Anda di halaman 1dari 18

.

0%6-
1FOHBTVIBO1PTJUJG

PELATIHAN CALON PELATIH (PCP)


PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN
PENDIDIKAN MASYARAKAT
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
16. TAHUN 2019
MATERI
PENGASUHAN POSITIF

PELATIHAN CALON PELATIH


PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN
P
PENDIDIKAN MASYARAKAT
KEMENTERI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2019

 i


MODUL
PENGASUHAN POSITIF

Waktu
2 JP
PELATIHAN CALON PELATIH PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA
A.Pendahuluan

a. Presentasi: Pengasuhan

spidol, pena, post-it

kertas, lem, dan gunting


pertanyaan
Pengasuhan

e. ATK: kertas plano,

penempel
kertas
Pengasuhan dan pendidikan di keluarga adalah yang pertama d dan utama. A
Anakk d
dapat

Alat/Bahan/Sumber

c. Lembar Pengamatan


d. Buku Tindak Lanjut
tumbuh dan berkembang dengan baik apabila pengasuhan yang dilakukan dalam keluarga
sesuai dengan tahap perkembangan dan usianya, serta mengedepankan prinsip-prinsip
pengasuhan yang positif. Membangun komunikasi efektif dan menerapkan disiplin positif

berwarna,
dalam keluarga merupakan salah satu cara yang dapat Ayah dan Bunda lakukan dengan

catatan,
tentang
b. Daftar

Positif
Positif
mendukung optimalisasi perkembangan anak yang meliputi aspek Àsik, berpikir,
perasaan, dan sosial. Modul ini menjadi acuan fasilitator dalam memberikan materi
pengasuhan positif.
MATERI PENGASUHAN POSITIF

B.Tujuan
b. Brainstormi

c. World café


a. Meta plan
Metode

d. Simulasi

Tujuan dari materi ini adalah agar peserta mampu:


1. memahami konsep dasar pengasuhan positif;
ng

2. memahami komunikasi efektif; dan


3. memahami disiplin positif.
1) Mampu menjelaskan komunikasi

positif (pengertian, tujuan, siapa


SILABUS

membangun komunikasi efektif


2) Mampu menjelaskan siapa yang

C.Hasil yang Diharapkan


melakukan pengasuhan positif
perlu melakukan pengasuhan
1) Mampu menjelaskan definisi

1) Mampu menjelaskan disiplin

membangun disiplin positif


Hasil yang diharapkan adalah adanya pemahaman yang tepat mengenai:


3) Mampu menjelaskan cara

2) Mampu menjelaskan cara

2) Mampu menjelaskan cara


1. konsep dasar pengasuhan positif;
Indikator

2. keterampilan berkomunikasi efektif; dan


pengasuhan positif

yang melakukan)
3. keterampilan membangun disiplin positif.
D.Manfaat
Peserta mendapatkan pengetahuan mengenai konsep dasar pengasuhan positif,
efektif
positif

keterampilan berkomunikasi efektif, dan keterampilan membangun disiplin positif yang


dapat diterapkan dan disebarluaskan di lingkungan masing-masing.
E.Dampak
Dampak yang diharapkan dari materi ini adalah:
1. Memahami konsep

ϯ͘ Memahami disiplin


komunikasi efektif
dasar pengasuhan

1. Disampaikannya materi pengasuhan positif di kelas orang tua yang diselenggarakan
paguyuban orang tua.
Tujuan

2. Memahami

2. Orang tua menerapkan pengasuhan positif, keterampilan berkomunikasi efektif, dan
positif

keterampilan membangun disiplin positif dalam mengasuh anak.


positif

F. Pembelajaran

Pertanyaan Kunci
Pengasuhan
Materi
Pengasuh
Mate

Beberapa pertanyaan kkunci yang perlu dijawab dari sesi ini antara lain:
Positif

1. Apa itu pengasuhan positif?


1.
2. Siapa yang melakukan
2. melakuk pengasuhan positif?
3. Mengapa pengasuhan
3. pengasuh positif itu penting?
No
1.
1

ii  1
 

4. Dampak apa yang akan diterima dari pengasuhan positif?


itif? Metode
5. Sebaliknya, dampak apa yang akan diterima anak dari pengasuhan negatif?
6. Bagaimana cara berkomunikasi efektif dengan anak? Metode yang digunakan pada sesi ini adalah:
7. Bagaimana membangun disiplin positif? 1. Meta plan
2. Brainstorming
Petunjuk Umum 3. World café
4. Simulasi
Fasilitator berperan memfasilitasi proses pembelajaran peserta agar pelaksanaan sesi
ini dapat berjalan dengan baik. Berikut beberapa petunjuk umum bagi fasilitator.
1. Fasilitator berperan aktif untuk menciptakan atmosfer belajar yang aktif TIK
partisipatif.
2. Fasilitator bekerja sama dengan kofasilitator dalam proses belajar peserta. Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini antara lain:
3. Fasilitator wajib membaca buku atau sumber lain yang relevan mengenai materi 1. proyektor LCD;
pengasuhan positif, keterampilan berkomunikasi efektif, dan keterampilan 2. laptop atau personal computer untuk presentasi;
membangun disiplin positif. 3. layar proyektor LCD;
4. Fasilitator menyiapkan bahan presentasi tentang pengasuhan positif, keterampilan 4. sound system.
berkomunikasi efektif, dan keterampilan membangun disiplin positif.
5. Fasilitator dapat menggunakan beberapa metode berikut dengan tujuan peserta Ringkasan Sesi
terinspirasi/tergugah semangatnya:
- penayangan video atau foto tentang perilaku anak yang diinginkan, video tentang
kisah sukses dan fakta-fakta di balik kisah tersebut, video inspiratif, atau pun WĞŶŐĂŶƚĂƌ ƉůŝŬĂƐŝ ZĞĨůĞŬƐŝ WĞŶŐƵĂƚĂŶ
video spesifik tentang pentingnya komunikasi; ϱDĞŶŝƚ ϭϬϱDĞŶŝƚ ϱDĞŶŝƚ ϱDĞŶŝƚ
- cerita tentang pengasuhan positif di balik kisah-kisah sukses, narasi tentang kisah
sukses, atau poster tentang kisah sukses.
6. Fasilitator memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang pentingnya pengasuhan Langkah-langkah Kegiatan
positif, keterampilan berkomunikasi efektif, dan keterampilan membangun disiplin
positif. No. Kegiatan Waktu
7. Fasilitator memberikan paparan tentang pengasuhan positif, keterampilan PENGANTAR 5 menit
berkomunikasi efektif, dan keterampilan membangun disiplin positif. 1. Fasilitator mengucapkan salam dan melakukan energizer untuk
8. Fasilitator membuka sesi tanya jawab. 3 menit
membagi menjadi 5 kelompok.
9. Fasilitator memberikan refleksi dan penguatan pada akhir sesi. 2. Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan hasil yang
2 menit
diharapkan dari kegiatan sesi ini.
Sumber dan Bahan KEGIATAN INTI 105 menit
1. Presentasi: Pengasuhan Positif; Kegiatan 1: Diskusi Awal 10 menit
2. Daftar pertanyaan tentang pengasuhan positif, keterampilan berkomunikasi efektif, 1. Fasilitator menayangkan video “Ada Apa dengan Dimas?” sampai pada
dan keterampilan membangun disiplin positif; adegan orang tua dipanggil kepala sekolah (menit 3:24 kemudian di- 3 menit
3. ATK: kertas plano, spidol, pena, post-it berwarna, kertas catatan, penempel kertas, pause).
lem, dan gunting. 2. Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan tanggapannya terhadap
2 menit
model pengasuha
pengasuhan dalam video tersebut.
Waktu 3. Fasilitator menyim
3. menyimpulkan tanggapan peserta tersebut yang diarahkan
Waktu yang disediakan
disediak untuk kegiatan ini adalah 120 menit. P e r incian alokasi kepada model pen pengasuhan terhadap perkembangan dan perilaku anak, 5 menit
waktu dapat dilihat pada
pa setiap tahapan pelaksanaan sesi. kemudian dilanjut
dilanjutkan memutar video (menit 3:25 sampai selesai).

 

 2  3
 

No. Kegiatan Waktu No. Kegiatan Waktu


Kegiatan 2: Konsep Dasar, Pengetahuan dan Keterampilan Orang tua menggunakan bahasa tubuh Ayah/Ibu
50 menit
Utama dalam Pengasuhan Positif seperti mengangguk, mengelus sebagai
1. Fasilitator memberikan beberapa pertanyaan kunci terkait pengasuhan positif untuk bentuk perhatian.
dibahas peserta dalam grup diskusi dan menuliskan hasilnya pada kertas plano. Orang tua berbicara dengan jelas dan Ayah/Ibu
a. Apa, kapan, dan siapa saja yang melakukan pengasuhan
h positif?
itif? singkat.
b. Mengapa pengasuhan positif harus dilakukan? 10 menit Orang tua menggunakan kata-kata positif Ayah/Ibu
c. Prinsip pengasuhan positif seperti:
d. Bagaimana menerapkan pengasuhan positif? “Iya Mama Papa tahu kamu seneng ketemu
e. Pengetahuan apa yang harus dimiliki dalam pengasuhan positif? sama dia, alangkah lebih baiknya belajarnya
2. Fasilitator menggunakan metode world café dan meminta peserta juga tetap dilakukan.”
berkeliling, mendengarkan hasil kerja kelompok lain, serta memberikan Orang tua merefleksikan perasaan anak: Ayah/Ibu
masukan yang ditulis di post it pada kelompok yang dikunjungi. 20 menit “Kamu bingung ya?”
Kemudian, fasilitator melakukan observasi pada setiap kelompok dan “Kamu seneng ya?”
mencatat hasil world café. Orang tua memperhatikan bahasa tubuh Ayah/Ibu
3. Fasilitator menyimpulkan hasil world cafe peserta dan memberikan anak sehingga komunikasi tetap terjaga.
20 menit
paparan materi “Pengasuhan Positif” (slide 1--21). Orang tua berempati kepada anak. Ayah/Ibu
Kegiatan III: Simulasi/Role Play Komunikasi Efektif dan Disiplin Orang tua membuat kesepakatan dengan Ayah/Ibu
45 menit
Positif anak tentang pembagian waktu pacaran dan
1. Fasilitator mengarahkan peserta untuk melakukan simulasi terkait belajar.
3 menit
keterampilan komunikasi positif dan penerapan disiplin positif. 3. Fasilitator menyimpulkan hasil pengamatan peserta dan memberikan
20 menit
2. Fasilitator menunjuk 2 orang peserta menjadi ayah, 2 orang peserta paparan “Komunikasi Efektif dan Disiplin Positif” (slide 22--34).
menjadi ibu, dan 2 orang peserta menjadi anak dengan kasus anaknya REFLEKSI 5 menit
yang masih SMP sudah berpacaran secara diam-diam sehingga
1. 1. Fasilitator memberikan pertanyaan:
mengganggu kegiatan belajar.
Keluarga A (komunikasi tidak efektif): a. tentang pemahaman peserta mengenai pengasuhan positif,
Ayah dan Ibu: lebih banyak bicara, memegang HP, memotong komunikasi efektif, dan disiplin positif;
pembicaraan anak, memakai kata ‘jangan’, melarang anak, menyalahkan b. apakah pengasuhan positif, komunikasi efektif, dan disiplin
22 menit
anak. positif dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Keluarga B (komunikasi efektif dan disiplin positif): 2. Fasilitator meminta peserta menuliskan apa yang dapat dilakukan
Ayah dan Ibu: menanyakan permasalahan kepada anak, mendengarkan dalam waktu dekat terkait dengan pengasuhan positif, komunikasi
dan memandang mata anak, menggunakan bahasa tubuh seperti
efektif, dan disiplin positif dalam buku tindak lanjut.
mengangguk dan mengelus, merespons dengan kalimat singkat yang
menggambarkan situasi perasaan anak (“kamu bingung/sedih ya, Nak”), PENGUATAN 5 menit
membuat kesepakatan. 1. Fasilitator memberikan penguatan tentang materi Pengasuhan Positif,
4 menit
Fasilitator mengarahkan peserta lain untuk menyimak dan melakukan Komunikasi Efektif, dan Disiplin Positif berdasarkan hasil refleksi.
analisis dari simulasi tersebut sesuai dengan lembar pengamatan. 2. Fasilitator mendorong peserta untuk membaca bahan bacaan lainnya. 1 menit
Ket.*: coret yang tidak perlu
Perilaku Ya Tidak Ket.*
Orang tua lebih banyak bicara. Ayah/Ibu
Orang tua men mendengarkan anak. Ayah/Ibu
Orang tua memmemotong pembicaraan anak. Ayah/Ibu
Orang tua me menjaga kontak mata dengan Ayah/Ibu
anak.

 

 4  5
 

RINGKASAN MATERI 3) bebas dari tindakan kekerasan; dan


PENGASUHAN POSITIFF 4) tidak membeda-bedakan.
b. Orang tua menyediakan lingkungan yang aman, nyaman,
man, dan menyenangkan bagi
tumbuh kembang anak, yaitu dengan cara:
A. Pendahuluan 1) menjaga keharmonisan keluarga;
Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama utama. Keterlibatan
ma dan utama 2) memenuhi kebutuhan anak;
keluarga, khususnya orang tua, secara aktif dalam pengasuhan dan pendidikan anak 3) melakukan stimulasi/pendidikan sesuai dengan tahap perkembangan anak;
memberikan efek positif pada berbagai aspek, termasuk meningkatkan perilaku positif dan
dan adaptasi sosial anak, mengurangi masalah kedisiplinan anak, meningkatkan prestasi 4) memberikan perlindungan dari tindakan kekerasan.
anak baik akademik maupun nonakademik. Sayangnya, orang tua merupakan pusat
pendidikan yang paling tak tersiapkan. Selama ini, tidak ada sekolah khusus untuk 2. Peran Orang Tua dalam Pengasuhan Positif
menjadi orang tua. Peran orang tua dalam melakukan pengasuhan positif adalah sebagai berikut:
a. memenuhi kebutuhan anak akan makanan yang bergizi dan sehat;
Orang tua harus mencari informasi dan pengetahuan, serta belajar sendiri menerapkan
b. menanamkan nilai-nilai agama dan moral dalam kehidupan;
pola pengasuhan positif pada anak agar dapat menumbuhkan karakter positif dan budaya
c. membangun kelekatan emosional dengan anak sebagai dasar keterampilan
prestasi anak. Pada modul ini akan dibahas mengenai bagaimana penerapan pengasuhan
bersosialisasi;
positif di keluarga dengan empat fokus pembahasan, yaitu mengenai penerapan
d. memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman;
pengasuhan sesuai dengan karakteristik anak di setiap tahap perkembangan, penerapan
e. menumbuhkan perilaku saling menghargai, menyayangi, toleransi, cinta kasih,
komunikasi efektif, pembentukan disiplin positif, serta pembiasaan baik di keluarga.
kerja sama, tanggung jawab, dan kesederhanaan; dan
Melalui modul ini diharapkan orang tua dapat memahami bagaimana memberikan
f. mengajarkan cara menyelesaikan masalah dan konÁik yang dihadapi serta
pengasuhan yang positif kepada anak sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang
mengambil keputusan.
secara optimal.

Cara menerapkan pengasuhan positif pada anak antara lain sebagai berikut:
B. Isi Materi
a. memberikan keteladanan yang baik;
1. Konsep Dasar Pengasuhan Positif
b. melakukan pembiasaan baik;
Apa yang dimaksud dengan pengasuhan positif?
c. melakukan pengasuhan tanpa kekerasan; dan
Pengasuhan positif merupakan pengasuhan yang berdasarkan kasih sayang, saling
d. melakukan pengasuhan secara berkelanjutan.
menghargai, membangun hubungan yang hangat antara anak dan orang tua.
Penerapan pengasuhan ini akan saling membangun dengan mengedepankan
3. Tahap Perkembangan Anak
penghargaan, pemenuhan, dan perlindungan hak anak, serta mengutamakan
Dalam memberikan pengasuhan pada anak, tentu orang tua perlu memperhatikan
kepentingan terbaik anak. Orang tua yang menerapkan pengasuhan positif selalu
tahap perkembangan anak. Hal ini bertujuan agar orang tua dapat memahami
berupaya menciptakan lingkungan yang ramah dan bersahabat untuk anak sehingga
bagaimana karakteristik anak pada setiap tahap perkembangannya, serta dapat
anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
memberikan pengasuhan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Apa tujuan pengasuhan positif?
Apa saja yang perlu diketahui orang tua tentang tahap perkembangan
Pengasuhan positif diberikan dengan tujuan untuk:
anak?
a. meningkatkan kualitas interaksi anak dengan orang tua;
Hal-hal yang harus diketahui tentang tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut.
b. mengoptimalkan tumbuh kembang anak; dan
a. Perkembangan dipengaruhi kematangan dan faktor belajar.
c. mencegah perilaku-perilaku menyimpang.
b. Setiap tahapan perkembangan dipengaruhi tahapan sebelumnya.
Dalam memberikan pengasuhan positif, terdapat dua prinsip yang perlu dipegang c. Tumbuh kembang dipengaruhi oleh bawaan dan lingkungan.
yaitu sebagai berikut.
oleh orang tua, ya d. Setiap anak mempunyai
d. me keunikan.
a. Anak harus diperlakukan
dipe dengan: e. Dalam rentang perkembangan dikenal periode sensitif/kritis.
e.
1) cinta dan kkasih sayang;
1) f.f. Tumbuh kemba
kembang anak berkembang pesat pada saat usia dini (0--6 tahun).
2) penghargaa
2) penghargaan dan saling memaafkan;
 

 6  7
 

g. Otak anak berkembang pesat (80% otak berkembang bang pada lima tahun pertama, sederhana dengan anak. Selain itu, yang terpenting adalah orang tua memberikan
bergantung pada gizi, rangsangan, dan kasih sayang).
g). contoh kepada anak karena pada usia ini anak sangat
gat senang meniru.
c. Usia 3--6 tahun
Bagaimana Karakteristik Anak pada Tiap Tahap ap Perkembangan? Dalam mengasuh anak balita, orang tua mulai dapatt memberikan tanggung jawab
a. Usia 0—1,5 tahun kepada anak sesuai dengan kemampuannya. Orang ang tua juga perlu memberi
Pada usia ini, anak baru lahir dan mengenal dunianya
ianya sehingga ia akan belajar kesempatan kepada anak untuk memberi pendapat pat dan membuat keputusan
membentuk rasa percaya dengan lingkungannya, terutama orang tua. Pada tahap sederhana. Selain itu, orang tua perlu mendukung anak dalam memunculkan ide-
ini, anak belajar melalui beragam inderanya. idenya serta bekerja sama dalam menyelesaikan masalah sederhana. Dalam
b. Usia 1,5--3 tahun pengembangan disiplin, orang tua dapat mengajarkan anak mematuhi aturan-
Anak usia batita biasanya mulai memiliki keinginan untuk mengurus dirinya aturan sederhana, misalnya dalam bermain.
sendiri, misalnya mengganti baju, makan, dan berlatih untuk buang air sendiri. d. Usia 6--12 tahun
Pada usia ini kemampuan motorik anak juga makin berkembang sehingga anak Pada usia SD, orang tua mulai dapat memberikan penjelasan sebab-akibat atas
akan banyak menjelajah lingkungan sekitarnya. perilaku anak dengan menggunakan penjelasan yang konkret. Pada usia ini, orang
c. Usia 3--6 tahun tua dapat membantu anak menemukan dan mengasah minat dan bakatnya.
Pada usia balita, anak mulai memiliki inisiatif untuk melakukan berbagai idenya Dukungan orang tua dalam mengembangkan beragam kemampuan anak juga
sendiri dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan lingkungannya. Selain itu, akan membentuk rasa percaya diri dan kemandirian anak.
mereka memiliki imajinasi yang tinggi. e. Usia 12--18 tahun
d. Usia 6--12 tahun Dalam mengasuh anak usia remaja, orang tua dapat mengajak untuk berdiskusi
Pada usia ini anak mulai banyak menghabiskan waktu di sekolah. Rasa percaya mengenai hal-hal yang bersifat abstrak. Orang tua juga sebaiknya memberikan
diri anak akan dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai suatu kesempatan kepada anak dalam memilih minat dan perkembangan karirnya ke
keterampilan. Dalam berpikir, anak masih cenderung mengolah informasi yang depan (misalnya memilih jurusan). Dalam membentuk kedisiplinan, orang tua
bersifat konkret. perlu menanamkan tanggung jawab pada anak dengan mendiskusikan tentang
e. Usia 12--18 tahun konsekuensi yang dihadapi anak atas setiap tindakan yang diambilnya.
Pada usia remaja, perkembangan anak berfokus pada pembentukan identitas diri.
Pada tahap ini, perkembangan anak akan sangat dipengaruhi oleh teman-teman 4. Komunikasi Efektif
sebayanya. Oleh karena itu, orang tua terkadang merasakan bahwa anak usia Komunikasi adalah proses menyampaikan dan menerima pesan antara orang tua
remaja memberikan tantangan yang paling besar karena cenderung terkesan dan anak secara bergantian, pada suatu situasi tertentu. Komunikasi akan efektif
suka memberontak. Dalam hal berpikir, anak remaja mulai mampu berpikir apabila penyampaian pesan dapat dipahami oleh penerima pesan dengan nyaman.
tentang hal-hal yang bersifat abstrak meskipun kemampuan berpikir kritisnya Apa manfaat komunikasi dalam pengasuhan?
belum sepenuhnya berkembang sempurna. Anak mempelajari perilaku positif dan nilai-nilai melalui komunikasi dengan orang
dewasa di sekitarnya, khususnya orang tua. Tanpa komunikasi, tidak ada belajar.
Lalu bagaimana pengasuhan yang efektif pada setiap tahap Manfaat melakukan komunikasi efektif dalam pengasuhan positif, antara lain:
perkembangan? a. anak merasa diterima dan dipercaya orang tua sehingga anak akan
a. Usia 0—1,5 tahun membicarakan semua persoalan;
Pada usia ini, fokus orang tua adalah membentuk rasa percaya pada anak. Orang b. orang tua lebih mudah menyampaikan harapan terhadap anak dan dapat
tua perlu memastikan bahwa anak merasa bahwa lingkungannya aman dan mengembangkan perilaku positif anak.
nyaman, misalnya dengan memenuhi kebutuhan fisik anak secara teratur dan
konsisten, serta memberikan kebutuhan kasih sayang kepada anak. Tujuan komunikasi dalam pengasuhan positif
b. Usia 1,5--3 tahun Tujuan komunikasi dalam pengasuhan positif meliputi hal-hal sebagai berikut:
Pada usia ini, sebaiknya orang tua mulai memberikan kesempatan kepada anak a. memahami perasaan,
a. per pikiran, dan perilaku anak dengan lebih baik;
untuk melakukan
melaku kegiatan secara mandiri, tetapi tetap disesuaikan dengan b. menyampaikan perilaku dan nilai yang positif kepada anak;
b.
perkembangan kemampuan anak. Orang tua juga dapat membuat kesepakatan c. membantu anak menemukan solusinya sendiri; dan
c.
d. membantu anak mengembangkan perilaku positif.
d.
 

 8  9
 

Keterampilan komunikasi yang penting dikuasai sai orang tua e. memberi label,
a. Keterampilan berempati: contoh: “Dasar pemalas.”
keterampilan orang tua untuk menunda penilaian,
aian, menyimak ekspresi, dan f. mengejek,
memahami perasaan anak sebelum berbicara dengan
gan anak. contoh: “Jelek banget sih gambar kamu?”
b. Keterampilan menyimak: g. membandingkan,
keterampilan orang tua untuk bersabar dan fokus
us dalam menerima pesan dari contoh: “Masa gini aja ga bisa? Tuh lihat teman kamu, bagus.””
mu dia dapat nilai bagus
anak. h. menyindir,
c. Keterampilan bertanya: contoh: “Duh pinter banget sih ini anak Ayah, nilainya merah semua.”
keterampilan orang tua dalam membuat dan mengajukan pertanyaan yang
membangun percakapan dengan anak. 5. Disiplin Positif
d. Keterampilan bercerita: Disiplin positif adalah cara menumbuhkan disiplin yang didorong dari dalam diri anak
keterampilan orang tua dalam menceritakan dongeng dan pengalaman yang tanpa hukuman dan hadiah. Disiplin positif merupakan pembentukan kebiasaan dan
menarik perhatian anak. tingkah laku positif anak yang melibatkan ketegasan dan kasih sayang sehingga
e. Keterampilan memberi umpan balik: keterampilan sosial anak dapat berkembang dengan optimal, bukan mengendalikan
keterampilan memberi respons membantu anak bercerita lebih banyak untuk anak dengan kekerasan atau hukuman.
memperjelas atau mengklarifikasi maksudnya.
Tujuan disiplin positif:
Cara membangun komunikasi efektif dengan anak a. membuat anak dapat bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya;
Membangun komunikasi efektif dengan anak mencakup hal-hal berikut: b. memberikan kesempatan kepada anak untuk membangun tingkah laku sesuai
a. memberi kesempatan kepada anak agar berbicara lebih banyak; dengan yang diinginkan oleh lingkungannya; dan
b. mendengar aktif; c. mengajarkan anak bagaimana bertingkah laku, memahami mana yang benar dan
c. berkomunikasi dengan posisi tubuh sejajar dengan anak dan kontak mata; mana yang salah.
d. berbicara dengan jelas dan singkat agar anak mengerti;
e. menggunakan bahasa (kata-kata) yang positif (hindari kata jangan); Manfaat disiplin positif:
f. mereÁeksikan/memantulkan perasaan dan arti yang disampaikan; a. dapat menumbuhkan kepercayaan diri anak;
g. memperhatikan bahasa tubuh anak; dan b. dapat mendukung kemandirian anak dan rasa bertanggung jawab atas dirinya;
h. berempati. dan
c. dapat mendukung lingkungan yang lebih baik dalam keluarga.
Penghalang dalam berkomunikasi adalah:
a. menyalahkan, Apa yang Perlu Diketahui Sebelum Menerapkan Disiplin Positif?
contoh: “Kamu sih ga mau dengerin Ibu, kan Ibu sudah bilang, siapkan PR kamu a. Pahami tahap perkembangan anak. Karakteristik anak pada setiap tahap
dari malam.” perkembangan berbeda-beda. Orang tua perlu memahami karakteristik umum
b. meremehkan, anak pada tiap tahap perkembangan serta bagaimana pengasuhan yang sesuai
contoh: “Ah kamu, begitu saja tidak bisa?” untuk tiap tahap perkembangan.
c. perintah/titah, b. Kenali kekhasan anak. Anak terlahir dengan sifatnya masing-masing. Misalnya,
contoh: “Pokoknya, kamu harus masuk jurusan ini.” ada yang mudah berkenalan dengan orang baru dan ada yang lambat mengenal
d. ceramah, orang lain.
contoh: “Kamu ini kebiasaan ya pulang sore-sore. Kan mama sudah bilang kalau c. Pahami kebutuhan anak. Setiap anak memiliki kebutuhan dasar (makan, minum,
pulang sekolah langsung pulang. Kamu jadi anak itu harus menurut sama orang tidur, bermain) yang perlu dipenuhi. Misalnya, anak yang sedang kelelahan,
tua. Kamu tau tidak kalau anak yang tidak menurut itu nanti kalau sudah besar mengantuk, dan lapar akan sulit mengikuti aturan dan mematuhi kesepakatan.
susah menjadi
menjad orang sukses. Kamu memangnya mau jadi orang yang tidak Saat menerapkan
menerapk disiplin, orang tua juga perlu memahami dan memenuhi
sukses?” kebutuhan anak
anak.

 

 10  11
 

Tantangan dan hambatan orang tua saat menerapkan erapkan disiplin positif: g. jangan mudah menyerah.
a. Pengalaman masa lalu orang tua Jangan mudah terpancing oleh perilaku anak sehingga
gga menimbulkan kemarahan.
Pengalaman saat menjadi anak akan memengaruhi cara menerapkan disiplin pada Jika menghadapi kegagalan ulangi kembali, percayalah
ayalah anak mampu belajar
anak saat ini. Banyak pengalaman yang dapat diterapkan
erapkan pada anak kita, tetapi disiplin.
ada juga pengalaman yang tidak perlu diulang. h. Hindari melakukan kekerasan.
b. Emosi orang tua Hindari mencaci, mengecam, memukul anak, karena na bisa membuat anak bencibenci,
Saat menerapkan disiplin, ada berbagai emosi yang dirasakan oleh orang tua. Hal dendam, dan mengabaikan orang tuanya.
tersebut sangat wajar dialami, tetapi perlu dikendalikan dengan baik. i. Hindari memberikan iming-iming agar anak mau berperilaku baik.
Misalnya, jelaskan kepada anak bahwa mandi akan membuat dirinya nyaman,
bukan karena akan mendapatkan hadiah setelah mandi.
Anjuran Hindari
j. Dampingi anak tidak hanya pada saat sukses, tetapi juga pada saat sulit. Misalnya,
1) Menunjukkan sikap tegas dan 1) Menunjukkan sikap keras sehingga saat anak kalah dalam perlombaan, jangan disalahkan,tetapi berilah semangat.
konsisten sekaligus menunjukkan anak merasa takut dan rendah diri k. Jangan mengungkit-ungkit perilaku yang sudah berlalu.
kasih sayang atau menunjukkan sikap lembut
2) Memberikan kesempatan kepada sehingga anak menjadi manja Cara Membuat Kesepakatan Bersama
anak untuk belajar dari kesalahan 2) Memberikan hukuman kepada anak Keluarga memerlukan aturan dan batasan yang jelas tentang apa yang boleh dan
3) Melakukan komunikasi yang baik ketika melakukan kesalahan tidak boleh dilakukan untuk kepentingan bersama.
dan menghargai anak 3) Menciptakan hubungan yang tidak
menyenangkan dalam keluarga, Kesepakatan bersama yang dipraktikkan akan mendorong anak melakukan kegiatan
misalnya memarahi atau menyindir sehari-hari dengan baik dan teratur sehingga menjadi modal penting dalam
menumbuhkan disiplin positif.
a. Buat aturan dan kesepakatan bersama yang berlaku untuk semua anggota
Cara Menumbuhkan Disiplin Diri Anak
keluarga.
a. Buatlah kesepakatan bersama,
b. Aturan dibuat singkat, mudah dimengerti, dan diingat oleh semua anggota
menyepakati aturan untuk anggota keluarga.
keluarga.
b. Bersabarlah dan percaya diri.
c. Aturan dibuat tertulis dan ditempelkan pada dinding yang dapat dilihat oleh
Untuk mendisiplinkan anak dituntut kesabaran yang tinggi dan keyakinan bahwa
semua anggota keluarga.
orang tua memiliki kemampuan dalam mendisiplinkan anak.
d. Setelah beberapa waktu, lihat bersama apakah ada kesepakatan yang perlu
c. Bersikaplah tenang.
diganti atau diperbaiki.
Sikap tenang orang tua diperlukan agar pesan yang disampaikan lebih jelas
e. Laksanakan kesepakatan secara terus-menerus dan terapkan aturan yang tepat
sehingga mudah dipahami anak.
saat ada pelanggaran.
d. Pilih waktu yang tepat.
Pilihlah waktu yang tepat, jangan menunda-nunda, sampaikan pesan berulang-
Cara Berkomunikasi dalam Disiplin Positif
ulang dengan cara menyenangkan.
Hindari Anjuran
e. Bersikaplah konsisten.
Orang tua harus konsisten dengan keputusan atau aturan yang telah ditetapkan 1) Menggurui 1) Menceritakan pengalaman
bersama. Contoh: “Makanya jangan malas, lain kali Contoh: “Ibu dulu juga pernah
f. Berikan contoh dan penjelasan. tasnya diperiksa supaya tidak ada barang ketinggalan membawa buku PR,
Orang tua harus memberikan contoh dengan menerangkan maksudnya sehingga yang tertinggal.” terus dimarahi guru. Akhirnya, Ibu
anak mengerti
g mengapa ia harus bertingkah laku seperti yang diharapkan. sering memeriksa tas sebelum
berangkat.”

2) Mencecarr
2) 2) Menyatakan situasi

 

 12  13
 

Contoh: “Kenapa baru pulang? Ke mana Contoh: “Wah, pulangnya c. Terapkan disiplin yang masuk akal sesuai dengan usia
sia anak.
saja? Main terus ya? Sama siapa?” terlambat, kelihatannya capek ya” Misalnya, air yang ditumpahkan adik, dibersihkan kan sendiri sesuai dengan
kemampuannya.
3) Memerintah 3) Memberikan pilihan
d. Jangan lakukan kekerasan, baik fisik maupun melukai
kai perasaan anak.
Contoh: “Kerjakan PR sekarang!” Contoh: “Mau kerjakan PR sekarang
Misalnya, tidak menjewer anak, tidak mempermalukan
mpermalukan anak dengan
atau 30 menit lagi?”
menceritakan kesalahannya.

Cara Memberikan Pujian yang Efektif 6. Pembiasaan Baik di Keluarga


a. Berikan pujian secara tulus. Keluarga yang merupakan unit terkecil dari masyarakat memiliki 8 (delapan) fungsi
Contoh: yang harus dijalankan agar menjadi tempat bernaung yang aman, nyaman, dan
Katakan: “Wah, rajin sekali anak Ibu, pagi-pagi sudah membantu menyiram menyenangkan bagi seluruh anggotanya. Kedelapan fungsi tersebut adalah fungsi
bunga.” agama, sosial, cinta kasih, perlindungan, ekonomi, pendidikan, pelestarian
Hindari: “Tumben rajin, biasanya bangun pagi saja susah.” lingkungan, dan reproduksi. Pelaksanaan fungsi keluarga menjadi upaya optimalisasi
tumbuh kembang dan pembentukan karakter anak sehingga dapat menjadi insan-
b. Sebutkan perilaku spesifik anak yang baik. insan pembangunan yang berkualitas.
Contoh:
Katakan: “Wah hebat, anak Ibu sudah bisa membereskan mainan sendiri.” Dalam pelaksanaan fungsi keluarga tersebut, orang tua menghadapi berbagai
Hindari: “Pintarnya anak Ibu.” permasalahan. Permasalahan pengasuhan dalam keluarga yang umum dihadapi oleh
orang tua, antara lain:
Cara Memberikan Kritik yang Membangun a. penggunaan gawai (gadget) yang berlebihan oleh anak;
a. Pahami kondisi anak. b. komunikasi yang kurang efektif antara orang tua dan anak, khususnya anak
b. Sebutkan perilaku anak yang tidak baik. Bantu anak memahami bahwa yang tidak remaja;
disukai oleh orang tua adalah perilakunya, bukan dirinya. c. penerapan pengasuhan yang berbeda antara ibu dan ayah atau ayah/ibu dan
c. Sebutkan harapan orang tua dengan jelas. nenek/kakek;
d. Berikan dorongan dan semangat bahwa anak bisa memperbaiki perilakunya. d. peningkatan kasus-kasus narkotika, perkelahian antarpelajar, antarkelompok
masyarakat, pergaulan bebas, bisa ditafsirkan sebagai gejala memudarnya
Contoh: pemahaman, penghayatan, dan pengalaman nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Katakan: “Ibu paham kamu kadang bosan di kelas. Meskipun begitu, membolos dan
berbohong ke orang tua itu tidak baik. Kamu bisa ketinggalan pelajaran dan Ibu Salah satu yang dapat dilakukan di dalam keluarga dalam upaya pembentukan
merasa kecewa karena dibohongi. Ibu harap kamu tidak akan membolos lagi. Ibu karakter anak adalah dengan pembiasaan baik. Pembiasaan baik adalah kegiatan yang
percaya kamu anak yang bisa dipercaya.” dilakukan berulang-ulang, teratur, dan menyenangkan dengan penuh kesabaran serta
Hindari: “Kamu ini memang tukang bohong ya. Selalu mencari masalah. Tidak kesungguhan untuk menumbuhkan karakter baik pada anak agar berguna di
pernah memikirkan perasaan orang tua. Mau jadi apa kamu kalau dari kecil sudah kemudian hari.
jadi tukang bohong dan tukang bolos. Awas ya kalau bolos lagi!”
Pembiasaan baik di keluarga dilakukan agar anak tumbuh dan berkembang menjadi
Cara Menghadapi Anak saat Melakukan Kesalahan pribadi yang baik dan menyenangkan, tangguh dan dapat diandalkan, serta mudah
a. Bantu anak memahami apa kesalahan yang ia lakukan dan mengapa hal tersebut bergaul dan dapat diterima oleh lingkungan masyarakat.
adalah sebuah kesalahan. Berikut ini adalah pembiasaan baik yang dapat dilakukan di dalam keluarga.
b. Terapkan konsekuensi yang berhubungan dengan kesalahan. a. Beribadah sesuai agamanya
Misalnya, mem
meminta kakak berusaha memperbaiki mainan adik yang dirusaknya, beribadah bersama/salat berjamaah; berdoa setiap akan dan sesudah
Contoh: beribad
tidak menguru
mengurungnya di sebuah ruangan. melakukan suatu kegiatan.
melaku

 

 14  15
 

b. Membiasakan anak sarapan m. Menaati aturan yang disepakati bersama
Contoh: menyediakan makanan sehat dan bergizi gizi seimbang yang beragam; Contoh: membuat kesepakatan bersama seluruh anggota keluarga yang ditulis
menyajikan makanan secara menarik; menyediakan
enyediakan waktu yang cukup; dan ditempel di tempat yang mudah dilihat;
lihat; konsisten menjalankan
sarapan bersama. kesepakatan tersebut.
c. Berpamitan sebelum bepergian n. Membiasakan anak untuk mandiri dan bertanggungg jawab
Contoh: meminta izin ketika akan bepergian; mengucapkan salam; mencium Contoh: mengajarkan anak menyiapkan peralatannyannya sendiri; membagi tugas
tangan orang tua. rumah tangga yang sesuai dengan usia dan tumbuh kembang anak,
d. Menjemput/menyambut saat anak pulang sekolah seperti menyapu, mengepel, atau mencuci.
Contoh: menjemput/menyambut dengan wajah yang ceria sambil memeluk dan o. Mendukung minat dan bakat anak
membelai anak; mengucapkan salam; menanyakan perasaan anak. Contoh: mendukung anak untuk mengembangkan minat dan bakatnya;
e. Membiasakan perilaku sopan santun membantu anak untuk memilih kegiatan di luar sekolah sesuai dengan
Contoh: membiasakan mengucapkan “tolong” ketika meminta bantuan, “maaf” minat dan bakatnya.
ketika melakukan kesalahan, dan “terima kasih” ketika mendapatkan p. Memunculkan kepemimpinan pada anak
sesuatu dari orang lain. Contoh: meminta anak untuk memimpin doa sebelum atau sesudah melakukan
f. Membiasakan hidup bersih dan sehat kegiatan bersama sejak anak usia dini; meminta anak remaja untuk
Contoh: makan makanan sehat dan bergizi seimbang; tidak membiasakan jajan mewakili orang tua untuk terlibat dalam kegiatan sosial di masyarakat.
sembarangan; menggosok gigi dua kali sehari (pagi dan sebelum tidur). q. Menjalin komunikasi
g. Mendampingi kegiatan belajar Contoh: memberi kesempatan pada anak agar berbicara lebih banyak; berbicara
Contoh: menyediakan fasilitas belajar yang dibutuhkan anak sesuai dengan dengan jelas dan singkat agar anak mengerti; mereÁeksikan/
kemampuan, misalnya buku pelajaran, meja untuk belajar, ada memantulkan perasaan dan arti yang disampaikan; memperhatikan
pencahayaan/penerangan; dan membuat suasana yang tenang, nyaman, bahasa tubuh anak.
dan menyenangkan untuk belajar, misalnya tidak membuat suara yang r. Menjadi pendengar yang baik
gaduh. Contoh: melakukan kontak mata; tidak memotong pembicaraan anak;
h. Mendampingi anak saat menonton TV memberikan ekspresi yang sesuai dengan cerita anak, seperti
Contoh: membuat kesepakatan waktu dan acara yang boleh ditonton anak; mengangguk, tersenyum; memberikan gumaman, seperti "oh", "hmm",
mengajak anak mendiskusikan apa yang ditonton; menjawab pertanyaan "oh ya", "oh begitu".
anak sesuai dengan usianya. s. Memberikan rasa aman dan nyaman
i. Bermain bersama anak Contoh: menunjukkan kasih sayang dengan cara membelai, memeluk, dan
Contoh: menemani dan bermain bersama anak; memanfaatkan benda-benda mencium; berbicara dengan bahasa yang baik dan lembut; menghindari
yang ada di sekitar untuk menjadi alat permainan yang menarik dan kata-kata yang menghina, mengejek, memojokkan, membandingkan,
mengandung unsur edukatif; mengajarkan anak untuk mengikuti aturan menyalahkan, menyindir.
permainan sejak anak usia dini, misalnya antre atau bergiliran.
j. Membiasakan hidup hemat Cara yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam menumbuhkan pembiasaan baik
Contoh: mencontohkan dan mengajarkan anak untuk memilih antara kebutuhan pada anak antara lain sebagai berikut.
dan keinginan. a. Contohkan
k. Menumbuhkan kebiasaan membaca dan berdiskusi Orang tua menjadi teladan bagi anak dengan mencontohkan dan melakukan
Contoh: membacakan buku atau mendongeng; mengajak anak ke perpustakaan pembiasaan-pembiasaan baik di keluarga tersebut.
atau toko buku. b. Biasakan
l. Menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebangsaan Orang tua mencontohkan dan membiasakan perilaku-perilaku tersebut secara
Contoh: mengajak
meng anak ke museum; mengajak anak menikmati keindahan rutin dan meny
menyenangkan sesuai dengan usia anak.
Indonesia;
Indon memperkenalkan budaya, tradisi, dan makanan khas daerah- c. Ajarkan
c.
daerah
daera yang ada di Indonesia. Orang tua menjelaskan
me perilaku yang harus dibiasakan dengan bahasa yang
mudah dimenge
dimengerti.
 

 16  17
 

C. PENUTUP PAPARAN


Pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua akan mempengaruhi
mpengaruhi pertumbuhan dan PENGASUHAN POSITIF
perkembangan anak. Pengasuhan yang tepat hendaknya dapat dilakukan oleh orang tua
karena perlakuan yang kurang tepat akan mendorong timbulnya
bulnya berbagai masalah dalam
aspek perkembangan anak. Pengasuhan positif diharapkan
harapkan dapat mendukung
terwujudnya lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan sehingga anak akan
tumbuh dan berkembang dengan baik. Pengasuhan positif dapat dilakukan oleh siapapun
yang berperan dalam pengasuhan anak.

D. REFERENSI
Kemdikbud. 2018. Pengasuhan Positif. Jakarta: Kemdikbud.

 

 18  19
 

 

 20  21
 

 

 22  23
 

 

 24  25
 

 

 26  27
 

 

 28  29


 30

Anda mungkin juga menyukai