SOLUSI PERSPEKTIF
ISLAM
Kamis, 05 Juli 2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di zaman era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini kenakalan
remaja semakin mengkhawatirkan. Perlu adanya bimbingan dan pendekatan secara psikologis
agar kenakalan remaja tidak semakin parah. Banyak hal yang menjadi penyebab kenakalan
remaja, salah satu di antaranya adalah mengenai latar belakang remaja itu sendiri. Setiap
remaja memiliki lingkungan yang berbeda-beda serta latar belakang ekonomi yang berbeda-
beda, pergaulan, keluarga, pendidikan dan seterusnya. Pergaulan yang salah menjadi salah
satu penyebab terjadinya kenakalan remaja. Apalagi di zaman sekarang ini dengan alasan
modernisasi para remaja ingin mencoba sesuatu yang seharusnya tak pantas dikerjakan.
Misalnya penggunaan obat terlarang seperti narkoba, minum-minuman keras, pergaulan
bebas dan sebagainya. Apabila kenakalan remaja dibiarkan begitu saja, tentu akan merusak
masa depan mereka sendiri, terlebih masa depan bangsa ini. Kenakalan remaja di era modern
ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal
rokok, narkoba, freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak
dapat dipungkuri lagi, kita dapat melihat brutalnya remaja zaman sekarang.
Hal-hal seperti ini telah menjadi sebuah kelaziman dikalangan remaja.
Padahal remaja atau pemuda adalah harapan agama dan bangsa.Merupakan sebuah tonggak
harapan , yang menjadi agent of change, social controldan iron stock.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Siapa remaja itu ? Kapan orang disebut remaja ?
2. Apa saja contoh kongrit kenakalan remaja ?
3. Adakah faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja ?
4. Bagaimana solusi perspektif Islam dalam menanggapi kenakalan remaja ?
5. Bagaimana sebaiknya etika pergaulan remaja itu ?
6. Apa andil remaja dalam pembangunan agama dan bangsa ?
1.3 TUJUAN
Tujuan pembahasan ini adalah untuk menggambarkan kehidupan dan
kenakalan remaja dewasa ini. Serta mendeskripsikan solusi perspektif Islam dalam
menanggapi berbagai macam integritas etika pergaulan remaja.
BAB 2
PEMBAHASAN
Seiring denga perubahan fisik dan psikis muncullah prilaku menyimpang atau
kenakalan. Kenakalan didefenisikan sebagai suatu perbuatan yang melanggar norma,
menyimpang dari hukum dalam masyarakat, peraturan sosial, adat, hukum dan agama. Oleh
karena itu setiap tindakan remaja yang dianggap salah atau tidak pada tempatnya dapat
dikatakan atau dikualifikasikan sebagai kenakalan. Kenakalan remaja meliputi semua
perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja.
Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Berikut ini adalah beberapa contoh atau jenis - jenis kenakalan remaja
yang sering timbul di masyarakat :
a. Membolos sekolah
b. Kebut-kebutan di jalanan
c. Geng motor
d. Penyalahgunaan narkotika
e. Perilaku seksual pranikah
f. Perkelahian antar pelajar
g. Melawan orang tua dan guru
h. Malas beribadah
i. Merusak fasilitas umum
j. Tawuran
k. Berkelahi dengan teman
l. Nonton majalah atau video porno
m. Main game berlebihan
n. Judi besar dan kecil-kecilan
o. Menghabiskan uang sekolah
p. Bersifat agresif
q. Bersifat pengangguran
r. Lari dari rumah
s. Informasi dan tehnologi yang negative
t. Pengaruh negatif perkembangan teknologi modern
Masih banyak contoh kongkret yang biasa kita jumpai di lingkungan sekitar.
Hanya saja terkadang kita terlalu lalai untuk memperthatikan sekitar. Tidak terkecuali para
orang rua yang selalu disibukkan dengan pekerjaannya.
b. Faktor yang Mempengaruhi
Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke
dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah
sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan
sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang
dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya
sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung
makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur
tersebut berarti telah menyimpang.
Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang perlu
membedakan adanya perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan yang
disengaja, diantaranya karena pelaku kurang memahami aturan-aturan yang ada,
perilaku menyimpang yang disengaja, bukan karena pelaku tidak mengetahui aturan.
Hal yang relevan untuk memahami bentuk perilaku tersebut, adalah
mengapa seseorang melakukan penyimpangan, padahal ia tahu apa yang dilakukan
melanggar aturan. Prilaku menyimpang yang muncul pada diri remaja bukanlah sesuatu yang
instan. Ada banyak factor yang menyebabkan prilaku itu muncul, baik secara internal (factor
dalam rumah dan psikologi) maupun eksternal (factor lingkungan luar)
a. Faktor Internal
Masa remaja identik dengan keceriaan, kebingungan, persahabatan, pengenalan diri dan
sebagainya. Tidak jarang bila remaja mudah sekali tersinggung. Karena remaja lebih
cenderung memiliki sifat egosentris. Dalam factor internal penyebab penyimpangan prilaku
remaja, lebih cenderung kepada:
1) Psikologi Pribadi
Karena mental remaja yang masih tergolong labil dengan
didukung keingintahuan yang kuat, maka biasanya mereka cenderung
melakukan apa saja tanpa mempertimbangkan akibat yang akan ditimbulkan.
2) Keluarga
Rasulullah bersabda:
« ُكلُّ َموْ لُو ٍد يُولَ ُد َعلَى- صلى هللا عليه وسلم- قَا َل قَا َل النَّبِ ُّى- رضى هللا عنه- َع َْن أَبِى هُ َر ْي َرة
ص َرانِ ِه أَوْ يُ َمجِّ َسانِ ِه ْ ِْالف
ِّ َ فَأَبَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه أَوْ يُن، ط َر ِة
Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan firah. Maka bapaknyalah yang menjadikan ia
yahudi, atau nasrani, atau majusi (HR. Bukhori).
Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab dengan akhlak dan
prilaku anaknya. Yahudi atau Nasrani anaknya tergantung dari orang tuanya, pembinaan dari
orang tua adalah factor terpenting dalam memperbaiki dan membentuk generasi yang
baik.Begitupu dengan kerusakan moral pada remaja juga tidak terlepas dari kondisi dan
suasana keluarga. Keadaan keluarga yang carut-marut dapat memberikan pengaruh yang
sangat negatif bagi anak yang sedang/sudah menginjak masa remaja. Karena, ketika mereka
tidak merasakan ketenangan dan kedamaian dalam lingkungan keluarganya sendiri, mereka
akan mencarinya ditempat lain. Sebagai contoh; pertengkaran antara ayah dan ibu yang
terjadi, secara otomatis akan memberikan pelajaran kekerasan kepada seorang anak. Bukan
hanya itu, kesibukan orang tua yang sangat padat sehingga tidak ada waktu untuk mendidik
anak adalah juga merupakan faktor penyebab moral anaknya bejat.
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan Masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat juga sangat berpengaruh dalam pembentukan
karakter moral generasi muda. Pertumbuhan remaja tidak akan jauh dari warna lingkungan
tempat dia hidup dan berkembang. Pepatah arab mengatakan “al insan ibnu biatihi”.
Lingkungan yang sudah penuh dengan tindakan-tindakan amoral, secara otomatis akan
melahirkan generasi yang durjana.
2) Teman Pergaulan
Perilaku seseorang tidak akan jauh dari teman pergaulannya. Pepatah arab
mengatakan, yang artinya: ” dekat penjual minyak wangi, akan ikut bau wangi, sedangkan
dekat pandai besi akan ikut bau asap”. Menurut beberapa psikolog, remaja itu cenderung
hidup berkelompok (geng) dan selalu ingin diakui identitas kelompoknya di mata orang lain.
Oleh sebab itu, sikap perilaku yang muncul diantara mereka itu sulit untuk dilihat
perbedaannya. Tidak sedikit para remaja yang terjerumus ke dunia hitam, karena pengaruh
teman pergaulannya. Karena takut dikucilkan dari kelompok/gengnya, maka seorang remaja
cenderung menurut saja dengan segala tindak-tanduk yang sudah menjadi konsensus anggota
geng tanpa berfikir lagi plus-minusnya.
a. Dampak
Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila
tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok dengan bekepribadian buruk. Remaja
yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau malah dikucilkan
oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai pengganggu dan orang
yang tidak berguna. Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa
mengalami gangguan kejiwaan. Yang dimaksud gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi ia
akan merasa terkucilkan dalam hal sosialisai, merasa sangat sedih, atau malah akan
membenci orang-orang sekitarnya.
Tak sedikit keluarga yang harus menanggung malu. Hal ini tentu sangat
merugikan, dan biasanya anak remaja yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan
menyadari tentang beban keluarganya. Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa
menunggu para remaja yang melakukan kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang
kemudian terpengaruh pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa
depan cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.
c. Menghormati Orang yang Lebih Tua dan Menyayangi yang Muda
Remaja sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih
tua dan bisa mengambil hikmah dari sejarah kehidupan mereka. Ini semua tidak
hanya berlaku untuk orang yang lebih tua, kepada orang yang lebih muda dari
merekapun remaja harus memberi tuntunan dan bimbingan untuk selalu berada di
jalan yang benar.
c. Sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat
terhadap perkembangan remaja, ada banyak hal yang bisa kita lakukan di sekolah untuk
memulai perbaikan remaja, diantaranya melakukan program mentoring pembinaan remaja
lewat kegiatan keagamaan seperti rohis, sispala, patroli keamanan sekolah dan lain
sebagainya,jika kita optimalisasikan komponen organisasi ini maka kemungkinan terjadinya
kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi.
Demikianlah Sumpah Pemuda yang diikrarkan 83 tahun yang lalu. Sejarah nasional telah
membuktikan bahwa pemuda merupakan penggerak roda sejarah yang mampu membawa
masyarakat yang tertindas menuju cita-cita kemerdekaan yang sesungguhnya. Bangsa ini
lepas dari cengkeraman kolonial karena jasa kaum muda. Catatan sejarah gerakan
kepemudaan di Indonesia sudah membuktikannya. Mereka, para pemuda ini, muncul atas air
mata, keringat dan darah rakyat Indonesia. Kurang lebih 350 tahun, selama itu, Indonesia
hidup dalam kesengsaraan. Kebebasan yang terampas, dan pergerakkan perjuangan dibawah
tekanan penjajah. Hingga ketika pada tanggal 28 oktober 1928 sebelum kemerdekaan, para
pemuda ini menggetarkan hati rakyat Indonesia, “Kami Putra-putri Indonesia, mengaku
bertumpah darah yang satu, darah Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia,
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Semangat mereka mewakili cita-cita
perjuangan bangsa, yang kemudian dikenal dengan peristiwa “Sumpah Pemuda”. Para
pemuda ini bekerja tanpa pamrih. Yang diinginkannya hanyalah kemerdekaan , kebebasan,
keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sampai kerja keras mereka
berbuah dengan indah, cita-cita yang diperjuangkan, mengenai kebebasan, sampai kini
dinikmati oleh semua kalangan rakyat Indonesia.
Sekali lagi, sejarah membuktikan pentingnya peran pemuda dalam mengubah
bangsa. Tinta emas yang ditorehkan selalu menyita perhatian dari berbagai jenis kalangan
dan golongan. Tidak peduli dari warna mana pemuda itu berasal, langkah tegapnya selalu
dinanti-nanti. Karena geraknya merupakan manifestasi pembangunan bangsa.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dewasa ini banyak hal-hal yang terlupakan oleh kita sebagai manusia, khususnya
orang tua dan remaja. Sering sekali terjadi kelalaian dalam proses pendidikan. Hingga tidak
heran banya remaja yang tidak tebentuk sesuai dengan ajaran agama. Hal ini tentu tidak
hanya disebabkan oleh kelalaian dalam peroses pendidikan saja, terdapat banyak faktor yang
menunjang penyimpangan tersebut, misalkan keluarga yang tidak harmonis, teman
sepergaulan, teknologi modern dan lain sebagainya.
Remaja yang menjadi obyek disini merupakan iron stock bagi agama dan bangsa.
Maka apabila terjadi kegagalan dalam proses pendidikan remaja, tidak hanya berdampak
pada keluarga, agama dan bangsa saja tetapi akan lebih berdampak pada spikologi remaja itu
sendiri. Remaja yang sering melakukan penyimpangan akan menjadi terbiasa oleh hal-hal
buruk. Sangat berbeda dengan remaja yang telah ditanamkan pendidikan agama dalam
hidupnya. Sehinggga satu yang harus dicamkan kepada para orang tua yaitu, penanaman
pendidikan agama sejak dini. Karena sangat dikhawatirkan kepada remaja yang tidak
memiliki rasa takut terhadap tuhannya akan mempunyai peluang besar untuk melakukan
penyimpangan moral bahkan sampai dengan tindakan kriminal.
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam mendidik remaja. Terlebih dalam mendidik
remaja yang telah terjerumus lebih dulu. Dalam ini para orang tua harus lebih menciptakan
suasana keluarga diniyah yang harmonis dan memperhatikan teman sepergaulannya. Masih
banyak hal lain yang bisa kita lakukan dalam memperbaiki kenakalan yang terjadi saat ini.
Semuanya adalah tanggung jawab kita, orang bijak tidak meyalahkan keadaan tetapi mecari
solusi untuk mengahadapi kenyataan.
3.2 SARAN
Marilah kita bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk memperbaiki masa depan
generasi kita, karena hitam dan putih bangsa ini ada di tangan mereka semua. Jika kita tidak
memulai dari sekarang dan dari kita sendiri, maka siapa lagi yang akan memulai dan
memperbaikinya. Tidak ada lagi kata untuk saling menyalahkan. Untuk memulai perbaikan
ini butuh keseriusan semua pihak. Marilah kita sama-sama serius untuk memperbaiki masa
depan bangsa ini. Mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok. Marilah kita memulai tidak
hanya dengan bermimpi tetapi dengan usaha yang nyata.
DAFTAR PUSTAKA
http://konsultasisawit.blogspot.com/2011/09/contoh-kenakalan-remaja.html#ixzz1fotRd8MB