Oleh :
FAKULTAS SYARIAH
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah “Calo Tiket” bukan lagi suatu hal yang asing ditengah-tengah
keberadaan calo karena calo menyediakan tiket yang sudah sold out ataupun
yang benar-benar dibutuhkan pada waktu tertentu. Namun, tak sedikit orang
yang kesal dan marah dengan perbuatan calo ‘nakal’ yang kemudian menipu
yang saling bertentangan mengenai kehadiran calo tiket ini. Pihak pertama
adalah mereka yang merasa diuntungkan dengan kehadiran calo tiket. Pihak
kedua adalah mereka yang merasa dirugikan. Entah karena harga yang pastinya
lebih mahal dari harga pada umumnya, atau karena adanya unsur penipuan
karena ada calo yang justru menjual tiket palsu sehingga ada pihak yang
dirugikan.
lebih dalam.
1.2 Rumusan Masalah
sesuatu berdasarkan upah. Dalam bahasa Arab, calo sering disebut dengan
simsarah.1
sebagian masyarakat yang sibuk sehingga mereka tidak bisa mencari sendiri
dagangan tetapi tidak tau cara menjualnya, maka dia membutuhkan calo untuk
pembeli”.
1
Dr. Ahmad Zain An-Najah, MA, tersedia di Copyright © 2011 www.ahmadzain.com,
(Bekasi, 9 Shofar 1434/ 23 Desember 2012), diambil tanggal 3 Desember 2019.
2
Dr. Ahmad Zain An-Najah, MA, Op.Cit.
BAB II
PEMBAHASAN
yang dimaksud dengan calo adalah “upaya memperantarai pihak penjual dan
hukum menjadi perantara dalam sebuah jual beli dalam islam itu sendiri.
perantara dalam jual-beli. Praktek menjadi perantara ini disebut dengan istilah
Dari 'Urwah al-Bariqi bahwa Nabi SAW memberinya satu dinar untuk
dibelikan seekor kambing. Maka dibelikannya dua ekor kambing dengan uang satu
dinar tersebut, kemudian dijualnya yang seekor dengan harga satu dinar. Setelah itu
ia datang kepada Nabi SAW dengan seekor kambing. Kemudian beliau SAW
mendoakan semoga jual belinya mendapat berkah. Dan seandainya uang itu
dibelikan tanah, niscaya mendapat keuntungan pula. (HR. Ahmad dan At-tirmizy)
berdagang. Dia mampu membeli sesuatu dengan harga yang murah, dan bisa
sebagai keuntungan. Walau pun pada hakikatnya uang yang digunakan itu
Fatwa terkait hukum perantara ini oleh kebanyakan ulama diambil dari
penjelasan Al-Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya, yaitu Bab Upah Untuk
bila kamu berhasil menjualnya di atas harta tertentu, silahkan kamu ambil
lebihnya".
َ ْالَ بَأ
َس ِب َذلِك
perantara, “jualkan barang ini dengan harta sekian. Kalau ada untungnya maka
ambillah untukmu".
Yang juga berpendapat bahwa praktek perantara seperti ini boleh antara
Letak titik haramnya percaloan tiket baik untuk tiket pesawat, kereta
api atau lainnya adalah pada hilangnya tiket karena diborong dan dikuasai para
Seandainya yang dilakukan para calo tiket itu tidak sampai membuat
konsumen kehilangan haknya dari mendapat tiket dengan harga asli di loket,
maka sebenarnya menarik untung dari menjual tiket itu bisa dibenarkan,
Para calo memborong habis semua tiket yang dijual di loket, lalu
Kalau pun disisakan, biasanya hanya sedikit sekali. Sehingga hampir sebagian
karena juga ikut menikmati hasilnya, atau pun karena tidak mampu
berhadapan dengan para backing para calo yang biasanya orang yang sangat
berpengaruh.
jual beli dan perantara yang diharamkan dalam calo tiket, Atas dasar kebutuhan
akan jasa calo dan karena hukum asal muamalat adalah mubah selama tidak
terdapat larangan, maka profesi calo dibenarkan dalam Islam serta upah yang
Kebolehan hukum calo telah dijelaskan oleh para ulama : Imam Bukhari
(wafat 256H) berkata : “Bab : Upah calo. Ibnu Sirrin, Atha, Ibrahim An-Nakha’i,
dibayar oleh pemilik barang yang memintanya untuk menjualkan barangnya. An-
Najdy (ulama mazhab Hanbali wafat : 1392H) berkata : “Upah calo dibayar oleh
Namun realita di zaman modern di mana para calo tersebut jauh dari
melakukan pelanggaran. Hal ini berdampak terhadap rusaknya citra para calo dan
terciptalah citra bahwa calo identik dengan sikap pemaksaan serta penipuan,
Berikut ini beberapa pelanggaran yang kerap dipraktekkan oleh para calo
tiket.3
kota pada musim liburan para calo perusahaan bis berkerumun mendekati
akad jual-beli tiket tidak sah, karena ada unsur pemaksaan, serta upah yang
ْ
ٍ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَأ ُكلُوا أَ ْم َوالَ ُكم بَ ْينَ ُكم بِ ْالبَا ِط ِل إِاَّل أَن تَ ُكونَ تِ َجا َرةً عَن تَ َر
اض ِّمن ُك ْم
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Maksud suka sama suka dalam ayat diatas tidak ada unsur
pemaksaan dari salah satu pihak. Dan bila terdapat unsur pemaksaan, uang
hasil imbalan barang dan jasa termasuk memakan harta orang lain dengan
berangkat sekarang, padahal ia tahu bahwa bis baru berangkat setelah dua
jam kemudian.
deretan dosa besar, dengan alasan termasuk memakan harta orang lain
[HR Muslim]
ك لَهُ َمافِي بَ ْي ِع ِه َما َوإِ ْن َك َذبَا َو َكتَ َما فَ َع َسى أَ ْن يَرْ بَ َحا ِر ْبحًا َويُ ْم َحقَا بَ َر َكةَ بَي ِْع ِه َما َ َص َدق
ِ اوبَيَّنَا ب
َ ُور َ فَإ ِ ْن
“Jika penjual dan pembeli jujur serta menjelaskan cacat barang/jasa niscaya
Ada juga calo tiket jenis lain, yaitu calo tiket kereta api dan
lebih tinggi dari harga resmi yang dijual oleh perusahaan pemberi
sallam bersabda :
resmi yang dijual oleh perusahaan. Karena pada saat itu tiket sudah
Akan tetapi bila laba yang tinggi disebabkan karena ihtikar yag
hasil ihtikar.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
jual.
para pedagang …. Pada saat itu pihak berwenang wajib mematok harga
ditambah laba yang masuk akal …. Agar mereka tidak dianiaya dan orang
5
Hasyiyah Ar Raudhul Murbi, hal: 318
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karena jasa calo berkaitan dengan hajat orang banyak sudah selayaknya
pihak berwenang dalam hal ini dinas perhubungan untuk menertibkan mereka,
harga barang disebabkan oleh tindakan penimbunan barang oleh para pedagang
…. Pada saat itu pihak berwenang wajib mematok harga dan memaksa para
penimbun menjual barangnya dengan harga normal ditambah laba yang masuk
akal …. Agar mereka tidak dianiaya dan orang banyakpun tidak teraniaya”