psikologi sebab metode ini belum banyak dikenal dalam membantu proses
pemecahan kasus kriminal. Dikatakan relatif baru dalam pengertian bahwa sejauh
ini belum ada perhatian secara serius dalam psikologi sebagai bidang keilmuan.
proses otopsi medis yang terkait dengan proses bedah mayat untuk mengetahui
Dalam kondisi faktor penyebab kematian tidak jelas, proses otopsi medis
otopsi medis sekalipun, faktor penyebab kematian tetap menjadi misteri. Sebagai
contoh, seseorang yang dinyatakan meninggal dunis (secara medis) karena luka
benda tumpul, atau korban sengaja membenturkan kepalanya pada benda tumpul.
Tentu saja, dalam kasus khusus seperti ini, otopsi medis dapat saja dibantu dengan
proses otopsi psikologis maupun analisis forensik lainnya. Gagasan dasar dari
proses otopsi psikologis adalah mengungkap kondisi mental-kepribadian dan
ada atau tidaknya dorongan untuk melakukan bunuh diri. Mengacu pada
pengertian tersebut, proses otopsi psikologi tidak sama dengan proses otopsi
medis, yaitu tidak melakukan proses pembedahan secara fisik, tetapi pembedahan
terhadap riwayat perjalanan hidup korban sampai saat-saat ini akhir kematiannya.
Secara spesifik dan lebih terperinci, Sherry Russell (2004) menyatakan bahwa
beberapa data yang diperlukan dalam proses otopsi psikologi adalah sebagai
berikut :
pain)
Hasil dari proses otopsi psikologis, seperti yang ditegaskan oleh Blau
(1994), mengarah pada kesimpulan berupa skenario yang paling mendekati (the
most prebable scenari) dari kematian korban. Kesimpulan ini secara spesifik
Pada tanggal 21 Agustus sekitar jam 07:30 teah ditemukan mayat yang
tergenang di sungai diduga sebagai korban bunuh diri. Korban diketahui seorang
laki-laki bernama “Fulan”, 26 tahun. Kondisi mayat masih dalam keadaan baik,
dalam keadaan tanpa busana, terdapa beberapa luka sayatan dipergelangan tangan
dugaan kasus bunuh diri yang dilakukan korban. Akan tetapi, dalam penyelidikan
masih ditemukan bukti-bukti kejanggalan, baik berasal dari analisis TKP maupun
Pekerjaan korban tidak tetap, tatapi ia melakukan bisnis jual beli mobil bekas, jual
beli barang antik, dan jual beli hasil bumi di sekitar daerahnya.
a. TKP terletak di pinggir jalan raya. Secara umum, di areal TKP juga ada
sedangkan jejak lain yang diakibatkan oleh kekerasan, seperti rumpun padi
TKP
terparkir di pinggir pos kamling dengan kunci kontak masih ada di sepeda
motor. Terdapat satu bungkus tas plastik yang di dalamnya birsi butiran
pupuk, tutup botol putih bertuliskan 25.000. di bawah sadel sepeda motor,
ditemukan alat cukur warna kuning yang tidak berisi pisau silet, sedangkan
di pos kamling, ditemukan sebuah jaket biru dan sebuah helm, ditempat
tidur pos kamling, ditemukan tetesan cairan warna hijau sampai kebawah.
warna hijau
sawah, dan sandal tersebut diakui milik korban oleh keluarga korban.
e. Dalam jarak 12 meter dari sandal, ditemukan baju kain warna kotak-kotak
agak baru, utuh, dan basah. Selana pendek, celana dalam yang diduga
milik korban, namun menurut keterangan istri korban, baju kain warna
kotak-kotak tersebut tidak pernah dilihat oleh istrinya dipakai oleh korban.
dengan noda kecokelatan, dan satu buah cincin. Dari tempat tersebut, 5
sungai
patahan ranting pepohonan serta tiga jejak jari tangan yang menempel di
telah kering.
kanan dengan pergelangan tangan kiri luka melebar kurang lebih 4x6 cm,
luka lecet di tulang rusuk sebelah kanan, luka tergores di sebelah kiri,
tepatnya di belakang telinga, dan luka pada kepala bagian atas atau ubun-
ubun.
sebagai berikut :
a. Sebab kematian korban karena benturan dengan benda keras tumpul pada
jeans, kain kanebo, patahan ranting, dan silet merek “Goal”, merupakan
b. Pada barang bukti berupa jaket kain warna biru, kemeja lengan pendek,
celana pendek, celana dalam, sandal kenip warna hitam, cincin tembaga
c. Pada barang bukti berupa cairan warana hijau yang ditemukan di lambung
Saksi yang tela diperiksa oleh penyidik berjumah 23 orang, yang terdiri
atas 1 orang saksi yang mendengar teriakan yang diduga berasal dari korban
berupa teriakan “ADUH” sekitar pukul 02.00, yaitu ketika saksi melaksanakan
pekerjaan rutin memotong ayam di dekat sungaim berjarak kurang lebih 100
meter dari lokasi kejadian, 9 orang saksi yang mengetahui atau sempat melihat
pos ronda), 5 orang saksi keluarga dekat korban (istri 1, istri 2, dan orang tua), 3
terjatuh/menjatuhkan diri.
Korban merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara dan anak laki-laki satu-
satunya dalam keluarganya. Bapak kirban bekerja sebagai pedagang hasil bumi,
sedangkan ibu korban dan korban sendiri bekerja membantu ayahnya berdagang
sangat disayang oleh ibu dan saudaranya. Masa kecil korban dilalui lebih banyak
Masa remaja (SMA) dilalui dengan berkenalan dan berpacaran dengan istri
beberapa waktu berpacaran, mereka berniat untuk menikah. Akan tetapu, mereka
masih terlalu muda, keinginan tersebut dilarang oleh orangtuanya. Akibatnya
korban mengajak pacarnya bunuh diri dengan meminum “aqua” yang dicampur
dengan racun tikus di dalam kamar korban yang dikunci diri oleh korban. Usaha
ini gagal karena keduanya dipergoki oleh kerabat lain, yang segera membawa dan
Sebagai akibat dari tindakan nekat tersebut, hubungan mereka disetjui dan
pasangan tersebut menikah secara adat. Akan tetapi, setelah istrinya mengandung
rumah mertuanya dan setelah itu korban tidak pernah lagi menjemput maupun
menengok istrinya. Setelah anak dari istri pertama lahir dan berusia tiga bulan,
korban menjemput istri da anaknya, tetapi tidak diizinkan oleh mertuanya karena
dimana korban tinggal dirumah istrinya yang telah mempunyai anak 1 orang.
Selama menikah dengan istri kedua, korban pernah mengajak istrinya tersebut
bunuh diri bersama karena korban ketakutan dikejar penagih utang. Percobaan
bunuh diri ini gagal karena istrinya tidak bersedia diajak melakukan bunuh diri,
dan ia membuang botol cairan yang hendak digunakan untuk bunuh diri.
Permasalahan lain yang timbul adalah ketika korban dijumpai oleh istri kedua
sedang melaukan hubungan dengan istri pertama (mantan istri) di sebuah bungalo
Setalah bercerai secara resmi dari sitri keduanya, korban kembali kepada
istri pertama dan mempunyai satu orang anak lagi. Sementara itu, bisnis (usaha)
korban tidak menampakkan kemajuan, sebaliknua korban terus dililit utang.
dan kekecewaan korban yang mendalam. Kondisi ini diakui oleh sahabatnya yang
sering bersama korban dan menyatakan bahwa korban dalam keadaan depresi dan
hubungan harmonis dengan istrinya dan ia semakin banyak keluar rumah bersama
sahabatnya.
jual beli mobil bekas telah jatuh tempo pada tanggal 17/7/2006, pemabayaran sisa
utang bisnis ketela, jatuh tempo pada tanggal 18/8/2006, dan persoalan udang (3,5
juta) dengan jaminan mobil pada orang lain yang jatuh tempo pada tanggal
18/8/2006.
tersebut sebagai hal yang aneh dan tidak pernah dilakukan korban sebelumnya.
Pada tanggal 18/8/2006, yaitu pagi hari, korban mengajak istrinya untuk
bepergian, tetapi istrinya menolak sehingga korban berangkat sendiri. Sejak itu,
Kondisi TKP secara umum tidak banyak berubah dibandingakan dengan saat
tanaman padi di sawah (TKP) yang sudah selesai dipanen. Beberapa bercak
darah di TKP masih terlihat menempel pada beberapa akar pohon. Dari hasil
1. Diduga kuat pada saat kejadian, korban dalam keadaan akut atau
umumnya saksi cukup kooperatif, kecuali ayah istri pertama korban yang
1. Korban pernah melakukan percobaan bunuh diri dua kali namun gagal
keduanya.
diri.
5. Korban tidak pernah mau belajar dari kesalahannya dan terus mengulangi
hal ini, analisis korban secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
No Faktor pendorong Keterangan
orang lain
diri
pendukung bunuh diri yang tidak ditemukan pada korban, yaitu tidak
adanya bukti rencana (niat) bunuh diri, baik berupa surat maupun