Anda di halaman 1dari 9

KULTURISTIK: Jurnal Bahasa dan Budaya

Vol. 4, No. 2, Juli 2020, 51-59


PENYIMPANGANAN PERILAKU REMAJA … Doi: 10.22225/kulturistik.4.2.1892

PENYIMPANGANAN PERILAKU REMAJA


DI PERKOTAAN

Ni Made Suwendri
Universitas Warmadewa
suwendri63@gmail.com

Ni Ketut Sukiani
Universitas Warmadewa
ketutsukiani@gmail.com

ABSTRAK
Remaja sebagai generasi penerus memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa. Di sisi lain
remaja sering dihadapkan kepada masalah sosial. Sosialisasi yang dilakukan terkadang tidak sesuai
dengan nilai, norma yang berlaku di masyarakat. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini
adalah faktor penyebab terjadinya penyimpangan perilaku remaja di perkotaan, bagaimana bentuk-
bentuk penyimpangan perilaku remaja di perkotaan, dan bagaimana upaya mengatasi penyimpangan
perilaku remaja di perkotaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor penyebab terjadinya
penyimpangan perilaku remaja di perkotaan, mengetahui bentuk-bentuk penyimpangan perilaku
remaja di perkotaan, dan mengetahui upaya mengatasi penyimpangan perilaku remaja di perkotaan.
Landasan teori yang digunakan dalam mengkaji masalah ini adalah teori kontrol sosial dan teori
labeling. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data diperoleh dari penelitian
perpustakaan (library research). Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan teknik penyajian
yang bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian ini membuktikan bahwa penyimpangan perilaku remaja
di perkotaan terjadi semakin marak. Bentuk-bentuk penyimpangan perilaku remaja di perkotaan
seperti, penyalahgunaan narkotika, tawuran antar geng, mabuk-mabukan, dan merokok. Motif
penyebab penyimpangan perilaku adalah pengaruh kegagalan sosialisasi, kontrol sosial yang lemah
(kekosongan kontrol), dan pemberian label/cap atau julukan oleh masyarakat kepada seseorang yang
kemudian cenderung mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang.

Kata kunci:faktor-faktor; penyimpangan perilaku; remaja

ABSTRACT
Adolescents as the next generation have an important role in the development of the nation. On the
other hand, they frequently face social problems. The socialization they make sometimes deviates
from the values, the norms prevailing in the society. The problems of this study are what factors
causing the behavioral deviation of the urban adolescent, what several of the behavioral deviation
of the urban adolescent, and what efforts should be taken to overcome the behavioral deviation of
the urban adolescent. This study aims to determine the factors causing the behavioral deviation of
the urban adolescent, to know the several of the behavioral deviations of the urban adolescent, and
to find out the efforts to overcome the behavioral deviation of the urban adolescent. The theoretical
basis used in examining the problems is the theory of social control and labeling theory. This study
used a qualitative method. The data source was obtained from library research. The data were
analyzed with the qualitative descriptive presentation technique. The result of this study showed that
the deviation of adolescent behavior in urban areas is increasing highly. Several of the behavioral
deviation of the urban adolescent such as juvenile delinquency, drug abuse, brawl, drunkenness,
and smoking. The motives are such as the failure of socialization, weak of social control (no
controller), and labeling to someone who tends to identify himself as the one who does deviation by
society.

Keywords:factors; negative behavior; youth

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334


Copyright © 2020

51
PENYIMPANGANAN PERILAKU REMAJA …

PENDAHULUAN
Beberapa literatur menyatakan bahwa Atas dasar pemikiran tersebut di atas,
remaja atau generasi muda adalah mereka yang permasalahan yang diangakat pada tulisan ini
berusia 11-23 tahun dan masih dalam tahap adalah: (1) Mengapa terjadi penyimpangan
pencarian identitas diri (Soelaeman, 2009: 105 perilaku pada remaja di perkotaan? (2)
-106). Remaja berperan penting dalam Bagaimana bentuk-bentuk perilaku yang
kemajuan bangsa. menyimpang pada remaja di perkotaan? (3)
Dalam GBHN dijelaskan secara ringkas Bagaimana upaya mengatasi perilaku yang
bahwa peran generasi muda dalam masyarakat menyimpang di kalangan remaja perkotaan?
dan bangsa adalah sebagai calon penerus Tujuan mengkaji masalah ini yaitu: (1)
perjuangan bangsa. Oleh karena itu, mereka Menemukan faktor penyebab terjadinya
harus dibekali keterampilan, kepemimpinan, penyimpangan perilaku pada remaja di
kesehatan jasmani, kemampuan berkreasi, perkotaan. (2) Untuk mengetahui bentuk-
patriotisme, pandangan hidup, kepribadian, dan bentuk perilaku yang digolongkan dalam
budi pekerti yang luhur. Berdasarkan hal perilaku menyimpang pada remaja. (3) Untuk
tersebut, perlu duwujudkan kebijaksanaan mengetahui upaya mengatasi perilaku yang
nasional tentang kepemudaan secara menyimpang di kalangan remaja perkotaan.
menyeluruh dan terpadu. Terdapat berbagai Landasan teori dalam artikel ini adalah
wadah pembinaan generasi muda diamtaranya teori kontrol sosial dan teori labeling. Kontrol
adalah sekolah, organisasi fungsional pemuda sosial merupakan strategi dalam mengatur
(pramuka, organisasi olahraga, dan lain-lain). perilaku manusia kepada ketaatan terhadap
Demikian juga peran remaja atau generasi nilai, norma, aturan yang berlaku di
muda dalam pembangunan antara lain: (a) masyarakat. Menurut teori ini penyimpangan
Generasi muda sebagai penerus tradisi. Mereka adalah kekosongan kontrol (pengendalian
berusaha menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial). Teori ini memandang bahwa setiap
lingkungannya, dalam hal ini mentaati tradisi manusia pada dasarnya cendrung tidak mentaati
yang berlaku. (b) Generasi muda sebagai hukum sehingga terjadi pelanggaran (Adang,
pembangkit. Pemuda pembuka kejelasan dari 2013: 102). Teori labeling memandang bahwa
suatu masalah sosial. Generasi muda seseorang cendrung melakukan dan
pembangkit ini memperjuangkan masyarakat mengulangi lagi tindakan penyimpangan
marginal (terpinggirkan) atau masyarakat yang (penyimpangan skunder) karena terlanjur
tidak menikmati hasil pertumbuhan diberikan label atau cap oleh masyarakat
pembangunan. (Narwoko, 2013: 114).
Dengan demikian, dapat dikatakan remaja Beberapa kajian pustaka yang relevan.
merupakan tulang punggung bangsa, karena Usia remaja tergolong rentan dalam
remajalah yang akan melanjutkan bersosialisasi. Sosialisasi yang dilakukan
pembangunan suatu bangsa di masa depan. terkadang tidak sesuai dengan aturan yang
Dengan kata lain, remaja dituntut untuk berlaku di kehidupan masyarakat. Kegagalan
berperilaku positif, kreatif, dan inovatif agar remaja dalam menumbuhkan nilai dan norma
mampu membuat pembangunan bangsanya yang positif dalam dirinya disebut dengan
menjadi lebih baik. penyimpangan sosial atau penyimpangan
Akan tetapi pada kenyataannya, banyak perilaku.
remaja yang berperilaku sebaliknya. Di kota- Umami dan Panuju menyebutkan, masa
kota besar acapkali terjadi penyimpangan remaja adalah masa stress and strain (masa
perilaku di kalangan remaja (Pelly & Menanti, kegoncangan dan kebimbangan) (Umani &
1994: 144 - 147). Penyimpangan perilaku yang Panuju, 1999: 20). Hal ini berakibat kepada
dimaksud di sini yaitu perilaku negatif, perilaku para remaja untuk melakukan penolakan-
buruk atau ketidaksesuaian sikap, perbuatan penolakan terhadap kebiasaan baik dalam
atau tingkah laku dengan aturan yang berlaku, lingkungan keluarga. Perilaku demikian
sehingga tingkah lakunya tidak berkenan di potensial menimbulkan penyimpangan norma
masyarakat. sosial.

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334


Copyright © 2020

52
PENYIMPANGANAN PERILAKU REMAJA …
Clinard dan Meier dalam buku Narwoko 1. Pergeseran peran keluarga
dan Suyanto membedakan empat sudut Keluarga adalah tempat utama dan
pandang pengertian tentang perilaku pertama untuk mendidik pembentukan
menyimpang (deviance behavior) di kalangan kepribadian anak. Oleh karena itu, keluarga
remaja. Pertama dari sudut pandang secara sebagai unit sosial terkecil yang dimiliki
statistikal adalah perilaku yang jarang atau manusia sebagai makhluk sosial sangat
tidak sering dilakukan. Kedua, pandangan besar perannya dalam pertumbuhan dan
secara absolut atau mutlak, disebutkan bahwa perkembangan anak-anaknya.
masyarakat menetapkan aturan secara jelas dan Keharmonisan lingkungan keluarga harus
warga masyarakatnya harus setuju apa yang tetap dijaga. Hubungan yang baik meliputi
disebut sebagai tindakan menyimpang atau orang tua dengan anak dan hubungan di
tidak. Ketiga, pandangan reaktif. Berkaitan antara anak-anak itu sendiri. Anak-anak
dengan reaksi atau respon masyaraat sebagai yang dibesarkan dari disorganisasi keluarga
kontrol sosial terhadap penyimpangan perilaku yang disebabkan karena perceraian maupun
individu. Keempat, pandangan secara normatif, kematian salah satu atau kedua orang
bahwa penyimpangan itu adalah pelanggaran tuanya akan cendrung memicu perilaku
atau bertentangan terhadap norma sosial negatif pada anak (Soekanto, 2012). Dalam
(Narwoko, 2013: 81-84). kondisi seperti ini, anak akan mengalami
Analog dengan definisi yang dikemukakan kekosongan bimbingan karena kurang atau
oleh Clinard dan Meier dalam Narwoko, tidak adanya bimbingan langsung dari
disebutkan pula bahwa terdapat tiga bentuk orang tuanya.
perilaku menyimpang berdasarkan jumlah Pada keluarga yang kurang mampu
individu yang terlibat. Pertama penyimpangan secara finansial, orang tua harus mencari
dilakukan sendiri. Kedua, penyimpangan yang nafkah untuk dapat menghidupi keluarga,
dilakukan bersama-sama atau berkelompok. oleh karena itu, tidak memiliki waktu untuk
Ketiga, tindakan menyimpang yang dilakukan merawat anak-anaknya. Terdapat orang tua
oleh suatu golongan dengan organisasi teratur, yang tidak mampu menyekolahkan anak-
sehingga anggotanya taat dan tunduk terhadap anaknya, ditambah lagi perumahan yang
norma golongan yang bersangkutan. kurang memenuhi syarat atau kurang layak
huni. Sebaliknya pada keluarga yang
METODE mampu secara ekonomis, orang tua tampak
Metode kualitatif diaplikasikan pada sibuk dalam rangka mengembangkan
penelitian ini dengan kata lain metode yang prestise. Kepedulian orang tua terhadap
diterapkan adalah metode oservasi dan perkembangan kepribadian anaknya
despkriptif analitis yang mengutamakan kurang mendapat perhatian. Hal ini
temuan atau fakta-fakta aktual berdasarkan merupakan awal dari rentan nya
hasil obervasi selama proses penelitian. kepribadian anak terhadap pengaruh-
Analitis yang dimaksud adalah mencermati dan pengaruh negatif dari luar.
selanjutnya menganalisisnya dengan hati-hati Peran orang tua tidak hanya melakukan
sesuai keperluan penelitian ini. Sumber data pemenuhan kebutuhan material pada
diperoleh dari penelitian perpustakaan (library anaknya dengan menghabiskan waktunya
research). Setelah data terkumpul kemudian bekerja keras di luar rumah, tetapi juga
dianalisis. Analisis data dilakukan secara harus memperhatikan kebutuhan
kualitatif dengan teknik penyajian yang nonmaterial. Anak-anak perlu
diaplikasikan adalah deskriptif kualitatif mendapatkan perhatian yang langsung dari
(Moleong, Lexy, 2010); (Suriasumantri, 2002: orang tuanya, cinta, keterbukaan, dan juga
173-175). orang tua dapat berperan sebagai teman
ketika anak-anak mencurahkan
PEMBAHASAN perasaannya. Kebutuhan nonmaterial inilah
Faktor Penyebab Penyimpangan yang sering kali terabaikan di kalangan
Adapun faktor-faktor penyebab sebagai orang tua. Orang tua cenderung lebih
berikut: mementingkan kebutuhan lahiriah anaknya

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334


Copyright © 2020

53
PENYIMPANGANAN PERILAKU REMAJA …
dengan alasan kesibukan mencari uang luar sekolah. Sebagian dari mereka
tanpa memperhatikan perkembangan berkeliaran, membolos, pergi tanpa tujuan.
mentalitas anak-anaknya. Hal ini jauh lebih Mereka potensial menjadi anak nakal.
penting. Apabila kebutuhan nonmaterial
tersebut tidak diperhatikan, maka anak- 3. Lemahnya kontrol sosial dari lembaga
anak akan mencari pelampiasan dan masyarakat
pelarian ke luar rumah. Perilaku yang Penyimpangan perilaku remaja
demikian ini kadang kala mengarah ke hal- terhadap nilai dan norma yang dianut oleh
hal yang kurang bermanfaat bagi dirinya masyarakat dapat pula terjadi karena
dan orang lain. Hal inilah yang menjadi masyarakat itu sendiri mudah mentoleransi,
benih-benih munculnya perilaku negatif memberikan kelonggaran dalam
pada remaja yang pada mulanya terjadi pengawasan terhadap anak-anak muda
dalam lingkungan keluarga dan akhirnya yang terbukti melanggar hukum, misalnya
tumbuh dan berkembang hingga mabuk-mabukan, kumpul kebo,
meresahkan masyarakat. Anak-anak dari perkelahian antar anak muda, yang
kalangan menengah ke atas akan menjadi kesemuanya itu sudah dianggap sebagai hal
sorotan di masyarakat, dan ditiru oleh anak- yang biasa saja.
anak yang berasal dari kalangan sosial yang Masyarakat yang menganut sub
lebih rendah. Perilaku tersebut memicu kebudayaan menyimpang memberikan
munculnya organisasi-organisasi kecendrungan kuat terhadap remaja untuk
pemuda/pemudi yang tidak resmi yang berperilaku negatif. Terkadang tanpa
prilakunya tidak disukai. disadari oleh para warganya bahwa
perbuatan yang dilkukan itu ternyata
2. Lingkungan sokolah yang kurang kondusif menyimpang dari norma yang berlaku
Di samping lingkungan keluarga yang secara umum. Contoh remaja yang hidup
kurang mendidik, lingkungan sekolah pun dalam lingkungan yang dominan
menghadapi banyak persoalan dalam menggeluti pekerjaan sebagai prostitusi,
hubungan dengan pembinaan maka pekerjaan seperti ini sudah dianggap
pengembangan kepribadian anak. Pada biasa atau wajar untuk dilakukan. Kondisi
masa sekarang, perkembangan ilmu seprti ini dapat membentuk sikap dan pola
pengetahuan dan teknologi sangat kelakuan yang negatif.
meningkat cepat, hal ini ikut serta
memberikan pengaruh dalam dunia 4. Kegagalan sosialisai
pendidikan di Indonesia. Muatan Ketidakberhasilan seorang individu
kurikulum sering mengalami perubahan. dalam melakukan sosialisasi di
Berbagai mata pelajaran yang diharapkan lingkungannya dapat disebabkan oleh
dapat memacu daya fikir anak telah ketidakmampuannya mengadataptasikan
mewarnai kurikulum dan silabus yang perilakunya dengan nilai-nilai dan aturan
ditawarkan. Sebagaimana dilontarkan oleh yang ada di masyarakat. Akibatnya
pengamat di bidang pendidikan, tampaknya seseorang melakukan perbuatan yang tidak
muatan materi pelajaran yang diberikandi terpuji. Kegagalan sosialisasi dapat pula
sekolah-sekolah terlalu padat. Kondisi terjadi karena ketidaksanggupan individu
semacam ini dapat membuat sebagian untuk patuh terhadap aturan yang dipegang
siswa teralienasi dari proses pembelajaran oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh
itu sendiri. Kurang memberikan ruang gangguan moral dan kondisi ekonomi yang
gerak yang leluasa bagi anak dalam kurang menguntungkan bagi dirinya.
mengaktualisasikan diri dan Akhirnya mereka melakukan
kepribadiannya. Apa yang diinginkan tidak penyimpangan terhadap aturan demi untuk
ditemukan secara utuh dalam pertemuan di memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya
kelas. Akibatnya, merekapun gagal banyak di kalangan anak muda di kota
beradaptasi. Mereka inilah kemudian besar di Indonesia sebagai gelandangan dan
mencari konpensasi ke dalam kegiatan di pengemis (gepeng). Perilaku yang

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334


Copyright © 2020

54
PENYIMPANGANAN PERILAKU REMAJA …
demikian ini lama-kelamaan dapat 6. Pemberian label atau julukan dari
berkembang ke arah tindakan kriminal mayarakat
yang melanggar hukum seperti Seseorang yang ketahuan bersalah
perampokan, pencurian, pembunuhan, melanggar hukum misalnya mengkonsumsi
pemerkosaan, dan sebagainya. narkoba, membunuh, kemudian
Pengaruh lingkungan pergaulan yang dijebloskan ke penjara. Setelah kembalinya
negatif dapat pula menjerumuskan remaja ke masyarakat mereka sulit diterima dalam
pada penyimpangan perilaku yang negatif lingkungan sosialnya karena sudah dicap
pula. Misalnya remaja-remaja sering kurang baik. Kegagalan individu dalam
bergaul dengan temannya yang suka pemulihan nama baik ini memicu
berkata-kata kasar, berbohong, membolos terjadinya penyimpangan perilaku. Mereka
di luar jam sekolah dan lain-lain, maka cendrung mengulangi kembali perbuatan
secara otomatis remaja itu akan mengikuti negatif yang sebelumnya pernah dilakukan
atau meniru perilaku yang berdampak karena sudah terlanjur dijuluki atau diberi
negatif itu. Ini dapat terjadi apabila remaja label yang negatif oleh masyarakatnya.
tidak selektif dalam bergaul. Remaja yang
tidak mampu belajar dan membedakan 7. Kesenjangan sosial ekonomi
tingkah laku baik dan dapat diterima Adanya gap yang tajam di bidang
ataupun tidak, maka mereka akan terjerat ekonomi antara orang kaya dan miskin
ke dalam perilaku nakal. Begitu juga bagi memicu kecemburuan sosial terlebih
mereka yang telah mengetahui perbedaan individunya bermental negatif. Akibatnya
dua tingkah laku tersebut, tetapi tidak seseorang mengambil jalan pintas guna
mampu mengontrol diri untuk berperilaku mencukupi kebutuhan hidupnya misalnya
sesuai dengan pengetahuaannya. Hal inilah dengan cara mencuri, merampok,
yang menimbulkan kegagalan dalam menodong, dan berbagai modus kejahatan
menyosialisasikan diri dan kepribadiannya lainnya terpaksa dilakukan. Perilaku
sesuai dengan aturan di masyarakat. demikian banyak terjadi terutama di
perkotaan di Indonesia.
5. Pengaruh negatif media massa
Dalam era globalisasi dewasa ini, Bentuk-Bentuk Penyimpangan Perilaku
pengaruh media massa baik media cetak Remaja di Perkotaan
maupun elektronika sangat potensial Bentuk-bentuk perilaku negatif remaja yang
membawa pengaruh negatif di kalangan umum di perkotaan:
remaja. Gambar-gambar, kartun, tayangan 1. Penyalahgunaan Narkoba
televisi yang sering menyajikan film-film Salah satu persoalan yang amat
tentang tindak kekerasan, fornografi, berkaitan dengan meningkatnya kenakalan
kehidupan seks bebas, dan sebagainya remaja adalah masalah penyalahgunaan
secara langsung maupun tidak langsung narkotika (mariyuana, heroin, morfin,
akan mempengaruhi emosi kejiwaan kokain, barbiturates, dsb.). Sosialisasi
seseorang untuk berperilaku kurang baik, mengenai narkoba sudah sering diadakan
terlebih lagi pada anak tersebut belum siap sesuai dengan program anti narkoba untuk
mental dan akhlaknya mereka cendrung pelajar/sekolah serta dukungan terhadap
meniru mentah-mentah seluruh tayangan. peraturan perundangan No 35 Tahun 2009
Apa yang disaksikan itu seakan-akan tentang narkotika, tetapi penggunanya
dianggap mengajarkan sehingga patut setiap tahun semakin meningkat. Penelitian
ditiru. Kondisi demikian mudah BNN (Badan Narkotika Nasional) di tahun
mendorong remaja melakukan hal-hal yang 2013 dalam Jurnal P4GN 2013
menyimpang dari tatanan nilai dan aturan membuktikkan bahwa penyalahgunaan
yang berlaku. narkoba sesuai tingkat pendidikan
didominasi oleh tingkat Sekolah Menengah
Atas. Pernyataan ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan Vikiat Ika

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334


Copyright © 2020

55
PENYIMPANGANAN PERILAKU REMAJA …
Maharti mengungkapakan bahwa alasan tersebut, terdapat pula tawuran antar
mayoritas penyalahgunaan narkoba adalah pelajar yang sudah dianggap mentradisi.
pada usia remaja dengan umur berkisar Umumnya hal ini terkait dengan
antara 15-19 tahun. Hasil penelitian Vikiat permusuhan antar sekolah secara menurun
memberikan gambaran bahwa yang dari generasi ke generasi, menjadi dendam
menawarkan narkoba lebi banyak di yang berkelanjutan. Oleh karenanya
kalangan teman, di tempat kerja, di luar sewaktu-waktu dapat menyebabkan terjadi
rumah, dan teman di sekitar rumah. perkelahian.
Tingginya perilaku dan sikap pendukung Kata tawuran, tentunya sudah tidak
penyalahgunaan narkoba, memudahkan asing lagi. hampir Berita tawuran antar
seseorang terpuruk dalam penyalahgunaan remaja sangat sering termuat di media
narkoba. masa. Munculnya geng menyebabkan
Hal senada juga diungkapkan oleh makin maraknya tawuran. Hasil penelitian
Jimmy Simangunsong dalam hasil Puput Wilujeng tentang perilaku agresi
penelitiannya menyimpulkan bahwa faktor siswa SMK PGRI Surabaya
yang dominan penggunaan narkoba di mengungkapkan bahwa mereka
kalangan remaja dipicu oleh faktor (remaja) melakukan agresi verbal dan
pegaulan dengan teman sepergaulan yang nonverbal apabila gengnya diperlakukan
bebas dan tanpa kontrol sehingga remaja tidak baik, Mereka menyelesaikan masalah
ikut terjerumus dan menggunakan narkoba dengan berkelahi. Perilaku anarkis dapat
(Simangunsong, 2015: 63) Motivasi untuk terjadi di tengah-tengah masyarakat.
mengkonsusmsi obat-obatan terlarang Mereka tidak berpikir bahwa perbuatan
tersebut masing-masing individu berbeda- adalah perbuatan tidak terpuji dan bisa
beda antara lain sebagai penenang pikiran, menggangu ketentraman masyarakat.
menghilangkan rasa sakit, menghasilkan Bahkan, mereka berpikir bahwa mereka
euforia, agar dapat diterima sebagai hebat jika masyarakat itu gentar terhadap
anggota suatu kelompok. Seorang pemakai geng/kelompok mereka.
obat-obat terlarang biasanya hadir bersama
individu-individu lain yang membentuk 3. Pengguna minuman keras dan mabuk-
komunitas tersendiri (Usman, 1998: 154). mabukan
Penyimpangan perilaku negatif di
2. Tawuran Antar Pelajar atau geng kalangan remaja juga terlihat dalam hal
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengkonsumsi minuman keras. Perilaku
(KBBI) memuat kata tawuran berarti negatf ini tidak hanya terjadi di kalangan
perkelahian massal adalah perkelahian remaja di perkotaan tetapi juga dilakukan
yang dilakukan beramai-ramai. Dengan oleh remaja di pedesaan. Sama halnya
demikian tawuran pelajar adalah mabuk-mabukan identik dengan minuman
perkelahian secara massal atau beramai- keras. Minuman keras adalah minuman
ramai antara satu kelompok pelajar dengan yang mengandung etanol. Etanol
kelompok pelajar lainnya. merupakan bahan psikoaktif. Bila
Tawuran antar pelajar dapat berawal mengkonsumsinya dapat menimbulkan
dari hal-hal sepele tetapi kemudian menjadi penurunan kesadaran. Mengkonsumsi
besar karena emosi para remaja yng masih minuman keras, tidak berkisar pada
labil. Berawal dari sebuah kompetisi dilarang atau tidak untuk digunakan tetapi
nonton bersama yang berakhir dengan karena alkohol yang terkandung dalam
perkelahian, tersenggol di kendaraan mirashol tersebut. Persoalannya adalah
umum, saling melecehkan, berebut, dan dalam kondisi yang bagaimana seseorang
bahkan tidak jarang ketika saling menatap boleh mengkonsumsinya Di Indonesia,
bisa terjadi saling ketersinggungan dan perdagangan minuman keras dibatasi.
perkataan yang awalnya dianggap guyonan Tidak sembarang orang boleh
dapat memicu terjadinya tawuran, karena meminumnya. Minuman keras adalah dapat
dianggap menantang satu sama lain. Selain menjadi sumber masalah karena bisa sangat

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334


Copyright © 2020

56
PENYIMPANGANAN PERILAKU REMAJA …
mengganggu jalannya sistem sosial dalam merokok adalah sebuah kenikmatan bagi
masyarakat. Minuman keras dapat sebagai para perokok. Efek mengkonsumsi rokok
penyebab terjadinya tindakan kriminal. adalah dapat dilihat dan dirasakan dalam
Alkohol yang terkandung dalam miras jangka pendek ataupun jangka panjang bagi
merupakan suatu racun protoplasmic penghisapnya. Rokok mengandung zat
(racun yang merusak protein) yang yang dapat mengganggu kesehatan
mempunyai efek depresan pada sistem manusia terutama kepada penghisapnya.
syaraf. Ini dapat berakibat menurunnya Terdapat zat yang berbahaya yang
kemampuan dalam pengendalian diri, terkandung dalam rokok yaitu Nikotin
pengendalian fisik, psikologis, maupun (terdapat pada daun tembakau), karbon
sosial. Akibat dari tidak mampunya untuk monoksida (CO) terdapat pada asap rokok,
mengendalikan diri karena dalam keadaan Tar (komponen pada asap rokok) Tar
mabuk, maka seseorang tersebut akan sifatnya Karsinogen yaitu pemicu kanker.
dengan mudah melakukan perbuatan yang Beberapa hasil penelitian yang terkait
membahayakan masyarakat di lingkungan dengan salah satu bentuk penyimpangan
sekitarnya, seperti melakukan tindak perilaku remaja dalam hal mengkonsumsi
kekerasan dan penganiyayaan rokok. Samrotul Fikriyah dalam
Penelitian tentang perilaku minum- penelitiannya tentang faktor-faktor yang
minuman keras di kalangan remaja di mempengaruhi perilaku merokok pada
kabupaten Indragiri Hilir dilakukan oleh mahasiswa laki-laki di Asrama Putra
Agnes Siswendi. Disimpulkan bahwa STIKES RS Baptis Kediri, menyimpulkan
munculnya perilaku buruk tersebut dipicu hasil penelitiannya bahwa faktor yang
oleh pengaruh lingkungan keluarga yang paling utama pemicu perilaku merokok di
tidak kondusif dan kuatnya pengaruh teman kalangan mahasiswa tersebut adalah karena
sebaya. Seorang remaja harus bisa faktor psikologis. Merokok dianggap
menjalankan peran yang telah ditetapkan memberikan kepuasan. Rokok diyakini
oleh kelompok sebayanya, sehingga dapat mendatangkan efek yang
mereka bias diterima di dalam kelompok menyenangkan, nikmat, tenang, santai,
tersebut. Untuk memenuhi keinginan hangat, percaya diri (Fikriyah & Febrijanto,
terhadap minuman keras remaja tersebut 2012: 108). Penelitian yang dilakukan
terkadang melakukan tindakan criminal Febriana Rahayuningsih tentang hubungan
(Siswendi, 2014: 9-11). Penelitian yang antara persepsi merokok dan perilaku
dilakukan oleh Rori tentang pengaruh merokok siswa SMK X di kota Semarang
minuman keras pada kehidupan remaja d mengungkapkan bahwa sebagian besar
kabupaten Minahasa menyimpulkan hasil remaja merokok dalam usia 17-20 tahun.
penelitiannya bahwa sebagian besar remaja Sebagian besar dari mereka berjenis
menggunakan minuman keras (beralkohol) kelamin laki-laki termasuk dalam katagori
tersebut untuk menyelesaikan masalahnya. anak sekolah. Sebagian besar remaja
Remaja mabuk-mabukan karena beban merokok tersebut memiliki tingkat
pikiran dan prustasi. Mereka mencari pengetahuan yang rendah tentang praktik
pelampiasan dengan mabuk. Bagi mereka, merokok (Rahayuningsih, 2015: 225).
mabuk dapat menghilangkan dan
menyelesaikan masalah (Rori, 2015: 11). 5. Seks bebas
Seks bebas merupakan prilaku yang
4. Merokok dipicu oleh gairah seksual yang dilakukan
Laporan WHO (World Health oleh lawan jenis laki-laki dan perempuan
Organization) tahun 2008 mengungkapkan tanpa memiliki ikatan pernikahan yang
bahwa rokok merupakan salah satu syah, saling suka maupun dalam dunia
pembunuh paling ampuh. Rokok prostitusi. Masalah perilaku seksual
merupakan salah satu bahan yang dapat pranikah di kalangan remaja di era
mengganggu kesehatan dan mengakibatkan globalisasi dewasa ini memang bukan
seseorang kehilangan nyawa. Kebiasaan rahasia lagi. Penelitian yang dilakukan

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334


Copyright © 2020

57
PENYIMPANGANAN PERILAKU REMAJA …
Dani Andriansyah tentang perilaku seks mendapat pengawasan yang optimal dari
bebas di kalangan remaja kota Tanjung berbagai pihak maka akan berdampak negatif
Pinang (Studi tentang kontrol sosial remaja baik terhadap diri remaja itu sendiri maupun
perilaku seks bebas), mengungkapkan lingkungan sekitarnya.
bahwa perilaku seks bebas di kalangan Terjadinya penyimpangan perilaku remaja
remaja Tanjung Pinang saat ini makin di perkotaan disebabkan oleh faktor internal
meningkat. Tidak tanggung-tanggung dan eksternal. Bentuk-bentuk penyimpangan
remaja menggunakan tempat-tempat umum perilaku remaja di perkotaanm mengarah
sebagai tempat berpacaran seperti di pusat- kepada perilaku tindak kriminal yang
pusat belanja, bioskop, kafe-kafe, tempat melanggar hukum. Diperlukan penanganan
nongkrong remaja. secara terpadu/sinergis baik melalui
peningkatan peran dan fungsi keluarga,
Upaya Mengatasi Penyimpangan Perilaku sekolah, maupun masyarakat. Dengan
Remaja demikian, remaja sebagai generasi penerus
1. Keharmonisan lingkungan keluarga harus benar-benar menjadi tumpuan harapan
tetap terjaga dengan baik, sehingga tercipta keluarga, masyarakat, dan bangsa. Remaja
kenyamanan serta hubungan yang hendaknya memiliki kesadaran dan
komunikatif antar individu yang ada di pengendalian diri yang kuat agar terhindar dari
dalamnya. berbagai bentuk perilaku negatif, karena hal
2. Kontrol dan arahan orang tua terhadap tersebut dapat merugikan masa depan remaja
teman sepermainan harus tetap dilakukan, di itu sendiri dan juga masa depan bangsa.
samping remaja itu sendiri cerdas dalam
bergaul. Remaja membentuk ketahanan diri DAFTAR PUSTAKA
sehingga tidak gampang terpengaruh Adang, Y. A. (2013). Kriminologi. PT Refika
apabila kenyataannya teman sepergaulan Aditama.
atau komunitas yang ada tidak sesuai Fikriyah, S., & Febrijanto, Y. (2012). Faktor-
dengan perilaku yang diharapkan. faktor yang Mempengaruhi Perilaku
3. Kontrol tegas dari masyarakat atau pihak Merokok pada Mahasiswa Laki-laki di
yang berwenang dalam menerapkan sanksi Asrama Putra. Jurnal STIKES, 5(1), 100–
terhadap subkebudayaan masyarakat yang 109.
menyimpang untuk menimbulkan efek jera. Moleong, Lexy, J. (2010). Metodelogi
4. Selektif dalam mengakses informasi di penelitian Kualitatif. Remaja Rosda
media massa untuk menghindarkan diri dari Karya Offset.
pengaruh negatif. Narwoko, J. D. dan B. S. (2013). Sosiologi Teks
5. Remaja diharapkan dapat menemukan Pengantar dan terapan. Kencana.
figure yang mampu memberikan teladan Pelly, U., & Menanti, A. (1994). Teori-Teori
atau orang-orang dewasa dengan prilaku Sosial Budaya. Dirjen Dikti Depdikbud.
baik dan mampu melewati masa remaja Rahayuningsih, F. (2015). Hubungan antara
dengan baik dan mereka yang dapat Persepsi Perilaku Merokok dengan
memperbaiki diri setelah mengalami Perilaku Merokok Siswa SMK X di Kota
kegagalan pada tahap pencarian jati diri semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
kepemudaannya. 3(2), 220–229.
6. Cemoohan atau ejekan dari masyarakat Rori, P. L. P. (2015). Pengaruh Pengguna
terhadap perilaku negatif remaja sehingga Minuman Keras pada Kehidupan Remaja
mereka malu untuk melakukan perbuatan di Desa Kali Kecamatan Penelang
yang melanggar norma. Kabupaten Minahasa. Jurnal Holistik,
VII(16).
SIMPULAN Simangunsong, J. (2015). Penyalahgunaan
Mengacu pada pembahasan di atas, dapat Narkoba di Kalangan Remaja.
ditarik beberapa kesimpulan. Masa remaja Siswendi, A. (2014). Perilaku Minum-
adalah masa yang penuh kegalauan (emosional minuman Keras diKalangan Remaja di
yang masih labil). Apabila hal tersebut tidak Kelurahan Sungai Salak Kecamatan

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334


Copyright © 2020

58
PENYIMPANGANAN PERILAKU REMAJA …
Kampuling Kabupaten Indragiri Hilir. Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar
JOM FISIP, 1(2), 1–12. Harapan.
Soekanto, S. (2012). Sosiologi: Suatu Umani, I., & Panuju. (1999). Psikologi Remaja.
Pengantar. PT Raja Grafindo Persada. Tiara Wacana.
Soelaeman, M. M. (2009). Ilmu Sosial Dasar: Usman, S. (1998). Pembangunan dan
Teori dan Konsep Ilmu Sosial (Edisi Pemberdayaan Masyarakat. Pustaka
Revi). Refika Aditama. Pelajar.
Suriasumantri, Y. S. (2002). Filsafat Ilmu

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334


Copyright © 2020

59

Anda mungkin juga menyukai