Anda di halaman 1dari 12

INVESTIGASI KRIMINAL

Kelompok 2 :
Herlita pangaribuan 15000117120012
Lilyana Budi Anggraini 15000117120026
Siska Dwi Setyorini 15000117120030
Ira Wati 15000117120057
Abimukti Salam 15010116130087
CRIMINAL PROFILING

 Menurut Woodsword dan Porter criminal profiling adalah upaya untuk


mendeskripsikan perilaku kejahatan dengan akurat secara psikologis dengan cara
pemeriksaan barang bukti dari tempat kejadian perkara (TKP), korban, dan saksi.
 Criminal profiling dapat di definisikan juga sebagai upaya untuk memberikan
informasi spesifik mengenai pelaku kejahatan dan sebagai sketsa biografis dari
kecenderungan dan pola perilaku tertentu (Gaberth, dalam Fulero & Wrightsman,
2009).
 membantu penegak hukum dalam
memprediksi perilaku criminal,
mengidentifikasi dan mendukung proses
penangkapan, dan juga memfasilitasi cara
TUJUAN berinteraksi dengan tersangka (Holmes
PEMPROFILA dan Holmes, 2008).

N KRIMINAL  Mengungkap penyebab munculnya


perilaku kejahatan
 metode dan cara melakukan kejahatan
 menjelaskan mengenai perilaku pelaku
kejahatan setelah peristiwa kejahatan
PENDEKATAN DALAM CRIMINAL PROFILING

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam proses Criminal


profiling menurut Fulero dan Wrightsman (2009), yaitu :
1. Membedakan orang yang jahat (“Evil” person )
Motif dan kepribadian seseorang dalam melakukan kejahatan.
2. Menentukan karakteristik utama
Pendekatan ini berfokus terhadap konsistensi kepribadian dan latar belakang
perilaku kejahatan yang sama.
3. Ekstraksi karakteristik spesifik
Pendekatan ini menekankan pada karakteristik khusus yang ditemukan di
lapangan atau pelaku mengenai kejahatan yang telah dilakukannya.
OTOPSI PSIKOLOGIS
• Otopsi psikologis merujuk pada metode investigasi
yang digunakan oleh psikolog atau ilmuwan lain
untuk membantu dalam menentukan cara kematian
dalam kasus yang samar (Ogloff & Otto, dalam
Fulero & Wrightsman, 2009).

• Tujuan metode ini untuk merekonstruksi keadaan


emosiaonal, kepribadian, gaya hidup, dan perilaku
seseorang (Herdiyanto & Tobing, 2016).
Teknik otopsi psikologis sering digunakan untuk
menjawab beberapa pertanyaan, yaitu:

1. Mengapa seseorang melakukan hal tersebut?


2. Bagaimana dan kapan seseorang meninggal,
misalnya “mengapa pada waktu tertentu?”
3. Cara kematian seperti apa yang memiliki
kemungkinan tersbesar?
TERDAPAT BEBERAPA KONDISI YANG MENUNJUKKAN
PENTINGNYA OTOPSI PSIKOLOGIS, YAITU:
Ogloff dan Otto

 Wasiat
 Beban kerja
 Perlindungan diri
HIPNOSIS DALAM INVESTIGASI KRIMINAL
• Hipnosis membantu polisi untuk membuat tiga
perempat dari total subjek yang diwawancara dapat
memanggil kembali (recall) informasi dengan akurasi
hingga 90%.
• Kebenaran dalam informasi yang diberikan hanya
terbatas pada keterangan yang diberikan oleh mereka
yang diwawancara. Banyak ahli memberikan
keterangan bahwa hipnosis berjalan secara alami dan
pa adanya, sehingga keterangan yang diberikan dapat
diasumsikan secara akurat.
• Hipnosis membantu untuk menimbulkan perasaan
rileks pada korban dan saksi sehingga informasi lebih
mudah untuk dipanggil kembali.
PANDUAN YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM RANAH
HIPNOSIS FORENSIK ANTARA LAIN :

1. Kualifikasi seorang hipnotis


2. Perekaman pra-hipnosis
3. Perekaman elektronik pada sesi hipnosis
4. Pengukuran hipnotisabilitas
5. Pengarahan pra-hipnosis
6. Manajemen sesi hipnosis
7. Penggunaan yang selektif.
POLYGRAPH DAN CONTROL QUESTION
TECHNIQUE

Penggunaan polygraph adalah reaksi fisiologis dalam merespon pertanyaan yang memberatkana adalah
suatu kebohongan.
Selain itu, beberapa kritik terhadap penggunaan polygraph antara lain:
(1) prosedur yang tidak terstandar
(2) penguji sering menyesatkan subjek tentang akurasi tes
(3) terdapat upaya untuk menciptakan kecemasan di awal, sehingga mendorong subjek untuk mengakui
kesalahannya
(4) hal-hal pribadi dalam diri subjek akan dilanggar, seperti sikap politik, agama, atau orientasi seksual.

Berkenaan munculnya potensi ketidakakuratan dalam prosedur polygraph, maka terdapat upaya kontrol
dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan sehingga respon yang didapatkan dapat diketahui secara
persis, bahwa apakah itu kebohongan atau tidak.
 Pengujian yang pertama adalah dengan menggunakan Control Question
Technique (CQT). CQT terdiri atas 10 pertanyaan yang relevan dan tidak
relevan (pertanyaan kontrol). Dasar pemikiran di balik CQT adalah bahwa
orang yang tidak bersalah akan menanggapi sebanyak mungkin pertanyaan-
pertanyaan mengenai kejahatan yang diperkarakan atau bereaksi lebih terhadap
pertanyaan kontrol.

 The Relevant-lrrelevant Test adalah tes poligraf pertama yang banyak


digunakan untuk kasus penipuan.

Anda mungkin juga menyukai