Anda di halaman 1dari 17

COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY

(CBT) DALAM KONSELING


Mata Kuliah : Psikologi Konseling
PENGERTIAN COGNITIVE
Kognitif berasal dari kata cognition persamaannya knowing yang berarti
mengetahui. Kognitif dalam artian luas ialah perolehan, penataan dan
penggunaan perolehan. Kognitif adalah kemampuan berpikir atau
kemampuan menggunakan otak, kognitif juga bisa diartikan dengan
kemampuan belajar atau berfikir atau kecerdasan yaitu kemampuan untuk
mempelajari keterampilan dan konsep baru, keterampilan untuk memahami
apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya, serta keterampilan menggunakan
daya ingat dan menyelesaikan soal-soal sederhana.
PENGERTIAN BEHAVIOR
Behavior, behavioral atau behaviorisme adalah satu
pandangan teoritis yang beranggapan, bahwa persoalan
psikologi adalah tingkah laku, tanpa mengaitkan
konsepsi-konsepsi mengenai kesadaran dan mentalitas
(Chaplin, 2002). Behavior berpandangan, pada
hakikatnya kepribadian manusia adalah perilaku.
Dimana perilaku tersebut merupakan hasil dari
bentukan pengalaman interaksi individu dengan
lingkungan sekitarnya.
PENGERTIAN KONSELING

Konseling adalah bantuan secara profesional Konseling behavior adalah sebuah proses
yang diberikan konselor kepada klien secara konseling (bantuan) yang diberikan oleh
tatap muka empat mata yang dilaksanakan konselor kepada klien dengan
dengan interaksi secara langsung dalam menggunakan pendekatan-pendekatan
rangka memperoleh pemahaman diri yang tingkah laku (behavioral), dalam hal
lebih baik, kemampuan mengontrol diri dan pemecahan masalah-masalah yang
mengarahkan diri untuk dimanfaatkan oleh dihadapi serta dalam penentuan arah
klien dalam rangka pemecahan masalah dan kehidupan yang ingin dicapai oleh diri
memperbaiki tingkah lakunya pada masa klien.
yang akan datang.
CBT MENURUT PARA TOKOH

Spiegler & Guevremont (2003)


menyatakan bahwa Cognitive
Behavior Therapy (CBT) merupakan
psikoterapi yang berfokus pada Beck (dalam Ad dan Megalia,
kognisi yang dimodifikasi secara 2016) pendekatan Cognitive
langsung, yaitu ketika individu Behavior Therapy (CBT) ini
mengubah pikiran maladaptifnya menghubungkan antara
(maladaptive thought) maka secara pikiran dengan perilaku dan
tidak langsung juga mengubah emosi manusia.
tingkah lakunya yang tampak (overt
action).
APA ITU CONITIVE BEHAVIOR THERAPY (CBT)?

Cognitive Behavior Therapy (CBT) merupakan teknik modifikasi perilaku dan


mengubah keyakininan maladaptif dan sebagai salah satu pendekatan konseling
yang dirancang untuk menyelesaikan permasalahan klien pada masa ini dengan
melakukan adanya rekruturisasi kognitif dan perilaku menyimpang. Cognitive
Behavior Therapy (CBT) merupakan model teoretis yang menghubungkan pikiran
dengan emosi dan perilaku.
SEJARAH COGNITIVE
BEHAVIOR THERAPY (CBT)

Cognitive Behavior Therapy dikembangkan oleh beberapa ahli, antara lain Albert Ellis dengan Rational Emotive
Therapy, Aaron T. Beck dengan Cognitive Therapy, Donald Meichenbaum dengan Cognitive Behavior
Modification, dan Arnold Lazarus dengan Multimodal Therapy. Sumbangan yang tidak kalah berharga diberikan
pula oleh Michael Mahoney, Vittorio Guidano dan Giovanni Liotti (Oemarjoedi, 2003:15). Rational Emotive
Therapy Albert Ellis, lahir di Pittsburg tahun 1913 dan menetap di New York sejak tahun 1917, ia dianggap
sebagai pendahulu teori Cognitive Behavior, yang dikenal sebagai Rational Emotive Therapy (RET). Cognitive
Therapy Aaron T. Beck menyebut aliran teorinya sebagai Cognitive Therapy (CT), dimana ia mengembangkan
teori ini pada kasus-kasus depresi yang kemudian berkembang pada kasus kecemasan dan phobia, serta berlanjut
pada kasus-kasus gangguan kepribadian. Pendekatan Beck didasarkan kepada pemikiran logis bahwa cara
seseorang merasa dan bertindak sangat dipengaruhi oleh cara ia memandang dan memahami pengalamannnya.
Beck meyakinkan bahwa klien dengan gangguan emosi cenderung memiliki kesulitan berpikir logis yang
menimbulkan gangguan pada kapasitas pemahamannya, yang disebut sebagai distorsi kognitif.
TUJUAN COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY (CBT)

 Beck (dalam Spiegler & Guevremont, 2003) menyatakan bahwa salah satu tujuan utama Cognitive Behavior
Therapy (CBT) adalah untuk membantu individu dalam mengubah pemikiran atau kognisi yang irrasional menjadi
pemikiran yang rasional.

 Tujuan dari Cognitive Behavior Therapy (CBT) (Oemardi, 2003 : 9) yakni mengajak individu untuk menentang
pikiran dan emosi yang salah dengan menampilkan bukti – bukti yang bertentangan dengan keyakinan mereka
tentang masalah yang dihadapi

Cognitive Behavior Therapy (CBT) bertujuan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi proses pemikiran, sikap, dan
atribusi yang terdistorsi dan perilaku bermasalah melalui teknik yang melibatkan partisipasi klien. Pada intinya, alasan
penerapan CBT untuk mengembangkan struktur kognitif yang lebih rasional yang dipandang sebagai sebuah cara untuk
memperbaiki pola perilaku.
KONSEP DASAR CBT

Cognitive Behavior Therapy pada dasarnya meyakini bahwa pola pemikiran manusia
terbentuk melalui proses rangkaian Stimulus-Kognisi-Respon (SKR) yang saling keterkaitan
yang dimana proses tersebut akan menjadi faktor penentu dalam menjelaskan bagaimana
berpikir, merasa, dan bertindak. Dengan adanya keyakinan tersebut bahwa manusia memiliki
potensi untuk menyerap pemikiran yang rasional dan irrasional, dimana pemikiran yang
irrasional dapat menimbulkan gangguan emosi dan tingkah laku. Dalam hal ini menenkankan
peran otak dalam menganalisa, memutuskan, bertanya, berbuat, dan memutuskan kembali
dengan merubah status pikiran dan perasaan yang diharapkan klien dapat merubah tingkah
laku negatifnya menjadi positif.
S O
(Stimulus)
(Organism)

ASPEK – ASPEK COGNITIVE BEHAVIOR


THERAPY (CBT)

R C
(Response) (Consequences)
ASPEK – ASPEK KOGNITIF ASPEK – ASPEK BEHAVIORAL
DALAM CBT DALAM CBT

 Mengubah cara berpikir


 Mengubah hubungan yang salah antara
 Kepercayaan
situasi permasalahan dengan kebiasaan
 Sikap
mereaksi permasalahan
 Asumsi
 Belajar mengubah perilaku
 Imajinasi dan memfasilitasi individu belajar
 Menenangkan pikiran dan tubuh sehingga
 Mengenali dan mengubah kesalahan dalam
merasa lebih baik, serta berpikir lebih jelas
aspek kognitif.
KARAKTERISTIK CBT

CBT didasarkan pada model kognitif dari respon emosional

CBT lebih cepat dan dibatasi waktu

CBT merupakan konseling kolaboratif yang dilakukan oleh konselor dengan konseli

CBT didasarkan pada filosofi stoic (orang yang pandai menahan hawa nafsu)

CBT menggunakan metode sokratik

CBT memiliki program terstruktur dan terarah


CBT didasarkan pada model pendidikan
CBT merupakan teori dan teknik yang didasarkan atas metode induktif
Hubungan antara konseli dengan konselor terjalin dengan baik
Tugas rumah (PR) merupakan bagian terpenting dari teknik CBT
PRINSIP - PRINSIP CBT
Prinsip 1 : Cognitive Behavior Therapy (CBT) berdasarkan pada formulasi yang terus berkembang dari permasalahan
konseli dan konseptualisasi kognitif konseli
Prinsip 2 : Cognitive Behavior Therapy (CBT) didasarkan pada pemahaman yang sama antara konselor dan konseli terhadap
permasalahan yang dihadapi konseli.
Prinsip 3 : Cognitive Behavior Therapy (CBT) memerlukan kolaborasi dan partisipasi aktif.

Prinsip 4 : Cognitive Behavior Therapy (CBT) berorientasi pada tujuan & berfokus pada permasalahan.

Prinsip 5 : Cognitive Behavior Therapy (CBT) berfokus pada kejadian saat ini.
Prinsip 6 : Cognitive Behavior Therapy (CBT) merupakan edukasi, bertujuan mengajarkan konseli untuk menjadi terapis
bagi dirinya sendiri, dan menekankan pada pencegahan.
Prinsip 7 : Cognitive Behavior Therapy (CBT) berlangsung pada waktu yang terbatas.
Prinsip 8 : Sesi Cognitive Behavior Therapy (CBT) yang terstruktur.
Prinsip 9 : Cognitive Behavior Therapy (CBT) mengajarkan konseli untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menanggapi
pemikiran disfungsional dan keyakinan mereka.
Prinsip 10 : Cognitive Behavior Therapy (CBT) menggunakan berbagai teknik untuk merubah pemikiran, perasaan, dan
tingkah laku.
Bentuk Distorsi Kognitif dalam CBT
Disqualifying or
All-or-nothing thinking Catastrophizing
discounting the positive

Emotional reasoning Labelling Magnification/minimization

Mental filter Mind reading Overgeneralization

Personalization “Should” and “must”


TEKNIK – TEKNIK DALAM CBT
Mengulang kembali penggunaan
Menata keyakinan irrasional. Bibliotherapy beragam pernyataan diri dalam
role play dgn konselor

Mencoba penggunaan berbagai


pernyataan diri yang berbeda Mengukur perasaan, Desensitization systematic
dalam situasi ril

Pelatihan keterampilan sosial Assertiveness skill training Penugasan rumah

In vivo exposure Menghentikan pikiran Covert conditioning


TAHAPAN PROSES TERAPI KONSELING
COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY (CBT)
Proses
1 Assesmen dan Diagnosa
2 Mencari Akar Permasalahan yang Bersumber dari Emosi Negatif,
Penyimpangan Proses Berfikir, dan Keyakinan Utama yang Berhubungan
dengan Gangguan

3 Konselor Bersama Konseli Menyusun Rencana Intervensi dengan


Memberikan Konsekuensi Positif-Negatif Kepada Konseli

4 Formulasi Status, Fokus Terapi, Intervensi Tingkah Laku

5 Pencegahan Relapse dan Training Self-Help


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai