Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi memberikan pengaruh besar pada tatanan kehidupan manusia, baik dari
segi perubahan perilaku sosial maupun perubahan dari segi budaya. Dengan keadaan seperti
ini manusia berusaha untuk menjadi yang terdepan dari manusia lainya, seperti yang
dijelaskan pada abad pencerahan semua dianalogikan, dimana manusia itu selalu ingin
dihormati. Masalah sosial yang dihadapi dunia global saat ini adalah perilaku menyimpang
remaja, seorang pengamat sosial dan kriminologi mengatakan bahwa: Dalam kehidupan
sehari-hari selalu terdengar melalui media massa bahwa kondisi remaja terutama yang berada
di kota-kota besar sangat rentan dengan perbuatan-perbuatan yang dapat meresahkan atau
merugikan dirinya sendiri (Linglung, 2018:4).

Masa remaja adalah masa yang penuh dengan rasa ingin mencoba hal-hal baru karena
pada saat ini manusia mengalami puber. Masa puber adalah fase dalam rentang
perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi seksual (Al-
Mighwar, 2006:7). Pada era globalisasi seperti ini remaja dapat menggunakan teknologi apa
saja yang dapat menyalurkan kepentingannya, sehingga kadang dalam menggunakannya yang
tanpa batas membuat mereka bertindak sesuai dengan umurnya, maka munculah perilaku-
perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakat sehingga melanggar
hukum yang ada dalam masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apa yang dimaksud penyimpangan remaja?


2. Apa saja bentuk-bentuk penyimpangan remaja?
3. Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan remaja?
4. Apa saja upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi penyimpangan remaja?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1
1. Memahami yang dimaksud penyimpangan remaja.
2. Mengetahui bentuk-bentuk penyimpangan remaja.
3. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan remaja.
4. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi penyimpangan remaja.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi orang tua


Agar dapat meningkatkan peranannya untuk membimbing anak guna mencegah
terjadinya penyimpangan remaja.
2. Bagi masyarakat
Sebagai informasi kepada masyarakat bahwa peranan orang tua sangat bermanfaat
dalam mencegah terjadinya penyimpangan remaja.
3. Bagi penulis
Sebagai bahan masukan untuk memperoleh data yang akurat mengenai apa yang
dimaksud penyimpangan remaja, bentuk-bentuknya, faktor penyebab terjadinya, dan
upaya dalam mengatasi penyimpangan remaja.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Remaja

Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal
dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18
tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan
berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan
karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan
dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat
menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak
menghabiskan waktu di luar keluarga (Linglung, 2018:5).

Masa remaja merupakan suatu proses tumbuh kembang yang berkesinambungan,


yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa muda. Beberapa ahli
memberikan batasan usia remaja yang berbeda-beda (Depkes RI, 2005). Menurut (Monksetal,
1982) suatu analisa yang cermat mengenai semua aspek perkembangan dalam masa remaja
yang secara global berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagiannya : 1) 12-15
tahun termasuk masa remaja, awai, 2)' 15-18 tahun termasuk masa remaja pertengahan dan 3)
18-21 tahun termasuk remaja akhir (Jafar : 2005, 1).

Penulis menyimpulkan remaja adalah suatu proses peralihan antara masa anak-anak
ke dewasa. Pada masa ini apa yang ada pada tubuh remaja tersebut akan berubah, baik secara
fisik dan psikis nya. Masa ini dimulai pada saat remaja berusia 13 tahun dan berakhir pada
usia 21 tahun.

2.2 Pengertian Penyimpangan Remaja

Masalah sosial yang dikategorikan dalam perilaku menyimpang adalah kenakalan


remaja. Namun tidak semua perilaku yang di lakukan remaja dikatakan menyimpang, yang
dimaksud dengan perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
dan norma yang berlaku didalam masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang
terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam
masyarakat.

3
Normal dan tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku menyimpang, pernah
dijelaskan dalam pemikiran Emile Dukheim bahwa perilaku menyimpang atau jahat kalau
dalam batas batas tertentu di anggap sebagai faktor sosial yang normal dalam bukunya
“Rules of Sociological Methode” dalam batas batas tertentu, dengan kenakalan adalah
normal karena sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat,
perilaku tersebut terjadi dalam batas batas tertentu dan melihat pada suatu perbuatan yang
tidak di sengaja jadi kebalikan dari perilaku yang di anggap normal yaitu perilaku nakal atau
jahat yaitu perilaku yang di sengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat (Muharah,
2011 : 11).

Masalah remaja termasuk masalah yang sulit diatasi, baik oleh anak laki-laki maupun
perempuan. Alasanya, Pertama, Sebagian masalah yang dialami masa kanak-kanak
diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga mayoritas remaja tidak berpengalaman
dalam mengatasinya. Kedua, sebagian remaja sudah merasa mandiri sehingga menolak
bantuan orang tua dan guru-guru, dia ingin mengatasi masalahnya sendiri. Banyak remaja
yang menyadari bahwa penyelesaian yang ditempuhnya sendiri tidak selalu sesuai dengan
harapanya. Hal ini relevan dengan pendapat Anna Freud,” Banyak kegagalan yang sering
disertai akibat yang tragis, bukan karena ketidak mampuan individu, tapi kenyataan bahwa
tuntutan yang diajukan kepadanya justru saat semua tenaganya telah dia habiskan untuk
mengatasi masalah pokok yang disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan seksual
yang normal.”(Al-Mighwar , 2006 : 65).

Banyak cara yang dilakukan remaja untuk menunjukkan identitasnya, antara lain
penggunaan simbol-simbol status dalam bentuk kendaraan,pakaian dan pemilikan barang-
barang yang mudah dilihat. Melalui cara seperti ini, remaja berusaha menarik perhatian orang
lain agar mereka memandangnya sebagai individu. Disamping itu,dia juga berusaha
mempertahankan identitas dirinya terhadap kelompok sebaya (Al-Mighwar, 2006 : 65-66).

Perilaku menyimpang remaja bagi penulis adalah perilaku yang sewajarnya dilakukan
oleh seorang anak, karena pada masa remaja adalah masa ingin mencoba dan mengetahui hal-
hal baru, penyimpangan remaja terjadi karena kurangnya pengawasan baik dari orang tua
maupun dari sekolah. Tidak hanya faktor keluarga dan sekolah yang mempengaruhi
kenakalan remaja, melainkan faktor lingkungan remaja memiliki sifat yang labil jadi ia lebih
mudah dipengaruhi oleh siapapun.

2.3 Bentuk-Bentuk Penyimpangan Remaja

4
Penyimpangan sebenarnya tidak selalu negatif, melainkan ada yang positif, dengan
demikian Penyimpangan remaja dapat di bedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Penyimpangan Positif
Penyimpangan Positif  adalah penyimpangan yang terarah pada nilai-nilai sosial yang
ideal, walaupun cara yang dilakukan itu seolah olah menyimpang dari norma yang berlaku,
pada hal sebenarnya tidak. Misalnya, seseorang dikatakan menyimpang secara positif jika dia
berusaha merealisasikan suatu cita-cita, tetapi masyarakat tidak bisa menerima caranya.
Contoh : wanita yang mencari rizki dengan menjadi TKW, remaja yang pulang larut malam
karena mengerjakan tugas kolompok, anak yang disuruh berhenti sekolah namun ia tetap
sekolah demi masa depanya, wanita bekerja jadi tukang supir, wanita menjadi atlet petinju
dan angkat besi, remaja yang bekerja jadi satpam maupun penjaga di Bar maupun di Diskotik
(Nadia, 2017).

2. Penyimpangan Negatif

Penyimpangan Negatif adalah kecenderungan bertindak kearah nilai-nilai sosial yang


dipandang rendahdan akibatnyapun selalu buruk. Seperti, seseorang yang melakukan
tindakan pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, penipuan, berjudi, memakai narkotika dan
lain-lain. Dalam menyesuaikan tingkah lakunya dengan norma masyarakat biasanya individu
melihat kepada kelompok acuan (reference group) yaitu kelompok yang dijadikan acuan atau
panutan individu, kelompok acuan ini tidaklah merupakan kelompok yang terorganisasi,
melainkan kelompok yang mempunyai tujuan dan cirri-ciri serupa misalnya : kelompok
remaja, kelompok eksseptor atau kelompok wanita (Muharah, 20011 : 13).

2.4 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Penyimpangan Remaja

Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan remaja antara lain (Mantri,


2017:5):

1. Faktor Keluarga
Pola kriminal ayah, ibu, atau salah seorang anggota keluarga dapat mencetak pola
kriminal hampir semua anggota keluarganya.
2. Faktor Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan yang terluas bagi remaja sekaligus paling banyak
menawarkan pilihan. Pada lingkungan inilah remaja dihadapkan dengan berbagai

5
bentuk kenyataan yang ada dalam kehidupan masyarakat yang berbeda-beda, apalagi
perkembangan moral kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Kelompok Bermain
Lingkungan tempat tinggal dan kelompok bermain merupakan dua media sosialisasi
yang sangat berkaitan, karena seorang individu akan memiliki kelompok bermain atau
pergaulan dalam lingkungan tempat tinggal tersebut.
4. Media Massa
Media massa dapat juga disebut sebagai sosialisasi yang dapat mempengaruhi
kepribadian dan perilaku seorang individu. Pesan-pesan yang disampaikan lewat
media massa seperti televisi mampu mempengaruhi kepribadian bagi orang yang
melihatnya.

2.5 Upaya Mengatasi Penyimpangan Remaja

Berikut upaya mengatasi dan mencegah penyimpangan remaja (Arifian, 2012):

1. Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan
mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
2. Kegagalan menghadapi identisan peran dan lemahnya control diri bisa dicegah atau
bisa diatasi dengan prinsif keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan
baik, juga mereka berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
3. Remaja hendaknya pandai memilih lingkungan pergaulan yang baik serta orang tua
memberi arahan arahan di komunitas mana remaja harus bergaul.
4. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman-
teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
5. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja
membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut
pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua
perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus
melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.

6
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu suatu metode yang
bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang, dengan mengumpulkan
data, menyusun, menganalisa dan mempersentasikan data dan selanjutnya menarik
kesimpulan. Pengambilan data dilakukan dengan cara teknik survei, yaitu wawancara
langsung dengan responden dan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Kec. Wara Timur Kota Palopo. Waktu
penelitian akan dilaksanakan selama 3 hari, pada tanggal 12-14 Februari 2020.

3.3 Populasi dan Sampel

Untuk menentukan informan dari sampel penelitian ini, maka sampel penelitiannya
adalah remaja dan masyarakat sekitar. Populasi penelitian yang akan dijadikan sebagai
informan yaitu, sebanyak 20 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah:

1. Metode Observasi (pengamatan)

Observasi atau pengamatan dalam penelitian kualitatif dilakukan terhadap situasi


sebenarnya yang wajar tanpa dipersiapkan, dirubah atau bahkan diadakan khusus untuk
keperluan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode partisipasi dimana
peneliti langsung berfungsi sebagai aktor yang melakuakan pengamatan (Linglung, 2018:11)

2. Metode Wawancara

7
Wawancara adalah tehnik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk
mendapatakan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadap muka
dengan orang yang dapat memberikan keterangan kepada peneliti (Mardolis, 1945 : 64).
Mengingat banyaknya tehnik wawancara yang dapat digunakan, maka dalam penelitian
ini diterapkan tehnik yang ada pada daftar wawancara yang berbentuk pertanyaan yang
bersifat terbuka (bebas terpimpin).

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah salah satu metode yang dapat dapat dilakukan peneliti
kualitatif untuk mendaptkan gambaran dari sudut pandand subjek melalui suatu media tertulis
dan dokumen lainnya yang tertulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.
Dengan metode ini, peneliti mengumpulkan data dari dokumen yang sudah ada, sehingga
dapat memperoleh catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian ini (Herdiansyah,
2010:45).

3.5 Teknik Analisis Data

Menganalisis data hasil penelitian ini penulis menggunakan analisis fisolofis yaitu
metode induksi. Metode induksi adalah teknik analisa data yang berangkat dari fakta-fakta
yang khusus dan peristiwa-peristiwa yang konkrit, kemudian dari fakta-fakta yang khusus itu
dicari generasi yang bersifat umum (Hadi, 2000 : 42).

8
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Adapun simpulan dari proposal penelitian ini yaitu:

Perilaku menyimpang remaja adalah setiap perilaku atau tindakan yang tidak sesuai
dengan norma-norma yang berlaku didalam lingkungan masyarakat.

1. Bentuk-bentuk penyimpangan remaja:


a. Penyimpangan Positif
Perilaku atau tindakan yang tidak sesuai dengan norma dalam masyarakat tetapi
tujuan nya baik.
Contoh: remaja yang pulang larut malam karena mengerjakan tugas kelompok.
b. Penyimpangan Negatif
Perilaku atau tindakan yang tidak sesuai dengan norma dalam masyarakat yang
dapat merugikan orang lain.
Contoh: remaja yang mencuri, tawuran, dan lain-lain.
2. Faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan remaja:
a. Faktor keluarga
b. Faktor masyarakat
c. Kelompok bermain
d. Media massa
3. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyimpangan remaja:
a. Mendekatkan diri kepada sang pencipta dengan cara memperdalam ilmu agama.
b. Meluangkan waktu lebih banyak dengan keluarga.
c. Memilih lingkungan yang baik.
d. Mampu membentengi diri terhadap sesuatu yang baru.

4.2 Saran

Penulis menyadari jika proposal diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik yang membangun dari pembaca agar dapat
memperbaiki proposal tersebut.

9
REFERENSI

Linglung. 2018. Kenakalan Remaja. Proposal. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. (Online). Tersedia:
https://linglungimajinasi.blogspot.com/2018/11/proposal-kenakalan-remaja.html(diunduh
pada 9 Desember 2019).

Al-Mighwar M. Dalam Linglung. 2018. Kenakalan Remaja. (Online). Tersedia:


https://linglungimajinasi.blogspot.com/2018/11/proposal-kenakalan-remaja.html(diunduh
pada 9 Desember 2019).

Jafar N. Dalam Linglung. 2018. Kenakalan Remaja. (Online). Tersedia:


https://linglungimajinasi.blogspot.com/2018/11/proposal-kenakalan-remaja.html(diunduh
pada 9 Desember 2019).

Muharahah dalam Linglung. 2018. Kenakalan Remaja. (Online). Tersedia:


https://linglungimajinasi.blogspot.com/2018/11/proposal-kenakalan-remaja.html(diunduh
pada 9 Desember 2019).

Nadia. 2017. Bentuk-Bentuk Penyimpangan Remaja. (Online). Tersedia:


http://brainly.co.id/tugas/247586 (diunduh pada 9 Desember 2019).

Mantri V.V. 2017. Perilaku Menyimpang di Kalangan Remaja. Dalam artikel Deviant
Behavior Among Adolescents, in the Pondang Village, District East Amurang,, South
Minahasa. Vol.III(1), hlm. 5. (Online). Tersedia:
https;//media.neliti.com/media/publications/90282-ID-perilaku-menyimpang-di-kalangan-
remaja-d.pdf(diunduh pada 9 Desember 2019).

Arifian. 2012. Cara Mengatasi Kenakalan Remaja. (Online). Tersedia:


https://avievarifian.wordpress.com/2012/11/09/cara-mengatasi-kenakalan-remaja/(diunduh
pada 10 Desember 2019).

Hadi dalam Linglung. 2018. Kenakalan Remaja. (Online). Tersedia:


https://linglungimajinasi.blogspot.com/2018/11/proposal-kenakalan-remaja.html(diunduh
pada 11 Desember 2019).

10
Mardolis dalam Linglung. 2018. Kenakalan Remaja. (Online). Tersedia:
https://linglungimajinasi.blogspot.com/2018/11/proposal-kenakalan-remaja.html(diunduh
pada 11 Desember 2019).

Herdiansyah H. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika.


(Online). Tersedia: http://eprints.walisongo.ac.id/581/3/083111060_Bab3.pdf(diunduh pada
11 Desember 2019).

11

Anda mungkin juga menyukai