DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 11
SOSIOLOGI AGAMA 2
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan rahim-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Sosiologi
Maritim dengan judul “Gadis Remaja, Tindakan Immoral Dan Pelacuran”. Shalawat
serta salam senantiasa tercurah kepada Baginda Muhammad saw. beserta
keluarganya.
Penul
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Kesimpulan.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai
dan stress (Storm and Stress). Karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk
menentukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang
individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka
bisamenjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik. Perilaku remaja
terdiri dari perilaku kognitif, sosio emosional, dan seksual. Perilaku kognitif
merupakan suatu perilaku remaja yang ditandai dengan bagaimana pola berpikir dari
remaja itu.
Oleh karena itu, dalam rangka tersedianya sumber daya manusia yang
berkualitas dan mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan
bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, diperlukan pembinaan dan
pembimbingan secara terus-menerus demi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan
perkembangan fisik, mental, dan sosial serta perlindungan dari segala kemungkinan
yang akan membahayakan anak atau generasi muda dan bangsa di masa
mendatang. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 1
1
Pasal 1 ayat 2 Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
2
Prof. Moeljatno,S.H, KUHP, Sinar Grafika, h. 108-109.
1
B. Rumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah, sebagai berikut:
1) Apa yang dimaksud dengan gadis remaja, tindakan immoral dan pelacuran?
2) Bagaimana ciri-ciri masa remaja dan tugas perkembangan para remaja?
3) Bagaimana contoh-contoh tindakan immoral dalam kehidupan sehari-hari?
4) Bagaimana ciri-ciri pelacuran dan faktor-faktor penyebab kelacuran?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian gadis remaja, tindakan immoral dan pelacuran
2) Mengetahui ciri-ciri masa remaja dan tugas perkembangan para remaja
3) Mengetahui contoh-contoh tindakan immoral dalam kehidupan sehari-hari
4) Mengetahui ciri-ciri pelacuran dan faktor-faktor penyebab pelacuran
2
BAB II
PEMBAHASAN
Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena
remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak,
mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan
fisiknya maupun perkembangan psikisnya, yang mencakup perubahan biologis,
kognitif, dan sosial emosional.
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin (adolescere) yang
berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti
yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget dengan mengatakan secara psikologis
masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa,
usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua,
melainkan berada pada tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah
hak.3
3
Ibid; h. 206
4
pdfcoffee.com_makalah-wanita-sebagai-gadis-pada-masa-pubertas-pdf-free.pdf
3
Banyak perbuatan manusia berkaitan dengan baik dan buruk, tapi tidak
semua. Ada juga perbuatan yang netral dari segi etis. Bila seorang mengikat lebih
dulu tali sepatu kanan dan baru kemudian tali sepatu kiri, perbuatan itu tidak
mempunyai hubungan dengan baik atau buruk.
Boleh saja sebaliknya: sepatu kiri dulu dan baru kemudian sepatu kanan.
Mungkin cara itu lebih baik dari sudut efisiensi atau lebih baik karena cocok dengan
sistem motorik, tapi cara pertama atau kedua tidak lebih baik atau buruk dari sudut
moral. Perbuatan itu boleh disebut "Immoral', dalam arti seperti sudah dijelaskan:
tidak mempunyai relefansi etis. Dan tidak sulit memikirkan banyak contoh lain lagi
tentang perbuatan yang bisa dianggap Immoral dalam arti ini.5
3. Pelacuran
Pelacuran berasal dari bahasa Latin prostituere atau prostauree yang berarti
membiarkan diri berbuat zina, melakukan persundalan, percabulan dan
pergendakan. Perkins dan Bennet dalam Koentjoro, mendefinisikan pelacuran
sebagai transaksi bisnis yang disepakati oleh pihak yang terlibat sebagai sesuatu
yang bersifat kontrak jangka pendek yang memungkinkan satu orang atau lebih
mendapatkan kepuasan seks dengan metode yang beraneka ragam. 6 Senada
dengan hal tersebut, Supratiknya menyatakan bahwa prostitusi atau pelacuran
adalah memberikan layanan hubungan seksual demi imbalan uang. Selain definisi di
atas, dengan rumusan kalimat yang berbeda, Kartini Kartono menjabarkankan
definisi dari pelacuran adalah sebagai berikut:
5
Ibid., h. 9
6
Koentjoro, 2004, On The Spot: Tutur Dari Sarang Pelacur. Yogyakarta: Tinta, h. 30
4
c) Pelacuran ialah perbuatan perempuan atau laki-laki yang menyerahkan
badannya untuk berbuat cabul secara seksual dengan mendapatkan upah. 7
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar
dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik
terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau
perubahan fisik menurun maka perubahan sikap dan perilaku menurun juga.
Ada lima perubahan yang sama yang hampir bersifat universal. Meningginya
emosi, perubahan tubuh, berubahnya minat dan pola perilaku, sebagian besar
remaja bersikap ambivelen terhadap setiap perubahan.
7
Kartono Kartini, 2005, Patologi Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Press, h. 216.
5
Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh
anak laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan bagi kesulitan itu.
Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian diselesaikan
oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman
dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa diri mandiri,
sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua
dan guru-guru.
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa
dirinya, apa peranannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang
dewasa? Apakah nantinya ia dapat menjadi seorang suami atau ayah?. Apakah
mampu percaya diri sekalipun latar belakang ras atau agama atau nasionalnya
membuat beberapa orang merendahkannya? Secara keseluruhan, apakah ia akan
berhasil atau akan gagal?
6
8) Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa
7
1) Penampilan
Sepatu yang ia kenakan berwarna merah muda tanpa memakai kaos kaki.
Padahal aturan sekolah Anis sudah melarang untuk siswanya menggunakan
seragam yang ketat, Panjang rok harus di bawah lutut dengan sepatu hitam bertali
dan berkaos kaki. Meskipun tahu fungsi norma tersebut, Anis tetap saja
berpenampilan begitu.
2) Makan
3) Mengambil Barang
Ifana setiap hari diberi uang saku sejumlah lima ribu rupiah oleh ibunya.
ketika uang sakunya kurang untuk menraktir teman-temannya atau ingin membeli
sesuatu, dia diam-diam mengambil uang lagi di lemari ibunya. Hal itu dilakukan
berulang-ulang tanpa diketahui oleh ibunya.
4) Berkendara
Koko berangkat kerja lima belas menit sebelum jam masuk. Padahal
rumahnya lumayan jauh dari tempat kerjanya. Kemudian dia berkendara dengan
sangat cepat, menyalip kendaraan yang ada di depannya tanpa menyalalan lampu
sein ketika belok. Bahkan dia rela melanggar lampu lalu lintas agar cepat sampai di
tempat kerja.
5) Berbicara
8
ia dinasihati, sedang marah atau kemauannya tida dituruti. Mendengar perkataan
kasar anaknya, sang ibu sering sakit hati. 11
1. Ciri-Ciri Pelacuran
11
https://dosenppkn.com/contoh-amoral-dan-imoral/
9
8) 60-80% dari jumlah pelacur ini memiliki intelek yang normal. Kurang dari
5% adalah mereka yang lemah ingatan (feeble minded). Selebihnya
adalah mereka yang ada pada garis-batas, yang tidak menentu atau tidak
12
jelas derajat intelegensinya.
2. Faktor-Faktor Penyebab Pelacuran
Banyak studi yang telah dilakukan oleh para ahli untuk mendapatkan jawaban
mengenai faktor yang mempengaruhi perempuan sehingga menjadi pelacur.
12
Kartini Kartono, op.cit. h.239
13
Koentjoro, op.cit. h. 53-54
14
Npm Caswanto, 2017, dalam skripsi, “Tindak Pidana ProstitusiSebagai Mata Pencaharian”.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Remaja berasal dari kata latin (adolescere) yang berarti “tumbuh” atau
tumbuh menjadi dewasa. Immoral adalah perbuatan yang tidak bermoral,
bertentangan dengan moral dan tindakan yang tidak etis atau tidak berakhlak. Istilah
adolescence mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental,
emosional, sosial, dan fisik. Pelacuran adalah membiarkan diri berbuat zina,
melakukan persundalan, percabulan dan pergendakan.
Adapun ciri-ciri masa remaja secara umum yaitu: 1). Masa Remaja sebagai
Periode yang Penting; 2). Masa Remaja sebagai Periode Peralihan; 3). Masa
Remaja sebagai Periode Perubahan; 4). Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah;
5). Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas; 6). Masa Remaja sebagai Usia
yang Menimbulkan Ketakutan; 7). Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik;
8). Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa. Secara khususnya yaitu: 1).
Pertumbuhan fisik yang sangat cepat; 2) . Emosinya yang tidak stabil; 3).
Perkembangan seksual sangat menonjol; 4). Cara berpikirnya bersifat kausalitas
(hukum sebab akibat); 5) Terikat erat dengan kelompoknya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Kartono Kartini. Patologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Press, 2005.
Koentjoro. On The Spot: Tutur Dari Sarang Pelacur. Yogyakarta: Tinta, 2004.
12