pada saat
kuat, tegangkan tali pusat dengan satu tangan yang lain menekan
terkendali.
17
tekanan dorso cranial hingga tali pusat makin menjulur dan korpus
uteri bergerak ke atas yang menandakan plasenta telah lepas dan dapat di
lahirkan.
Jika plasenta belum lahir dalam 15 menit, berikan 10 unit oksitosin dosis
18
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS PASIEN
Tanggal: 12 juni 2021 Pukul: 07.00 WIB
19
Tgl : 12 juni 2021 Pukul: 07.00 WIB
1. Alasan utama pada waktu masuk
Ibu mengatakan telah melahirkan anak ketiga pada tanggal 12 juni 2021
pukul 12.30 wib dan ibu mengatakan merasa cemas karena ari- arinya belum
dapat lahir, ibu juga merasa lemah dan pusing.
2. Tanda-tanda persalinan
Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng sejak tanggal: 11 juni 2021 pukul
24.00 WIB. Frekuensi 2x setiap 10 menit, lamanya 20 detik, kekuatan lemah,
lokasi nyeri perut bagian bawah menjalar ke pinggang.
3. Riwayat Menstruasi Ibu mengatakan,
a) Menarche : + 13 tahun
b) Siklus : 28-30 hari
c) Banyaknya : 2-3x ganti pembalut perhari
d) Teratur/tidak : Teratur
e) Lamanya : 6-7 hari
f) Sifat darah : Encer, warna merah
g) Dismenorhoe : Tidak ada nyeri
4. Riwayat Perkawinan
a) Status perkawinan : Ibu mengatakan perkawinannya sah dan
menikah 1 kali
b) Kawin I : Ibu mengatakan menikah umur 20 tahun dengan suami
umur 25 tahun, Lamanya: 17 tahun, anak : 3 orang.
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
20
b) HPL : Ibu mengatakan tanggal 12 Juni 2021
c) Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan mual dan muntah
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluahan
Trimester III: Ibu mengatakan pegal-pegal
d) ANC
Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya 6 kali diklinik secara
teratur :
Trimester I : (1 kali), uk : 10 minggu
Trimester II : (2 kali), uk : 16 Minggu 2 hari dan 20 minggu
4 hari
Trimester III : (3 kali), uk : 29 minggu, 31 Minggu 1 hari, 35
Minggu 5 hari
e) Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang gizi ibu
hamil dan senam hamil.
f) Imunisasi TT
Ibu mengatakan 2 kali, Trimester I : uk : 16 minggu 2 hari
Trimester II: uk : 20 minggu 4 hari
7. Riwayat Keluarga Berencana :
Ibu mengatakan hanya menggunakan KB pil saja semenjak kelahiran
anak pertama selama + 12 tahun dan tidak ada keluhan.
8. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak sedang sakit seperti flu, batuk,
demam ataupun diare.
b) Riwayat Penyakit sistemik
(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah
merasakan nyeri pada dada sebelah kiri
(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan
sakit pada pinggang sebelah kiri
21
maupun kanan
(3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan sesak
nafas
(4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk > 2
Minggu
(5) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit kuning dan pada mata,kuku,kulit
tidak pernah terlihat kuning
22
mengatakan makan terakhir sebanyak 1 porsi
jenis nasi, lauk, sayur, dan minum terakhir
sebanyak 1 gelas teh manis
b) Personal hygiene : Selama hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali/
hari, gosok gigi 2 kali
c) Pola Eliminasi :
1) BAB terakhir pukul : Ibu mengatakan tanggal 11 juni
2021 pukul 22.00 wib warna kuning
kecoklatan, lembek, bau khas feses
2) BAK terakhir pukul : Ibu mengatakan tanggal 12 juni
2021 pukul 05.00 wib warna kuning
jernih, bau khas urine
d) Aktifitas Sebelum hamil
: Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah
sendiri
Sesudah hamil
: Ibu mengatakan pekerjaan rumah dibantu
suami dan anaknya
e) Istirahat Sebelum hamil
: Ibu mengatakan tidur siang + 2 jam dan tidur
malam 7 – 8 jam
Selama hamil
: Ibu mengatakan tidur siang + 2 jam dan tidur
malam 7 – 8 jam
Tidur terakhir
: Ibu mengatakan tidak bisa tidur sejak tanggal
11 juni 2021 22.30 wib
f) Psikososial Budaya :
(1) Perasaan menghadapi persalinan ini :
Ibu mengatakan senang dengan kehamilan ini
(2) Kehamilan ini direncanakan / tidak :
23
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan
(3) Jenis kelamin yang diharapkan :
Ibu mengatakan laki-laki atau perempuan sama saja
(4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :
Ibu mengatakan keluarganya mendukung
(5) Keluarga lain yang tinggal serumah :
Ibu mengatakan hanya tinggal bersama suami dan anak-anak
(6) Pantangan makanan :
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun
(7) Kebiasaan adat-istiadat dalam kehamilan :
Ibu mengatakan ada acara pengajian pada usia kehamilan 7
bulan
g) Penggunaan obat-obatan, jamu / rokok :
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selain
dari bidan, tidak minum jamu, tidak merokok tetapi suami merokok
c. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1. Status Generalis
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD : 120/70 mmHg , S: 36,6 0c
N : 82 x/ menit .
R : 20 x/ menit
d. TB : 150 cm
e. BB Sebelum hamil : 46 kg
f. BB Sekarang : 57 kg
g. LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala dan Muka
1) Rambut : hitam, bersih, tidak mudah rontok, tidak
ada benjolan
2) Muka : simetris pucat, tidak oedema, tidak ada
24
cloasma gravidarum
3) Mata :
a) Oedema : tidak ada
b) Conjungtiva : merah muda
c) Sklera : putih
4) Hidung : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada
secret
5) Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada
serumen
6) Mulut / gigi / gusi : Tidak stomatitis / tidak caries / tidak
berdarah
b. Leher
1) Kelenjar gondok thyroid : tidak ada pembesaran
2) Tumor : tidak ada benjolan
3) Pembesaran Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran
c. Dada dan Axilla
1) Dada : simetris
2) Mammae
a) Membesar : Normal
b) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada
c) Tumor : Tidak ada benjolan
d) Simetris : Simetris kanan kiri
e) Areola : Hiperpigmentasi
f) Putting susu : Menonjol
g) Kolostrum : Sudah keluar kanan kiri
3) Axilla
a) Benjolan : tidak ada
b) Nyeri : tidak ada
4) Ekstremitas
a) Varices : tidak ada
b) Oedema : tidak ada
25
c) Reflek patella : tidak dilakukan
d) Betis merah/ lembek/ keras : normal
e) Kuku : bersih, warna merah muda
3. Pemeriksaan Khusus Obstetri (Status Lokalis)
a. Abdomen
1) Inspeksi
a) Membesar : normal
b) Pelebaran vena : memanjang
c) Striae albican/livide : linea nigra
d) Linea nigra/alba : striae albicam
e) Kelainan lain : tidak ada
2) Palpasi
a) Pergerakan janin : tidak ada
b) Kontraksi : keras
c) TFU : setinggi pusat
d) Kandung kemih : penuh
3) Auskultasi : tidak ada
b. Pemeriksaan Panggul
1) Kesan Panggul : tidak dilakukan
2) Distantia Spinarum : tidak dilakukan
3) Distantia Kristarum : tidak dilakukan
4) Conjungtiva eksterna : tidak dilakukan
5) Lingkar panggul : tidak dilakukan
c. Anogenital
1) Vulva vagina
a) Varices : tidak ada
b) Luka : tidak ada
c) Kemerahan : tidak ada
d) Nyeri : tidak ada
e) Pengeluaran pervaginam : + 200 cc
f) Vulva : Tali pusat terjulur
26
keluar + 30 cm
2) Perineum
a) Bekas Luka : Laserasi derajat II
b) Lain-lain : tidak ada
3) Anus
a) Haemoroid : tidak ada
b) Lain-lain : tidak ada
4) Inspekulo
a) Vagina : tidak dilakukan
b) Portio : tidak dilakukan
5) Vaginal Toucher
a) Pembukaan : tidak dilakukan
b) Ketuban : tidak dilakukan
c) Presentasi : tidak dilakukan
d) Posisi : tidak dilakukan
e) Penurunan : tidak dilakukan
f) Kesan panggul : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan Laboratorium : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan Penunjang lain : tidak dilakukan
5. Pemberian injeksi
a. Injeksi pertama setelah bayi lahir pukul 12..30 wib
b. Injeksi kedua 15 menit setelah injeksi pertama pukul 12.45 wib
27
DS : 1. Ibu mengatakan bernama Ny. S dan berumur 37 tahun
2. Ibu mengatakan telah melahirkan anak ketiga tanggal 12 juni 2021 pukul
12.30 wib dan tidak pernah keguguran
3. Ibu mengatakan ari-arinya belum dapat keluar
4. Ibu mengatakan merasa cemas karena ari-arinya belum lahir sampai saat
ini
5. Ibu mengatakan merasa Lemah dan pusing
IV. ANTISIPASI
Pasang infus drip oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS
V. RENCANA TINDAKAN
28
Tanggal : 12 juni 2021 Pukul : 13.05 wib
1. Kosongkan kandung kandung kemih dengan kateterisasi
2. Beritahu ibu tentang keadaannya saat ini
3. Beritahu ibu dan keluarga tindakan yang akan dilakukan
4. Lakukan inform consent dengan suami pasien atau persetujuan ibu
5. Memasang infus RL
6. Lakukan manual plasenta
7. Pemeriksaan keadaan umum ibu, TTV, kontraksi , TFU,
perdarahan dan laserasi
VI. PENATALAKSANAAN
Tanggal :12 juni 2021 Pukul : 13.05 wib
1) Pukul 13.05 wib Mengosongkan kandung kemih dengan menggunakan
kateter nelaton
2) Pukul 13.10 wib Memberitahu ibu tentang keadaannya saat ini bahwa ari-
ari ibu belum dapat lahir setelah 30 menit lebih bayi lahir dan harus segera
dilakukan dengan tindakan agar tidak terjadi perdarahaan
3) Pukul 13.15 wib Memberi tahu ibu dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan yaitu dengan cara memasukan tangan kedalam rahim ibu
untuk melahirkan ari-ari agar tidak terjadi perdarahan dan infeksi
4) Pukul 13.15 wib Informed consent dengan suami pasien atas persetujuan
ibu
5) Pukul 13.20 wib Memasang infus RL 40 tpm drip oksitosin 20 unit dalam
500 cc untuk rmengatasi syok hipovolemia dengan memberikan asupan
minum pada ibu
6) Pukul 13.25 wib Melakukan manual plasenta
a) Menjepit tali pusat dengan kelm 5-10 cm dari vulva, menegangkan
dengan satu tangan sejajar lantai
b) Memasukan tangan kanan secara obstetrik (punggung tangan
menghadap kebawah ) kedalam vagina dengan menelusuri sisi bawah
tali pusat
c) Memindahkan tangan kiri untuk menahan fundus uteri
29
d) Memasukkan tangan kanan hingga ke kavum uteri hingga mencapai
tempat implantasi plasenta sambil menahan fundus uteri
e) Membentangkan tangan obstetri menjadi datar ( ibu jari merapat kejari
telunjuk dan jari-jari lainnya merapat )
f) Menentukan tempat implantasi plasenta, mencari sisi yang sudah
terlepas dengan menyisipkan ujung-ujung jari tangan diantara plasenta
dan dinding uterus.
g) Memperluas perlepasan plasenta dengan jalan menggeser dari kanan ke
kiri hingga seluruh plasenta terlepas dari dinding uterus dengan
menggunakan sisi ulna
h) Melakukan eksporasi untuk menilai tidak ada plasenta yang tertinggal
i) Memindahkan tangan kiri ke supra simpisis untuk menahan segmen
bawah uterus ( dorsokranial ) sambil tangan kanan membawa plasenta
keluar
j) Melakukan massase uterus secara sirkuler selams 15 detik
k) Mengecek kelengkapan plasenta kemudian menaruh plasenta pada
tempatnya
7) Pukul 14.20 wib Melakukan pemeriksaan keadaan umum ibu, TTV,
kontraksi, TFU, perdarahaan
VII. EVALUASI
Tanggal : 12 juni 2021 Pukul : 14 .50 wib
1) Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya sehingga sedikit merasa tenang
dan ibu serta keluarga telah setuju dengan tindakan yang akan dilakukan
dengan menandatangani lembar inform consent yang diwakili oleh suami
2) Telah terpasang infus RL 40 tpm drip oksitosin 20 unit dalam 500 cc pada
tangan kiri ibu
3) Pukul 13.25 wib plasenta lahir lengkap secara manual, berbentuk
cakram, berat + 500 gram, kotiledon lengkap, selaput ketuban
utuh, insersi tali pusat sentralis, panjang tali pusat + 45 cm,
4) Hasil pemeriksaan pasca tindakan
30
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/70mmHg
S : 37 0c
N : 82 x/ menit
R : 24 x/ menit
31
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
setengah jam. Keadaan ini dapat diikuti perdarahan yang banyak, artinya hanya
melahirkan di Indonesia.
3.2. Saran
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran dari
pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah yang penulis susunan ini
1. Bagi Klinik
32
Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan kepada ibu klinik dan pegawai
2. Bagi Klien
3. Bagi Penulis
33
DAFTAR PUSTAKA
34
PARTOGRAF
35
36
DOKU
37
MENTASI
38