Eka Juarsa
RENCANA PERKULIAHAN ;
Ke 1 PENDAHULUAN
Definisi/ pengertian IKK
Nama lain / Istilah IKK
Ilmu Kedokteran Kehakiman adalah bagian dari Ilmu Forensik
Pembagian Ilmu Kedokteran Kehakiman
Ilmu Kedokteran Kehakiman sebagai Ilmu Pembantu
Peranan Ilmu Kedokteran Kehakiman
Tugas Ilmu Kedokteran Kehakiman
Yang berhak meminta bantuan ahli kedokteran kehahiman
Tindak Pidana Yang memerlukan Bantuan Ilmu Kedokteran
Kehakiman
DEFINISI :
Ilmu Kedokteran Kehakiman adalah ilmu yang mempergunakan semua cabang ilmu
kedokteran untuk kepentingan pengadilan.
Atau IKK adalah ilmu yg menggunakan pengetahuan Ilmu Kedokteran untuk
membantu Peradilan baik dalam perkara pidana maupun perkara lain (perdata).
Nama Lain:
Nama lain Ilmu Kedokteran Kehakiman (IKK) :
Ilmu Kedokteran Forensik
Forensic Medicine (Inggris)
Patologi Forensik
Legal Medicine (Inggris)
Medicina forensis (Latin)
Gerichtliche medizin (Jerman)
Medicine legele (Prancis)
Menurut Sutomo Tjokronegoro :
Ilmu Kedokteran Kehakiman atau Ilmu Kedokteran Forensik, adalah : “ Ilmu
kedokteran yang digunakan untuk kepentingan pengadilan, artinya Ilmu
Kedokteran Kehakiman sangat berperan dalam membantu Kepolisian, Kejaksaan
dan Kehakiman di dalam mengungkapkan dan memecahkan segala soal hubungan
sebab akibat ( causalitas verband) terjadinya suatu tindak pidana,sehingga
pelakunya dapat dipertanggung jawabkan menurut hukum di dalam Sidang
Peradilan (Pidana) yang dilaksanakan”
R.Atang Ranoemiharja :
Menurutnya istilah Ilmu Kedokteran Kehakiman dialih bahasakan istilah Forensic
Science, menyatakan bahwa :” Ilmu Kedokteran Kehakiman adalah ilmu yang
menggunakan Ilmu Kedokteran untuk membantu peradilan baik dalam perkara
pidana maupun dalam perkara lain (perdata).
Dalam hukum pidana terutama yang berhubungan dg kasus perkara yang
menyangkut perusakan tubuh dan kesehatan serta nyawa manusia (supaya
kasus perkara tersebut menjadi jelas dan terang sehingga hakim dan jaksa
akan yakin dan lancar dalam menjatuhkan keputusannya).
Dalam perkara perdata,misal untuk menentukan apakah seorang terganggu
ingatannya (sehingga perlu ditempatkan di bawah pengampunan atau onder
curatele)
Suatu kejahatan disamping yuridis juga termasuk masalah teknis dan masalah
manusia
Tugas dari ilmu kedokteran kehakiman ,adalah membantu Aparat Penegak Hukum
(baik Kepolisian,Kejaksaan, Kehakiman, juga advocaat/ pengacara/ penasihat
hukum) dalam mengungkapkan sesuatu perkara yang berkaitan (berhubungan)
dengan pengrusakan tubuh, kesehatan, dan nyawa seseorang.
Diharapkan keputusan yang diambil oleh badan peradilan menjadi obyektif
berdasarkan apa yang sesungguhnya terjadi.
Untuk dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya, maka perlulah jaksa dan polisi
mempelajari Hukum Kedokteran Kehakiman dalam garis besarnya dan mengetahui
dalam hal apa ia dapat minta bantuan kepada dokter.
Dokter Klinik
Bertugas untuk mengobati penyakit, atau menyembuhkan pasien minimal
mengurangi rasa sakit si penderita, dasarnya subyektief.
Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk menyokong pengobatan.
Medical Jurispudence
1 Cabang ilmu hukum
2 Dasar : PP, UU, Keputusan Pemerintah
3 Penerapan hukum untuk menangani kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan
profesi dokter
4 Sumber : semua peraturan pemerintah
Ad.1.
Psl 143 ayat (1) KUHAP menyebutkan Penuntut Umum melimpahkan perkara ke
Pengadilan Negeri dengan permintaan agar segera mengadili perkara tersebut
disertai dengan surat dakwaan.
Psl 114 KUHAP menyebutkan diantaranya Penuntut umum dapat mengubah surat
dakwaan dll.
Ad 2.
Ahli kedokteran kehakiman memberi bantuan bagi hukum perdata dalam hal
menentukan kedewasaan seseorang dalam kaitannya dengan penempatan dibawah
pengampuan, dll
Ad 3.
Peranan ahli kedokteran kehakiman bagi hakim pengadilan agama untuk
menentukan masa iddah (masa menunggu)
Psl 153 Kompilasi Hukum Islam,diantaranya bagi seorang isteri yang putus
perkawinannya berlaku waktu tunggu atau iddah kecuali qobla al dhukul dan
perkawinannya putus bukan karena kematian suami dll.
Perkawinan putus karena kematian, waktu tunggu 130 hari
Perkawinan putus karena perceraian waktu tunggu 90 hari
Perkawinan putus sedang hamil waktu tunggu sampai melahirkan.
Ad 5
Kewenangan penyidik untuk minta bantuan ahli kedokteran kehakiman lihat Psl
133 ayat (1) KUHAP
2. Kimia Medik
1 Keracunan sianida, karbonmonoksida, keracunan logam berat
2 Bisa untuk mengetahui penyebab mati mendadak, misalnya karena hot shot
(campuran morfin dan strignin)
3. Fisika
1 Kecelakaan lalu lintas : kecepatan kendaraan yang menabrak (10x jarak
pengereman)
2 Luka tembak : jauh/dekatnya jarak tembakan (bila jauh akan terdapat jejas
peluru, bila dekat akan terdapat bekas bubuk mesiu, jejas peluru dan luka
bakar)
4. Parasitologi
Malaria cerebri pada natural sudden death (kematian mendadak alami)
5. Histologi
Rambut, sperma (diperiksa golongan darah sperma dan pemeriksaan DNA)
6. Biokimia
1. Penentuan kadar Kalium di LCS
2. Penentuan kadar histamin & serotonin membedakan apakah korban dipukul
saat masih hidup (intravital) atau sudah mati (post mortem)
3. Kematian intravital : kadar histamin dan serotonin tinggi, ada pembekuan
darah
4. Kematian post mortem : kadar histamin dan serotonin rendah atau negatif,
tidak ada pembekuan darah
7. Etik
Hukum Kesehatan
8. Mikrobiologi
1. Keracunan makanan : Staphyloccus/Streptococcus
2. Kejahatan kesusilaan : Neisseria gonorrhoe, B.doderlein
3. Pada Sub Acute Bacterial Endocarditis kultur jantung, terutama pada
septum
9. Anatomi
Otopsi
10. Radiologi
1. Identifikasi personal (umur) dari gigi, tulang
2. Kejahatan kesusilaan
11. Farmasi/Farmakologi
Toksikologi
12.Psikiarti
Visum et repertum psychiatri
13. Patologi
1. Natural sudden death : myocard infark, atherosklerosis koroner
2. Luka-luka
3. Misal: korban mati karena syok anafilaktik pemeriksaan PA pada daerah
bekas suntikan eosinofil
15. Pediatri
1. Infantisid
2. Bayi earna kuning : bayi lahir hidup dibunuh umur 1-2 hari
17. Gigi
1. Identifikasi (baligh atau belum baligh : dari gigi M2)
2. Kejahatan kesusilaan menentukan pelaku kejahatan
Medical Evidence
Bukti Kedokteran untuk Pengadilan
1 Laporan otopsi menetukan sebab pasti kematian
2 Testimonial evidence (keterangan di sidang pengadilan)
3 Experimental (percobaan pada binatang) menentukan ada/tidaknya
keracunan
4 Documentary evidence (pemeriksaan di TKP) mengumpulkan barang-
barang bukti
5 Medical investigation di TKP
6 Exhumation report (penggalian kuburan)
7 Surat-surat (surat sakit, surat keterangan sehat, surat kematian, surat kelahiran,
dll)
Pemeriksaan Laboratorium
Truth serum (hyocin hydrobromid)
Alkohol, narkotik, scopolamin
Sodium
Amytal (dulu digunakan untuk mengorek informasi pada perang Vietnam)
Hypnosis
Tata cara sidang pengadilan
Surat panggilan :
3 Telah diterima 3 hari sebelum sidang
4 Setelah menerima surat tersebut, langsung hubungi panitera untuk menanyakan
kasus yang dimaksud dan meminta berkasnya untuk dipelajari
Mempelajari kasus
Tata tertib sidang pengadilan
5 Sopan (dalam berpakaian, duduk, dll)
6 Melapor kepada panitera ketika tiba di persidangan
7 Sebelum masuk ruang sidang memakai pakain bebas untuk menghindari
kecurigaan jabatan (saksi ahli atau bukan)
8 Ketika masuk ruang sidang memakai jas dokter
9 Tidak terlalu dekat dengan terdakwa
10 Jawaban tegas
Parkir kendaraan pribadi tidak dekat ruang sidang
Kuliah ke 2
Thanatologi (Sign Of Death) atau kematian
1 PENGERTIAN
2 JENIS-JENIS KEMATIAN
3 KEPENTINGAN KEMATIAN
4 DEFINISI MATI YANG BERKAITAN DENGAN UNDANG-UNDANG
5 PERUBAHAN-PERUBAHAN PADA ORANG MATI
6 KEPENTINGAN TANATOLOGI
7 PEMBUSUKAN (DECOMPOSITION)
8 PENYABUNAN
9 LIVOR MORTIS
10 RIGOR MORVIS
PENGERTIAN
Tanatologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perubahan-perubahan pada
manusia setelah meninggal dunia, yang merupakan ilmu dasar paling penting dalam
IKK terutama dalam hal pemeriksaan jenazah (visum et repertum)
JENIS-JENIS KEMATIAN
a MATI KLINIS (SOMATIS)
Yaitu proses kematian yang hanya dapat dilihat secara makroskopis, ditandai
dengan tidak adanya gerakan, serta tidak berfungsinya jantung dan
paru-paru, definisi ini sering dianut oleh orang awam. (semua organ
jantung + paru-paru berhenti ).
c. MATI CEREBRAL
Yaitu suatu proses kematian yang ditandai dengan tidak berfungsinya otak
dan S.S.P ( sistim syaraf pusat ).Definisi ini yang diakui oleh WHO.
KEPENTINGAN KEMATIAN
asuransi
pengurusan pensiun
orang mati dibebaskan dari segala hukuman
Mummifikasi
Adalah proses pengawetan jenazah sehingga mengkerut, kecil dan berubah
menjadi mummi,
Terutama terjadi pada wanita,
Kulit akan menjadi coklat kuning dan alat dalam membusuk
Proses ada 2 macam ;
Mummifikasi alamiah ;
a) Bisa terjadi bila syarat-syarat tsb dibawah ini terpenuhi :
- Daerah tempat penyimpanan jenazah berudara kering dan tidak
lembab
- Angin kencang
- Kuburan dangkal dan banyak mengandung pasir
- Amplitudo waktu siang dan malam relatif panjang
b) Proses mummifikasi alamiah ini banyak terdapat di negara-negara
Timur Tengah (Mesir)
Mummifikasi buatan
a) Menggunakan pengawet (fiksatif) formalin, rempah=rempah yang
mengandung KCO, Pb dan preparat Arsen
b) Perubahan post mortal yang terjadi :
- Kulit kering dan berwarna coklat(pada perabaan seperti perkamen)
- Alat-alat dalam (jantung, hepar, dll) mengecil dan memadat.
KEPENTINGAN TANATOLOGI
Kepentingan mempelajari tanatologi adalah untuk menetapkan :
1 Waktu kematian terutama pada kasus tanpa saksi,
2 Sebab kematian pasti, cth; keracunan, c.o (carbon oksida) akan terdapat kulit
merah terang, kematian karena terbakar warna kulit (biru2) $ lembab.
3 cara kematian (homicide) (pembunuhan), suicide (bunuh diri), accident
(kecelakaan mobil, kebetulan tertimpa gempa, kereta api, bencana dll ).
4 Transplantasi (donor organ).
KULIAH 3
KEMATIAN ASPHYXIA
Definisi:
Kematian asphyxia (mati lemas) adalah kematian karena kekerasan akibat primer
terganggunya proses pernafasan atau kurang oksigen dalam darah serta ke jaringan.
PEMBAGIAN ASPHYXIA;
-HANGING (kematian karena penggantungan)
-STRANGULATION (kematian karena trauma pada leher)
Srangulation by ligature (penjeratan )
Manual strangulation / throttiing (pencekikan )
Special strangulation :-( untuk mengilangkan jejas, dengan kawat
ninja,dengan siku lengan, tekanan leher dengan cabang pohon)
-SUFFOCATION (kematian bukan karena trauma pada leher), jenisnya :
Smothering (pembekapan ),
Choking (penyumbatan hidung dan mulut
-DROWNING (tenggelam)
-PRESSURE ON THE CHEST (Accident asphyxia)
-ASPHYXIA GAS (pada perang)
Ad 1, Hanging
Definisi : Kematian karena kekerasan dengan cara menggantung, yang
ditandai dengan adanya tekanan tali pada leher, kekuatan berat badan.
Pada prakteknya tidak perlu seluruh kaki tergantung, tapi korban bisa dalam
keadaan duduk atau tidur dengan muka kebawah.
3. Accident
Sangat jarang terjadi, biasanya terjadi pada anak-anak atau wanita,
karena ketidak sengajaan.
Ad 3 Drowning
Adalah kematian asphyxia yang ditandai dengan masuknya air kedalam paru-
paru akibat tenggelam dalam air diikuti dengan kehilangan kesadaran yang
membahayakan kehidupan (menyebabkan kematian)
Kuliah ke 4
LUKA
Pengertian :
Luka adalah kelainan berupa diskontinuitas jaringan di sembarangan tempat pada
tubuh yang disebabkan adanya kekerasan dari luar.
JENIS LUKA;
1 Luka mekanik, yaitu luka akibat trauma benda tajam (iris, luka tusuk) maupun
benda tumpul (lecet, memar Luka panas (termal), yaitu luka akibat api (dry
heat) atau air panas (moist heat)
2 Luka kimia, yaitu luka akibat zat kimia korosif (asam kuat, basa kuat)----
menimbulkan iritasi akut pada kulit,
3 Luka listrik /petir,
4 Luka tembak,
5 Luka karena radiasi, cth sinar rontgen, emersi atom.
Klasifikassi luka berdasar bahaya ;
Luka ringan (KUHP Psl 352), yaitu yang dapat sembuh sempurna, tidak perlu
diadakan bedah, penyembuhannya dibawah 4 minggu,
Luka berat (Psl 90 KUHP), yaitu luka yang dapat menyebabkan bahaya
maut/cacat permanen, perlu tindakan bedah, penyembuhan lebih 4 minggu
Kematian (fatal)
Luka dapat menyebabkan ;
1. Kematian ......> VER orang mati
Kerusakan jaringan tubuh ........> Visum luka
KULIAH KE 5
Visum Et Repertum
Pengertian
Visum et repertum adalah surat keterangan tertulis yang dibuat oleh seorang dokter
di bawah sumpah atas permintaan pengadilan/penyidik tentang segala sesuatu yang
dilihat dan ditemukan
Syarat-syarat VR
Ditulis di bawah sumpah oleh seorang dokter
Diminta oleh pengadilan/penyidik
Isinya mengenai segala hal yang dilihat dan ditemukan oleh dokter tersebut
VISUM ET REPERTUM
• PENGERTIAN
• MACAM-MACAM VISUM ET REPERTUM
• KEGUNAAN VISUM ET REPERTUM
• PROSEDUR VER
• VISUM ET REPERTUM SEBAGAI ALAT BUKTI
• KETERIKATAN HAKIM TERHADAP VISUM ET REPERTUM
• OTOPSI SEBAGAI UNSUR VISUM ET REPERTUM
PENGERTIAN
• PENGERTIAN HARFIAH VISUM ET REPERTUM ADALAH
BERASAL DARI KATA VISUAL, YAITU MELIHAT DAN REPERTUM
YAITU MELAPORKAN, BERARTI APA YANG DILIHAT DAN
DITEMUKAN, SEHINGGA VER MERUPAKAN SUATU LAPORAN
TERTULIS DARI DOKTER (AHLI) YG DIBUAT BERDASARKAN
SUMPAH, PERIHAL APA YG DILIHAT DAN DIKETEMUKAN ATAS
BUKTI HIDUP, MAYAT ATAU FISIK ATAUPUN BARANG BUKTI
LAIN, KEMUDIAN DILAKUKAN PEMERIKSAAN BERDASARKAN
PENGETAHUAN YANG SEBAIK-BAIKNYA
• PENGERTIAN YG TERKANDUNG APA;” YG DILIHAT DAN
DIKETEMUKAN”, JADI VISUM ET REPERTUM ADALAH SUATU
KETERANGAN DOKTER TENTANG APA YANG DILIHAT DAN
DIKETEMUKAN DI DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN
TERHADAP ORANG YANG LUKA ATAU TERHADAP MAYAT, JADI
MERUPAKAN KESAKSIAN TERTULIS
• Ver dibuat dan dibutuhkan dalam rangka upaya penegakkan hukum dan
keadilan.
• Ver dibuat guna membuat terang dan jelas suatu perkara pidana yg telah
terjadi khususnya yg menyangkut tubuh, kesehatan dan nyawa manusia.
• Dokter ahli tanpa alasan yg jelas tidak datang sebagai saksii dapat diancam
berdasar Psl 224 KUHP dan Psl 522 KUHP.
1) KETERANGAN SAKSI
2) KETERANGAN AHLI
3) SURAT
4) PETUNJUK
5) KETERANGAN TERDAKWA.
, maka perlulah jaksa dan polisi mempelajari Hukum Kedokteran Kehakiman dalam
garis besarnya dan mengetahui dalam hal apa ia dapat minta bantuan kepada dokter.
Seorang dokter dapat membantu dalam hal :
1. Pemeriksaan pertama di tempat kejadian kejahatan.
2. Pemeriksaan pada korban luka.
3. Pemeriksaan pada korban yang sudah mati (otopsi).
4. Pemeriksaan pada korban yang sudah dikubur (penggalian mayat).
5. Pemeriksaan barang bukti.
6. Memberi kesaksian di sidang pengadilan selaku saksi ahli.
Tindakan kedua:
Mengamankan tempat kejadian perkara, ini berarti tempat tersebut harus ditutup dan
hanya petugas saja yang boleh masuk. Bila ini sudah dilaksanakan, maka tempat
harus dibersihkan dari oknum-oknum yang tidak ada sangkut pautnya dengan
kejadian tersebut, dan agar pemeriksaan dapat dilakukan dengan tenang.
Dokter dalam hal ini perlu menentukan sifat atau cara kematiannya:
a. Mati wajar
b. Mati oleh kekerasan;
b.1. Pembunuhan
b.2. Bunuh diri
b.3. Kecelakaan
selain daripada itu, dokter dapat membuat perkiraa mengenai saat kematian sikorban
yang dapat dipakai untuk mencocokan dengan alibi tertuduh. Lagi pula dokter dapat
memberi bantuan dalam mencari dan mengumpulkan bahan bukti, antara lain:
3 Mencari anak peluru yang diperlukan untuk identifikasi senjata api;
4 Mencari racun yang digunakan pada suatu kejadian keracunan baik sengaja
maupun tidak, untuk keperlua pengubatan korban-korban yang masih hidup
dan untuk kepentingan pengusutan da sebagainya.
Bila pemeriksaan setempat sudah selesai, jenazah boleh diangkut ke rumah sakit
dengan mengajukan permohonan Visum Et Reptum pada dokter.
Tindakan ketiga:
Tempat kejadian, kamar, halaman untuk sementara dinyatakan tertutup, sebab
kemungkinan sekali sewaktu-waktu masih memerlukan bahan bukti.
KULIAH 6
LUKA
Pengertian :
Luka adalah kelainan berupa diskontinuitas jaringan di sembarangan tempat pada
tubuh yang disebabkan adanya kekerasan dari luar.
JENIS LUKA;
6 Luka mekanik, yaitu luka akibat trauma benda tajam (iris, luka tusuk) maupun
benda tumpul (lecet, memar Luka panas (termal), yaitu luka akibat api (dry
heat) atau air panas (moist heat)
7 Luka kimia, yaitu luka akibat zat kimia korosif (asam kuat, basa kuat)----
menimbulkan iritasi akut pada kulit,
8 Luka listrik /petir,
9 Luka tembak,
10 Luka karena radiasi, cth sinar rontgen, emersi atom.
KULIAH KE 7
IDENTIFIKASI :
Adalah suatu cara untuk dapat mengenal kembali sesuatu, atau suatu cara
untuk memastikan tentang persamaan sesuatu, dengan jalan memperhatikan
dan memberikan tanda-tanda yg luar biasa dari dan pada sesuatu, atau dg
mempersamakan yg satu dg lainya.
Di Indonesia tgl 12 Nop 1914 telah dibuka resmi Kantor Pusat Daktiloskopi,
dasar hukumnya :
a. K.B, tgl 16 Januari 1911 No.27 (Ind. Stbl. No. 234) ’tot de werkkring van
het Departemen van Justitie in Ned, Indie wordt gebracht de identficatie
door het stelsel van vingeerafdrukken ( dactiloscopy) enz........
b. Besluit G.G; Ned. Indie tgl 30 Maret 1920 No. 21, Stbl, 1920 No. 259,
menetapkan: ” het biy de afdeling Dactiloscopy het Departemen van
Justitie werkzaam personeel vormt het ”CENTRAAL KANTOOR VOOR
DACTILOSCOPY”, ENZ......
Menuruy Francis Galaton, bentuk teraan jari manusia dapat dibagi menjadi
tiga golongan, yaitu :
1. Bentuk teraan jari BUSUR (Arc type pattern) tandanya..A
2. Bentuk teraan jari JERAT (Loop type pattern) tandanya ..L
3. Bentuk teraan jari LINGKARAN (Whorl type pattern) tandanya....w
E.R Henry telah berhasil membagi tiga kelompok itu menjadi delapan
kelompok yang lebih kecil, yaitu:
I. Bentuk teraan Busur (Arch) menjadi 2 bagian:
1. B.t. Busur Biasa (plain Arch) tandanya ...........A
2. B.T. Busur Runcing (Tented Arch) tandanya ..T
II. Bentuk teraan Jerat (Loop) menjadi 2 bagian :
1. B.T. Jerat Radial (Radial Loop) tandanya ........R
2. B.t. Jerat Ulnar (Unlaar Loop) tandanya ..........U
III.Bentuk teraan Lingkaran (Whorl) menjadi 4 bagian :
1. B.t. Lingkaran Biasa (plain Whorl) tandanya ..W
2. B.T. Lingkaran Jerat Kantong Tengah (Central Pocket Loop
Whorl) tandanya ..................................................C
3. B.t. Linkaran Jerat Kembar (Double Loop Whorl) ...D
4. B.t. Lingkaran Luar Biasa (Accidental Whorl)...........X
KULIAH 8
TOXICOLOGY FORENSIC
c. TOXICOLOGY FORENSIC.
TERMASUK BAGIAN KIMIA FORENSIC (FORENSIC
CHEMISTRY).
OBYEKNYA KEBANYAKAN BERUPA MAYAT YG AKAN
DITENTUKAN SEBAB KEMATIANNYA, APAKAH AKIBAT RACUN
ATAUKAH AKIBAT LAINNYA YG ADA HUBUNGANNYA DG
PERKARA PIDANA.
PENGERIAN RACUN
” TAYLOR” YAITU ;
’ SETIAP BAHAN ATAU ZAT YANG DALAM JUMLAH RELATIF BILA
MASUK ATAU DIMASUKAN KE DALAM TUBUH AKIBAT REAKSI
KIMIAWINYA DAPAT MENIMBULKAN GEJALA-GEJALA ABNORMAL,
MENYAKITI, MENCEDARAKAN ATAU MEMBINASAKAN BAGI TUBUH
YANG NORMAL DAN SEHAT”
VISUM ET REPERTUM
III. KESIMPULAN.
Kesimpulan harus didasarkan pada ajaran Sebab dan Akibat
(causaliteits leer).Misalnya tidak boleh hanya dikatakan bahwa
kematian seseorang disebabkan karena perdarahan saja,
melainkan harus diterangkan juga bahwa perdarahan itu
disebabkan oleh luka pada limpanya dan lukanya itu disebabkan
pula oleh tusukan senata tajam.
Di bagian bawah harus dicantumkan ”sumpah”. Hal ini berarti
bahwa setiap Visum Et Revertum harus dibuat diatas sumpah
dokter.
Psl 352 ;
1) Selain daripada apa yg tersebut dlm Psl 353 dan Psl 356, maka penganiayaan
yg tidak menyebabkan sakit atau halangan untuk melakukan jabatan atau
pekerjaan sbg penganiayaan ringan, dihukum penjara selama 3 bln atau
denda sebanyak Rp 4.5oo,- hukuman ini boleh ditambah 1/3nya, bila
kejahatan itu dilakukan terhadap orangyg bekerja padanya atau yg ada
dibawah perintahnya.
2) Percobaan melakukan kejahatan ini tdk dapat dihukum.
Psl 353 :
1) Penganiayaan yg dilakukan dg direncanakan terlebih dahulu dihukum
penjara selamaa 4 th.
2) Jika perbuatan itu menjadi luka berat, sitersalah dihukum penjara selama 7
th (Psl 90 KUHP).
3) Jika perbuatan itu menjadikan kematian orangnya ia dihukum penjara
selama 9 th.
Psl 354 :
1) Barangsiapa dg sengaja melukai berat orang lain, dihukum karena
menganiaya berat, dg hukuman penjara selama 8 th.
2) Jika perbuataan itu menjadikan kematian orangnya, sitersalah dihukum
penjara selama 10 th.
Psl 355 :
1) Penganiayaan berat yg dilakukan dg direncanakan terlebih dahulu, dihukum
penjara selama 12 th.
2) Jika perbuatan itu menyebabkan kematian orangnya, si tersalah dihukum
selama 15 th.
Psl 90 ;
Yang dikatakan luka berat pada tubuh yaitu : Psl 184, 213 s, 288, 306, 333 s,
358, 360, 365, 495 s).
Penyakit atau luka, yg tdk boleh diharap akan sembuh lagi dg sempurna atau
yg dapat mendatangkan bahaya maut, terus menerus tidak cakap lagi
melakukan jabatan atau pekerjaan, tidak lagi memakai salah satu
pancaindera, kudung (rompong), lumpuh, berubah pikiran (akal) lebih dari 4
minggu lamanya, menggugurkan atau membunuh anak dari kandungan ibu.
a. Pembunuhan dg sengaja (doodslag) Psl 338, Psl 339, Psl 344 KUHP.
b. Pembunuhan anak setelah beberama melahirkan (kinderdoodslag) Psl 341
dan 342 KUHP.
c. Pembunuhan anak dalam kandungan (abortus provocatus criminalis) Psl
346, Psl 347, Psl 348 KUHP.
d. Pembunuhan yg direncanakan terlebih dahulu (met voorbedacte rade moord)
termasuk didalamnya, pembunuhan anak (kindermoord) dan bunuh diri
(zelfmoord) yaitu PSL 340, Psl 342 ,PSL 345 KUHP.
e. Penganiayaan (mishandeling) termasuk didalamnya penganiayaan ringan
(lichte mishandeling) dan penganiayaan ringan (lichte mishandeling) dan
penganiayaan berat (zware mishandeling) yaitu psl 351. Psl 352. Psl 353, psl
354, psl 355, psl 356 dan 358 KUHP.
f. Percobaan (poging) terhadap delik-delik yg disebut dalam sub a,b, c dan d.
g. Makar mati (aanslag met het oogmerk =aan het leven te beroven) yaitu Psl
104 KUHP.
h. Kematian karena culpa (veroorzaken van den dood door schuld) yaitu psl
359 KUHP.
i. Luka karena culpa (veroorzaken van den dood door schuld ) yaitu 360
KUHP..
j. Perkosaan (verkrachting) yaitu Psl 285, 286, 287, 288 KUHP.
k. Perzinahan (overspel) termasuk didalamnya perbuatan cabul (ontuchtige
handeling) dan homosexuil yaitu Psl 284, 289, 290, 293 KUHP.
l. Kasus keracunan yang diatur dalam Psl 133 ayat (1) KUHAP.
Hal ini telah diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana yaitu pada :
Pasal 341 : Seseorang ibu yang dengan sengaja menghilangkan jiwa anaknya
ketika dilahirkan atau tidak beberapa lama sesudah dilahirkan,
karena takut ketahuan bahwa ia sudah melahirkan anak, dihukum
karena makar mati terhadap anak (kinderdoodslag), dengan
hukuman penjara selama-lamanya tujuh tahun.
Pasal 342 : Seorang ibu yang sengaja akan menjalankan keputusan yang ambilnya
sebab takut ketahuan bahwa ia tidak lama lagi akan melahirkan
atau tidak lama kemudian daripada itu, dihukum karena
pembunuhan anak (kindermoord), yang direncanakan dengan
hukuman penjara selama-lamanya sembilan tahun.
Bila dianalisis pasal-pasal tersebut maka kita akan menemukan unsur-unsurnya
sebagai berikut :
1. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh si ibu.
2. Rasa takut dari si ibu untuk diketahui.
3. Pada waktu melahirkan ataupun tidak lama kemudian.
Unsur ini terlebih dahulu harus diketahui, sesudah itu barulah diadakan tuntutan
apakah memenuhi Pasal 341 atau Pasal 342 KUHPidana. Tentang persoalan
tersebut di atas harus diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada dokter ialah:
a. Unsur dalam kandungan.
b. Apakah waktu dilahirkan hidup atau mati.
c. Sebab kematian.
ABORTUS
Abortus yaitu keluarnya hasil pembuahan (janin) yang belum waktunya
dikandungan ibu dan belum dapat hidup di luar kandungan.
Dalam dunia kedokteran abortus ini ialah kelahiran yang terjadi terbatas sampai
waktu 28 minggu umur janin, halmana sebenarnya kurang cocok dengan teknik
sekarang. Kalau kelahiran terjadi setelah umur janin lebih dari 28 minggu tetapi
kurang dari yang sebenarnya (40 minggu) maka hal ini dinamakan prematur.
Mengenai Abortus ini ada 2 macam yaitu :
1. Abortus provocatus medicalis :
Dalam hal ini tidak terdapat adanya sifat kriminal.
2. Abortus provocatus criminalis :
Proses pembuahan terjadi karena sperma masuk serta bercampur dengan sel
telur yang matang pada jarak1/3 bagian dari indung telur rahim.
Jika tidak terjadi pembuahan maka sel telur akan masuk ke dalam rahim dan
pada waktu menstruasi akan keluar.