Anda di halaman 1dari 13

kualitas moral remaja saat ini terhadap

pelanggaran hukum di Samarinda.

Penulis :
Dina Indah Robbika
Nur Annisa Julianti
Zulkifli Ramadhan

SMAN 10 SAMARINDA

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun karya ilmiah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam karya ilmiah ini kami membahas
mengenai kualitas moral remaja saat ini terhadap pelanggaran hukum di Samarinda.
Karya ilmiah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah
ini.
Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih banyak kekurangan yang
mendasar. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun karya ilmiah kami. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan karya ilmiah selanjutnya.
Akhir kata semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian terutama pada diri kami sendiri.

Samarinda, 5 maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN

.................................................... 1

1.1

Latar Belakang........................................................... 1

1.2

Rumusan Permasalahan ............................................ 3

1.3

Tujuan........................................................................ 3

1.4

Manfaat Penulisan......................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................

2.1 Pengertian Moral............................................................

2.2 Pengertian Hukum dan Pelanggaran Hukum............... 5


BAB III METODE PENELITIAN.............................................. 8
3.1 Jenis Penelitian............................................................ 8
3.2 Waktu Penelitian.......................................................... 8
3.3 Objek Penelitian........................................................... 8
3.4. Populasi dan Sampel.................................................... 8
3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................... 8
3.5 Instrumen penelitian.................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

.................................. 10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut
hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku (Chaplin, 2006). Menurut Piaget
(Hurlock, 1978), perkembangan moral terjadi dalam dua tahapan yang jelas. Tahap pertama
disebut piaget tahapan realisme moral dan tahap kedua disebut tahap moralitas otonomi
atau moralitas oleh kerja sama atau hubungan timbal balik. Dalam tahapan pertama
perilaku anak ditentukan oleh ketaatan otomatis tehadap peraturan tanpa penalaran atau
penilaian. Dalam tahapan kedua perkembangan moral ini bertepatan dengan tahapan operasi
formal dari Piaget dalam perkembangan kognitif , tatkala anak mampu mempertimbangkan
semua cara hipotesis dan dalil. Menurut Kohlberg (Yusuf, 2005), tahap perkembangan moral
ketiga, moralitas pascakonvesional (postconventional morality) harus dicapai selama masa
remaja. Tahap ini merupakan tahap menerima sendiri sejumlah prinsip dan terdiri dari dua
tahap.
Menurut Thomas (Monks, 1989), perkembangan pemikiran moral remaja dicirikan
dengan mulai tumbuh kesadaran akan kewajiban mempertahankan kekuasaan dan pranata
yang ada karena dianggapnya sebagai suatu yang bernilai walau belum mampu
mempertanggungjawabkannya secara pribadi. Pada akhir masa remaja akan memasuki tahap
perkembangan

pemikiran

moral

berikutnya

yang

disebut

dengan

tahap

pasca

konvensional/dimana orisinalitas pemikiran moral remaja sudah semakin tampak jelas.


Pemikiran moral remaja berkembang sebagai pendirian pribadi yang tidak tergantung lagi
pada pendapat atau pranata-pranata yang bersifat konvensional.
Pembentukan moral remaja dapat dipengaruhi dengan kemajuan teknologi. Remaja saat
ini mengalami degradasi moral. Degradasi moral dapat diartikan bahwa moral remaja pada
saat ini terus menerus mengalami penurunan kualitas atau degradasi dan tampak semakin
tidak terkendali. Penurunan kualitas ini meliputi aspek mulai dari tutur kata, cara berpakaian,
hingga perilaku remaja. Degredasi moral ini merupakan salah satu masalah sosial yang perlu
diperhatikan orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Kualitas moral remaja yang semakin
menurun diakibatkan oleh faktor modernisasi dan globalisasi. Globalisasi menuntut kesiapan
mental dari masyarakat. Ketidaksiapan mental dapat menimbulkan bahaya globalisasi yang
tidak dihindari tetapi diikuti oleh remaja.
Akibat dari penurunan kualitas moral remaja ini berdampak pada terjadinya
pelanggaran-pelanggaran hukum yang dilakukan oleh para remaja. Hukum adalah
keseluruhan kaidah serta semua asas yang mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat dan
1

bertujuan untuk memelihara ketertiban serta meliputi berbagai lembaga dan proses guna
mewujudkan berlakunya kaidah sebagai suatu kenyataan dalam masyarakat (Prof. Dr.
Mochtar Kusumaatmadja). Pelanggaran hukum yang sering dilakukan remaja diantaranya
yaitu menggunakan kendaraan bermotor atau mobil sebelum memiliki surat izin mengemudi,
melanggar peraturan lalu lintas, memakai narkoba, kekerasan, hingga pelecehan seksual.
Sepanjang tahun 2011 KomNas Anak menerima 1.851 pengaduan anak yang
berhadapan dengan hukum (anak sebagai pelaku) yang diajukan ke pengadilan. Angka ini
meningkat dibanding pengaduan pada tahun 2010, yakni 730 kasus. Hampir 52 persen dari
angka tersebut adalah kasus pencurian diikuti dengan kasus kekerasan, perkosaan, narkoba,
perjudian, serta penganiayaan dan hampir 89,8 persen kasus anak yang berhadapan dengan
hukum berakhir pada pemidanaan atau diputus pidana. Pelanggaran narkoba oleh remaja
meningkat 4 kali lipat pada tahun 2011. Para pecandu narkoba tersebut ialah remaja berusia
di bawah 19 tahun. Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat sebanyak 110.870 pelajar
SMP dan SMA menjadi pengguna Narkotika. BNN juga melaporkan 12.848 anak siswa SD di
Indonesia terindentifikasi mengkonsumsi Narkoba. Sexual Behavior Survey 2011,
menunjukkan 64 persen anak muda di kota-kota besar Indonesia belajar seks melalui film
porno atau DVD bajakan. Akibatnya, 39 persen responden remaja usia 15-19 tahun sudah
pernah berhubungan seksual, sisanya 61 persen berusia 20-25 tahun. Dinas Kesehatan Kaltim
Oktober 2014 menyebutkan ditemukan sebanyak 3.758 pengidap HIV dan sekitar 1.150
orang diantaranya telah menjadi penderita AIDS. Kekerasan seksual juga terjadi pada tahun
2012 sebanyak 76 kasus yang ditangani, pada tahun 2013 meningkat menjadi 78 kasus,
daerah yang banyak terjadi yakni di Samarinda dan Balikpapan. Apabila hal ini dibiarkan
secara terus menerus maka bangsa Indonesia akan semakin terpuruk di era globalisasi ini.
Upaya untuk mengatasi penurunan moral remaja yaitu dengan melalui aspek
pendidikan formal, lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, penegakan hukum, sertas
aspek sosial masyarakat. Berdasarkan data-data diatas, penulis tertarik untuk mengkaji dan
meneliti mengenai pengaruh moral remaja terhadap pelanggaran hukum dengan judul
kualitas moral remaja saat ini terhadap pelanggaran hukum di Samarinda.

1.2 Rumusan Masalah


2

1. Bagaimana kualitas moral remaja Samarinda pada saat ini?


2. Apa penyebab turunnya kualitas moral remaja saat ini?
3. Bagaimana pelanggaran hukum yang dilakukan remaja Samarinda akibat dari kualitas
moral remaja yang menurun?
4. Bagaimana cara mengatasi dan mencegah terjadinya pelanggaran hukum karena
moral remaja yang semakin menurun?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kualitas moral remaja Samarinda pada saat ini.
2. Mengatahui penyebab turunnya kualitas moral remaja saat ini.
3. Mengetahui apa saja pelanggaran hukum yang dilakukan remaja Samarinda akibat
dari kualitas moral remaja yang menurun.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi dan mencegah terjadinya pelanggaran hukum
karena moral remaja yang semakin menurun.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Mengurangi dan mencegah terjadinya penurunan kualitas moral remaja agar bangsa
Indonesia tidak terpuruk di era globalisasi.
2. Memberitahukan remaja mengenai dampak buruk dari pelanggaran hukum yang
disebabkan menurunnya moral remaja.
3. Menyadarkan masyrakat dan orang tua mengenai pentingnya peran mereka terhadap
pembentukan moral remaja.
4. Membangun moral generasi muda dengan baik demi kelangsungan hidup bangsa dan
Negara.

BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Pengertian moral
Moral berasal dari Bahasa Latin yaitu Moralitas Moralitas adalah istilah manusia
menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif.
Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoraldan tidak
memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah halmutlak yang harus
dimiliki oleh manusia. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, moral adalah ajaran tentang
baik buruk yang diterima maupun mengenai perbuatan, sikap, kewajiban.
Menurut Magnis-Susino, moral selalu mengacu pada pada baik buruknya manusia
sebagai manusia, sehingga bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi
kebaikannya sebagai manusia.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi
individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman
sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap
amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolahsekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral
adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap
moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat
jadi moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Apa hal yang
berkaitan dengan proses sosialisasi moral yang eksplisit dari individu tanpa orang yang
bermoral tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral saat ini memiliki nilai implisit
karena banyak orang yang memiliki sikap moral atau tidak bermoral dari sudut pandang yang
sempit

2.2 Pengertian Hukum dan Pelanggaran Hukum


Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan. dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan
sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang
berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan
4

kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas
kekuasaan politik serta cara perwakilan mereka yang akan dipilih. Administratif hukum
digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum
internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari
perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa
Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik daripada dibandingkan dengan peraturan
tirani yang merajalela.
secara umum, rumusan pengertian hukum setidaknya mengandung beberapa unsur
sebagai berikut:

Hukum mengatur tingkah laku atau tindakan manusia dalam masyarakat. Peraturan
berisikan perintah dan larangan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
Hal ini dimaksudkan untuk mengatur perilaku manusia agar tidak bersinggungan dan
merugikan kepentingan umum.

Peraturan hukum ditetapkan oleh lembaga atau badan yang berwenang untuk itu.
Peraturan hukum tidak dibuat oleh setiap orang melainkan oleh lembaga atau badan yang
memang memiliki kewenangan untuk menetapkan suatu aturan yang bersifat mengikat
bagi masyarakat luas.

Penegakan aturan hukum bersifat memaksa. Peraturan hukum dibuat bukan untuk
dilanggar namun untuk dipatuhi. Untuk menegakkannya diatur pula mengenai aparat
yang berwenang untuk mengawasi dan menegakkannya sekalipun dengan tindakan yang
represif.

Meski

demikian,

terdapat

pula norma

hukum yang

bersifat

fakultatif/melengkapi.

Hukum memliki sanksi dan setiap pelanggaran atau perbuatan melawan hukum akan
dikenakan sanksi yang tegas. Sanksi juga diatur dalam peraturan hukum.
Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum, yaitu tindakan seseorang
yang tidak sesuai atau bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku. Dengan kata lain,
pelanggaran hukum merupakan pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban yang telah
ditetapkan oleh peraturan atau hukum yang berlaku, misalnya kasus pembunuhan
merupakan pengingkaran terhadap kewajiban untuk menghormati hak hidup orang lain.
Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap hukum. Ketidakpatuhan
terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:

1. Pelanggaran hukum oleh pelaku pelanggaran sudah dianggap sebagai


kebiasaan bahkan kebutuhan;
2. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.
Saat ini kita sering melihat berbagai pelanggaran hukum banyak terjadi di
negara ini. Hampir setiap hari kita mendapatkan informasi mengenai
terjadinya tindakan melawan hukum baik yang dilakukan oleh masyarakat
ataupun oleh aparat penegak hukum sendiri. Berikut ini contoh perilaku yang
bertentangan dengan hukum yang dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, bangsa dan negara.
a. Dalam lingkungan keluarga, diantaranya:
1) mengabaikan perintah orang tua;
2) mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;
3) ibadah tidak tepat waktu;
4) menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak;
5) nonton tv sampai larut malam;
6) bangun kesiangan.
b. Dalam lingkungan sekolah, diantaranya
1) mencontek ketika ulangan;
2) datang ke sekolah terlambat;
3) bolos mengikuti pelajaran;
4) tidak memperhatikan penjelasan guru;
5) berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan
sekolah.
c.

Dalam lingkungan masyarakat, diantaranya:


1) mangkir dari tugas ronda malam;
2) tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas;
3) main hakim sendiri;
4) mengkonsumsi obat-obat terlarang;
5) melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain;
6) melakukan perjudian;
7) membuang sampah sembarangan.

d.

Dalam lingkungan bangsa dan negara, diantaranya:


1) tidak memiliki KTP;
2) tidak memiliki SIM;
6

3) tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas;


4) melakukan tindak pidana seperti pembunuhan, perampokan,
penggelapan, pengedaran uang palsu, pembajakan karya orang lain dan
sebagainya;
5) melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara;
6) tidak berpartisipasi pada kegiatan Pemilihan Umum;
7) merusak fasilitas negara dengan sengaja.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, jenis percobaan yang digunakan
adalah kuisioner dengan pendekatan kualitatif.
3.2. Waktu Penelitian
Waktu untuk melakukan percobaan pada Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu mulai 1
Mei 24 Mei 2016.
3.3. Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam percobaan ini adalah remaja di tingkat SD,
SMP,dan SMA di wilayah Samarinda.
3.4. Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi
Populasi pada Karya Tulis Ilmiah ini adalah remaja di tingkat SD,SMP,
dan SMA di wilayah Samarinda.
3.4.2. Sampel
Sampel pada Karya Tulis Ilmiah ini adalah siswa kelas 6 di SDN 019
palaran, siswa kelas 8 di SMP 1 samarinda, dan siswa kelas 11 di SMA 1
samarinda.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Pada pengumpulan data, penulis menggunakan metode observasi dan
dokumentasi. Data yang termuat dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah data primer dan
sekunder.

3.6. Instrumen Penelitian


3.6.1. Kuesioner (Angket)
Menurut Riduwan (2003: 5253) kuesioner (angket) adalah daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang memberikan respon
(responden) sesuai denganpermintaan peneliti, dengan tujuan untuk mencari
informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden. Dalam
penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengambil data variable
interaksi sosial. Angket berupa pernyataan dengan lima alternatif jawaban,
yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR) dan
tidak pernah (TP) (Azwar, 2008: 4647). Masing-masing alternatif jawaban
diberi skor 15. Penetapan skor tergantung pada sifat pernyataan apakah
negatif atau positif. Dengan kata lain, penetapan skornya menggunakan skala
likert.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/9444306/PERKEMBANGAN_MORAL_ANAK_USIA_SEKOLA
H_DASAR
https://id.wikipedia.org/wiki/Moral
http://jhens-fernando.blogspot.co.uk/2012/04/manusia-dan-keindahan-moral.html
https://endahendaho.wordpress.com/2014/11/17/artikel-manusia-dan-keindahan-moral/
http://slideplayer.info/slide/2838951/
http://artonang.blogspot.co.uk/2016/01/pengertian-hukum.html

10

Anda mungkin juga menyukai