Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 4 No.

02, Juli 2018 pISSN 2477-3441


eISSN 2477-345X

KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK


DI KABUPATEN KARAWANG

2
Ermaya Sari Bayu Ningsih1, Sri Hennyati
1 2
Univesitas Respati Indonesia, STIKes Dharma Husada Bandung
1
Jln. Bambu Apus 1 No.3 Cipayung Jakarta Kode Pos 13890
2
Jln Terusan Jakarta no. 75 Antapani Bandung Kode Pos 40291

ABSTRAK

Perilaku kekerasan seksual kepada (child sexual abuse)merupakan indikasi adanya gangguan pada kesehatan mental
seseorang.Data P2TP2A dan LK3 menilai kasus kekerasan seksual pada anak masih tinggi di Kabupaten Karawang, data
dari POLRES Karawang pada tahun 2014 -2015 sebanyak 83 kasus dengan kriteria kekerasan dalam berpacaran 56 kasus,
cabul/molestasi 27 kasus. Tujuan penelitian yaitu mengkaji fenomena sosial berupa kekerasan seksual pada anak di
Kabupaten Karawang dengan menggali informasi tentang perilaku seks menyimpang dan mengkaji langkah antisipasi dan
alternatif solusi untuk mengatasi kekerasan seksual pada anak.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yaitu studi fenomenologi yang mempelajari segala sesuatu terkait
kejadian kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Karawang, pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi,
studi dokumentasi dan FGD. Subjek penelitian berjumlah 21 orang dengan kriteria informan kunci, informan utama,
informan triangulasi/ tambahan, analisis data mnggunakan analisis isi atau content analysis.
Kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Karawang di picu oleh adanya disorientasi seksual pada orang dewasa,
kurangnya pengawasan orangtua terhadap anak, tidak terkontrolnya sumber informasi dan faktor sosial budaya yang masih
tabu dengan pendidikan seks usia dini. Diharapkan meningkatkan peran serta kepolisian, P2TP2A, BKBPP, Dinas Sosial/
LK3, dan pemangku kepentingan/ stakeholder.

Kata Kunci : Kekerasan Seksual, Anak, Kabupaten Karawang

ABSTRACT

Behavior of sexual violence to children (Child Sexual Abuse) is indication of any disturbance on mental health of someone.
Data P2TP2A and LK3 assessed of sexual violence case on children were still high in Karawang City, data from the police
station of Karawang city in 2014 -2015 were as many as 83 cases with the criteria for violence in the dating scene 56 cases,
obscene/molestasi were 27 cases. Research purposes are looking at the social phenomena in the form of sexual violence on
children in Karawang City with obtain information about abuse in sexual behavior, review of anticipatory measures and
alternative solutions to overcome sexual violence on children.
The study was done with a qualitative approach, it is phenomenology namely the study who studies all relevant scene of
sexual violence on children in Karawang City, data collecting were done with interview observation, study documentation
and FGD. The subjects of study were 21 respondents with the criteria of key informants, main informants/triangulation
additional data analysis used the contents or analysis content analysis.
Sexual violence on children in Karawang City, it was triggered by the sexual disorientation in adult people, lack of
supervision parents against children, there is no control sources of information and social and cultural factors that are still
taboo with sex education an early age. It is expected that the increasing the role of the police officers, P2TP2A , BKBPP, the
social department or LK3 and stakeholders.

Keywords : sexual violence, children, Karawang regency

www.jurnal.ibijabar.org 56
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 4 No. 02, Juli 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

PENDAHULUAN terbunuh karakternya. (KPAI, 2014) dampak


yang paling parah, 70% korban kekerasan
Kekerasan seksual terhadap anak seksual rawan menjadi pelaku (Erlinda, 2014).
menurut ECPAT (End Child Prostitution In Dampak yang muncul dari kekerasan seksual
Asia Tourism) Internasional merupakan kemungkinan adalah depresi, fobia, mimpi
hubungan atau interaksi antara seorang anak buruk, curiga terhadap orang lain dalam waktu
dan seorang yang lebih tua atau anak yang yang cukup lama, membatasi diri dengan
lebih banyak nalar atau orang dewasa seperti lingkungan. Bagi korban perkosaan yang
orang asing, saudara sekandung atau orang tua mengalami trauma psikologis yang sangat
dimana anak tersebut dipergunakan sebagai hebat, ada kemungkinan akan merasakan
sebuah objek pemuas bagi kebutuhan seksual dorongan yang kuat untuk bunuh diri 3.
pelaku. Perbuatan ini dilakukan dengan Kekerasan seksual merupakan kejahatan
menggunakan paksaan, ancaman, suap, tipuan yang universal.Kejahatan ini dapat ditemukan
atau tekanan. Kegiatan-kegiatan tidak harus di seluruh dunia, pada tiap tingkatan
melibatkan kontak badan antara pelaku dengan masyarakat, tidak memandang usia maupun
anak tersebut. Bentuk-bentuk kekerasan jenis kelamin. Besarnya insiden yang
seksual sendiri bisa berarti melakukan tindak dilaporkan di setiap Negara berbeda-beda.
perkosaan ataupun pencabulan1. Kekerasan Sebuah penelitian di Amerika Serikat pada
seksual terhadap anak juga dikenal dengan tahun 2006 (National Violence against Women
istilah child sexual abuse. Dalam banyak Survey/NVAWS) melaporkan bahwa 17,6%
kejadian, kasus kekerasan seksual terhadap dari responden wanita dan 3% dari responden
anak sering tidak dilaporkan kepada kepolisi. pria pernah mengalami kekerasan seksual 6.
Kasus tersebut cenderung dirahasiakan, Kebanyakan korban kekerasan seksual
bahkan jarang dibicarakan baik oleh pelaku pada anak berusia sekitar 5-11 tahun. Bagi
maupun korban. Para korban merasa malu pelaku jenis kelamin tidak berpengaruh dalam
karena menganggap hal itu sebagai sebuah aib melakukan kekerasan seksual yang penting
yang harus disembunyikan rapat-rapat atau bagi pelaku hasrat seksual mereka dapat
korban merasa takut akan ancaman pelaku. tersalurkan. Modus pelaku dalam mendekati
Sedangkan si pelaku merasa malu dan takut korban sangatlah bervariasi misalnya
akan di hukum apabila perbuatannya mendekati korban dan mengajak ngobrol,
diketahui. Keengganan pihak keluarga membujuk korban, merayu dan memaksa
melaporkan kasus kekerasan seksual pada korbanya. Serta modus yang lebih canggih
anak yang dialami, bisa jadi merupakan salah yakni pelaku menggunakan jejaring social
satu sebab kasus tersebut terjadi seperti dengan berkenalan dengan korban, mengajak
fenomena gunung es. Karena yang tampak bertemu dan memperkosa ataumelakukan
hanya sebagian kecil saja, sedangkan sebagian kekerasan seksual7. Komisi Perlindungan
besar tidak tampak. Apalagi jika kasus tersebut Anak Indonesia (KPAI) tahun 2010-2014
menyangkut pelaku orang terkenal, tokoh menyebutkan bahwa, sekitar 42%-62% dari
masyarakat, dikenal dengan dekat oleh korban seluruh KtA merupakan kasus kekerasan
atau ada hubungan keluargaantara korban dan seksual dan tempat kejadian terbanyak ada
pelaku2. dirumah dan sekolah, sehingga rumah dan
Hasil penelitian ilmiah menunjukkan sekolah bukan lagi menjadi tempat yang aman
dampak dari kekerasan seksual terhadap anak bagi anak 8. Data KPAI, priode 2011-2014
dapat mengakibatkan kerusakan saraf di mencatat tahun 2014diproyeksi terjadi
bagian cortex dan frontal cortex, apabila sebanyak 1380 kasus kejahatan seksual,
bagian ini rusak maka dampaknya anak akan sedangkan pada tahun 2013 tercatat sebanyak

www.jurnal.ibijabar.org 57
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 4 No. 02, Juli 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

525 kasus, tahun 2012 sebanyak 746 kasus, sebanyak 108 anak di Jawa Barat yang
dan tahun 2011 sebanyak 329 kasus kekerasan menjadi korban kekerasan seksual dan pelaku
seksual pada anak9. kekerasan seksual pada anak biasanya orang
Berdasarkan data KPAI, sejak tahun dekat atau dikenal korban, bahkan dari 56
2013 telah terjadi lebih dari 3.200 kasus kasus yang ditangani PPT2PA mayoritas
kekerasan pada anak di Indonesia, sementara pelakunya adalah anggota keluarga seperti
50% di antaranya adalah kasus kekerasan ayah tiri, ayah kandung, saudara, dan orang
seksual terhadap anak. Kebanyakan kekerasan dekat lainnya 11.
terjadi di lingkungan terdekat anak, seperti di Dinas Sosial Kabupaten Karawang
rumah dan sekolah 10. menilai kasus kekerasan seksual di Kabupaten
Data (KPAI, 2014) selain kasus JIS, Karawang masih tinggi, hal tersebut dapat
kasus sodomi yang dilakukan Andi Sobari dilihat dari kasus tahun 2013 yang ditangani
alias Emon di Sukabumi, korbannya mencapai LK3 (Lembaga konsultasi Kesejahteraan
110 anak, kasus pedofil di Tegal atau kasus Keluarga) yang mencapai 25 kasus yang
„Samai‟, korbannya tercatat kurang lebih ada hingga kini belum terselesaikan. Kasus
100 anak, rata-rata berumur 13-14 tahun, yang kekerasan seksual pada anak masih rentan
menjebak korbannya dengan iming-iming akan terjadi di Kabupaten Karawang, pasalnya
mengajari ilmu sulap yaitu mengubah daun kekerasan seksual rawan terjadi pada anak
menjadi uang. Kasus sodomi oleh penjaga berumur 3-15 tahun dan 90% dilakukan oleh
mesjid di Makasar, korbannya puluhan anak orang terdekat, kebanyakan merupakan sosok
berusia antara 9-11 tahun, yang dilakukan yang mereka kenal 12.
sejak 2013. Pelaku melakukan aksinya saat Hasil studi pendahuluan di Kepolisian
para santri selesai mengaji di TPA dan Resor (POLRES) Karawang terdapat kasus
melakukannya di ruang sekretariat panitia kekerasan seksual anak dilaporkan dari tahun
masjid. Kasus-kasus tersebut, ibarat fenomena 2014 sebanyak 67 kasus, dengan kriteria
gunung es hanya sebagian kecil dari jumlah kekerasan seksual dalam berpacaran 47 kasus,
kasus yang terungkap dan masih banyak kasus molestasi/cabul sebanyak 20 kasus, sedangkan
merebak di masyarakat yang tidak sampai ke dari bulan Januari – April tahun 2015
ranah hukum dengan alasan malu ataupun sebanyak 16 kasus dengan kriteria
takut dengan ancaman pelaku 4. persetubuhan 9 kasus, molestasi/cabul 7 kasus.
Data (KPAI, 2013) kasus kekerasan Berdasarkan data tersebut peneliti ingin
seksual pada anak paling banyak terjadi di tiga melakukan pengkajian secara mendalam
wilayah di Indonesia, yaitu DKI, Medan dan tentang fenomena sosial terhadap kasus
daerah provinsi Jawa Barat. Tercatat kekerasan seksual pada anak yang terjadi di
pelanggaran hak anak sejak oktober 2013 Kabupaten Karawang.
sebanyak 2.792 kasus masuk laporan, bahkan Tujuan Penelitian adalah untuk
1.424 kasus kekerasan (52% kekerasan seksual mengkaji fenomena sosial berupa kekerasan
anak)5. seksual pada anak di Kabupaten Karawang
Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan dengan menggali perilaku seks menyimpang
Perempuan dan Anak (P2TP2A Jawa Barat), pelaku dan mengkaji langkah, alternatif solusi
sejak tahun 2012 pihaknya telah menangani 56 dari kasus kekerasan seksual pada anak.
kasus kekerasan seksual pada anak dan jika
ditambah 52 korban emon, maka korban

www.jurnal.ibijabar.org 58
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 4 No. 02, Juli 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

Tabel 1 Karakteristik Informan berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan.

No Informan Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan


1 K. ZA 7 th SD Pelajar Sekolah
2 K. N 3,5 th - - -
3 K. G 9 th SD Pelajar Sekolah
4 K. ZK 6 th SD Pelajar Sekolah
5 K. S 15 th SMA Pelajar Sekolah
6 K. DN 16 th SMP Pelajar Sekolah
7 P.1 (AB) 41 th SMP Tkg Bakso Perum Lamaran
8 P.2 (AL) 18 th SMA Serabutan Jalan Baru
9 P.3 (I) 20 th SMA Serabutan Telukjambe
10 Pol. A 49 th Kepolisian Polisi Polres Karawang
11 Pol. E 22 th Kepolisian Polwan Polres Karawang
12 P.Forensik 34 th Ahli.Forens Petugas RSUD.Karawang
13 Ortu K1 32 th SMA Karyawan Kec. Lamaran
14 Ortu K2 35 th SD Petani Kec. Curug
15 Ortu K3 43 th SMA Karyawan Teluk Jambe
16 Saksi K1 35 th SMA Karyawan Kec. Lamaran
17 Saksi K2 16 th SMA Pelajar Kec. Curug
18 Saksi K3 16 th SMA Pelajar Teluk Jambe
19 Tgga K1 35 th SMA IRT Kec. Lamaran
20 Tgga K2 33 th SMP IRT Kec. Curug
21 Tgga K3 34 th SMP Pedagang Teluk Jambe
Sumber : hasil penelitian

METODE PENELITIAN FGD. Analisis data mnggunakan analisis isi


atau content analysis.
Metode Penelitian ini adalah bersifat
kualitatif studi fenomenologi dengan tujuan HASIL PENELITIAN
mempelajari segala sesuatu yang terkait
dengan kejadian kekerasan seksual pada anak Semua informan Korban adalah anak
di Kabupaten Karawang. yang berusia dibawah 18 tahun dan mengalami
Teknik pengambilan sampel kekerasan seksual. Kekerasan seksual pada
menggunakan teknik purposif sample yaitu anak yang dilakukan pelaku adalah pencabulan
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang (pedofilia) sebanyak 4 orang dan kekerasan
sudah diketahui sebelumnya. Subjek seksual dalam berpacaran sebanyak 2 orang.
penelitian adalah korban, pelaku, orangtua Karakteristik informan yang dibahas dalam
korban, saksi, tetangga dan didukung penelitian meliputi : umur dan pendidikan.
kepolisian dan petugas forensik terkait kasus Umumnya korban dalam penelitian ini adalah
kekerasan seksual yang melaporkan ke berusia 3,5 - 16 tahun yang menjadi korban
Kepolisian Resor Karawang terjadi pada tahun kekerasan seksual dengan kriteria usia 3,5 - 9
2014 sampai Mei 2015. berjumlah 21 orang tahun merupakan korban pencabulan dan
dengan kriteria informan kunci, informan berpendidikan SD karena banyak pelaku
utama, informan triangulasi/ tambahan. menganggap dengan korban anak-anak akan
Pengambilan data dilakukan dengan membuatnya lebih aman, mudah untuk
wawancara, observasi, studi dokumentasi dan memperdaya korban agar melakukan
keinginan pelaku. Pada usia 15-16 tahun

www.jurnal.ibijabar.org 59
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 4 No. 02, Juli 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

merupakan korban kekerasan seksual dalam pertama kali melihat video porno dari hp
berpacaran dan berpendidikan SMP, SMA pacar pertama aku, aku pacaran dengan dia
lebih kepada pergaulan bebas, kenakalan selama 2 tahun, tapi sekarang sudah putus.
remaja yang dimanfaatkan pelaku untuk Kalau pacar aku yang sekarang dia sudah
melakukan tipudaya kepada korban dengan tahu kalau aku sudah pernah gugurin
motif yang lebih canggih sehingga korban mau kandungan dulu dan dia menerima dengan
untuk mengikuti keinginan pelaku. Hasil dari keadaanku apa adanya, tapi setelah kami
ketiga kasus dapat disimpulkan kronologis melakukan hubungan dan aku hamil dia
kekerasan seksual pada anak dapat terjadi malah berubah minta putus, dan mukulin
dimana pelakunya merupakan orang terdekat aku karena itu aku lapor kekepolisian”.
dan dikenal korban yaitu tetangga, pacar Pelaku mengatakan : “saya berdoa saja bu,
adalah pelaku dalam kasus ini, motif pelaku semoga keluarga korban mau untuk diajak
dalam melakukan kekerasan seksual sangat damai dan mencabut laporan di kepolisian,
beragam dan canggih seperti bujuk rayu, tipu karena orangtua saya lagi pendekatan
daya dan dijanjikan sesuatu untuk kekeluarga pacar saya. Kalau saya harus
memperdaya korban dalam memuaskan nafsu bertanggung jawab saya mau untuk
seksualnya. Pada kasus kekerasan seksual pada menikahinya, atau ganti rugi juga orangtua
anak harus dilakukan pemeriksaan forensik saya mau buk”.
karena merupakan syarat utama untuk proses Kepolisian mengatakan : “banyaknya kasus
penyelidikan di kepolisian, seperti yang kekerasan seksual yang terjadi di Kabupaten
diungkapkan dibawah ini : Karawang ini banyak faktor yang
Kepolisian A mengatakan : “proses mempengaruhinya, kenakalan remaja salah
penyelidikan dapat dilakukan apabila satu contohnya, banyak dari kasus yang
didapatkan hasil pemeriksaan forensik sering dilakukan penyelesaian bawah tangan
menyatakan positif telah terjadi kekerasan contonya pencabutan laporan dengan
seksual, sebagai data utama dalam melakukan musyawarah antara keluarga
pengajuan kepengadilan”. korban dan keluarga tersangka sehingga
Tenaga Forensik mengatakan : “hasil visum pelaku bisa bebas dari jeratan hukum”.
sangat penting dalam pemprosesan suatu Dampak psikologis yang ditimbulkan
kasus, karena hasil visum merupakan bukti dari kekerasan seksual adalah depresi, fobia,
otentik dari kebenaran suatu kasus yang mimpi buruk, curiga terhadap orang lain dalam
terjadi”. waktu yang cukup lama. Adapula yang merasa
Penyebab kekerasan seksual pada anak terbatasi didalam hubungan dengan orang lain,
menjadi fenomena gunung es, yang terlihat berhubungan seksual dan disertai dengan
sedikit tetapi kasus tersebut banyak terjadi ketakutan akan munculnya kehamilan akibat
dimasyarakat, dapat diidentifikasi faktor-faktor dari kekerasan seksual. Bagi korban kekerasan
penyebab timbulnya kekerasan seksual seksual yang mengalami trauma psikologis
tersebut adalah ancaman hukuman yang relatif yang sangat hebat, ada kemungkinan akan
ringan, perubahan hormon, perubahan merasakan dorongan yang kuat untuk
psikologi, perkembangan IT, perubahan gaya melakukan bunuh diri. Pada kasus pedofilia
hidup, persebsi masyarakat yang masih korban mengalami gangguan pada pencernaan
memandang tabu dengan masalah kekerasan dan alat genetalia, mengalami pusing yang
seksual, sosial budaya masyarakat yang terus menerus, mudah gugup, merasa gelisah
mempenyaruhinya seperti diskriminasi gender, dan sering gemetaran apabila ditanya sesuatu
persepsi masyarakatmenganggap “aib” dari yang berhubungan dengan masalah yang
kasus kekerasan seksual yang harus dihadapi seperti menahan amarah, benci yang
ditutupi.Korban DN mengatakan : “aku sulit untuk dia ungkapkan. Orangtua korban

www.jurnal.ibijabar.org 60
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 4 No. 02, Juli 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

mengatakan : “Dalam 3 bulan terakhir ini, Perlindungan Anak Terintegrasi.


saya lihat anak saya mulai sering ngompol, Membangun Kota Layak Anak (KLA)”.
malas bangun untuk berangkat sekolah,
bahkan pernah dia ada PR dari sekolah PEMBAHASAN
untuk menceritakan pengalamannya sewaktu
liburan, saya bilang udah ceritakan aja Perilaku seks yanng menyimpang pada
waktu kita pulang lebaran itu nak karena pelaku kekerasan seksual terhadap anak
waktu lebaran itu kami mengalami musibah, disebabkan beberapa faktor yaitu 1) faktor
tapi dia bilang gak ah...bukan itu internal individu yang berhubungan dengan
(orangtuanya mengatakan seolah-olah ada pelaku itu sendiri, pelaku sulit menyesuaikan
yang dia pendam masalahanya) dan saya diri atau proses adaptasi dengan
tanya apa kamu ada masalah disekolah, dia perkembangan zaman dan susunan lingkungan
hanya menggelengkan kepala, akhirnya eksternal.Kekerasan seksual dapat berawal
karena belum mengerjakan PR anak saya dari tidak adanya kesempatan bagi individu
tidak berangkat sekolah”. untuk mempertahankan batas-batas ruang
Sedangkan dari kasus kekerasan dalam personalnya dan tidak terpenuhinya kebutuhan
berpacaran korban lebih suka mengurung diri akan privacy. Multifaktor penyebab terjadinya
dan menarik diri dari lingkungan. kekerasan seksual pada anak. Posisi anak
Korban S mengatakan : “saya malu buk, sebagai pihak yang lemah dan tidak berdaya,
karena itu saya lebih sering didalam rumah moralitas masyarat khususnya pelaku
karena semua tetangga sudah tahu kejadian kekerasan seksual yang rendah, kontrol dan
yang menimpa saya, saya malu untuk keluar kesadaran orangtua dalam mengantisipasi
karena takut jadi omongan”. tindak kejahatan pada anak, kurangnya
Korban S mengatakan : “tidak tahu ya buk, program edukasi dari pihak pemerintah yang
akhir-akhir ini perasaan saya sedih terus, bisa diakses oleh masyarakat, dan masih
malu, terkadang kalau saya teringat kejadian banyak lagi faktor lain14.
itu saya sering menangis sendiri...kenapa itu Faktor-faktor penyebab timbulnya kekerasan
ya buk”. seksual tersebut adalah ancaman hukuman
Solusi yang dilakukan dalam mengatasi dan yang relative ringan, perubahan hormon,
menekan angka kejadian kekerasan seksual perubahan psikologi, perkembangan IT,
pada anak di Kabupaten Karawang dengan perubahan gaya hidup, persepsi masyarakat
melakukan FGD (Focus Group Discussion) yang masih memandang tabu dengan masalah
untuk membahasnya pada hari selasa, 7 Juli kekerasan seksual, social budaya masyarakat
2015 yang dilaksanakan di tempat P2TP2A yang mempengaruhinya seperti diskriminasi
yang berkerja sama dengan POLRES gender, persepsi masyarakat menganggap
Karawang . “aib” dari kasus kekerasan seksual yang
Hasil FGD adalah “Penyuluhan didaerah harusditutupi. Dan hasil analisis lapangan
rawan terjadinya kekerasan seksual pada dilaporkan banyaknya kasus kekerasan seksual
anak seperti di sekolah, pengajian dan pada anak yang terjadi di Kabupaten
lingkungan masyarakat tentang tanda gelaja, Karawang dimana penyelesaiannya hanya
dampak psikologis dan penanganannya. dilakukan secara kekeluargaan, dan didapatkan
Membangun hubungan yang berkualitas informasi dari kepolisian banyak kasus yang
antara orangtua dan anak, Program diselesaikan tanpa sepengetahuan kepolisian
Selamatkan dan Lindungi Anak dari dan pada saat dilakukan tindak lanjut korban
Kekerasan Seksual (SELARAS) (Pendidikan melakukan pencabutan laporan di kepolisian,
Seksual berbasis Komunitas). Sistem dengan kejadian ini peneliti menduga adanya
motif lain dari korban, keluarga korban

www.jurnal.ibijabar.org 61
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 4 No. 02, Juli 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

ataupun pelaku dimana kasus yanng masih tabu dengan pendidikan seks usia
dilaporkan kekepolisian hanya untuk mencari dini.
uang. Kasus kejahatan seksual anak 2. Langkah antisipasi yang dapat dilakukan
menunjukkan bahwa perlindungan anak masih sebagai alternative solusi atas fenomena
lemah dan penegakan hukum yang masih sosial berupa kekerasan seksual pada anak
lemah serta lambannya inisiatif pemerintah di Kabupaten Karawang adalah melakukan:
dalam menguak kasus kejahatan seksual anak penyuluhan,mengadili pelaku, pendekatan
membuka peluang pelaku kembali melakukan ke lintas sektor, merehabilitasi korban
aksinya namun pemecahan akar dari masalah harus
Dampak psikologis yang ditimbulkan dari dicari terlebih dahulu.
kekerasan seksual adalah depresi, fobia, mimpi 3. Diharapkan meningkatkan peran serta
buruk, curiga terhadap orang lain dalamwaktu kepolisian, P2TP2A, BKBPP, Dinas Sosial/
yang cukup lama 13. Penelitian ini sesuai LK3, dan pemangku kepentingan/
dengan Moroel R (2008) Setelah mengalami stakeholder dalam mengatasi masalh
kekerasan seksual survivor mengalami PTSD kekerasan seksual pada anak di Kabupaten
(Post Traumatic Stress Disorder) beberapa Karawang.
gejala yang muncul adalah keinginan untuk
bunuh diri, hilangnya kecemasan diantaranya
gemetar, gelisah, kekhawatiran terhadap DAFTAR PUSTAKA
lingkungan masa depan dan masyarakat.
Solusi yang dibicarakan pada acara FGD Amriana, 2014. Konseling Krisis Dengan
(Focus Group Discution) didapatkan hasil Pendekatan Konseling Realitas Untuk
antara lain adalah meningkatkan program Mengurangi Kecemasan Pada Anak
komunikasi informasi edukasi (KIE) untuk Korban Kekerasan Seksual. (Tesis),
meningkatkan pengetahuan anak dan orangtua, Jakarta : Bimbingan dan Konseling-
meningkatkan peran serta keluarga untuk UPI.
memberikan pendidikan agama lebih Aning, 2014. Tumbuh Kembang-Pediatri
mendalam, sosialisasi pada masyarakat dengan terhadap Kekerasan Seksual Pada
program 20 menit berbicara dengan anak Anak.(Skripsi).Bandung : FK-
(Program Jawa Barat). Hal ini sesuai dengan UNPAD.
penelitian Kurniawati (2011) Intervensi Anshor M, 2014. Menghentikan
Parent-Child Interaction Therapy (PCIT) Kekerasan Dan Diskriminasi Terhadap
berbeda dengan intervensi lain, program ini Anak Dan Kelompok Minoritas
berbentuk pelatihan yang menggunakan orang Dalam Kehidupan Berbangsa Dan
tua secara langsung dengan mengajarakan cara Bernegara. (Jurnal), Jakarta.
atau keterampilan menjalin interaksi yang Ardiansyah A, 2010. Dampak Media
positif dengan anak-anak mereka dan Elektronik Dan Teknologi Terhadap
diberikan teknik pendampingan untuk Kekerasan Anak Remaja. (Jurnal),
permasalahan traumatic anak. Palu : Jurusan Tarbiyah-STAIN.
Ball Jane, 2012. Principles of Pediatric
SIMPULAN DAN SARAN Nursing : Caring for Children. 5th
Edition. New Jersey : Person
1. Kekerasan seksual pada anak di picu oleh Education Inc.
adanya disorientasi seksual pada orang Betz Cecily Lynn & Sowden Linda A,
dewasa, kurangnya pengawasan orangtua 2009. Buku Saku Keperawatan
terhadap anak, tidak terkontrolnya sumber Pediatri. Edisi 5, Jakarta : EGC.
informasi dan faktor sosial budaya yang

www.jurnal.ibijabar.org 62
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 4 No. 02, Juli 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

Christin, 2014. Pesan Direktur-Wahana Fuadi M, 2011. Dinamika Psikologis


Visi Kekerasan Seksual Sebuah Studi
Indonesia.http://www.wvindonesia.org Fenomenologi. (Jurnal) Malang :
/visionline/VisiOnline-2014-05.pdf Fakultas Psikologi-Universitas Islam
diunduh tanggal 24 April 2015. Negeri Maulana Malik Malang.
Depkes RI dan UNICEF. Buku Pedoman Guntur M, 2014. Komunikasi
Rujukan Kasus Kekerasan terhadap Interpersonal Antara Guru Dan Murid
anak-Bagi Petugas Kesehatan. TK Tentang Pendidikan Seks Usia
Jakarta: 2007. Dini. (Jurnal) Bandung : Fakultas
Depkes RI. Informasi Kesehatan Komunikasi Dan Bisnis-Universitas
reproduksi, Pedoman Pencegahan dan Telkom.
Penanganan Kekerasan Terhadap Hadisukanto G, 2008. Health First, You
Perempuan di Tingkat Pelayanan Health Our Priority.Vol. 4 Oktober –
dasar. Jakarta: 2007. Desember. (Majalah) Pondok Indah
Dirdjo.dkk, 2014. Perduli Kasih HealthCare Group.
Perjuangkan Hak Anak : Wahana Visi Hamid Achir Y, 2009. Bunga Rampai
Indonesia Volume 30, Jakarta. Asuhan Keperawatan Kesehatan
Doni.dkk, 2010. Kekerasan Seksual Pada Jiwa. Jakarta : EGC.
Anak : Newsletter Pulih Volume 15, Hastono.SP, 2007. Modul Pertama :
Jakarta. pengolahan data uji instrumen. FKM
Erlinda, 2014. Upaya Peningkatan Anak Universitas Indonesia, Jakarta.
dari Bahaya Kekerasan, Pelecehan dan ---------------------------. Modul Kedua :
Eksploitasi. Komisioner KPAI, Analisa univariat analisa bivariat.
Jakarta. FKM Universitas Indonesia, Jakarta.
---------------------------. Penelitian Ilmiah, Hertinjung S Wisnu, 2009. The Dinamyc
Ini Dampak Kekerasan Seksual Pada of Causes of Child Sexual Abuse
Anak www.kabar6.com/.../16786- Based on Availibility of Personal
penelitian-ilmiah-ini-dampak- Space and Privacy. (Jurnal) Surakarta
kekerasan-seksual diunduh pada : Fakultas Psikologi, Universitas
tanggal 13 Mei 2015. Muhammadyah.
Fadhlina D, 2014. Pendidikan Seks Pada Heryawan N, 2014. 108 Anak di Jabar Jadi
Anak Secara Dini. Informasi Korban Kekerasan
kesehatan Seksual.http://www.health.liputan6.c
http://dinkes.sijunjung.go.id/berita-41- om-health-infosehat diunduh pada
pendidikan-seks-pada-anak-secara- tanggal 24 April 2015.
dini.htmldiunduh pada tanggal 23 Hidayati N, 2014. Perlindungan Anak
April 2015. Terhadap Kejahatan Kekekrasan
Faizi A, 2010. Perlindungan Hukum Seksual (Pedofilia). (Jurnal)
Terhadap Anak Korban Kekerasan Semarang : Politeknik Negeri
Seksual, Studi Kasus di Polres Semarang.
Salatiga Tahun 2004-2006. (Skripsi) Husni, 2013. Opini Publik Di Media
Salatiga : STAIN-Al-Ahwal Al- Sosial Twitter (Analisis Isi Opini
Syahsiyyah. Kekerasan Seksual Pada Anak).
Fathma.dkk, 2014. Panduan Pencegahan Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi
Pelecehan Seksual di Tempat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Kendaraan Umum: Halaman Moeka Universitas Hasanuddin, Makassar.
Publishing, Jakarta.

www.jurnal.ibijabar.org 63
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 4 No. 02, Juli 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

Huwaidah, 2011. Model Bimbingan Nandika S, 2013. Panduan Mengelola


Korban Kekerasan Seksual Terhadap Informasi Publik terhadap Kekerasan
Anak Dalam Perspektif Islam di Anak. Direktorat Pengolahan dan
Yayasan Pulih. (Skripsi), Jakarta : Penyediaan Informasi : Kementrian
Fakultas Ilmu Dakwa dan Ilmu Komunikasi dan Informasi. Jakarta.
Komunikasi-Universitas Islam Nursalam, 2011. Konsep dan penerapan
Negeri. metodolagi penelitian ilmu
IDAI, 2014. Indonesia Pediatric Society, keperawatan, Edisi 2. Pedoman
Committed in Improving The Health skripsi, tesis dan instrumen penelitian
of Indonesia Children. Keperawatan : Salemba Medika.
http://idai.or.id/public-articles/sepuar- Jakarta.
kesehatan-anak/bagaimana- Notoatmodjo. S. 2007.Kesehatan
mencurigai-tindak-kekerasan-pada- masyarakat ilmu dan seni : Rineka
anak-child-abuse.html diunduh pada Cipta, Jakarta.
tanggal 23 April 2015. ........................... 2010. Ilmu Perilaku
Info Psikologi, 2014. Kenali Tanda Anak Kesehatan : Renika Cipta, Jakarta.
Mengalami Kekerasan Seksual. ………………... 2012.Metodologi
http://infopsikologi.com/kenali- penelitian kesehatan,edisirevisi :
tanda-anak-mengalami-kekerasan- RinekaCipta. Jakarta.
seksual/ diunduh pada tanggal 4 mei Paramastri I, 2010. Early Prevention
2015 Toward Sexual Abuse on Children.
KEMENKES RI. Pedoman (Jurnal), Yogyakarta : Fakultas
Pengembangan Puskesmas Mampu Psikologi-UGM.
Tatalaksana Kasus Kekerasan Puspitasari R, 2009. Peningkatan
Terhadap Perempuan Dan Anak. Keterlibatan Orangtua Dalam
Jakarta : 2009. Mencegah Perlakuan Salah Seksual
Kerjasama Kementrian Pemberdayaan Pada Anak. (Skripsi).Jakarta : FISIP-
Perempuan dan Perlindungan Anak UI.
dengan Badan Pusat Statistik, 2011. Raco J. R, 2010. Metode Penelitian
Profil Anak 2011. CV. Miftahur Kualitatif, Jenis Karakteristik Dan
Rizky : KPP dan PA. Keunggulan. Jakarta : GRASINDO.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Retno E D, 2008. Profil Kepribadian Pria
Buku Pedoman Penanganan Pedofilia Melalui Tes Rorschach.
Pengaduan dan Pelayanan (Jurnal), Jakarta :Fakultas Psikologi
Perlindungan Anak. Jakarta: 2006. Universitas Indonesia.
Kurniawati H, 2011 Intervensi Seksual Reza H, 2014. Peran Komisi Perlindungan
Abuse Pada Anak Dengan Parent- Anak Indonesia (KPAI) dalam
Child Interaction Therapy (PCIT). Mengatasi Kekerasan Seksual
(Jurnal), Purwokerto : STAIN. Terhadap Anak. (Skripsi), Jakarta :
Kususmaningtyas.dkk, 2013. Dampak Fakultas Syari‟ah dan Hukum-
Kesehatan Mental Pada Anak Korban Universitas Negeri Islam Syarif
Kekerasan Seksual. (Jurnal), Jember : Hidayatullah.
FKM-Universitas Jember. Ricci Susan S & Kyle Terri, 2009.
Meilia, 2012. Prinsip Pemeriksaan dan Maternity and Pediatric Nursing,
Penatalaksanaan Korban (P3K) Philandelphia: Lippicontt Williams &
Kekerasan Seksual. (Jurnal) Jakarta : Wilkins.
FK-UI.

www.jurnal.ibijabar.org 64
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 4 No. 02, Juli 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

Rini M, 2008. Dinamika Kesejahteraan Abraham).https://www.scribd.com/do


Psikologis Survivor Kekerasan c/120019065/Referat-Dr-Abraham
Seksual. (Skripsi), Yogyakarta : FK diunduh pada tanggal 24 April 2015.
Psikologi dan Ilmu Sosial-Universitas Supusepa R, 2011. Perkembangan Hukum
Islam Indonesia. Pidana Dalam Penanggulangan
Rinjani Y, 2012. REFERAT Kejahatan Kejahatan Pedofilia (Studi
Seksual Pada Komparasi di Berbagai Negara
Anak.https://ml.scribd.com/doc/.../R Asing). (Jurnal) Sasi Vol. 17 No. 2
EFERAT-Kejahatan-Seksual-Pada- Bulan April-Juni.
Anak diunduh pada tanggal 23 April Suradi, 2013. Problema dan Solusi
2015. Strategis Kekerasan Terhadap Anak.
Ridwan, 2014. Data Kasus Pelecehan (Jurnal), Jakarta Timur : Pusat
Seksual Anak Maka Meningkat, Penelitian dan Pengembangan
dimanakah Peran Pemerintah? Kesejahteraan Sosial RI.
Pertolongan Pengobatan Penyakit Suyanto. 2011.Metodologi dan aplikasi
Menular Seksual di Prumpung penelitian keperawatan : Nuha
Jakarta Timur tahun 2003, (Tesis), Medika, Yogjakarta.
Jakarta : FKM-URINDO. UNICEF Indoneisa, 2012. Ringkasan
Sari K , 2013. Dampak Psikologis Pada Kajian Perlindungan Anak. Unit For
Remaja Korban Pemerkosaan di Children, Jakarta.
Kabupaten Temanggung. (Skripsi), Wahyuni D, 2014. Kejahatan Seksual
Semarang : Fakultas Ilmu Pendidikan Anak Dan Gerakan Nasional Anti-
Jurusan Psikologi Universitas Negeri Kejahatan Seksual Terhadap Anak.
Semarang. (Jurnal) Info Singkat Kesejahteraan
Satyadani A, 2013. Perilaku Kesehatan Sosial.Vol. VI, No.
Reproduksi Pada Anak Jalanan 12/II/P3DI/Juni/2014, Jakarta.
Dengan Seks Aktif di Kota Wibowo S, 2007. Kekerasan Terhadap
Semarang. (Jurnal), Semarang : Anak di Kabupaten Ponorogo.
Universitas Negeri Semarang. (Skripsi), Ponorogo : Univrsitas
Sindonews.com, 2013. Pelecehan Seksual Muhammadyah.
Anak di Karawang Masih Wong Donna L et al, 2008. Buku Ajar
Tinggi.http://daerah.sindonews.com/r Keperawatan Pediatri Wong.Edisi 6.
ead/784244/21/pelecehanseksualanak Alih bahasa: Agus Suutarna dkk,
dikarawangmasihtinggi.1379416572 Jakarta : EGC.
diunduh pada tanggal 23 April 2015. WPF Indonesia dan PKBI, 2007. Buku
Sukma, 2012. Peranan Dokter dalam Saku untuk Orangtua “Tips Berbicara
Menangani Kasus Kejahatan Seksual Seputar Seksualitas pada anak.
Terhadap Anak (Referat Dr. Newsletter Pulih Volume 14, Jakarta.

www.jurnal.ibijabar.org 65

Anda mungkin juga menyukai