PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kehidupan.
Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang
Anak juga merupakan tunas sumber potensi dan generasi muda penerus
perjuangan cita-cita bangsa dimasa yang akan datang nantinya, oleh karena itu
harus kita jaga dan kita lindungi dari perbuatan buruk ataupun sebagai korban
Anak mempunyai hak-hak yang harus diakui dan dilindungi oleh Negara.
Hak anak merupakan bagian dari HAM meskipun anak masih dalam
1
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1
memberdayakan anak yang mengalami tindakan perlakuan salah, eksploitasi,
Selain itu anak juga mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan dan
Butir 1 “setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
bakat.”
Artinya bahwa segala sesuatu yang ada di bumi telah mempunyai kekuatan
hukum kuat. 3
2
Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak
3
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menyatakan, bahwa:
tersebut dilakukan bukan hanya oleh orang yang tidak dikenal namun orang-
Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
dan penuh kasih sayang bukan melakukan hal yang tidak senonoh.
Memang sangat sulit untuk dipercaya karena guru yang dikenal sebagai
pahlawan tanpa jasa yang dengan sabar memberikan ilmunya, tega mencabuli
4
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3
siswa didiknya sendiri. Mungkin bagi dirinya perbuatan cabul yang
mengenai kasus pencabulan yang dilakukan oleh seorang guru terhadap siswa
2017 pukul 01:00 Wita oleh salah seorang guru kelas Va yang bernama Albina
Amfoang, S.pd. kejadian itu diketahui melalui selembar kertas yang dituliskan
senonoh. Dalam kertas tersebut tertulis bahwa oknum guru HLN melakukan
aksinya saat jam istirahat. Ketika semua siswa/siswi keluar dari kelas, guru
berada dalam kelas. HLN memanggil satu persatu dan memangkunya sambil
raba kemaluan hingga mencium siswi tersebut. Aksi ini dilakukan secara
dilakukannya tidak boleh diketahui oleh siapapun dan HLN juga memberikan
uang senilai Rp. 1000.00 atau Rp. 2000.00 pada siswi-siswi tersebut. Karena
4
perkataan HLN yang begitu manis maka membuat siswi-siswi tersebut merasa
Tengah Utara”
B. Rumusan Masalah
C. Keaslian Penelitian
terdapat dua judul yang berkaitan judul calon peneliti mengenai pencabulan
yakni:
Negeri Batusangkar. Skrisi ini ditulis oleh Elvyasa Eka Zayuti. Fakultas
5
Hasil wawancara dengan Ibu Margaretha Banu, S.pd
5
Hukum, Universitas Andalas Padang pada tahun 2017 dengan mengangkat
Batusangkar?
2. Tindak Pidana Pencabulan oleh Lelaki Usia Lanjut terhadap Anak di Kota
Masalah yakni :
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
4.
2. Manfaat
a. Secara Teoritis
b. Secara praktis
hukum.
7
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
2. Metode Pendekatan
3. Lokasi Penelitian
masalah yang diangkat oleh penulis pada penulisan skripsi ini, dilakukan
a. Data Primer
8
b. Data Sekunder
Data yang sudah ada dalam bentuk jadi dan diperoleh dari
a. Wawancara (interview)
a. Pengolahan data
9
b. Analisis Data
a. Populasi
b. Sampel
c. Responden/Informasi
1. Pelaku : 1 orang
5. Penyidik : 2 orang
10
6. Jaksa : 1 orang
7. Hakim : 1 orang
Jumlah : 10 orang
8. Aspek Penelitian
Utara.
individu dalam hal ini dalam diri pelaku yang mendorong pelaku
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pencabulan
1. Pengertian pencabulan
itu sendiri. Pengertian Tindak Pidana (Strafbaar Feit) menurut salah satu ahli
larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi
Indonesia memuat arti kata sebagai berikut: “keji dan kotor”, tidak senonoh
dengan jelas maksud perbuatan cabul itu sendiri dan terkesan mencampur arti
6
(http://fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/sulistiyaningsih.pdf) hlm 18 di akses 3
maret 2018
12
penambahan kata “persetubuhan” disamping kata perbuatan cabul. Perumusan
hubungan seksual dengan anak yang belum berumur 18 tahun maka orang
seksual ataupun kejahatan seksual kepada anak. Secara Yuridis orang dewasa
kelainan yang sering disebut pedofilia dan telah melakukan perbuatan cabul
padaanak, namun dewasa ini perbuatan cabul juga sering dilakukan oleh ayah
dalam bab XIV buku ke dua KUHP tentang kejahatan kesusilaan. Perbuatan
cabul juga merupakan perbuatan yang dilakukan oleh orang dewasa kepada
7
R.Soesilo. Kitab Undang-undang Hukum Pidana
13
anak dibawah umur dan harus di pertanggungjawabkan. Dalam hukum pidana
terhadap pelaku tindak pidana dengan tujuan memberikan efek jera kepada
pelaku agar tidak melakukan tindak pidana dan juga agar pelaku sadar bahwa
perbuatan yang dilakukannya salah, selain itu juga pelaku dapat mengubah diri
294 ayat (1) yang ancamannya adalah penjara paling lama 7 (tujuh) tahun.8
Selain itu juga diatur dalam Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 tentang
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat
8
Kitap undang-undang hukum acara pidana
14
(tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. 300.000.000.00 (tiga ratus juta
rupiah) dan paling sedikit Rp. 60. 000.000. 00 (enam puluh juta rupiah)”9
Dalam KUHP perbuatan cabul diatur dalam pasal 289 sampai pasal 296,
Perbuatan tersebut diatur dalam pasal 289 KUHP yang berbunyi “barang
seseorang yang pingsan atau tak berdaya diatur dalam Pasal 290 KUHP di
pidana paling lama tujuh tahun penjara. Ayat (1) “ barang siapa
diancam dengan pidana penjara lima tahun. Diatur dala Pasal 292 KUHP.
c. Perbuatan cabul dengan cara membujuk diatur dalam Pasal 290 KUHP
d. Perbuatan cabul dengan cara tipu daya dan kekuasaan yang timbul dari
9
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
15
uang atau barang dengan memakai kekuasaan yang timbul dari pergaulan
yang belum dewasa terdapat dalam Pasal 295 KUHP diancamlima tahun
selama-lamanya satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak
yang melanggar Pasal 289, 290, 292, 293, 294, 295, 296 KUHP serta Undang-
10
Op cit. hlm 309
16
a. Barangsiapa
perlu diuraikan lagi manusia siapa dan beberapa orang, jadi identitas
c. Memaksa
d. Seseorang
hukum.
seksual yang ada pada diri untuk melakukan perbuatan cabul untuk
17
B. Konsep guru
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa “Guru merupakan
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.11
Khalifah di muka bumi, sebai makluk social dan individu yang mampu berdiri
sendiri.
Menurut keputusan Menteri Pendidikan, guru adalah pegawai negeri sipil yang
11
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
12
(http://pengertian.guru.setimartina.blogspot.co.id) diakses 6 maret 2018
18
diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat untuk melaksanakan
pendidikan disekolah.
Dari pengertian diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa guru tugas
a. Guru sebagai mendidik artinya guru adalah pendidik yang menjadi tokoh
e. Guru sebagai model dan teladan artinya guru menjadi sorotan peserta
didik dan apa yang dilakukan guru akan diikuti oleh peserta didiknya jadi
didik dan juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan
khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap
19
h. Guru sebagai pendorong kreativitas artinya guru dituntut untuk kreatif
Selain tugas dan peran, guru juga mempuyai kode etik tersendiri yakni :
12. Pelanggaran terhadap kode etik guru dan dosen dapat dikenai sanksi
20
C. Konsep Anak
kandungan.13 Sehingga anak yang ada dalam kandungan ibu atau yang belum
tahun), masa remaja (berumur 13-20 tahun) dan masa dewasa (berumur 21-25
tahun).14 Namun disini penulis berfokus pada anak yang dalam masa anak-
teman dan guru disekolah. selain itu dalam masa ini sifat emosionalnya masih
sangat tinggi dan susah untuk dikontrol. Pada masa ini pula anak-anak mulai
mencari teman sebaya dan mulai berhubungan dengan orang-orang yang ada
Selain itu pada masa ini juga perkembangan anak dapat berkembang secara
cepat dalam segala bidang baik itu perubahan tubuh, perasaan, kecerdasan,
Berbicara tentang anak tentu tidak terlepas dari hak-hak yang dimiliki
anak itu sendiri. Hak tersebut tertuang dalam Undang-undang Nomor 35 tahun
21
perlindungan anak berdasarkan Pancasila dan berlandaskan Undang-undang
a. Non diskriminasi
D. Kriminologi
1. Pengertian Kriminologi
penjahat atau kejahatan dan kata “logos” yang mempunyai arti ilmu
dapat meliputi telaah konsep kejahatan, siapa pembuat hukum dan faktor-
22
faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan hukum. Kedua,
hal-hal yang berbeda antara teori satu dengan teori yang lain.
a. Teori Psikoanalisa16
23
perasaan bersalah atau ia begitu lemah sehingga tidak dapat
(yang berperan sebagai suatu penengah antara superego dan id) tidak
yang khas pada lower class (kelas bawah). Artinya menyesuaikan diri
17
Ibid hlm 57
24
berbeda, masing-masing dengan ukuran benar dan salahnya sendiri.
berbeda.
c. Social control18
dilakukan oleh siapa saja, bahwa kenakalan juga bias dilakukan oleh
norma? Jawabannya adalah bahwa anak anak muda dan orang dewasa
18
Ibid hlm 87
25
keyakinanlah (disbanding hukum-hukum tertentu) yang membimbing
yang dipilih.
d. Teori NKK19
kejahatan dimasyarakat.
N + K1 = K2
Ket :
N : Niat
K1 : kesempatan
K2 : Kejahatan
a. Faktor internal
individu. Faktor ini khusus dilihat pada diri individu dan hal-hal yang
1. Faktor kejiwaan
19
(http://raypratama.blogspot.co.id) diakses 16 maret 2018
20
(http://www.academia.edu/Faktor-faktor-Terjadinya-Kejahatan-Seksual-pada-Anak ) diakses
28 september 2018
26
Kondisi kejiwaan atau keadaan diri yang tidak normal dari
2. Faktor Biologis
3. Faktor Moral
27
b. Faktor Eksternal
pelaku.
cara yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat hanya untuk memberi
28
Menurut E. H. Sutherland dan Cressey mengemukakan bahwa dalam
crime prevention dalam pelaksanaannya ada dua metode yang dipakai untuk
kejahatan yang pertama kali (the firs crime) yang dilakukan oleh
(preventif).
a. Upaya preventif
29
1. Menyadari bahwa akan adanya kebutuhan-kebutuhan untuk
b. Upaya represif
Dalam upaya ini tentunya tidak terlepas dari system peradilan pidana,
30
Upaya represif dalam pelaksanaannya dilakukan pula dengan
1. Perlakuan (treatment)
yang membedakan dari segi jenjang berat dan ringan suatu perlakuan
yakni :
pencegahan.
2. Penghukuman (punishment)
31
penghukuman yang sesuai dengan perundang-undangan dalam hukum
pidana.
32
E. Kerangka Berpikir
KRIMINOLOGI
Penjelasan :
Perbuatan cabul adalah salah satu perbuatan keji dan kotor yang tidak
seharusnya dilakukan oleh seorang guru karena dalam pasal 1 ayat (1)
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan
bahwa “ Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Namun dalam
kenyataanya berbanding terbalik dengan pengertian tersebut. Guru yang
seharusnya mendidik dengan penuh tanggungjawab malah melakukan hal-hal
yang tidak senonoh atau mencabuli siswa didiknya sendiri oleh karena itu
penulis sangat tertarik untuk mengkaji kasus ini dengan melihat dari aspek
kriminologinya yakni faktor apakah yang menyebabkan perbuatan cabul itu
terjadi dan bagaimana cara menanggulangi perbuatan tersebut.
33
BAB III
dan bahkan sampai pada tahap pemerkosaan. Saat ini penulis membahas
wilayah kota kefamenanu. Perbuatan yang tidak terpuji itu dilakukan oleh
seorang guru terhadap siswa didiknya sendiri, Sesuai hasil wawancara dengan
orang siswa yang dicabuli yakni anak MSN dan anak ADP.21 Dalam
pelaku melakukan perbuatan cabulnya sejak tahun 2016 sampai dengan 2017
namun pelaku lupa hari, tanggal dan bulan saat kejadian cabul itu terjadi.
Pelaku menjelaskan bahwa pada tahun 2016 yang mana pelaku lupa hari
tanggal dan bulan, pelaku menyuruh muridnya untuk setiap pagi harus
pelaku juga sering menghukum korban dalam hal ini anak MSN dan anak
ADP dengan cara mencium pelaku dan memeluk korban, saat itu korban
masih berada didekat pelaku lalu pelaku memasukan tangannya kedalam rok
21
Wawancara dengan penyidik pembantu Briptu Syukur a. S. Djailape
34
seragam para korban dan tangan pelaku memegang kemaluan korban, pelaku
melakukan hal tersebut dengan alasan karena korban tidak bisa membaca.
Kemudian pada tahun 2017 yang mana pelaku juga melupakan hari
tanggal dan bulan pada saat itu korban MSN datang bersama beberapa siswa
Kemudian pelaku menarik lagi seorang siswa yang berinisial ADP, pelaku
korban, setelah itu korban langsung disuruh kembali kedalam kelasnya. Atas
Menurut pengakuan korban, anak ADP dan anak MSN bahwa memang
benar dirinya mengalami perlakuan yang tidak senonoh dari pelaku sejak
tahun 2016 saat itu korban duduk dibangku kelas II SD, bahwa hamper setiap
hari pelaku berbuat bejat pada korban dan teman-teman korban. Kejadiannya
bermula saat korban beserta murid lainnya berada didalam kelas, pelaku
menyuruh siswa laki-laki keluar dari dalam kelas untuk bersenang atau
beristirahat namun siswa perempuan tetap berada di dalam ruang kelas.22 Saat
itulah pelaku melakukan aksi bejatnya yakni menyuruh satu atau dua siswa
untuk masuk ke dalam kolong meja, kemudian pelaku menyuruh korban naik
ke atas pangkuannya lalu pelaku mencium pipi kiri dan pipi kanan korban,
kemudian membuka rok korban dan menurunkan celana dalam korban hingga
22
Wawancara dengan korban ADP dan MSN di SD GMIT Kefamenanu 4 pada tanggal 4 Desember
2018
35
pelaku memasukan tangannya sambil meraba-raba kemaluan korban. Saat
cara “dia (pelaku) buka dia (pelaku) pu lelak (selangkangan) kemudian dia
(pelaku) suruh saya (korban) duduk di dia (pelaku) punya pangku, terus dia
(pelaku) buka saya (korban) punya rok dan celana dalam terus dia (pelaku)
raba saya punya pepe (kemaluan) terus dia (pelaku) cium saya (korban)
punya pipi kiri dan pipi kanan lalu dia (pelaku) ramas-ramas saya punya susu
tidak ada guru satupun yang mengetahuinya selain korban dan siswa lainnya
yang saat itu berada didalam kelas. Kejadian ini terungkap ketika korban telah
naik ke kelas III SD. Karena kejadian itulah yang membuat penulis ingin
Utara
baik itu kejahat secara fisik, psikis, seksual maunpun ekonomi tanpa kita
sadari kejahatan tersebut dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang
36
perhatian dari berbagai kalangan karena kejadian itu terjadi di tempat
didiknya.
mengenali korban, pelaku mengaku bawasannya dia tidak sadar saat dia
kelainan sejak awal bulan Oktober tahun 2014 tetapi dari pengakuan ini
dokter dengan alasan tidak memiliki biaya.23 Namun yang kita ketahui
didapatnya per bulan untuk biaya kesehatan dan mereka diberikan kartu
BPJS serta dokter keluarga yang dapat membantu mereka dikala sakit.
Oleh karena itu menurut penulis pengakuan dari pelaku hanyalah sebuah
23
Wawancara dengan pelaku HLN di Rutan Kefamenanu pada tanggal 5 Desember 2018
37
dijalaninya. Pemikirann penulis mengenai alasan pelaku yang
pelaku terlihat normal, selain itu dari pihak penyidik juga menghadirkan
beberapa tata cara adat orang belu yang harus diselesaikan stelah
istri/suami meninggal dunia yakni lobu tali artinya potong tali sepotong
pelaku tidak melakukan kedua adat tersebut selain itu juga pada saat
minuman adat untuk diminum saat itulah pelaku mengaku bahwa setelah
tanpa disadari.24
24
Wawancara dengan Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak, Brigpol Ibu Arsi
38
Berdasarkan penjelasan diatas penulis meranik kesimpulan bahwa
a. Faktor Internal
1. Kebutuhan Seks
39
dikarenakan tidak terpenuhinya kebutuhan seks sehingga pelaku
didiknya sendiri.
baik bias berubah menjadi seorang yang jahat. Emosi juga bias
sang istri dan juga merasa bahwa dirinya tidak mampu untuk
25
Hasil wawancara dengan pelaku HLN di rutan kefamenanu
40
hidupnya dan menjadi ibu pengganti bagi anak-anaknya itu
pujaan hati yang juga berprofesi sebagai guru, waktu itu istri
sehingga pada saat itu pelaku pelaku masih menahan diri untuk
sang pujaan hati, tetapi takdir berkata lain pujaan hatinya tidak
41
sakit hati dan tanpa berpikir panjang pelaku melampiaskan
3. Faktor moral
26
Hasil wawancara dengan pelaku HLN
42
kepada orang-orang yang berada di sekitarnya, tanpa
sebelumnya.
menghancurkan segalanya.
43
4. Faktor Keinginan
adalah hal yang wajib dan harus dipenuhi. Sesuai dengan hasil
b. Faktor eksternal
27
Wawancara dengan kepala sekolah Margaretha Banu, Spd
44
selain itu siswi merasa senang digendong oleh pelaku, beliau
cabul yakni :
1. Faktor lingkungan
28
ibu Hana E. Ratuwalu, S.pd. SD selaku wakil kepala sekolah sekaligus merangkap sebagai guru
kelas VI B
45
mendengar berita bahwa HLN merupakan pelaku perbuatan
oleh siapapun.
menjaga organ seksualitas sejak dini dalam hal ini orang tua
mengerti apapun.
46
sudah harus diberitahukan sejak dini mengenai pentingnya
anak tersebut.
47
bagi orang yang telah menikah hal yang berbau pornografi
a. Upaya Preventif
kerja sama anrat team, begitu juga dalam pencegahan kasus ini,
sudah banyak sekali yang dilakukan oleh pihak aparat hukum untuk
itu dari pihak kepolisisan bekerja sama dengan Dinas Sosial dan
baru.29
b. Upaya represif
29
Wawancara dengan Kanit PPA ibu Arsi Kartiningsih
48
telah dibuat. Berbicara tentang penegakan hukum tentunya kita tidak
pukul 01:00 wita wali kelas VA ibu Albina Amfoang Spd menyita
surat yang berisikan perbuatan bejat pelaku. Saat surat itu dibaca,
dilaporan ke kepolisian.
49
Atas laporan tersebut pelaku ditangkap pada tanggal 21
SP-Kap/164/XI?2017/Reskim;30
mencabuli mereka.
pelaku melakukan aksinya sejak 2016 silam dan para korban sudah
ada yang berada dikelas 3 SD. Namun dalam kasus ini hanya
30
Wawancara dengan Brigpol Ibu Arsi Kartiningsi_Kanit PPA
50
terdapat 2 korban yang memberanikan diri untuk melapor ke Polres
banyak korban yang tidak diiainkan oleh orang tuanya karena orang
nama baik keluarga, selain itu juga keluarga korban juga tidak ingin
anak pada umumnya, selain itu juga orang tua korban menganggap
baik keluarga.
adanya pelaku perbuatan cabul tersebut adalah HLN oleh karena itu
31
Hasil wawancara dengan Penuntut Umum Kundrat Mantolas, SH.,MH
51
(2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun
didakwakan;
52
Kefamenanu Kelas II dibawah register Nomor :
tuntuttan oleh jaksa penuntut umum sesuai yang telah disebutkan penulis
perbuatan terdakwa,
kedua anak korban tersebut berulang-ulang atau lebih dari satu kali dalam
32
Hasil wawancara Hakim ketua bapak Decky Arianto Safe Nitbani
53
tempus delicti sesuai keterangan hampir setiap hari dilakukan yakti berkisar
dari pukul 08:00 wita sampai dengan pukul 13:30 wita,perbuatan tersebut
berlangsung sejak takun ajaran 2016 sejak korban duduk dibangku kelas II
SD. Akibat dari perbuatan pelaku korban mengalami trauma dan sesuai data
dan dianggap yang terjadi pada diri korban meupakan sesuatu yang tabuh dan
Dalam penyelesaian kasus ini korban didampingi oleh Satuan Bakti Pekerja
Sosial Kemensos RI atas nama Patrius Iwan Ro, A.Md dan Yunita Jublina
Sollo, A.Md agar psikologi korban tidak terganggu karena pengaruh dari
lingkungan.
disebutkan “dalam hal tindak pidana sebagaimna dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh orang tua, wali, pengasuh anak, pendidik atau tenaga
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas)
tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).33
33
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
54
Dari uraian diatas Majelis Hakim berpendapat bahwa berdasarkan
dalam ketentuan pasal 184 KUHAP. Oleh karena semua unsur dari pasal 82
tentang Perlindungan Anak Jo. Pasal 65 ayat (1) KUHP, telah terpenuhi maka
pelaku HLN terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana
Perlindungan Anak, terhadap pelaku turut pula dijatuhkan pidana denda yang
34
Hasil wawancara dengan hakim ketua Decky Arianto Safe Nitbani, SH.,MH
55
dalam doktrin maupun peraturan perundang-undangan disebutkan bahwa
menjadi warga negara yang baik dan bertanggungjawab. Tujuan ini tidak
222 ayat (1) KUHAP haruslah dibebani pula untuk membayar biaya perkara
Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo. Pasal 65 ayat
(1) KUHP dan Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara
berikut :35
MENGADILI :
35
Hasil putusan Nomor 15/Pid.Sus/2018/PN Kfm halaman 41
56
tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan selama
6 (enam) bulan;
hukum yang terungkap didalam pertimbangan korban anak ADP dan MSN
bahwa dirinya telah mendapat perlakuan yang tidak senonoh dari gurunya
sendiri.
kerugian yang diberikan kepada korban dan keluarganya oleh pelaku atau
57
rugi untuk kehilangan atau penderitaan atau penggantian biaya untuk
pihak korban yakni para orang tua/wali korban anak Adp dan MSN. Bagi
kepercayaan diri yang tinggi karena jika korban tidak ditangani dengan
baik maka setelah korban dewasa, korban bisa saja berubah status menjadi
bahkan korban mnejadi gila. Oleh sebab itu dalam kasus ini
36
Wawancara dengan jaksa penuntut umum Kundrat Mantolas, SH.,MH
58
dalam penanganan sejak dini agar ingatan korban mengenai kejadian
kepercayaan diri.
59
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
guru yakni :
a. Faktor Internal
60
3. Faktor Moral
sendiri
4. Faktor Keinginan
sendiri.
b. Faktor Eksternal
1. Faktor Lingkungan
61
2. Upaya penggulangan oleh aparat hukum terhadap perbuatan cabul
a. Upaya preventif
b. Upaya Represif
yakni pelaku dipecat dan diadili sesuai pasal 222 ayat (1)
B. Saran
62
1. Selain sosialisasi dari pihak yang berwajib, sekolah juga dapat
terkecuali dokter, orang tua, saudara dan juga diri sendiri dalam hal
63
ORGANISASI PENELITIAN
F. PELAKSANA PENEITIAN
NIM : 1502010055
Semester : VI (enam)
G. PEMBIMBING
Pembimbing 1
Pembimbing II
64
DAFTAR PUSTAKA
Bandung.
Bandung
65
Dokumen perundang-undangan
(http://fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Sulistiyaningsih.) hlm 18 di
(http://www.academia.edu/Faktor-faktor-Terjadinya-Kejahatan-Seksual-pada-
66