Anda di halaman 1dari 10

OM SWASTYASTU

KELOMPOK 2
 Sang Putu Wedha Rama (3.14.1.1284)
 Ni Putu Selly Indrawaty (3.14.1.1285)
 Horasman Diando Suradi S (3.15.1.1332)
 I Putu Harmawan (3.15.1.1334)
 Putu Mellia Ananda (3.15.1.1336)
 I Kadek Yudi Astrawan (3.15.1.1340)
 Putu Gede Permana Siwi (3.15.1.1345)
 Ni Desak Made Rina Astiti (3.15.1.1441)
RUMUSAN MASALAH

Apakah klausula Arbitrase dapat


mengesampingkan perkara kepailitan
pada pengadilan niaga?
PEMBAHASAN
Kewenangan Pengadilan Niaga dan Lembaga Arbitrase
Pengadilan Niaga adalah institusi pelaksanaan kekuasaan
kehakiman yang berada di bawah institusi pelaksanaan
Kekuasaan Kehakiman yang berada di bawah
Mahkamah Agung. Pengadilan niaga berwenang
menerima, memeriksa dan memutus perkara kepailitan,
perkara PKPU dan perkara lain di bidang perniagaan
meliputi Perkara Desain Industri, Perkara Desain
Tataletak Sirkuit Terpadu, Perkara Paten, Perkara
Merek, dan Perkara Hak Cipta
Dasar penyelesaian perkara kepailitan
Berdasarkan UU No 37 tahun 2004 tentang
kepailitan dan penundaan kewajiban
pembayaran utang (UUKPKPU) Kepailitan
adalah sita umum atas semua kekayaaan
debitur pailit kepengurusan dan
pemberesannya di lakukan oleh kurator di
bawah pengawasan hakim pengawas, sebagai
mana diatur dalam UU ini.Dari rumusan
tersebut tampak bahwa inti dari kepailitan
adalah sita umum atas kekayaan debitur
BerdasarkanAsas Penegasan Dalam Peraturan
Perundang–Undangan
Adapun klausula arbritase dapat mengesampingkan
perkara kepailitan pada pengadilan niaga berdasarkan
asas penegasan dalam peraturan perundang-undangan
meliputi :
1. Dalam kasus-kasus kepailitan dan juga berhubungan
dengan hutang piutang berlaku asas lex specialis
derogat legi generali yaitu asas yang menyatakan bahwa
undang-undang yang lebih khusus yang
mengenyampingkan undang-undang yang lebih umum.
2. Telah di tegaskan dalam pasal 300 UU no 37 tahun
2004, diatur bahwa pengadilan niaga merupakan
pengadilan berada di bawah pengadilan umum yang
mempunyai tugas dan wewenang
3. Berdasarkan pasal 280 (1 dan2) perpu nomer
1 tahun 1998, yang telah di tetapkan menjadi
undang – undang nomer 4 tahun 1998, status
hukum dan kewenangan (legal status and
power) pengadilan niaga mempunyai kepastian
hukum (legal capacity) untuk menyelesaikan
permohonan pailit.
4. Telah di tegaskan dalam pasal 303 UU nomer
37 tahun 2004 tentang kepailititan dan
penundaan kewajiban pembayaran hutang
Kewenangan Penyelesaian Sengketa Kepailitan
dalam Hal Adanya Klausul Arbitrase dalam
Perjanjiannya
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 30 tahun
1999 tentang Arbitrase dan APS, pada pasal
11 ayat (2) apabila terdapat sengketa perdata
dagang yang dalam perjanjiannya memuat
klausul arbitrase harus diselesaikan oleh
lembaga arbitrase, dan pengadilan negeriwajib
menolak dan menyatakan tiak berwenang
untuk mengadilinya apabila perkara tersebut
diajukan.
PUNYA PERTANYAAN ?

Anda mungkin juga menyukai