Anda di halaman 1dari 10

YAYASAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (YLPI) RIAU

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

FENOMENA JUDI ONLINE DI KALANGAN MAHASISWA


(Studi Kasus Pada X, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas X)

MAKALAH

DOSEN PEMBIMBING :
Rio Tutrianto, S. Sos, M. Krim

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
1. Enriza Agda Saputra 177510587
2. Hilda Mianita 177510370
3. Jodi Aldian 177510774
4. Lindiani Oktavany 177510561
5. Muhammad Fahas Bullah 177510712
6. Tia Febriani Gozali 177510670

PROGRAM STUDI KRIMINOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah mengizinkan
dan memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Kenakalan
Anak yang berjudul “Fenomena Judi Online di Kalangan Mahasiswa (Studi Kasus
pada X, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas X)” Penulis
menyusun makalah ini guna untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Kenakalan anak,
agar mencapai nilai yang memenuhi syarat perkuliahan. Dalam penyusunan tugas
atau materi ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga tugas makalah inidapat diselesaikan
dengan baik.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
menjadi lebih baik lagi

Pekanbaru, 23 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Kajian Teori.......................................................................................................3
2.2 Deskripsi Kasus .................................................................................................4

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan........................................................................................................6
3.2 Saran...................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja
manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak.
Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anakanak menuju dewasa. Remaja
merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa,seperti yang
dikemukan Monks (2002) perkembangan kognisi remaja berimplikasi pada
perkembangan sosialnya.
Menurut para pakar psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa
awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10
hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja
bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang
dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti
pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Kenakalan remaja (Juvenile Delinquency) adalah suatu perbuatan kejahatan /
kenakalan yang dilakukan oleh anak-anak muda, yang merupakan gejala sakit
(Patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu
bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku
yang menyimpang. Pengaruh sosial dan kultural memainkan peran yang besar dalam
pembentukan atau pengkondisian tingkah laku criminal anakanak remaja. Perilaku
anak-anak remaja ini menunjukkan tanda-tanda kurang atau tidak adanya konformitas
terhadap norma-norma sosial, mayoritas kenakalan remaja berusia 21 tahun. Angka
tertinggi tindakan kejahatan ada pada usia 15–19 tahun, dan sesudah umur 22 tahun
kasus kejahatan yang dilakukan oleh remaja akan menurun.
Kenakalan anak berupa suatu atau beberapa luas, dari tingkah laku yang tidak
diterima secara sosial (misal : bersikap berlebihan di sekolah) sampai pelanggaran
status (seperti melarikan diri) hingga tindak kriminal (misalnya pencurian).
Kenakalan anak yang sering terjadi di sekeliling kita yaitu pencurian, memakai
narkoba, judi online, clubbing, balap liar, seks bebas, pelecehan seksual dan lain
sebagainya.
Salah satu fenomena yang sering terjadi di kalangan mahasiswa adalah judi
online. Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas,
institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat
disebut sebagai mahasiswa. Mahasiswa dapat dikategorikan sebagai anak dikarenakan
umumnya mahasiswa masih mendapatkan biaya hidup dari orangtuanya. Orangtua
mahasiswa masih memiliki tanggung jawab terhadap anak nya yang mahasiswa
tersebut.
Judi adalah mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai
dengan menyadari adanya risiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa-
peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadian-kejadian yang tidak
atau belum pasti hasilnya (Kartono, 2011: 58). Judi merupakan suatu kegiatan
mempertaruhkan uang pada suatu permainan, yang kalah akan mendapat semua uang
dan yang kalah akan kehilangan uang nya tersebut yang ia pasang pada saat berjudi.
Judi online sendiri berarti suatu kegiatan perjudian atau kegiatan taruhan yang
mana dilakukan secara online melalui website-website. Judi online memiliki website
dimana tempat permainan itu dimulai. Hal ini sangat sering dilakukan oleh
mahasiswa saat ini, dikarenakan mereka menganggap bermain judi online sangat
mengasikkan selain itu juga dapat meraup keuntungan yang besar apabila mereka
menang.
Makalah ini dibuat untuk mengulas lebih lanjut mengenai judi online.
Fenomena judi online ini merupakan suatu fenomena yang membutuhkan perhatian.
Mengingat mahasiswa yang mana tugasnya adalah belajar, hal ini sangat buruk
apabila terus di lakukan oeh mahasiswa-mahasiswa. Maka dari itu, kami mengangkat
penelitian yang berjudul “Fenomena Judi Online di Kalangan Mahasiswa (Studi
Kasus pada X, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas X)”
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori

Teori yang kami gunakan dalam menganalisis kasus diatas adalah :teori
belajar atau yang biasa dikenal dengan Differential Association Theory. Menurutnya
Edwin Sutherland, perilaku menyimpang merupakan suatu perbuatan yang
didapatkan setelah melalui proses belajar. Proses belajar yang dimaksud adalah
mempelajari dan memahami norman-norma yang menyimpang dari subkultur. Jadi,
penyimpangan perilaku adalah fenomena yang dipelajari oleh seseorang dari orang
lain atau kelompok.

Segala sesuatu dalam kehidupan pasti akan melalui sebuah proses, begitu juga
dengan penyimpangan. Untuk menjadi penyimpang seseorang akan melalui sebuah
proses atau tahapan, seseorang tidak menjadi penyimpang hanya dengan melakukan
suatu perbuatan yang menyimpang saja. Pada dasarnya setiap perilaku dapat
dikatakan sebagai penyimpangan apabila perilaku tersebut melanggar norma yang
dianut masyarakat pada umumnya.

Penyimpangan bukan merupakan sebuah periliku yang unik, melainkan


hanya sebuah perilaku yang melanggar suatu norma dalam masyarakat. Oleh karena
itu, dapat dikatakan bahwa penyimpangan memiliki sifat relatif, karena secara
sederhana suatu perilaku dapat dikatakan menyimpang apabila menurut anggapan
besar sebagaianmasyarakat minimal di suatu kelompok masyarakat atau komunitas
tertentu perilaku atau tindakan tersebut dianggap berada di luar kebiasaan, adat
istiadat, aturan, nilai dan norma sosial yang berlaku.

Dalam fenomena judi online ini, pelaku biasanya melewati suatu proses
belajar, yang mana dalam proses belajar ini dimaksudkan bahwa pelaku mempelajari
cara-cara bermain judi online tersebut. Berawal dari rasa penasaran pelaku, lalu
berlanjutlah ke proses pembelajaran ataupun mekanisme bermain judi online. Hal ini
sesuai dengan teori Differential Association, mengatakan bahwa perilaku
menyimpang merupakan perbuatan yang didapat setelah melalui proses belajar. Jadi,
judi online ini di pelajari oleh pelaku dari orang lain, dan hal ini menyebabkan pelaku
melakukan perilaku menyimpang yaitu judi online.

2.2 Analisa Kasus

Dalam memperoleh data dan informasi untuk membahas kasus ini kami
langsung turun kelapangan untuk mewawancarai narasumber. Wawancara
dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Oktober 2019 yang berlokasi disekitaran Marpoyan.
Adapaun hasil wawancara yang kami dapat sebagai berikut :

Remaja X yang kami wawancarai berusia 20 tahun merupakan salah satu dari
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas X, remaja X tersebut
sudah melakukan judi bola online semenjak duduk dibangku Sekolah Menengah Atas
(SMA). Pada mulanya remaja X tersebut tertarik pada judi bola online karena melihat
temannya bermain judi bola online yang hanya memasang Rp.50.000 dan mendapat
kemenangan berlipat ganda sebanyak Rp. 1.500.000.

Lalu remaja X tersebut mencari situs web yang bisa dipercaya untuk bermain,
kemudian membuat Atm dengan menggunakan identitas sendiri. Dalam fenomena
judi online ini, pelaku biasanya melewati suatu proses belajar, yang mana dalam
proses belajar ini dimaksudkan bahwa pelaku mempelajari cara-cara bermain judi
online tersebut. Berawal dari rasa penasaran pelaku, lalu berlanjutlah ke proses
pembelajaran ataupun mekanisme bermain judi online

Menurut keterangan dari remaja X tersebut, didalam judi bola online itu
mempunyai peraturan sendiri. Misalnya jika ingin bermain kita harus mempunyai
minimal saldo uang Rp. 50.000 untuk 3 bermain, lalu memilih 3 tim bola yang
dipercayai akan menang. Jika tim yang dipilih menang, maka otomatis saldo akan
bertambah. Kemudian kami bertanya kepada remaja X berapa kali kemenangan
yang dia dapatkan semenjak duduk di SMA hingga kuliah sekarang dan remaja X
tersebut menjawab kalau ia hanya pernah menang sebanyak 2 kali dan remaja X
tersebut juga menambahkan bahwa uang yang ia keluarkan semenjak awal bermain
judi bola online sampai sekarang sudah lebih dari 5 juta rupiah.

Lalu kami memberikan pertanyaan terakhir, kenapa remaja X tersebut masih


bermain judi bola online sampai sekarang jika keuntungan yang didapatkan nya tidak
sebanding dengan pengeluaran yang ia keluarkan. Remaja X tersebut menjawab
kalau uang yang dikeluarkan nya selama ini tidak terasa dan ia juga merasakan
kepuasan sendiri bahwa jika tim yang ditaruhkan nya menang 2 dan kalah 1. Oleh
sebab itu remaja X mempunyai kecanduan ingin bermain terus menerus untuk
mendapatkan tim yang ia pasang menang.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Permainan judi online yang dilakukan oleh para mahasiswa merupakan hasil
dari sebuah interaksi sosial yang terjadi diantara mereka. Intensitas kebersamaan
antar sesama mahasiswa yang sering bertemu membuat hubungan mereka terjalin
dengan baik, hal ini membuat proses interaksi yang terjadi diantar mereka dapat
berjalan dengan baik karena satu sama lain saling memberikan respon atau tanggapan
terhadap apa yang mereka perbincangkan.

Interaksi sosial ibaratkan sebuah mata uang yang memiliki dua sisi, apabila
dalam interaksi tersebut melibatkan berbagai hal yang membawa kepada ketaatan
peraturan, norma, serta nilai yang berlaku dalam masyarakat maka interaksi tersebut
akan memiliki dampak yang positif. Namun, interaksi juga memiliki sisi lain yang
dapat berdampak negatif, seperti yang terjadi pada para mahasiswa yang ikut dalam
permainan judi online. Dalam proses interaksi yang terjadi diantara mahasiswa
terdapat proses tukarmenukar informasi yang bersifat negatif, karena informasi
tersebut berisikan sesuatu yang lebih bersifat terhadap bentuk penyimpangan sosial.

3.2 Saran

Sebagai seorang mahasiswa yang memiliki pengetahuan serta wawasan luas,


sebaiknya dalam mengambil sebuah keputusan lebih dipikirkan secara matang baik
dan buruknya terlebih dahulu. Jangan mudah terpengaruh akan
kemungkinankemungkinan menarik yang mungkin didapatkan karena segala
kemungkinan belum ada yang pasti terlebih terhadap sesuatu yang besifat
menyimpang serta melanggar nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Dimiyati.S, A. 1980.Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.

Afilia, Amin. 1990. Hakekat Judi. Surabaya: FA mulia.

Andi Hamzah. 2008. KUHP dan KUHAP-Edisi Revisi 2008. Jakarta: Rineka Cipta.

Pambudi, Rian Wibowo, 2012. Perilaku Mahasiswa FISIP yang Melakukan Judi
Bola Online.Sripsi.Tidak diterbitkan. Surabaya: Program Studi Sosiologi Universitas
Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai