0%6-
1FOHBTVIBO1PTJUJG
i
MODUL
PENGASUHAN POSITIF
Waktu
2 JP
PELATIHAN CALON PELATIH PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA
A.Pendahuluan
a. Presentasi: Pengasuhan
penempel
kertas
Pengasuhan dan pendidikan di keluarga adalah yang pertama d dan utama. A
Anakk d
dapat
Alat/Bahan/Sumber
berwarna,
dalam keluarga merupakan salah satu cara yang dapat Ayah dan Bunda lakukan dengan
catatan,
tentang
b. Daftar
Positif
Positif
mendukung optimalisasi perkembangan anak yang meliputi aspek Àsik, berpikir,
perasaan, dan sosial. Modul ini menjadi acuan fasilitator dalam memberikan materi
pengasuhan positif.
MATERI PENGASUHAN POSITIF
B.Tujuan
b. Brainstormi
d. Simulasi
3) Mampu menjelaskan cara
yang melakukan)
3. keterampilan membangun disiplin positif.
D.Manfaat
Peserta mendapatkan pengetahuan mengenai konsep dasar pengasuhan positif,
efektif
positif
1. Disampaikannya materi pengasuhan positif di kelas orang tua yang diselenggarakan
paguyuban orang tua.
Tujuan
2. Memahami
2. Orang tua menerapkan pengasuhan positif, keterampilan berkomunikasi efektif, dan
positif
F. Pembelajaran
Pertanyaan Kunci
Pengasuhan
Materi
Pengasuh
Mate
Beberapa pertanyaan kkunci yang perlu dijawab dari sesi ini antara lain:
Positif
ii 1
2 3
4 5
Cara menerapkan pengasuhan positif pada anak antara lain sebagai berikut:
B. Isi Materi
a. memberikan keteladanan yang baik;
1. Konsep Dasar Pengasuhan Positif
b. melakukan pembiasaan baik;
Apa yang dimaksud dengan pengasuhan positif?
c. melakukan pengasuhan tanpa kekerasan; dan
Pengasuhan positif merupakan pengasuhan yang berdasarkan kasih sayang, saling
d. melakukan pengasuhan secara berkelanjutan.
menghargai, membangun hubungan yang hangat antara anak dan orang tua.
Penerapan pengasuhan ini akan saling membangun dengan mengedepankan
3. Tahap Perkembangan Anak
penghargaan, pemenuhan, dan perlindungan hak anak, serta mengutamakan
Dalam memberikan pengasuhan pada anak, tentu orang tua perlu memperhatikan
kepentingan terbaik anak. Orang tua yang menerapkan pengasuhan positif selalu
tahap perkembangan anak. Hal ini bertujuan agar orang tua dapat memahami
berupaya menciptakan lingkungan yang ramah dan bersahabat untuk anak sehingga
bagaimana karakteristik anak pada setiap tahap perkembangannya, serta dapat
anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
memberikan pengasuhan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Apa tujuan pengasuhan positif?
Apa saja yang perlu diketahui orang tua tentang tahap perkembangan
Pengasuhan positif diberikan dengan tujuan untuk:
anak?
a. meningkatkan kualitas interaksi anak dengan orang tua;
Hal-hal yang harus diketahui tentang tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut.
b. mengoptimalkan tumbuh kembang anak; dan
a. Perkembangan dipengaruhi kematangan dan faktor belajar.
c. mencegah perilaku-perilaku menyimpang.
b. Setiap tahapan perkembangan dipengaruhi tahapan sebelumnya.
Dalam memberikan pengasuhan positif, terdapat dua prinsip yang perlu dipegang c. Tumbuh kembang dipengaruhi oleh bawaan dan lingkungan.
yaitu sebagai berikut.
oleh orang tua, ya d. Setiap anak mempunyai
d. me keunikan.
a. Anak harus diperlakukan
dipe dengan: e. Dalam rentang perkembangan dikenal periode sensitif/kritis.
e.
1) cinta dan kkasih sayang;
1) f.f. Tumbuh kemba
kembang anak berkembang pesat pada saat usia dini (0--6 tahun).
2) penghargaa
2) penghargaan dan saling memaafkan;
6 7
g. Otak anak berkembang pesat (80% otak berkembang bang pada lima tahun pertama, sederhana dengan anak. Selain itu, yang terpenting adalah orang tua memberikan
bergantung pada gizi, rangsangan, dan kasih sayang).
g). contoh kepada anak karena pada usia ini anak sangat
gat senang meniru.
c. Usia 3--6 tahun
Bagaimana Karakteristik Anak pada Tiap Tahap ap Perkembangan? Dalam mengasuh anak balita, orang tua mulai dapatt memberikan tanggung jawab
a. Usia 0—1,5 tahun kepada anak sesuai dengan kemampuannya. Orang ang tua juga perlu memberi
Pada usia ini, anak baru lahir dan mengenal dunianya
ianya sehingga ia akan belajar kesempatan kepada anak untuk memberi pendapat pat dan membuat keputusan
membentuk rasa percaya dengan lingkungannya, terutama orang tua. Pada tahap sederhana. Selain itu, orang tua perlu mendukung anak dalam memunculkan ide-
ini, anak belajar melalui beragam inderanya. idenya serta bekerja sama dalam menyelesaikan masalah sederhana. Dalam
b. Usia 1,5--3 tahun pengembangan disiplin, orang tua dapat mengajarkan anak mematuhi aturan-
Anak usia batita biasanya mulai memiliki keinginan untuk mengurus dirinya aturan sederhana, misalnya dalam bermain.
sendiri, misalnya mengganti baju, makan, dan berlatih untuk buang air sendiri. d. Usia 6--12 tahun
Pada usia ini kemampuan motorik anak juga makin berkembang sehingga anak Pada usia SD, orang tua mulai dapat memberikan penjelasan sebab-akibat atas
akan banyak menjelajah lingkungan sekitarnya. perilaku anak dengan menggunakan penjelasan yang konkret. Pada usia ini, orang
c. Usia 3--6 tahun tua dapat membantu anak menemukan dan mengasah minat dan bakatnya.
Pada usia balita, anak mulai memiliki inisiatif untuk melakukan berbagai idenya Dukungan orang tua dalam mengembangkan beragam kemampuan anak juga
sendiri dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan lingkungannya. Selain itu, akan membentuk rasa percaya diri dan kemandirian anak.
mereka memiliki imajinasi yang tinggi. e. Usia 12--18 tahun
d. Usia 6--12 tahun Dalam mengasuh anak usia remaja, orang tua dapat mengajak untuk berdiskusi
Pada usia ini anak mulai banyak menghabiskan waktu di sekolah. Rasa percaya mengenai hal-hal yang bersifat abstrak. Orang tua juga sebaiknya memberikan
diri anak akan dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai suatu kesempatan kepada anak dalam memilih minat dan perkembangan karirnya ke
keterampilan. Dalam berpikir, anak masih cenderung mengolah informasi yang depan (misalnya memilih jurusan). Dalam membentuk kedisiplinan, orang tua
bersifat konkret. perlu menanamkan tanggung jawab pada anak dengan mendiskusikan tentang
e. Usia 12--18 tahun konsekuensi yang dihadapi anak atas setiap tindakan yang diambilnya.
Pada usia remaja, perkembangan anak berfokus pada pembentukan identitas diri.
Pada tahap ini, perkembangan anak akan sangat dipengaruhi oleh teman-teman 4. Komunikasi Efektif
sebayanya. Oleh karena itu, orang tua terkadang merasakan bahwa anak usia Komunikasi adalah proses menyampaikan dan menerima pesan antara orang tua
remaja memberikan tantangan yang paling besar karena cenderung terkesan dan anak secara bergantian, pada suatu situasi tertentu. Komunikasi akan efektif
suka memberontak. Dalam hal berpikir, anak remaja mulai mampu berpikir apabila penyampaian pesan dapat dipahami oleh penerima pesan dengan nyaman.
tentang hal-hal yang bersifat abstrak meskipun kemampuan berpikir kritisnya Apa manfaat komunikasi dalam pengasuhan?
belum sepenuhnya berkembang sempurna. Anak mempelajari perilaku positif dan nilai-nilai melalui komunikasi dengan orang
dewasa di sekitarnya, khususnya orang tua. Tanpa komunikasi, tidak ada belajar.
Lalu bagaimana pengasuhan yang efektif pada setiap tahap Manfaat melakukan komunikasi efektif dalam pengasuhan positif, antara lain:
perkembangan? a. anak merasa diterima dan dipercaya orang tua sehingga anak akan
a. Usia 0—1,5 tahun membicarakan semua persoalan;
Pada usia ini, fokus orang tua adalah membentuk rasa percaya pada anak. Orang b. orang tua lebih mudah menyampaikan harapan terhadap anak dan dapat
tua perlu memastikan bahwa anak merasa bahwa lingkungannya aman dan mengembangkan perilaku positif anak.
nyaman, misalnya dengan memenuhi kebutuhan fisik anak secara teratur dan
konsisten, serta memberikan kebutuhan kasih sayang kepada anak. Tujuan komunikasi dalam pengasuhan positif
b. Usia 1,5--3 tahun Tujuan komunikasi dalam pengasuhan positif meliputi hal-hal sebagai berikut:
Pada usia ini, sebaiknya orang tua mulai memberikan kesempatan kepada anak a. memahami perasaan,
a. per pikiran, dan perilaku anak dengan lebih baik;
untuk melakukan
melaku kegiatan secara mandiri, tetapi tetap disesuaikan dengan b. menyampaikan perilaku dan nilai yang positif kepada anak;
b.
perkembangan kemampuan anak. Orang tua juga dapat membuat kesepakatan c. membantu anak menemukan solusinya sendiri; dan
c.
d. membantu anak mengembangkan perilaku positif.
d.
8 9
Keterampilan komunikasi yang penting dikuasai sai orang tua e. memberi label,
a. Keterampilan berempati: contoh: “Dasar pemalas.”
keterampilan orang tua untuk menunda penilaian,
aian, menyimak ekspresi, dan f. mengejek,
memahami perasaan anak sebelum berbicara dengan
gan anak. contoh: “Jelek banget sih gambar kamu?”
b. Keterampilan menyimak: g. membandingkan,
keterampilan orang tua untuk bersabar dan fokus
us dalam menerima pesan dari contoh: “Masa gini aja ga bisa? Tuh lihat teman kamu, bagus.””
mu dia dapat nilai bagus
anak. h. menyindir,
c. Keterampilan bertanya: contoh: “Duh pinter banget sih ini anak Ayah, nilainya merah semua.”
keterampilan orang tua dalam membuat dan mengajukan pertanyaan yang
membangun percakapan dengan anak. 5. Disiplin Positif
d. Keterampilan bercerita: Disiplin positif adalah cara menumbuhkan disiplin yang didorong dari dalam diri anak
keterampilan orang tua dalam menceritakan dongeng dan pengalaman yang tanpa hukuman dan hadiah. Disiplin positif merupakan pembentukan kebiasaan dan
menarik perhatian anak. tingkah laku positif anak yang melibatkan ketegasan dan kasih sayang sehingga
e. Keterampilan memberi umpan balik: keterampilan sosial anak dapat berkembang dengan optimal, bukan mengendalikan
keterampilan memberi respons membantu anak bercerita lebih banyak untuk anak dengan kekerasan atau hukuman.
memperjelas atau mengklarifikasi maksudnya.
Tujuan disiplin positif:
Cara membangun komunikasi efektif dengan anak a. membuat anak dapat bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya;
Membangun komunikasi efektif dengan anak mencakup hal-hal berikut: b. memberikan kesempatan kepada anak untuk membangun tingkah laku sesuai
a. memberi kesempatan kepada anak agar berbicara lebih banyak; dengan yang diinginkan oleh lingkungannya; dan
b. mendengar aktif; c. mengajarkan anak bagaimana bertingkah laku, memahami mana yang benar dan
c. berkomunikasi dengan posisi tubuh sejajar dengan anak dan kontak mata; mana yang salah.
d. berbicara dengan jelas dan singkat agar anak mengerti;
e. menggunakan bahasa (kata-kata) yang positif (hindari kata jangan); Manfaat disiplin positif:
f. mereÁeksikan/memantulkan perasaan dan arti yang disampaikan; a. dapat menumbuhkan kepercayaan diri anak;
g. memperhatikan bahasa tubuh anak; dan b. dapat mendukung kemandirian anak dan rasa bertanggung jawab atas dirinya;
h. berempati. dan
c. dapat mendukung lingkungan yang lebih baik dalam keluarga.
Penghalang dalam berkomunikasi adalah:
a. menyalahkan, Apa yang Perlu Diketahui Sebelum Menerapkan Disiplin Positif?
contoh: “Kamu sih ga mau dengerin Ibu, kan Ibu sudah bilang, siapkan PR kamu a. Pahami tahap perkembangan anak. Karakteristik anak pada setiap tahap
dari malam.” perkembangan berbeda-beda. Orang tua perlu memahami karakteristik umum
b. meremehkan, anak pada tiap tahap perkembangan serta bagaimana pengasuhan yang sesuai
contoh: “Ah kamu, begitu saja tidak bisa?” untuk tiap tahap perkembangan.
c. perintah/titah, b. Kenali kekhasan anak. Anak terlahir dengan sifatnya masing-masing. Misalnya,
contoh: “Pokoknya, kamu harus masuk jurusan ini.” ada yang mudah berkenalan dengan orang baru dan ada yang lambat mengenal
d. ceramah, orang lain.
contoh: “Kamu ini kebiasaan ya pulang sore-sore. Kan mama sudah bilang kalau c. Pahami kebutuhan anak. Setiap anak memiliki kebutuhan dasar (makan, minum,
pulang sekolah langsung pulang. Kamu jadi anak itu harus menurut sama orang tidur, bermain) yang perlu dipenuhi. Misalnya, anak yang sedang kelelahan,
tua. Kamu tau tidak kalau anak yang tidak menurut itu nanti kalau sudah besar mengantuk, dan lapar akan sulit mengikuti aturan dan mematuhi kesepakatan.
susah menjadi
menjad orang sukses. Kamu memangnya mau jadi orang yang tidak Saat menerapkan
menerapk disiplin, orang tua juga perlu memahami dan memenuhi
sukses?” kebutuhan anak
anak.
10 11
Tantangan dan hambatan orang tua saat menerapkan erapkan disiplin positif: g. jangan mudah menyerah.
a. Pengalaman masa lalu orang tua Jangan mudah terpancing oleh perilaku anak sehingga
gga menimbulkan kemarahan.
Pengalaman saat menjadi anak akan memengaruhi cara menerapkan disiplin pada Jika menghadapi kegagalan ulangi kembali, percayalah
ayalah anak mampu belajar
anak saat ini. Banyak pengalaman yang dapat diterapkan
erapkan pada anak kita, tetapi disiplin.
ada juga pengalaman yang tidak perlu diulang. h. Hindari melakukan kekerasan.
b. Emosi orang tua Hindari mencaci, mengecam, memukul anak, karena na bisa membuat anak bencibenci,
Saat menerapkan disiplin, ada berbagai emosi yang dirasakan oleh orang tua. Hal dendam, dan mengabaikan orang tuanya.
tersebut sangat wajar dialami, tetapi perlu dikendalikan dengan baik. i. Hindari memberikan iming-iming agar anak mau berperilaku baik.
Misalnya, jelaskan kepada anak bahwa mandi akan membuat dirinya nyaman,
bukan karena akan mendapatkan hadiah setelah mandi.
Anjuran Hindari
j. Dampingi anak tidak hanya pada saat sukses, tetapi juga pada saat sulit. Misalnya,
1) Menunjukkan sikap tegas dan 1) Menunjukkan sikap keras sehingga saat anak kalah dalam perlombaan, jangan disalahkan,tetapi berilah semangat.
konsisten sekaligus menunjukkan anak merasa takut dan rendah diri k. Jangan mengungkit-ungkit perilaku yang sudah berlalu.
kasih sayang atau menunjukkan sikap lembut
2) Memberikan kesempatan kepada sehingga anak menjadi manja Cara Membuat Kesepakatan Bersama
anak untuk belajar dari kesalahan 2) Memberikan hukuman kepada anak Keluarga memerlukan aturan dan batasan yang jelas tentang apa yang boleh dan
3) Melakukan komunikasi yang baik ketika melakukan kesalahan tidak boleh dilakukan untuk kepentingan bersama.
dan menghargai anak 3) Menciptakan hubungan yang tidak
menyenangkan dalam keluarga, Kesepakatan bersama yang dipraktikkan akan mendorong anak melakukan kegiatan
misalnya memarahi atau menyindir sehari-hari dengan baik dan teratur sehingga menjadi modal penting dalam
menumbuhkan disiplin positif.
a. Buat aturan dan kesepakatan bersama yang berlaku untuk semua anggota
Cara Menumbuhkan Disiplin Diri Anak
keluarga.
a. Buatlah kesepakatan bersama,
b. Aturan dibuat singkat, mudah dimengerti, dan diingat oleh semua anggota
menyepakati aturan untuk anggota keluarga.
keluarga.
b. Bersabarlah dan percaya diri.
c. Aturan dibuat tertulis dan ditempelkan pada dinding yang dapat dilihat oleh
Untuk mendisiplinkan anak dituntut kesabaran yang tinggi dan keyakinan bahwa
semua anggota keluarga.
orang tua memiliki kemampuan dalam mendisiplinkan anak.
d. Setelah beberapa waktu, lihat bersama apakah ada kesepakatan yang perlu
c. Bersikaplah tenang.
diganti atau diperbaiki.
Sikap tenang orang tua diperlukan agar pesan yang disampaikan lebih jelas
e. Laksanakan kesepakatan secara terus-menerus dan terapkan aturan yang tepat
sehingga mudah dipahami anak.
saat ada pelanggaran.
d. Pilih waktu yang tepat.
Pilihlah waktu yang tepat, jangan menunda-nunda, sampaikan pesan berulang-
Cara Berkomunikasi dalam Disiplin Positif
ulang dengan cara menyenangkan.
Hindari Anjuran
e. Bersikaplah konsisten.
Orang tua harus konsisten dengan keputusan atau aturan yang telah ditetapkan 1) Menggurui 1) Menceritakan pengalaman
bersama. Contoh: “Makanya jangan malas, lain kali Contoh: “Ibu dulu juga pernah
f. Berikan contoh dan penjelasan. tasnya diperiksa supaya tidak ada barang ketinggalan membawa buku PR,
Orang tua harus memberikan contoh dengan menerangkan maksudnya sehingga yang tertinggal.” terus dimarahi guru. Akhirnya, Ibu
anak mengerti
g mengapa ia harus bertingkah laku seperti yang diharapkan. sering memeriksa tas sebelum
berangkat.”
2) Mencecarr
2) 2) Menyatakan situasi
12 13
Contoh: “Kenapa baru pulang? Ke mana Contoh: “Wah, pulangnya c. Terapkan disiplin yang masuk akal sesuai dengan usia
sia anak.
saja? Main terus ya? Sama siapa?” terlambat, kelihatannya capek ya” Misalnya, air yang ditumpahkan adik, dibersihkan kan sendiri sesuai dengan
kemampuannya.
3) Memerintah 3) Memberikan pilihan
d. Jangan lakukan kekerasan, baik fisik maupun melukai
kai perasaan anak.
Contoh: “Kerjakan PR sekarang!” Contoh: “Mau kerjakan PR sekarang
Misalnya, tidak menjewer anak, tidak mempermalukan
mpermalukan anak dengan
atau 30 menit lagi?”
menceritakan kesalahannya.
14 15
b. Membiasakan anak sarapan m. Menaati aturan yang disepakati bersama
Contoh: menyediakan makanan sehat dan bergizi gizi seimbang yang beragam; Contoh: membuat kesepakatan bersama seluruh anggota keluarga yang ditulis
menyajikan makanan secara menarik; menyediakan
enyediakan waktu yang cukup; dan ditempel di tempat yang mudah dilihat;
lihat; konsisten menjalankan
sarapan bersama. kesepakatan tersebut.
c. Berpamitan sebelum bepergian n. Membiasakan anak untuk mandiri dan bertanggungg jawab
Contoh: meminta izin ketika akan bepergian; mengucapkan salam; mencium Contoh: mengajarkan anak menyiapkan peralatannyannya sendiri; membagi tugas
tangan orang tua. rumah tangga yang sesuai dengan usia dan tumbuh kembang anak,
d. Menjemput/menyambut saat anak pulang sekolah seperti menyapu, mengepel, atau mencuci.
Contoh: menjemput/menyambut dengan wajah yang ceria sambil memeluk dan o. Mendukung minat dan bakat anak
membelai anak; mengucapkan salam; menanyakan perasaan anak. Contoh: mendukung anak untuk mengembangkan minat dan bakatnya;
e. Membiasakan perilaku sopan santun membantu anak untuk memilih kegiatan di luar sekolah sesuai dengan
Contoh: membiasakan mengucapkan “tolong” ketika meminta bantuan, “maaf” minat dan bakatnya.
ketika melakukan kesalahan, dan “terima kasih” ketika mendapatkan p. Memunculkan kepemimpinan pada anak
sesuatu dari orang lain. Contoh: meminta anak untuk memimpin doa sebelum atau sesudah melakukan
f. Membiasakan hidup bersih dan sehat kegiatan bersama sejak anak usia dini; meminta anak remaja untuk
Contoh: makan makanan sehat dan bergizi seimbang; tidak membiasakan jajan mewakili orang tua untuk terlibat dalam kegiatan sosial di masyarakat.
sembarangan; menggosok gigi dua kali sehari (pagi dan sebelum tidur). q. Menjalin komunikasi
g. Mendampingi kegiatan belajar Contoh: memberi kesempatan pada anak agar berbicara lebih banyak; berbicara
Contoh: menyediakan fasilitas belajar yang dibutuhkan anak sesuai dengan dengan jelas dan singkat agar anak mengerti; mereÁeksikan/
kemampuan, misalnya buku pelajaran, meja untuk belajar, ada memantulkan perasaan dan arti yang disampaikan; memperhatikan
pencahayaan/penerangan; dan membuat suasana yang tenang, nyaman, bahasa tubuh anak.
dan menyenangkan untuk belajar, misalnya tidak membuat suara yang r. Menjadi pendengar yang baik
gaduh. Contoh: melakukan kontak mata; tidak memotong pembicaraan anak;
h. Mendampingi anak saat menonton TV memberikan ekspresi yang sesuai dengan cerita anak, seperti
Contoh: membuat kesepakatan waktu dan acara yang boleh ditonton anak; mengangguk, tersenyum; memberikan gumaman, seperti "oh", "hmm",
mengajak anak mendiskusikan apa yang ditonton; menjawab pertanyaan "oh ya", "oh begitu".
anak sesuai dengan usianya. s. Memberikan rasa aman dan nyaman
i. Bermain bersama anak Contoh: menunjukkan kasih sayang dengan cara membelai, memeluk, dan
Contoh: menemani dan bermain bersama anak; memanfaatkan benda-benda mencium; berbicara dengan bahasa yang baik dan lembut; menghindari
yang ada di sekitar untuk menjadi alat permainan yang menarik dan kata-kata yang menghina, mengejek, memojokkan, membandingkan,
mengandung unsur edukatif; mengajarkan anak untuk mengikuti aturan menyalahkan, menyindir.
permainan sejak anak usia dini, misalnya antre atau bergiliran.
j. Membiasakan hidup hemat Cara yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam menumbuhkan pembiasaan baik
Contoh: mencontohkan dan mengajarkan anak untuk memilih antara kebutuhan pada anak antara lain sebagai berikut.
dan keinginan. a. Contohkan
k. Menumbuhkan kebiasaan membaca dan berdiskusi Orang tua menjadi teladan bagi anak dengan mencontohkan dan melakukan
Contoh: membacakan buku atau mendongeng; mengajak anak ke perpustakaan pembiasaan-pembiasaan baik di keluarga tersebut.
atau toko buku. b. Biasakan
l. Menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebangsaan Orang tua mencontohkan dan membiasakan perilaku-perilaku tersebut secara
Contoh: mengajak
meng anak ke museum; mengajak anak menikmati keindahan rutin dan meny
menyenangkan sesuai dengan usia anak.
Indonesia;
Indon memperkenalkan budaya, tradisi, dan makanan khas daerah- c. Ajarkan
c.
daerah
daera yang ada di Indonesia. Orang tua menjelaskan
me perilaku yang harus dibiasakan dengan bahasa yang
mudah dimenge
dimengerti.
16 17
D. REFERENSI
Kemdikbud. 2018. Pengasuhan Positif. Jakarta: Kemdikbud.
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30