Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PATOLOGI SOSIAL

GADIS REMAJA, TINDAKAN IMMORAL DAN PELACURAN

Dosen Pengampu : Dra. Akilah Mahmud, M.Pd.I

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 11

MUHAMMAD IQBAL 30400119058

ARIS KURNIAWAN 30400119056

SOSIOLOGI AGAMA 2

FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan rahim-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Sosiologi
Maritim dengan judul “Gadis Remaja, Tindakan Immoral Dan Pelacuran”. Shalawat
serta salam senantiasa tercurah kepada Baginda Muhammad saw. beserta
keluarganya.

Penyusunan makalah ini secara umum bertujuan untuk mengetahui tentang


bagaimana mengetahui Gadis Remaja, Tindakan Immoral Dan Pelacuran. Penulis
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan menjadi bahan bacaan
bagi pembaca.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dalam penyusunan makalah. Penyusun merasa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
sumber. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

Samata, 24 Juni 2022

Penul

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................2

C. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3

A. Pengertian Gadis Remaja, Tindakan Immoral Dan Pelacuran..........................3

B. Ciri-Ciri Masa Remaja Dan Tugas Perkembangan Para Remaja......................5

C. Contoh-Contoh Tindakan Immoral Dalam Kehidupan Sehari-Hari.....................8

D. Ciri-Ciri Pelacuran Dan Faktor-Faktor Penyebab Pelacuran..............................9

BAB III PENUTUP......................................................................................................11

A. Kesimpulan.......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai
dan stress (Storm and Stress). Karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk
menentukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang
individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka
bisamenjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik. Perilaku remaja
terdiri dari perilaku kognitif, sosio emosional, dan seksual. Perilaku kognitif
merupakan suatu perilaku remaja yang ditandai dengan bagaimana pola berpikir dari
remaja itu.

Oleh karena itu, dalam rangka tersedianya sumber daya manusia yang
berkualitas dan mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan
bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, diperlukan pembinaan dan
pembimbingan secara terus-menerus demi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan
perkembangan fisik, mental, dan sosial serta perlindungan dari segala kemungkinan
yang akan membahayakan anak atau generasi muda dan bangsa di masa
mendatang. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 1

Pelacuran merupakan salah satu bentuk penyakit masyarakat yang harus


dihentikan penyebarannya, tanpa mengabaikan usaha pencegahan dan perbaikan.
Meneropong pembahasan diatas, norma-norma sosial jelas mengharamkan
prostitusi, dan juga sudah ada Undang-Undang mengenai prakter prostitusi yang
ditinjau dari segi Yuridis di dalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yaitu
mereka menyediakan sarana tempat persetubuhan ( Pasal 296 KUHP), dan mereka
yang menjual perempuan dan laki-laki dibawah umur untuk dijadikan pelacur (Pasal
297 KUHP).2

1
Pasal 1 ayat 2 Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
2
Prof. Moeljatno,S.H, KUHP, Sinar Grafika, h. 108-109.

1
B. Rumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah, sebagai berikut:

1) Apa yang dimaksud dengan gadis remaja, tindakan immoral dan pelacuran?
2) Bagaimana ciri-ciri masa remaja dan tugas perkembangan para remaja?
3) Bagaimana contoh-contoh tindakan immoral dalam kehidupan sehari-hari?
4) Bagaimana ciri-ciri pelacuran dan faktor-faktor penyebab kelacuran?

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian gadis remaja, tindakan immoral dan pelacuran
2) Mengetahui ciri-ciri masa remaja dan tugas perkembangan para remaja
3) Mengetahui contoh-contoh tindakan immoral dalam kehidupan sehari-hari
4) Mengetahui ciri-ciri pelacuran dan faktor-faktor penyebab pelacuran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gadis Remaja, Tindakan Immoral Dan Pelacuran


1. Gadis Remaja

Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena
remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak,
mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan
fisiknya maupun perkembangan psikisnya, yang mencakup perubahan biologis,
kognitif, dan sosial emosional.

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin (adolescere) yang
berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti
yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget dengan mengatakan secara psikologis
masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa,
usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua,
melainkan berada pada tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah
hak.3

Adapun jenis masa remaja menjadi empat bagian, yaitu:

1) masa pra-remaja 10 – 12 tahun


2) masa remaja awal 12 – 15 tahun
3) masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun
4) masa remaja akhir 18 – 21 tahun4
2. Tindakan Immoral

Immoral adalah perbuatan yang tidak bermoral, bertentangan dengan moral


dan tindakan yang tidak etis atau tidak berakhlak. Mereka yang bertindak immoral
memiliki pengetahuan tentang moral benar dan salah, tidak memiliki kelainan,
namun tetap saja melakukannya meski salah. Bisa dikatakan bahwa immoral
bertentangan dengan moralitas yang baik.

3
Ibid; h. 206
4
pdfcoffee.com_makalah-wanita-sebagai-gadis-pada-masa-pubertas-pdf-free.pdf

3
Banyak perbuatan manusia berkaitan dengan baik dan buruk, tapi tidak
semua. Ada juga perbuatan yang netral dari segi etis. Bila seorang mengikat lebih
dulu tali sepatu kanan dan baru kemudian tali sepatu kiri, perbuatan itu tidak
mempunyai hubungan dengan baik atau buruk.

Boleh saja sebaliknya: sepatu kiri dulu dan baru kemudian sepatu kanan.
Mungkin cara itu lebih baik dari sudut efisiensi atau lebih baik karena cocok dengan
sistem motorik, tapi cara pertama atau kedua tidak lebih baik atau buruk dari sudut
moral. Perbuatan itu boleh disebut "Immoral', dalam arti seperti sudah dijelaskan:
tidak mempunyai relefansi etis. Dan tidak sulit memikirkan banyak contoh lain lagi
tentang perbuatan yang bisa dianggap Immoral dalam arti ini.5

3. Pelacuran

Pelacuran berasal dari bahasa Latin prostituere atau prostauree yang berarti
membiarkan diri berbuat zina, melakukan persundalan, percabulan dan
pergendakan. Perkins dan Bennet dalam Koentjoro, mendefinisikan pelacuran
sebagai transaksi bisnis yang disepakati oleh pihak yang terlibat sebagai sesuatu
yang bersifat kontrak jangka pendek yang memungkinkan satu orang atau lebih
mendapatkan kepuasan seks dengan metode yang beraneka ragam. 6 Senada
dengan hal tersebut, Supratiknya menyatakan bahwa prostitusi atau pelacuran
adalah memberikan layanan hubungan seksual demi imbalan uang. Selain definisi di
atas, dengan rumusan kalimat yang berbeda, Kartini Kartono menjabarkankan
definisi dari pelacuran adalah sebagai berikut:

a) Prostitusi adalah bentuk penyimpangan seksual, dengan pola-pola


organisasi impuls/dorongan seks yang tidak wajar dan tidak terintegrasi
dalam bentuk pelampiasan nafsu-nafsu seks tanpa kendali dengan banyak
orang (prosmiskuitas), disertai eksploitasi dan komersialisasi seks yang
impersonal tanpa afeksi sifatnya.
b) Pelacuran merupakan peristiwa penjualan diri (persundalan) dengan jalan
memperjualbelikan badan, kehormatan dan kepribadian kepada banyak
orang untuk memuaskan nafsu-nafsu seks dengan imbalan pembayaran.

5
Ibid., h. 9
6
Koentjoro, 2004, On The Spot: Tutur Dari Sarang Pelacur. Yogyakarta: Tinta, h. 30

4
c) Pelacuran ialah perbuatan perempuan atau laki-laki yang menyerahkan
badannya untuk berbuat cabul secara seksual dengan mendapatkan upah. 7

B. Ciri-Ciri Masa Remaja Dan Tugas Perkembangan Para Remaja


1. Ciri-Ciri Masa Remaja

Secara umum, adapun ciri-ciri masa remaja yaitu:

1) Masa Remaja sebagai Periode yang Penting

Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya


perkembangan mental, terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu
menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap,nilai dan
minat baru.

2) Masa Remaja sebagai Periode Peralihan

Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke masa dewasa,dalam


setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan
peran yang harus dilakukan. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga
menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya
hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai
bagi dirinya.

3) Masa Remaja sebagai Periode Perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar
dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik
terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau
perubahan fisik menurun maka perubahan sikap dan perilaku menurun juga.

Ada lima perubahan yang sama yang hampir bersifat universal. Meningginya
emosi, perubahan tubuh, berubahnya minat dan pola perilaku, sebagian besar
remaja bersikap ambivelen terhadap setiap perubahan.

4) Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah

7
Kartono Kartini, 2005, Patologi Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Press, h. 216.

5
Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh
anak laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan bagi kesulitan itu.
Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian diselesaikan
oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman
dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa diri mandiri,
sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua
dan guru-guru.

5) Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas

Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa
dirinya, apa peranannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang
dewasa? Apakah nantinya ia dapat menjadi seorang suami atau ayah?. Apakah
mampu percaya diri sekalipun latar belakang ras atau agama atau nasionalnya
membuat beberapa orang merendahkannya? Secara keseluruhan, apakah ia akan
berhasil atau akan gagal?

6) Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan

Seperti ditunjukkan oleh Majeres, “Banyak anggapan populer tentang remaja


yang mempunyai arti yang bernilai, dan sayangnya, banyak diantaranya yang
bersifat negatif”. Anggapan strereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang
tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku
merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi
kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik
terhadap perilaku remaja yang normal.

7) Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik

Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna merah


jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan
bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik
ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya,
menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja.
Semakin tidak realistik cita-citanya semakin ia menjadi marah. Remaja akan sakit
hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil
mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.

6
8) Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa

Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja


menjadi gelisah untuk meninggalkan strereotip belasan tahun dan untuk
memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak
seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai
memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu
merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam
perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra
yang mereka inginkan.8

Secara khusus, adapun ciri-ciri khusus masa remaja sebagai berikut:

1) Pertumbuhan fisik yang sangat cepat


2) Emosinya yang tidak stabil
3) Perkembangan seksual sangat menonjol
4) Cara berpikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
5) Terikat erat dengan kelompoknya9

2. Tugas Perkembangan Para Remaja


1) Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik
pria maupun wanita
2) Mencapai peran sosial pria dan wanita
3) Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
4) Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yangbertanggung jawab
5) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa
lainnya
6) Mempersiapkan karier ekonomi
7) Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
8) Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis10

C. Contoh-Contoh Tindakan Immoral Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Adapun contoh-contoh yang menunjukan tindakan immoral dalam kehidupan
sehari-hari, sebagai berikut:
8
Ibid; h. 207-209
9
Putri, R. L., Hadi, C. Bagaimana Lebih Memahami Seorang Diri Remaja; http://fpsi.unair.ac.id
10
Op cit; h. 10

7
1) Penampilan

Sepatu yang ia kenakan berwarna merah muda tanpa memakai kaos kaki.
Padahal aturan sekolah Anis sudah melarang untuk siswanya menggunakan
seragam yang ketat, Panjang rok harus di bawah lutut dengan sepatu hitam bertali
dan berkaos kaki. Meskipun tahu fungsi norma tersebut, Anis tetap saja
berpenampilan begitu.

2) Makan

Kemal adalah seorang pelajar SMP. Sebelum berangkat ke sekolah biasanya


dia sarapan Bersama kedua orang tuanya di meja makan. Di tengah kegiatan
makan, Kemal melemparkan sendok sambal mengumpat “aku tidak mau makan, tiap
hari hanya makan tempe dan sayur. Aku maunya ayam.”

3) Mengambil Barang

Ifana setiap hari diberi uang saku sejumlah lima ribu rupiah oleh ibunya.
ketika uang sakunya kurang untuk menraktir teman-temannya atau ingin membeli
sesuatu, dia diam-diam mengambil uang lagi di lemari ibunya. Hal itu dilakukan
berulang-ulang tanpa diketahui oleh ibunya.

4) Berkendara

Koko berangkat kerja lima belas menit sebelum jam masuk. Padahal
rumahnya lumayan jauh dari tempat kerjanya. Kemudian dia berkendara dengan
sangat cepat, menyalip kendaraan yang ada di depannya tanpa menyalalan lampu
sein ketika belok. Bahkan dia rela melanggar lampu lalu lintas agar cepat sampai di
tempat kerja.

5) Berbicara

Seorang anak sedang berbicara kepada ibunya. Ia berbicara tidak sopan,


berkata kasar dan mengumpat kepada ibunnya. Hal itu dilakukan setiap hari ketika

8
ia dinasihati, sedang marah atau kemauannya tida dituruti. Mendengar perkataan
kasar anaknya, sang ibu sering sakit hati. 11

D. Ciri-Ciri Pelacuran Dan Faktor-Faktor Penyebab Pelacuran


Adapun ciri-ciri pelacuran dan faktor-faktor penyebab pelacuran yang akan di
bahas dibawah ini sebagai berikut:

1. Ciri-Ciri Pelacuran

Menurut Kartini Kartono, adapun ciri-ciri pelacuran diantaranya yaitu:

1) Wanita, lawan pelacur adalah gigolo (pelacur pria, lonte laki-laki).


2) Cantik, ayu, rupawan, manis, atraktif menarik, baik wajah maupun
tubuhnya. Bisa merangsang selera seks kaum pria.
3) Masih muda-muda. 75% dari jumlah pelacur di kota-kota ada 30 tahun.
Yang terbanyak adalah 17-25 tahun. Pelacuran kelas rendah dan
menengah acap kali memperkerjakan gadis-gadis pra-puber berusia 11-
15 tahun, yang ditawarkan sebagai barang baru.
4) Pakaian sangat menyolok, beraneka warna, sering aneh/eksentrik untuk
menarik perhatian kaum pria. Mereka itu sangat memperhatikan
penampilan lahiriah nya, yaitu : wajah, rambut, pakaian, alat kosmetik dan
parfum yang merangsang.
5) Menggunakan teknik seksual yang mekanis, cepat, tidak hadir secara
psikis (afwejig, absent minded), tanpa emosi atau afeksi, tidak pernah
bisa mencapai orgasme sangat provokatif dalam ber-coitus, dan biasanya
dilakukan secara kasar.
6) Bersifat sangat mobile, kerap berpindah dari tempat/kota yang satu ke
tempat/kota lainnya.
7) Pelacur-pelacur professional dari kelas rendah dan menengah
kebanyakan berasal dari strata ekonomi dan strata sosial rendah,
sedangkan pelacur-pelacur dari kelas tinggi (high class prostitutes) pada
umumnya berpendidikan sekolah lanjutan pertama dan atas, atau lepasan
akademi dan perguruan tinggi, yang beroprasi secara amatir atau secara
professional.

11
https://dosenppkn.com/contoh-amoral-dan-imoral/

9
8) 60-80% dari jumlah pelacur ini memiliki intelek yang normal. Kurang dari
5% adalah mereka yang lemah ingatan (feeble minded). Selebihnya
adalah mereka yang ada pada garis-batas, yang tidak menentu atau tidak
12
jelas derajat intelegensinya.
2. Faktor-Faktor Penyebab Pelacuran

Banyak studi yang telah dilakukan oleh para ahli untuk mendapatkan jawaban
mengenai faktor yang mempengaruhi perempuan sehingga menjadi pelacur.

Adapun menurut Weisberg dalam Koentjoro, menemukan adanya tiga motif


atau faktor utama yang menyebabkan perempuan memasuki dunia pelacuran, yaitu :

1) Motif psikoanalisis menekankan aspek neurosis pelacuran, seperti


bertindak sebagaimana konflik Oedipus dan kebutuhan untuk
menentang standar orang tua dan sosial.
2) Motif ekonomi secara sadar menjadi faktor yang memotivasi. Motif
ekonomi ini yang dimaksud adalah uang.
3) Motivasi situasional, termasuk di dalamnya penyalahgunaan kekuasaan
orang tua, penyalahgunaan fisik, merendahkan dan buruknya hubungan
dengan orang tua. 13

Pandangan lain menurut Paul Moedikno, Adapun prostitusi disebabkan oleh


dua faktor penyebab pelacuran yaitu sebagai berikut:

1) Faktor Endogen : Dimana faktor endogen meliputi, nafsu kelamin yang


besar, sifat malas, dan keinginan yang besar,untuk hidup mewah.
2) Faktor Eksogen : Faktor eksogen ini meliputi, faktor ekonomi, urbanisasi
yang tak teratur, keadaan perumahan yang memenuhi syarat dan
seterusnya. 14

12
Kartini Kartono, op.cit. h.239
13
Koentjoro, op.cit. h. 53-54
14
Npm Caswanto, 2017, dalam skripsi, “Tindak Pidana ProstitusiSebagai Mata Pencaharian”.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Remaja berasal dari kata latin (adolescere) yang berarti “tumbuh” atau
tumbuh menjadi dewasa. Immoral adalah perbuatan yang tidak bermoral,
bertentangan dengan moral dan tindakan yang tidak etis atau tidak berakhlak. Istilah
adolescence mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental,
emosional, sosial, dan fisik. Pelacuran adalah membiarkan diri berbuat zina,
melakukan persundalan, percabulan dan pergendakan.

Adapun ciri-ciri masa remaja secara umum yaitu: 1). Masa Remaja sebagai
Periode yang Penting; 2). Masa Remaja sebagai Periode Peralihan; 3). Masa
Remaja sebagai Periode Perubahan; 4). Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah;
5). Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas; 6). Masa Remaja sebagai Usia
yang Menimbulkan Ketakutan; 7). Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik;
8). Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa. Secara khususnya yaitu: 1).
Pertumbuhan fisik yang sangat cepat; 2) . Emosinya yang tidak stabil; 3).
Perkembangan seksual sangat menonjol; 4). Cara berpikirnya bersifat kausalitas
(hukum sebab akibat); 5) Terikat erat dengan kelompoknya.

Adapun contoh-contoh yang menunjukan tindakan immoral dalam kehidupan


sehari-hari, sebagai berikut: 1). Penampilan; 2). Makan; 3). Mengambil Barang; 4).
Berkendara; 5). Berbicara.

11
DAFTAR PUSTAKA
Kartono Kartini. Patologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Press, 2005.

Koentjoro. On The Spot: Tutur Dari Sarang Pelacur. Yogyakarta: Tinta, 2004.

Npm Caswanto. Tindak Pidana Prostitusi Sebagai Mata Pencaharian (dalam


Skripsi). 2017.

Pasal 1 ayat 2 Nomor 23 Tahun 2002. Tentang Perlindungan Anak. t.th.

Prof. Moeljatno, S.H. KUHP. Sinar Grafika, t.th.

Putri, R. L. & Hadi, C. Bagaimana Lebih Memahami Seorang Diri Remaja.


http://fpsi.unair.ac.id, t.th.

12

Anda mungkin juga menyukai