Anda di halaman 1dari 7

DEGRADASI MORAL REMAJA MENGHANCURKAN

NEGERI KITA
A. Latar Belakang
Degradasi moral, itulah kalimat yang sedang melanda bangsa kita saat ini.
Informasi ini gencar kita dengar baik dari media cetak maupun elektronik.
Degradasi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki
makna yaitu kemunduran, kemerosotan atau penurunan dari suatu hal,
sedangkan moral adalah akhlak atau budi pekerti. Jadi degradasi moral adalah
kemunduran atau penurunan akhlak atau budi pekerti.
Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa dimana semua harapan
dan kemajuan Indonesia berada di pundaknya. Artinya, anak bangsa mempunyai
peranan yang begitu besar untuk menjadikan Bangsa Indonesia lebih maju lagi.
Mereka memiliki tanggung jawab atas kemajuan Bangsa Indonesia, namun pada
kenyataannya moral anak Bangsa Indonesia sekarang justru semakin merosot.
Jika hal ini dibiarkan terus-menerus maka akan berlanjut pada kehancuran
bangsa, yakni runtuhnya moral generasi muda yang nantinya akan memimpin
bangsa. Jika pemimpin bangsa telah rusak maka negeri tempat berpijak pun akan
hancur.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbandingan moral remaja dari masa ke masa?
2. Apa penyebab dan dampak terjadinya degradasi moral pada remaja?
3. Bagaimana cara menanggulangi degradasi moral pada remaja?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbandingan moral remaja dari masa ke masa.
2. Untuk mengetahui penyebab dan dampak terjadinya degradasi moral pada
remaja.
3. Untuk mengetahui cara menanggulangi degradasi moral pada remaja.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pengumpulan data
dalam bentuk deskripsi data. Sedangkan objek penelitian yang digunakan dalam

1
penelitian ini yaitu berita-berita yang terdapat di media massa (internet) atau
media online lainnya.
E. Analisa
1. Perbandingan Moral Remaja dari Masa ke Masa
Era komunikasi dan globalisasi membuat remaja zaman sekarang sangatlah
berbeda dengan zaman dahulu. Untuk membahas perkembangan moral remaja,
kita bertolak dari zaman tahun 1960-1970-an. Perilaku remaja pada zaman itu
sangat dipengaruhi oleh aturan adat dan etika moral dan budaya daerah. Pergaulan
mereka penuh aturan dan norma serta belum tercampuri oleh budaya asing.
Seperti tradisi pingitan pada wanita yang akan menikah dengan tujuan untuk
menjaga kesucian pengantin wanita sampai hari pernikahannya.
Sejak ditemukannya alat komunikasi berupa telepon seluler dan smartphone
sekitar tahun 1990 membawa pengaruh yang sangat besar terhadap sikap remaja
masa kini. Seiring dengan perkembangan teknologi perilaku orang juga banyak
berubah. Gaya hidup pun berubah, baik gaya berpakaian dan gaya bahasa. Gaya
berpakaian pun mulai meniru artis-artis luar negeri seperti: Korea, Jepang atau
negara lainnya. Gaya bicara remaja zaman sekarang bisa dikatakan kurang sopan
dibandingkan dengan remaja zaman dahulu.
Sebagai bukti konkret yang dikutip dari fk.ugm.acd.id data Unicef tahun
2015 menunjukkan bahwa perilaku menyimpang yang dilakukan remaja
diperkirakan mencapai 30,8% , dan data dari kementrian kesehatan RI tahun
2016, terdapat 50 % perilaku remaja yang menyimpang (penyalahgunaan
narkotika dan obat berbahaya dll). Sedangkan data dari Komisi Nasional
Perlindungan Anak (Komnas PA) tahun 2017 sebesar 97 % remaja melakukan
perilaku menyimpang dengan melakukan aksi pornografi.
2. Penyebab dan Dampak Terjadinya Degradasi Moral pada Remaja
Penyebab degradasi moral remaja dapat digolongkan menjadi 2 yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal antara lain: keluarga,
kurangnya pemahaman tentang sopan santun, kondisi perekonomian, dan
kurangnya iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2
Keluarga memegang peranan penting dalam membina moral remaja karena
keluarga merupakan sarana pertama dan utama dalam pembentukan karakter dan
moral anak. Kondisi keluarga (harmonis atau tidak) sangat berpengaruh terhadap
karakter dan moral remaja.
Remaja yang kurang memahami arti sopan santun akan berlaku sesuka
hatinya. Berlaku sopan santun tidak hanya terhadap orang yang lebih tua, namun
sesama teman sebaya juga harus membiasakan untuk saling menghormati dan
bersikap sopan santun.
Kondisi perekonomian yang kurang mencukupi dapat mendorong seorang
remaja melakukan perilaku yang menyimpang, seperti mencuri, merampok, dan
merampas, tentunya mereka akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan
uang. Hal tersebut mencerminkan karakter remaja yang kian merosot.
Remaja yang senantiasa dekat terhadap Tuhan Yang Maha Esa akan selalu
merasa bahwa Tuhan mengawasi setiap gerak-geriknya, sehingga membuat
remaja akan selalu melakukan hal positif.
Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi degradasi moral antara lain:
era globalisasi, lingkungan yang tidak sehat, dan media massa. Globalisasi
menuntut kesiapan mental dari masyarakat. Ketidaksiapan mental menimbulkan
kelengahan akan bahaya globalisasi yang timbul. Bahaya tersebut secara tidak
sadar bukan dihindari tetapi diikuti oleh para remaja.
Lingkungan yang tidak sehat atau tidak baik dapat berpengaruh terhadap
karakter dan moral remaja.Seperti kata pepatah “jika berteman dengan penjual
parfum, maka kau akan terkena wangi nya juga.Jika kau berteman dengan pandai
besi, maka kau juga akan terkena panasnya.”Tentulah hal ini sesuai, apabila
remaja pergaulannya baik tentulah moral mereka akan baik pula, begitupun
sebaliknya.
Pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa sudah sangat jelas dampaknya
sekarang ini. Semua peristiwa baik yang jauh maupun yang dekat, dapat diakses
dalam hitungan detik. Kurangnya filter masyarakat dalam menyaring informasi
menyebabkan informasi yang bersifat negatif pun dengan mudah dapat diakses.

3
Kesempatan seperti ini dimanfaatkan oleh para “penjahat komunikasi” untuk
merusak moral remaja dengan meracuni mental mereka.
Degradasi moral pada remaja antara lain akan berdampak pada terjadinya
penurunan sifat relijius remaja, terjadinya pergaulan bebas, dan terjadinya
tindakan kriminalitas.
Salah satu indikator penurunan sifat religius remaja adalah jarang sekali
remaja berada di masjid untuk shalat berjamaah, karena mereka lebih
mementingkan berkumpul di jalan dari pada di masjid. Jika hal ini terjadi, apalagi
sampai mereka meninggalkan kewajiban shalat dan kewajiban lainnya, maka
tentulah niatan untuk membentuk pribadi yang luhur dan berakhlak mulia akan
sulit terejawantahkan.
Pergaulan yang sedang dijalani oleh banyak remaja saat ini sudah melampaui
batas kewajaran. Seperti merokok, seks bebas, narkotika dan sebagainnya.
Misalnya, tak sedikit remaja putri yang rela menjual diri demi mendapat uang
secara instan, hanya untuk membeli HP, baju dan untuk gaya hidup ala metropolis
lainnya. Dalam pergaulannya, remaja mungkin bisa dipengaruhi oleh siapapun.
Beragam bentuk kriminalitas yang dilakukan remaja bukan barang baru lagi
di negeri ini. Mulai dari merampok, membunuh, memperkosa, dll. Kriminalitas
remaja tersebut kini mengalami peningkatan secara kuantitas maupun motifnya
seperti pertikaian, perebutan kekuasaan, pertumpahan darah, dll. Jika hal ini
dibiarkan, maka akan kian merusakkan moral remaja yang notabene nya harus
diatasi secara menyeluruh.
3.Solusi untuk Mengatasi Degradasi Moral
Beberapa hal yang akan kami uraikan sebagai upaya untuk mengatasai
degradasi moral remaja antara lain: memaksimalkan peran keluarga,
mengoptimalkan peran sekolah, pemanfaatan substansi teknologi secara tepat,
pendidikan moral Pancasila sebagai pendidikan nilai, menegakkan Gerakan
Revolusi Mental.
Keluarga merupakan lembaga sosialisasi pertama dan utama dalam
kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial
di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Dengan kata lain pengalaman

4
interaksi sosial di dalam keluarga, turut menentukan pula cara-cara tingkah laku
seseorang terhadap orang lain.
Sebagaimana kita ketahui bahwa sekolah adalah tempat bagi para siswa untuk
menuntut ilmunya. Namun demikan, seharusnya sekolah tidak hanya berperan
sebagai tempat menuntut ilmu, melainkan sebagai sarana mengoptimalkan sikap-
sikap dan kebiasaan serta karakter yang telah di bentuk ketika berada di taman
kanak-kanak hingga sekolah menengah.
Teknologi diciptakan demi kemaslahatan umat maka pemanfaatan substansi
teknologi dengan cara yang tepat sangat penting demi tegaknya nilai-nilai positif
dalam berkehidupan. Dengan berkembangnya teknologi sekaligus dapat
memajukan peran media massa dalam menanggulangi degradasi moral remaja.
Pendidikan moral sebagai suatu istilah muncul secara resmi dalam Ketetapan
MPR No IV/MPR/1973 GBHN termaktub dalam kalimat bahwa untuk mencapai
cita-cita tersebut maka kurikulum di semua tingkat pendidikan, mulai dari taman
kanak-kanak sampai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta harus berisikan
Pendidikan Moral Pancasila dan unsur-unsur yang cukup untuk meneruskan jiwa
dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda.
Revolusi mental merupakan program milik Presiden Jokowi dengan menekan
instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi
Mental. Inpres ini dikhususkan untuk memperbaiki serta membangun karakter
bangsa Indonesia. Revolusi mental membawa kita untuk dapat mengubah cara
berpikir kita dimanapun kita berada.
Seperti pada Perayaan Hari Anak Nasional Tahun 2018 presiden Joko
Widodo mengundang remaja atau siswa SMA ke Istana Negara untuk bernyayi
dan memainkan alat musik tradisional, tujuan Presiden Jokowi agar lebih dekat
dengan remaja dan mengetahui suara remaja masa kini. Presiden Joko Widodo
dapat menjadi panutan bagi remaja dalam hal berpakaian yang tidak berlebihan
tetapi tetap sopan. Seperti pada saat Jokowi jumpa pers, beliau menggunakan
jaket boomber yang sedang banyak dipakai oleh anak muda.

5
Presiden jokowi juga kerap kali menggunakan pakaian adat daerah untuk
acara-acara tertentu seperti upacara kemerdekaan dan kunjungan kesetiap daerah.
Seperti pada saat Presiden Jokowi menghadiri Deklarasi Kampanye Damai Tahun
2018 Jokowi mengenakan pakaian adat Bali. Melihat hal tersebut semakin
membuktikan bahwa pakaian adat juga tidak kalah menarik dengan pakaian yang
sedang digandrungi oleh remaja masa kini.
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Degradasi moral adalah kemunduran atau penurunan akhlak dan budi
pekerti. Adapun penyebab degradasi moral pada remaja terdiri atas faktor internal
antara lain: keluarga, kurangnya pemahaman tentang sopan santun, kondisi
perekonomian, serta kurangnya iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan faktor eksternal terdiri atas globalisasi, lingkungan yang tidak sehat,
dan media massa.
Sedangkan dampak yang ditimbulkan dari degradasi moral pada remaja
adalah terjadinya penurunan religius remaja, pergaulan bebas, dan perilaku
kriminal. Namun, berikut cara untuk menanggulangi degradasi moral pada remaja
antara lain memaksimalkan peran keluarga, memaksimalkan peran sekolah,
pemanfaatan substansi teknologi secara tepat, menjadikan pendidikan moral
Pancasila sebagai pendidikan nilai, serta menegakkan Gerakan Revolusi Mental.
Kita harus bangga dengan perilaku remaja zaman dahulu dibandingkan
dengan perilaku remaja zaman sekarang yang sangat memprihatinkan.Seharusnya
kita dapat mencontoh perilaku remaja zaman dahulu bahkan harus bisa
berperilaku lebih baik dibandingkan remaja zaman dahulu.
2. Saran
Untuk remaja agar meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Untuk pemerintah Indonesia agar memprogramkan pendidikan di setiap
sekolah dengan pendidikan moral dan karakter yang baik.Untuk orang tua agar
lebih memperhatikan dan mengawasi tingkah laku dalam pergaulan anaknya, dan
harus mendidik anak dengan baik sedari kecil agar lebih tertanam dalam
kepribadian seorang anak.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Cara Mengatasi Dekadensi Moral, tersedia dalam www.caraciriciri.com,


[15Juni 2016]. (Diakses pada 8 September 2018)

Aosin Suwadi, 2011 ,http://aosinsuwadi.blogspot.com/2017/12/perilaku-remaja-


dulu-dengan-sekarang.html (Diakses pada 8 September 2018)

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip.2010 Pengantar Sosiologi. Bandung: Kencana.


(Diakses pada 8 September 2018)

Gunawan Setiardja. 1989. Dialektika Hukum dan Moral. Semarang: Kanisius.


(Diakses pada 8 September 2018)

Kartini Kartono.1999. Patologi Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(Diakses pada 8 September 2018)

Undang-Undang Perlindungan Anak. 2015. Bandung: Citra Umbara. (Diakses


pada 8 September 2018)

Anda mungkin juga menyukai