Anda di halaman 1dari 19

Islam dan Disiplin Ilmu

FILSAFAT KETATANEGARAAN
Filsafat Ketatanegaraan

Eksistensi Hukum
Pengertian dan
Pengertian Islam dalam
Sejarah Filsafat
Ketatanegaraan Sistem Hukum
Hukum
Indonesia
PENGERTIAN DAN SEJARAH FILSAFAT
HUKUM

Pengertian Filsafat
Sejarah Filsafat Hukum
Hukum
Pengertian Filsafat Hukum

 Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia yang kata
dasarnya adalah philein artinya mencintai atau philia, cinta dan Sophia
artinya kearifan.

 Dalam Al-quran maupun As-sunnah, tidak terdapat kata filsafat, tidak


berarti bahwa Al-Qur’an dan As-sunnah tidak mengenal apa yang
dimaksud dengan falsafah itu. Dalam kedua sumber itu dikenal kata lain
yang sama maksudnya dengan itu yaitu kata hikmah.
Sejarah Filsafat Hukum

 Sejarah filsafat bermula dari pesisir Samudera Mediterania bagian timur pada
abad ke-6 SM. Dari situ filsafat bergerak menyebrangi teluk Aegean tanah
Yunani. Disinilah untuk ribuan tahun lamanya filsafat menancapakan akar-
akarnya yang kuat dan menjadi ideologi masyarakat.
 Ketika Iskandariyah didirikan oleh Iskandar Agung pada tahun 332 SM, filsafat
mulai merambah ke dunia timur. Di Iskandariyah ini, filsafat menjadi benar-
benar mendunia, karena semua filosof karya Yunani diperkenalkan dan filsafat
dijadikan go internasional.
 Di Iskandariyah tradisi filsafat Yunani sudah tidak murni lagi dalam satu aliran,
melainkan telah terpecah menjadi beberapa aliran seperti Platonisme,
Aristotelianisme, Pytagorianisium, dan Stoisme, bahkantelah tercampur
dengan budaya-budaya lokal seperti mistis Mesir, Phoenisia, Persia, Yahudi,
dan Kristen. Akulturasi filsafat asli Yunani dengan budaya-budaya lain ini yang
dinamakan proses hellenistik, sehingga melahirkan filsafat, Hellenisme.
 Pada akhirnya, penaklukan Iskandariyyah, termasuk Mesir, Suriah dan Irak
yang notaben sebagai pusat-pusat peradaban filsafat, oleh tentara Islam,
membawa bangsa Arab-Islam bersentuhan dengan peradaban Yunani
khususnya dan peradaban-peradaban dunia lain pada umumnya, seperti
mistis Mesir, Phoenisia, Persia, Yahudi, dan Kristen.
PENGERTIAN KETATANEGARAAN

Sejarah
Pengertian Ketatanegaraan
Teori Khilafah
Ketatanegaraan atau Tata
Negara

Prinsip – prinsip Teori dan Praktik


Hukum Islam Teori Hukum
Dalam Ketatanegaraan Ketatanegaraan
Ketatanegaraan di Indonesia
Pengertian Ketatanegaraan

 Ibnu Kencana Syafi’i berkesimpulan bahwa Hukum Tata Negara adalah


aturan susunan serta tata cara yang berlaku dalam suatu kelompok
keluarga, organisasi ke-wilayahan dan kedaerahan yang memiliki
kekuasaan, kewenangan yang absah serta kepemimpinan pemerintahan
yang ber-daulat, guna mewujudkan kesejahteraan, keamanan,
ketertiban, dan kelangsungan hidup orang banyak (bangsa) dalam
mencapai tujuan serta cita-cita bersama
Sejarah Ketatanegaraan atau Tata
Negara

 Ketika akhir decade tujuh puluhan (1979) Imam Ayatullah Ruhullah


Khomaeni memenangkan revolusinya dan mendirikan Islam Iran. Dunia
Islam pun diingatkan kembali kepada masa-masa kejayaan politik di
masa lalunya . Kemudian disadari bahwa kemenangan Khomaeni
merupakan kemenangan dan kejayaan kembali Islam Syi’ah yang telah
lama memperjuangkan eksistensinya, baik dikalangan masyarakat dan
dunia Islam itu sendiri maupun dikalangan umat manusia pada umumnya.
 Sejarah mencatat bahwa Syi’ah pernah berhasil mendirikan negara di
Mesir yang dikenal dengan Dinasti Fatimiyah atau Daulah Fathimiyah (909-
1117).
 Umat Islam Indonesia adalah penganut faham Sunni. Mereka berfaham
Ahlu Sunnah Waljama’ah. Walaupun term ahlu Sunnah Waljama’ah
adalah term dalam Ilmu Kalam, akan tetapi seringkali digunakan dalam
pengertian Sunni sebagai faham politik, dan sebagai lawan Syi’ah.
Mungkin sekali penggunaan term ini digunakan di kalangan ulama
Indonesia dikarenakan teologi Syi’ah lebih cenderung kepada kalam
Mu’tzjilah yang merupakan lawan dari teologi Ahlu Sunnah Waljama’ah.
 Perbedaan yang kemudian menjadi sangat jelas antara Sunni dengan
Syi’ah adalah kelanjutan atau konsekuensi dari konsep imam. Orang
Syi’ah membatasi hak imamah (kepemimpinan) itu pada ahlu al-Bait.
Yakni keluarga Nabi Muhammad saw.
Teori Khilafah

 Para penulis politik Islam, seperti Al-Mawardi (974-1058) dan Ibnu Khaldun
(1332-1406) menyatakan bahwa “Khilafah adalah suksesi kenabian dalam
memelihara agama dan mengatur keduniaan.” Kedua pakar ini
mendefinisikan Khilafah secara fungsional.
 Sejarah menunjukan bahwa Khilafah berfungsi sebagai sebagai Kepala
dan pemimpin agama dan keduniaan (Negara).
Prinsip-Prinsip Hukum Islam dalam
Ketatanegaraan
 Prinsip-prinsip itu ialah :
 al-huriyyah (kebebasan);
 al-‘adl (keadilan);
 al-musawwah (persamaan);
 al-syura (musyawarah); dan
 ditambah lagi dengan dua prinsip tambahan, yaitu
 al-mu’aradah (pengawasan masyarakat atas kebijaksanaan pemerintah);
 al-Naqd al-DDhatiyy atau muhasabat al-nafs (auto critique), yaitu membuka bebagai
kekurangan-kekurangan diri sendiri; mengetahui sebab-sebab serta cara-cara
memperbaikinya.
Teori Ketatanegaraan

 Menurut Algozali, politik ialah segala upaya untuk memperbaiki kehidupan


makhluk Allah dan menunjukan ke jalan yang benar dan menyelamatkan
mereka di dunia dan akhirat. Nilai politik tertinggi baginya adalah politik
para nabi sebab obyek mereka meliputi aspek lahir batin
 Ketatanegaraan dan pemerintah (khalifah) dalam pandangan Algazali
adalah termasuk ke dalam bidang fiqh, bukan bidang yang diurus oleh
kaum teolog atau pun para filosof. Pendiriaanya ini kiranya dijadikan
Algazali untuk menentang teori-teori politik golongan mutakallim
sebelumnya, seperti Mu’tazilah, Syi’ah, dan para filosof muslim lainnya.
Teori dan Praktik Hukum
Ketatanegaraan di Indonesia

 Apa yang dinyatakan Ibn Khaldun, al-Mawardi, Algazali, dan Ibn


Taimiyyah kiranya mewakili kelompok pemikir politik Sunni. Sebagaimana
halnya bangsa Indonesia yang bermadzhab Sunni, dapatlah dipastikan
bahwa pandangan mereka tentang negara dan pemerintahan adalah
sama, setidak-tidaknya sejalan dengan pandangan para pemikir politik
diatas.
 Dalam mewujudkan kehidupan keberagamaan, umat Islam Indonesia
telah melembagakan berbagai macam kegiatan yang meliputi berbagai
aspek yang hampir menyentuh seluruh dimensi kehidupan bermasyarakat
dan bernegara.
 Namun demikian, mengingat bahwa Indonesia adalah negara Pancasila
yang berarti bukan negara sekuler dan bukan pula negara agama maka
manifestasi nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran dan Sunnah tentu
saja mempunyai kekhususan yang mungkin berbeda dengan
pelembagaan dan penerapan ajaran Islam di negara-negara lain.
EKSISTENSI HUKUM ISLAM DALAM
SISTEM HUKUM INDONESIA

 Secara sosiologis, hukum merupakan refleksi tata nilai yang di yakini oleh
masyarakat sebagai suatu pranata dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Hal ini berarti, bahwa muatan hukum itu
seharusnya mampu menangkap aspirasi masyarakat yang tumbuh dan
berkembang, bukan hanya bersifat kekinian, namun juga menjadi acuan
dalam mengantisipasi perkembangan sosial,ekonomi, dan
perkembangan ekonomi di masa depan
 Dengan demikian, hukum itu tidak hanya sebagai norma statis yang
hanya mengutamakan kepastian dan ketertiban. Namun juga
berkemampuan untuk mendimanisasikan pemikiran serta merekayasa
perilaku masyarakat dalam menggapai cita-cita
 Dalam perkembangan selanjutnya, hukum Islam di Indonesia itu kemudian
di bagi menjadi dua;
1. Hukum Islam yang bersifat normatif, yaitu yang berkaitan dengan aspek
ibadah murni, yang pelaksanaanya sangat tergantung kepada iman dan
kepatuhan umat Islam kepada agamanya.
2. Hukum Islam yang bersifat yuridis formal, yaitu yang berkaitan dengan aspek
muamalat (khususnya bidang perdata dan diupayakan pula bidang pidana,
sekalipun sampai sekarang masih mencapai tahap perjuangan), yang telah
menjadi bagian hukum positif di Indonesia.
Meskipun keduanya (hukum normative dan yuridis formal) masih mendapatkan
perbedaan dalam pemberlakuannya, namun keduanya itu dapat terlaksanakan
secara serentak di Indonesia sesuai dengan UUD 1945 pasal 29 ayat 2
Kesimpulan

1. Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia


dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat. Sejarah filsafat
bermula dari pesisir Samudera Mediterania bagian timur pada abad ke-6
SM. Dari situ filsafat bergerak menyebrangi teluk Aegean tanah Yunani.
Disinilah untuk ribuan tahun lamanya filsafat menancapakan akar-akarnya
yang kuat dan menjadi ideologi masyarakat. Ibarat tanaman yang
menemukan lahan subur, di negeri Yunani inilah filsafat berkembang
dengan pesat sehingga melahirkan filosof-filosof besar pertama seperti,
Thales, Socrates, Plato, dan Aristoteles. Ketika Iskandariyah didirikan oleh
Iskandar Agung pada tahun 332 SM, filsafat mulai merambah ke dunia
timur.
2. Tata negara adalah suatu kekuasaan sentral yang mengatur kehidupan
bernegara yang menyangkut sifat,bentuk,tugas negara dan
pemerintahan, atau sebaliknya
3. Bahwa hukum Islam itu mengandung dua dimensi:
a) Hukum Islam dalam kaitannya dengan Syari’at yang berakar pada nash qath’I
berlaku universal dan menjadi asas pemersatu serta mempolakan arus utama
aktivitas umat Islam di dunia.
b) Hukum Islam yang berakar pada nazh dzanni yang merupakan wilayah ijtihad
yang produk-produknya kemudian disebut fiqh

Anda mungkin juga menyukai