Anda di halaman 1dari 10

28 | Jurnal Ikatan Pustakawan Indonesia Vol.3, No.

1, Tahun 2018

PENCEGAHAN KLITIH MELALUI PENDEKATAN BUDAYA BACA


PADA SISWA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Sukirno, S.IP., MA.1*


1
Universitas Gadjah Mada
*kirno@ugm.ac.id/skirno@yahoo.com

ABSTRACT

Klitih is a violence that be done by teenager in Daerah Istimewa Yogyakarta. The player is teenager
and as a student in a school. Klitih is not just a teenage naughtiness but a crime, so that it makes mass
anxious. Klitih becomes a challenge for DIY government in realizing vision of 2030 to be a student
and tourism city. This research is purposed to: (1) giving solution to prevent students from klitih by
reading culture approach, (2) building character by reading culture to students of DIY. The method of
the research is by Case Study. Collecting data by observation with the hope to get information about
Klitih. Based on research, it is gotten data that in 2016 there were 43 cases , with dead-victim more
than one. The effort to prevent Klitih involves many parties, either local government, school, parents
and police. One of the ways to prevent Klitih is by reading culture approach to students . Reading
culture can be used to make students character. Student character is signed by rising of responsibility
of moral-value and obeying the norm. Futhermore, the research can be done to get more complete
data so that Klitih will be able to be handled better.

ABSTRAK

Klitih merupakan kekerasan yang dilakukan oleh remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelaku
klitih adalah remaja dibawah umur dan masih sebagai siswa sekolah. Kasus klitih tidak hanya bentuk
kenakalan remaja biasa, tetapi sudah dalam bentuk kriminalitas. Klitih menimbulkan keresahaan
warga Daerah Istimewa Yogyakarta. Kasus klitih menjadi permasalahan yang dihadapai Daerah
Istimewa Yogyakarta guna mewujudkan visi 2030 sebagai kota pelajar dan pariwisata. Penelitian ini
bertujuan (1) memberikan solusi upaya pencegahan klitih melalui pendekatan budaya baca pada siswa
di Daerah Istimewa Yogyakarta, (2) membangun karekter melalui pendekatan budaya baca pada siswa
di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan Studi kasus. Teknik
pengumpulan data melalui observasi dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang kejadian
klitih. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa kasus klitih selama tahun 2016 terjadi 43
kasus, dengan jumlah korban meninggal dunia lebih dari satu. Upaya untuk mencegah klitih dengan
melibatkan semua pihak, baik pemerintah daerah, sekolah, orang tua, dan aparat kepolisian. Satu
diantara untuk mencegah klitih melalui pendekatan budaya baca pada siswa. Budaya baca dapat
digunakan untuk membangun karakter siswa guna mewujudkan jati diri siswa. Karakter siswa sebagai
pelajar ditandai dengan munculnya tanggungjawab akan nilai moral dan ketaatan pada norma yang
berlaku. Untuk itu penelitian lebih lanjut perlu untuk dilaksanakan guna mendapatkan data yang
lebih lengkap sehingga penanganan klitih dapat dilakukan lebih baik.
Keywords: Klitih; Preventing Klitih; Reading Culture; Daerah Istimewa Yogyakarta
Jurnal Ikatan Pustakawan Indonesia Vol.3, No. 1, Tahun 2018 | 29

PENDAHULUAN pihak untuk mencegahnya, baik sekolah, orang


Perkembangan manusia melalui beberapa tua, kepolisian, dan pemerintah. Upaya pencega-
fase. Dimulai fase perkembangan prenatal, fase han dan pendekatan klitih dengan berbagai cara
perkembangan masa bayi, fase perkembangan senantiasa untuk terus menerus dilakukan oleh
masa kanak-kanak, fase perkembangan masa semua pihak. Klitih menjadi permasalahan yang
kanak-kanak akhir, fase remaja, fase dewasa dan menjadi tantang harus diselesaikan pemerintah
awal madya, hingga fase lanjut usia. Setiap fase Daerah Istimewa Yogyakarta dengan visi 2030
memiliki ciri-ciri atau karektristik yang unik dan sebagai kota pelajar dan pariwisata.
berbeda-beda. Dalam setiap masa fase perkem- Mencermati latarbelakang tersebut dia-
bangan tersebut akan berpengaruh terhadap fase tas, maka yang menjadi permasalahan adalah
berikutnya. Bahkan dalam fase akan membawa bagaimana mencegah klitih melalui pendekat-
dampak positif atau negatif, baik pada dirinya an budaya baca pada siswa di Daerah Istimewa
atau lingkungan sekitarnya. Yogyakarta. Adapun tujuan dalam penelitian ini
Sebagaimana fase remaja, dikatakan fase se- adalah:
bagai peralihan dari masa kanak-kanak akhir. Si- 1. Memberikan solusi upaya pencegahan klitih
fat-sifat remaja sebagian sudah tidak menunjuk- melalui pendekatan budaya baca pada siswa
kan sifat-sifat masa kanak-kanaknya, tetapi juga di Daerah Istimewa Yogyakarta.
belum menunjukkan sifat-sifat sebagai orang de- 2. Membangun karekter melalui pendekatan
wasa. Masa remaja ini mempunyai ciri yang ber- budaya baca pada siswa di Daerah Istimewa
beda dengan masa sebelumnya atau sesudahnya Yogyakarta.
karena berbagai hal yang mempengaruhinya, seh-
ingga selalu menarik untuk dibicarakan. Banyak- TINJAUAN PUSTAKA
nya perubahan-perubahan dalam diri seseorang 2.1. Perkembangan Remaja
yang sudah memasuki masa remaja, tetapi tidak Santrock (1999) menyebutkan bahwa remaja
bisa menafikan adanya masalah-masalah yang sebagai masa periode perkembangan dari anak-
timbul dari perubahan tersebut. anak ke masa dewasa awal, mulai pada usia 10
Perilaku yang sering ditunjukan remaja yang sampai 12 tahun dan berakhir pada usia 18 sam-
kadang-kadang tidak sesuai dengan etika dan pai 22 tahun. Remaja dimulai dengan perubahan
normal masyarakat masih dimaklumi. Hal ini fisik secara cepat pada tinggi dan berat, peruba-
dengan dalih sebagai masa peralihan yaitu masa han bentuk tubuh dan karakteristik perubahan
mencari jati diri. Namun kurangnya arahan dan seksual, seperti, perkembangan bentuk dada, bulu
bimbingan banyak remaja yang terjerumus da- rambut, dan suara. Menurut WHO batas usia
lam hal-hal yang negatif. Bentuk perilaku nega- 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja. Defini-
tif yang ditunjukan remaja tidak hanya perilaku si WHO tersebut terutama didasarkan pada usia
biasa, bahkan sudah menyangkut pada masalah kesuburan (fertilitas) wanita, batasan tersebut
kriminal. Satu diantaranya perilaku negatif yang berlaku juga untuk remaja pria. WHO membagi
dilakukan remaja termasuk masalah kriminal kurun usia dalam dua bagian, yaitu remaja awal
adalah klitih. 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.
Kasus klitih adalah aksi-aksi kekerasan yang Pengaruh dari perubahan-perubahan fisik
dilakukan oleh pemuda dan anak di bawah umur tersebut, hingga mempengaruhi pada perkem-
yaitu sebagai pelajar. Menurut Kapolda Daerah bangan pada aspek lain, yaitu:
Istimewa Yogyakarta kasus klitih ini bukan lagi a. Perkembangan emosi
bentuk kenakalan remaja tapi sudah bentuk krim- Masa remaja merupakan puncak emo-
inalitas atau kejahatan karena jatuhnya korban sionalitas, yaitu perkembangan emosional
jiwa. Sebagaimana dikatakan Kapolda bahwa kli- yang tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama
tih bukan hanya sekedar kenakalan remaja biasa, organ-organ seksual mempengaruhi berkem-
sehinga kasus klitih ini menjadi perhatian semua
30 | Jurnal Ikatan Pustakawan Indonesia Vol.3, No. 1, Tahun 2018

bangnya emosi atau perasaan-perasaan dan besar pada perkembangan pribadi indivi-
dorongan-dorongan baru yang dialami se- du yang sedang berkembang. Lebih lanjut
belumnya, seperti perasaan cinta, rindu, dan Monks menyebutkan dalam perkembangan
keinginan untuk berkenalan lebih intim den- sosial remaja dapat dilihat adanya dua ma-
gan lawan jenis. cam gerak, yaitu satu memisahkan diri dari
b. Perkembangan Sosial orang tua dan yang lain adalah menuju kea
Masa remaja berkembang “social cogni- rah teman-teman sebaya. Dua macam gerak
tion” yaitu kemampuan untuk memahami ini yang memisahkan diri dari orang tua dan
orang lain. Remaja memahami orang lain se- menuju ke arah teman-teman sebaya mer-
bagai individu yang unik, baik menyangkut upakan suatu reaksi terhadap status interim
sifat-sifat peribadi, minat nilai-nilai maupun anak muda. Sesudah mulainya pubertas, tim-
perasaan. Pemahamannya ini, mendorong bul suatu diskrepansi yang besar antara kede-
remaja untuk menjalin hubungan sosial yang wasaan jasmaniah dengan ikatan sosial pada
lebih akrap dengan mereka (terutama teman milieu orang tua.
sebaya),baik melalui jalinan persahabatan 2.2 Permasalahan Remaja
maupun percintan (pacaran). Dalam hubun- Monks (2002) menyebutkan krisis
gan persahabatan, remaja memilih teman originalitas remaja nampak paling jelas pada
yang memiliki kualitas psikologis yang relatif waktu luang yang sering disebut sebagai wak-
sama dengan dirinya, baik menyangkut in- tu pribadi orang (remaja) itu sendiri. Kelom-
teres, sikap, nilai, dan kepribadian. pok remaja mempunyai lapangan sendiri
c. Perkembangan Moral terutama dalam waktu luang yang dapat
Malalui pengalaman atau berinteraksi memberikan kebebasan untuk bertindak
sosial dengan orang tua, guru, teman sebaya, sesuai dengan dirinya sendiri.Waktu luang yang
atau orang dewasa lainnya, tingkat moralitas dimiliki remaja akan membawa dampak
remaja sudah lebih matang jika dibanding- positif atau negatif terhadap perkembangan
kan dengan usia anak. Mereka sudah leb- remaja. Dampak positif jika remaja dapat
ih mengenal tentang nilai-nilai moral atau memanfaatkan waktu untuk aktifitas atau
konsep-konsep moralitas seperti kejujuran, kegiatan yang baik. Namun jika remaja ti-
keadilan, kesopanan, dan kedisiplinan. dak bisa memanfaatkan waktu yang dimiliki
dengan hal-hal yang baik akan berakibat dan
d. Perkembangan kepribadian
menghambat perkembangan remaja. Ada
Sifat-sifat kepribadian mencerminkan dua hal yang menghambat perkembangan
perkembangan fisik, seksual, emosional, so- remaja yaitu faktor yang bersifat internal dan
sial, kognitif, dan nilai-nilai. Masa remaja ekternal.
merupakan saat berkembangnya identity
Faktor penghambat yang bersifat
(jati diri). Perkembangan “identity” merupa-
eksternal adalah yang berasal dari lingku-
kan isu sentral pada masa remaja yang mem-
ngan. Iklim lingkungan yang tidak kondusif
berikan dasar bagi masa dewasa. Dapat juga
itu seperti ketidakstabilan dalam kehidupan
dikatakan sebagai aspek sentral bagi keprib-
sosial politik, krisis ekonomi, perceraian
adian yag sehat yang mereflesikan kesadaran
orang tua, sikap dan perilaku orang tua yang
diri. Kemampuan mengidetifikasi orang lain
otoritera atau kurang memberikan kasih
dan mempelajari tujuan-tujuan agar dapat
sayang dan pelecehan nilai-nilai moral atau
berpartisipasi dalam kebudayaannya.
agama dalam kehidupan keluarga atau
Menurut Monks (2002) persahabatan masyarakat. Iklim lingkungan yang tidak
yang semula terjadi melakukan sesuatu ber- sehat tersebut, cenderung memberikan
sama, beralih menjadi persahabatan men- dampak yang kurang baik bagi perkemba-
dalam dalam masa remaja dan berpengaruh ngan remaja dan sangat mungkin mereka
Jurnal Ikatan Pustakawan Indonesia Vol.3, No. 1, Tahun 2018 | 31

akan mengalami kehidupan yang tidak nya- ing berbagai hal yang menggembirakan
man, stres atau depresi. Dalam kondisi sep- hatinya. Ketika anak tidak memiliki
erti inilah, banyak remaja yang meresponnya keterampilan untuk mengelola emosi
dengan sikap dan perilaku kurang wajar dan dengan tepat, maka dalam keadaan sakit
bahkan amoral, seperti kriminallitas, memi- hati, tersinggung, atau tertekan, ia akan
num-minuman keras, penyalahgunaan obat serta merta mengutamakan kekerasan
terlarang, tawuran dan pergaulan bebas. sebagai alternativ perilakunya.
Wirawan (2017) menyebutkan bahwa Lebih lanjut Wirawan (2017) menegas-
kekerasan terjadi dapat ditimbulkan karena kan kekerasan memang tidak serta merta
beberapa hal, yaitu: berawal dari rumah, tetapi dalam berbagai
a. Kekerasan difasilitas oleh wujud pola hal potensi untuk berkembangnya kekerasan
pengasuhan orangtua. Bila bisa sece- perlu dikelola atau diredam dari rumah.
patnya disadari, anda masih mungkin Sikap dan perilaku orangtua sangat berper-
mengubah cara mendidik dan menga- an penting untuk memposisikan anak-anak
suh anak guna menghindarkan perilaku pada porsi sikap dan perilaku yang tepat da-
kasar dan kejam dikemudian hari. Anak lam kehidupan bermasyarakat.
perlu bertumbuh dalam keluarga yang 2.3 Klitih
harmonis, hangat, dan penuh cinta,
Kata klitih jika dilihat dalam kamus
dengan tetap memperhatikan kosistensi
Bahasa Indonesia tidak akan ditemukan.
penerapan aturan yang telah disepakati
Hal ini dikarenakan kata klitih tidak masuk
bersama.
dalam perbendaharaan dalam kata Bahasa
b. Anak memiliki kemampuan melakukan Indonesia. Namun kata klitih merupakan
observasi terhadap situasi dan kondisi istilah khas yang muncul dalam bahasa lo-
sekitar sebelum akhirnya melakukan pe- kal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Klitih
niruan dengan atau tanpa sensor. Ketika merupakan istilah yang merujuk kepada Pas-
anak melihat dan mendengar orang tua ar Klitikan Yogyakarta sebagai tempat pen-
atau siapapun di lingkungan rumahnya jualan barang-barang bekas. Klitih artinya
berteriak kasar dalam keadaan marah, adalah melakukan aktivitas yang tidak jelas
atau saling memanggil dengan kata-ka- dan bersifat santai sambil mencari barang
ta ejekan, maka lambat laun dia akan bekas dan Klitikan. Sementara istilah Nglitih
menyakini bahwa hal tersebut adalah hal digunakan untuk menggambarkan kegiatan
yang wajar dan patut dilakukan. Gaya jalan-jalan santai. Jika dilihat dari arti kata
seperti itu juga yang akan diterapkan di sebenarnya, klitih sangat jauh maknanya dari
lingkungannya. Observasi yang beru- aksi kekerasan maupun tawuran. 
jung pada perilaku modeling juga dapat
Namun dalam perkembangan istilah
dilakukan terhadap siaran televisi atau
klitih identik dengan kekerasan. Seiring
tontonan lain yang dikonsumsi anak.
berjalannya waktu, klitih mengalami pergese-
Pembiasaan juga dapat terjadi melalui
ran makna. Klitih kini identik dengan aksi
games yang dimainkan anak sehari-hari.
kekerasan yang dilakukan oleh remaja yai-
Makin banyak tayangan kekerasan yang
tu pelajar SMP dan SMA. Tidak ada yang
ditonton anak, makin dia terbiasa den-
tahu kapan pertama kali istilah ini muncul
gan kekerasan sebagai bagian kehidupan-
dan mengalami pergeseran makna. Namun
nya.
disinyalir, istilah ini muncul untuk meng-
c. Frustasi dan emosi negatif lain yang ganti kata tawuran, setelah peristiwa
dirasakan anak. Dalam keseharian tidak pembacokan yang marak terjadi sepanjang
dapat disangka bahwa ada kalanya anak 2011 sampai 2012. Menurut Atmaja (2015)
merasakan pengalaman buruk, disamp-
32 | Jurnal Ikatan Pustakawan Indonesia Vol.3, No. 1, Tahun 2018

ada beberapa faktor yang melatar belakangi kan di Sekolah Dasar. Keempat keterampi-
terjadinya klitih, yaitu: lan tersebut saling berhubungan satu den-
a. Faktor internal           gan yang lain dan merupakan satu kesatuan.
Faktor ini terjadi didalam individu yang Kegiatan membaca merupakan kegiatan
salah akan mengimplementasikan ten- reseptif, suatu bentuk penyerapan yang aktif.
tang   cara solidaritas. Dalam kegiatan membaca, pikiran dan
mental dilibatkan secara aktif, tidak hanya
b. Faktor keluarga            
aktifitas fisik saja. Banyak ahli yang membe-
Faktor ini terjadi karena kurangnya per- rikan definisi tentang membaca. Berikut
hatian dari keluarga sehingga remaja ini akan dikemukakan berbagai pendapat
akan   terbiasa dengan kekerasan. mengenai kegiatan membaca. Menurut Kamus
c. Faktor sekolah             Besar Bahasa Indonesia (2005: 83), membaca
Faktor ini terjadi karena hilangnya kuali- adalah melihat serta memahami isi dari apa yang
tas pengajaran yang berkualitas. tertulis. Membaca merupakan suatu
d. Faktor  lingkungan     proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan
Faktor lingkungan yang buruk men-
yang hendak disampaikan penulis melalui
dorong adanya kekerasaan
media kata-kata/bahasa tulis. Dengan
Menurut Kapolda DIY klitih merupakan kata lain, membaca adalah memetik serta
masalah serius. Upaya preventif terus dilaku- memahami arti atau makna yang terkan-
kan Polda DIY dan seluruh jajaran, seperti dung di dalam bahan tulis. Klein, dkk. (Farida
menggelar razia maupun melakukan patroli Rahim, 2005:3) mengemukakan bahwa
rutin tiap malam. Kita sudah undang kepala definisi membaca mencangkup :
sekolah, Pemda, DPRD untuk merumuskan
a) Membaca merupakan suatu proses
solusi masalah klitih. Menurut Ulfa (2016),
penyelesaian kasus klitih harus dilakukan Membaca merupakan suatu proses
melalui pembinaan remaja secara lintas sek- dimaksudkan informasi dari teks dan
toral secara bersama-sama. Penyelesaiannya pengetahuan yang dimiliki oleh pem-
tidak bisa hanya dilimpahkan kepada kelu- baca mempunyai peranan yang utama
arga, tapi lingkungan masyarakat, sekolah, dalam membentuk makna.
dan pemerintah juga harus terlibat, termasuk b) Membaca adalah strategis
aparat keamanan. Berbagai pendekatan solu- Pembaca yang efektif menggunakan
tif senantiasa terus dilakukan. berbagai strategi membaca yang sesuai
2.4 Minat Baca dengan teks dan konteks dalam rangka
Menurut Hurlock (1999: 114), minat mengkonstruk makna ketika membaca.
merupakan sumber motivasi yang men- c) Membaca merupakan interaktif
dorong orang untuk melakukan apa yang Orang yang senang membaca suatu teks
mereka inginkan bila mereka bebas memilih. yang bermanfaat, akan menemui beberapa
Bila mereka melihat sesuatu akan mengun- tujuan yang ingin dicapainya, teks yang
tungkan, mereka merasa berminat. Hal ini dibaca seseorang harus mudah dipahami
akan mendatangkan kepuasan. Minat dapat sehingga terjadi interaksi antara pembaca
dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseo- dan teks.
rang untuk melakukan segala sesuatu dalam Menurut Harris dan Sipay
mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita (Mujiati, 2001: 24) mengemukakan bahwa
yang menjadi keinginannya. minat baca dipengaruhi oleh dua golongan,
Membaca merupakan salah satu dari yaitu golongan faktor personal dan golongan
empat keterampilan berbahasa yang diajar- institusional. Faktor personal adalah faktor
Jurnal Ikatan Pustakawan Indonesia Vol.3, No. 1, Tahun 2018 | 33

yang berasal dari dalam diri anak itu sendi- agar rajin membaca. Jika disiplin ini telah
ri meliputi: (a) usia, (b) jenis kelamin, (c) berjalan, maka minat membaca akan terben-
intelegensi, (d) kemampuan membaca, (e) tuk dan akhirnya kebiasaan/budaya memba-
sikap, (f ) kebutuhan psikologis. Faktor in- ca akan tercapai.
stitusional yaitu faktor yang berasal dari luar Membangun budaya baca remaja/siswa
individu itu sendiri yang meliputi: (a) terse- tidak hanya menjadi tanggungjawab satu
dianya buku-buku, (b) status sosial ekonomi, institusi tetapi melibatkan semua
(c) pengaruh orang tua, teman sebaya dan pihak. Proses membangun budaya baca
guru. Dengan demikian minat membaca ti- membutuhkan waktu dan keterlibatan banyak
dak dengan sendirinya dimiliki oleh seorang pihak, mulai dari keluarga, sekolah, pergu-
siswa melainkan harus dibentuk. Perlu suatu ruan tinggi, dan perpustakaan umum. Sese-
upaya, terutama dari kalangan pendidik, di orang yang memiliki budaya baca tinggi akan
samping dari lingkungan keluarganya se- sangat penting dalam membentuk karakter.
bagai lingkungan terdekat, untuk melatih,
memupuk, membina, dan meningkatkan METODE
minat baca Penelitian ini adalah penelitian studi
Mencermati dari hal tersebut maka mi- kasus. Menurut Hartinah (2013: 2.17) studi
nat baca adalah keinginan kuat dari seseo- kasus adalah salah satu metode penelitian kualitatif
rang untuk melakukan aktifitas membaca. bidang perpustakaan dan informasi yang melihat
Hal ini sejalan yang ungkapkan Farida Ra- sebuah fenomena yang diteliti. Studi kasus sering
him (2005: 28) mengemukakan bahwa mi- digunakan sebagai alat eksplorasi. Biasanya
nat baca ialah keinginan yang kuat disertai digunakan untuk sejumlah subyek penelitian yang
dengan usaha-usaha seseorang untuk mem- sedikit dan selanjutnya dilakukan analisis terha-
baca. Orang yang mempunyai minat mem- dap data yang terkumpul.
baca yang kuat akan diwujudkannya dalam Teknik pengumpulan data melalui obser-
kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan vasi dengan tujuan untuk memperoleh informasi
dan kemudian membacanya atas kesada- tentang kejadian klitih. Data dikumpulkan dari
rannya sendiri atau dorongan dari luar. sumber berita di media, pada tahun 2016-2017.
2.5 Budaya Baca Guna memperluas data, pengumpulan data
Bagi orang yang telah memiliki mi- juga dilakukan dengan membuat survey pada
nat baca yang tinggi pada akhirnya aktifitas mahasiswa baru angkatan 2017/2018 di Fakultas
membaca akan menjadi budaya baca. Peng- Kedokteran Universitas Gadjah Mada
kondisian untuk menumbuhkan budaya Yogyakarta dengan jumlah populasi mahasiswa baru
baca perlu untuk dibentuk. Setelah anak mu- sebanyak 372 orang. Data dari survei ini
lai sekolah, perlu semakin dirangsang untuk digunakan untuk memperdalam dengan data
membuka dan membaca buku-buku yang yang bersumber dari media. Alasan survey pada
sesuai dengan yang dipelajarinya di sekolah. mahasiswa baru Fakultas Kedokteran adalah
Bercerita kepada anak sebelun tidur atau digunakan sebagai model remaja/pelajar yang
pada waktu-waktu tertentu lainnya, teruta- memiliki karakter yang baik karena dapat diter-
ma pada usia 3-5 tahun juga merupakan usa- ima pada program studi Pendidikan Dokter
ha untuk menumbuhkan minat baca. Selain Universitas Gadjah Mada.
itu, anak juga perlu dibawa ke perpustakaan Penentuan sampel digunakan rumus yang
dan ditunjukkan bagaimana cara membaca dinyatakan oleh Simamora (2004), yaitu:
di ruang baca di perpustakaan. Membaca ba- N
han bacaan, baik itu surat kabar, buku-buku e=
pelajaran, atau buku-buku bacaan merupa- 1+ne2
kan hal penting untuk mendisiplinkan diri
34 | Jurnal Ikatan Pustakawan Indonesia Vol.3, No. 1, Tahun 2018

Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan sampel yang masih dapat ditolerir/
diinginkan, misal 10 %
Berdasarkan pada rumus tersebut diperoleh jumlah
sampel penelitian, sbb:
372
e = Sumber http://berita.suaramerdeka.com
Gambar 1. Sekelompok remaja yang diduga melaku-
1+372(0,1)2
kan aksi klitih menghadap ke tembok saat di dalam
sel Mapolda DIY.
372 372
e = = = Pada tahun 2016 kejadian klitih 43
1+372(0,01) 4,72 kasus, jumlah tersebut mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2015. Korban
e = 78,81 dibulatkan menjad 79 responden klitih mengalami luka sedang, luka berat, bahkan
sampai meninggal dunia.
Tabel 1
Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis Korban Klitih Meninggal Dunia Th. 2016-2017
data-data yang diperoleh dari penelitian melalui
No Waktu Kejadian Pelaku Korban Keterangan
pendekatan deskriptif.
1. Agustus 2016 Pelajar Pelajar Meninggal
HASIL DAN PEMBAHASAN dunia
2. Jumat, 30 Pelajar Meninggal
4.1. Kasus Klitih Di Daerah Istimewa Yogyakarta September 2016 SMA dunia
Klitih di Daerah Istimewa Yogyakarta 3. Senin, 12 Pelajar Pelajar Meninggal
adalah kekerasan yang dilakukan remaja, usia Desember 2016 SMA SMA dunia
pelaku klitih umumnya 15-20 tahun dan 4. Minggu 12 Pelajar Pelajar Meningal
mereka masih tergolong pelajar atau siswa Maret 2017 dunia
sekolah. Klitih dilakukan dengan meng- Sumber: Hasil Penelitian (2017)
gunakan senjata tajam, antara lain parang, Satu diantar kejadian klitih yang menye-
clurit, pedang, badik, gir, dan sejenisnya. babkan korban meninggal dunia adalah Ilham
Klitih dilakukan tidak hanya sekedar untuk Bayu Fajar yang masih duduk di bangku Sekolah
melukai sasaran saja, tetapi sampai menghi- Menengah Pertama (SMP) meninggal dunia
langkan nyawa. Sasaran pelaku klitih tidak setelah diserang oleh sekelompok orang tidak
hanya pelajar lainnya, tetapi juga masyarakat dikenal ketika melintas di Jalan Kenari, Kota
umum yang tidak tahu masalah. Umumnya Yogyakarta.Korban berboncengan dengan kakak-
klitih dilakukan pada malam hari disaat ak- nya, mereka perjalanan pulang dari main billiard
tifitas masyarakat berkurang. pukul 00.30 wib. Saat melintas di Jalan Kenari,
mereka tiba-tiba dikejar oleh sekelompok orang
dan diserang. Ilham yang saat itu membonceng
mengalami luka tusuk di bagian dada. Setelah
terungkap 7 pelaku klitih adalah remaja dengan
usia 1 orang 14 tahun, 2 orang 15 tahun, 1 orang
16 tahun, 1 orang 17 tahun, 1 orang 18 tahun,
dan 1 orang 20 tahun. Pelaku sebagian besar
masih pelajar/siswa.
Jurnal Ikatan Pustakawan Indonesia Vol.3, No. 1, Tahun 2018 | 35

4.2. Pembahasan gan masyarakat, sekolah, dan pemerintah


4.2.1 Mencegah Klitih Pada Siswa juga harus terlibat, termasuk aparat keaman-
Mencermati kasus klitih di Daerah an. Berbagai pendekatan solutif senantiasa
Istimewa Yogyakarta, baik pelaku terus dilakukan. Remaja didorong untuk
maupun korbanya sebagian besar adalah rema- melakukan aktifitas yang positif sesuai den-
ja usia siswa sekolah. Terlibatnya siswa dalam gan minat dan bakat dirinya, baik kegiatan
kasus klitih menunjukkan bahwa terjadinya seni, olah raga, sosial, kelompok belajar, atau
proses perkembangan pada remaja mengalami sejenisnya. Sebagaimana tercermin survey
pertumbuhan yang negatif. Merujuk Monks pada mahasiswa baru angkatan 2017/2018
(2002) hal ini dikarenakan terjadinya krisis Fakultas Kedokteran UGM dari 79 respon-
originalitas remaja, yaitu pada pemanfaatan den menyatakan bahwa 79 atau 100% tidak
waktu luang yang sering disebut sebagai pernah terlibat pada perbuatan klitih.
waktu pribadi remaja itu sendiri. Apalagi Tabel 2
didukung faktor eksternal iklim lingkungan Terlibat Dalam Kegiatan Klitih
yang tidak sehat, cenderung memberikan No Kegiatan Frekewensi Prosentase
dampak yang kurang baik bagi perkem- Klitih
bangan remaja dan sangat mungkin mer- 1. Ya 0 0
eka akan mengalami kehidupan yang tidak 2. Tidak 79 100%
nyaman, stres atau depresi. Dalam kondisi Jumlah 79 100%
seperti inilah, banyak remaja yang Sumber : Data Penelitian (2017)
meresponnya dengan sikap dan perilaku ku-
rang wajar dan bahkan amoral, seperti krimi- Berdasarkan data tersebut menun-
nallitas, meminum-minuman keras, penyalah- jukkan bahwa responden selama menjadi
gunaan obat terlarang, tawuran dan pergaulan siswa di SLTA tidak pernah terlibat dalam
bebas. Kondisi ini juga dipengaruhi situasi aktifitas klitih dan mereka fokus untuk
keluarga, sebagaimana diungkapkan Wirawan belajar. Mencegah klitih adalah dengan
(2017) , kekerasan memang tidak serta merta membangun karakter remaja agar memiliki
berawal dari rumah, tetapi dalam jati diri. Jati diri merupakan isu sentral pada
berbagai hal potensi untuk berkembangnya masa remaja yang memberikan dasar bagi
kekerasan perlu dikelola atau diredam dari masa dewasa. Dapat juga dikatakan sebagai
rumah. Sikap dan perilaku orangtua sangat aspek sentral bagi kepribadian yag sehat yang
berperan penting untuk memposisikan anak- merefleksikan kesadaran diri. Membangun
anak pada porsi sikap dan perilaku yang jadi diri remaja adalah dengan menguatkan
tepat dalam kehidupan bermasyarakat. posisi mereka sebagai siswa. Karakter siswa
yang baik terwujud dalam bentuk muncul-
Klitih tidak hanya sekedar kenakalan
nya kesadaran pada nilai-nilai moral atau
remaja biasa, tetapi sudah menjurus krimi-
konsep-konsep moralitas seperti kejuju-
nalitas yaitu ditandai banyak korban yang
ran, keadilan, kesopanan, dan kedisiplinan.
jatuh. Tahun 2016 ada 43 kasus, bahkan
Serta tumbuhnya kesadaran terhadap
membawa korban jiwa lebih dari satu, maka
tanggungjawab pribadi sebagai siswa, yaitu
pencegahan klitih menjadi tanggungjawab
adanya motivasi dan semangat kuat untuk
banyak pihak, sebagaimana diungkapkan
belajar.
Kapolda DIY klitih merupakan masalah
serius. Menurut Ulfa (2016), penyelesaian 4.2.2. Mewujudkan Budaya Baca Pada Siswa
kasus klitih harus dilakukan melalui pembi- Kasus klitih di Daerah Istimewa Yogya-
naan remaja secara lintas sektoral secara ber- karta bisa jadi sebagai cermin kondisi siswa
sama-sama. Penyelesaiannya tidak bisa hanya di Indonesia berkaitan dengan rendahnya
dilimpahkan kepada keluarga, tapi lingkun- minat baca. Sebagaimana diungkapkan oleh
36 | Jurnal Ikatan Pustakawan Indonesia Vol.3, No. 1, Tahun 2018

sastrawan Taufiq Ismail pada Rapat Kerja Tabel 3


Ikatan Pustakawan Indonesia, yaitu tra- Faktor Mendorong Kebiasaan Membaca
gedi nol besar siswa SLTA di Indonesia. No Kebiasaaan Frekwensi Prosentase
Dimana tingkat membaca siswa Indonesia Membaca
paling rendah dibandingkan dengan siswa 1 Orang tua 42 53,16%
dari negara lain. Beberapa penelitian juga 2. Guru 6 7,59%
ikut memperkuat pendapat tersebut, pene-
3 Teman 28 35,44
litian dari Perpustakaan Nasional Indone-
4. Saudara 3 3,80%
sia yang dilakukan pada tahun 2001, ten-
tang minat baca di kalangan siswa Sekolah Jumlah 97 100%
Dasar di DKI, NTB, Sulawesi Tengah dan Sumber : Data penelitian (2017)
daerah lainnya, bahwa dikalang siswa Seko- Pendekatan aktifitas membaca pada
lah Dasar ditemukan sebagian besar siswa siswa sebagai alternatif positif yang dapat
menggunakan waktunya untuk membaca digunakan untuk mengisi waktu-waktu lu-
setiap harinnya hanya 1 jam. United Nations ang yang dimiliki siswa dan sekaligus dapat
Educational, Scientific, and Cultural membentuk karakter. Hasil survey pada ma-
Organization (UNESCO) pada tahun 2011 hasiswa baru angkatan tahun 2017/2018
merilis data bahwa indeks minat baca di Fakultas Kedokteran UGM menunjukkan
Indonesia hanya 0,001. Artinya, dari seribu bahwa responden menggunakana waktu
(1000) penduduk, hanya satu orang yang luang yang dimiliki dengan membaca.
memiliki minat baca. Tabel 3
Untuk itu agar minat baca siswa dapat Memanfaatkan Waktu Luang
meningkat, maka perlu ada upaya-upaya
No Waktu Luang Frekwensi Prosentase
untuk mewujudkan. Sebagaiman diungkap-
1 Membaca 47 59,49%
kan Harris dan Sipay (Mujiati, 2001: 24)
satu diantara untuk mewujudkan minat 2. Rekreasi 10 12,66%
baca melalui institusional. Berasal dari luar 3. Olah Raga 7 8,86%
individu itu sendiri yang meliputi: (a) terse- 4. Bermain 15 18,99%
dianya buku-buku, (b) status sosial ekonomi, Jumlah 97 100%
(c) pengaruh orang tua, teman sebaya dan Sumber : Data penelitian (2017)
guru. Dengan demikian minat membaca Berdasarkan data tersebut menunjuk-
tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seorang kan aktifitas membaca 59,49% digunakan
siswa melainkan harus dibentuk. Perlu suatu untuk mengisi waktu luang. Hal ini wa-
upaya, terutama dari guru, orang tua, dan jar kalau responden masuk pada kelompok
teman sebagai lingkungan terdekat, untuk siswa berprestasi sehingga dapat diterima di
melatih, memupuk, membina, dan mening- jurusan favorit Program Studi Pendidikan
katkan minat baca. Hal ini sesuai dengan Dokter UGM. Melalui aktifitas memba-
hasil survey pada mahasiswa baru Fakul- ca dapat digunakan sebagai salah satu cara
tas Kedokteran UGM angktan 2017/2018 manusia untuk memperoleh ilmu penge-
bahwa kesukaan mereka membaca sebagian tahuan dan ketarampilan dalam berbagai
besar didorong oleh orang tua. bidang untuk memperbaiki mutu hidupnya
sesuai dengan perbaikan dan kemampuan in-
telektual dan spiritualnya.

KESIMPULAN
Klitih kekerasan yang dilakukan siswa di
Daerah Istimewa Yogyakarta bukan hanya ke-
Jurnal Ikatan Pustakawan Indonesia Vol.3, No. 1, Tahun 2018 | 37

nakalan remaja biasa, tetapi sudah mengarah Monks, F.J. 2002. Psikologi Perkembangan:
ke kriminalitas yaitu ditandai dengan jatuh- Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yog-
nya korban jiwa. Klitih terjadinya karena krisis yakarta: Gadjah mada University Press
originalitas remaja, yaitu pada pemanfaatan waktu Santrock, John W. 1999. Life-Span Develop-
luang. Hal ini juga didukung faktor eksternal ment. Chicago: McGrah-Hill College.
iklim lingkungan yang tidak sehat, cenderung Simamora, Bilson, 2004. Panduan Riset Perilaku
memberikan dampak yang kurang baik bagi Konsumen. Jakarta: Gramedia.
perkembangan remaja dan sangat mungkin
Ulfah. 2016. Puluhan Kasus Klitih Terjadi di
mereka akan mengalami kehidupan yang
DIY Sepanjang 2016, Diunduh http://
tidak nyaman, stres atau depresi. Mencegah
www.republika.co.id/berita/nasional/daer-
klitih dilakukan dengan melibatkan banyak pihak
ah/16/12/29/oiy40x291-puluhan-kasus-kli-
lintas sektoral, dengan melibakan orang tua,
tih-terjadi-di-diy-sepanjang-2016
guru, pemerintah, dan aparat kepolisian. Pence-
gahan klitih siswa didorong untuk melakukan Mujiati.2001. Hubungan antara Minat Baca
aktifitas-aktifitas yang positif. Satu diantaran- dengan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia
nya dengan membangun budaya baca pada pada Siswa Kelas V SD Se-Gugus III Keca-
siswa. Peran orang tua, guru, dan teman sangat matan Jetis Kota Yogyakarta. Skripsi.Yogy-
mempengaruhi dalam membentuk budaya baca akarta: KTP.
siswa. Melalui budaya baca dapat menumbuhkan Tim Penyusun. 2005. Kamus Besar Bahasa
jati diri siswa sebagai pelajar. Melalui membaca Indonesia Edisi ke III. Jakarta : Balai Pustaka.
digunakan sebagai cara siswa memperoleh ilmu Wirawan, Henny E. 2017. Panen Raya
pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai Kekerasan: Pola Pengasuhan Otoriter Pemic-
bidang, sehingga dapat berkembang intelekual unya. Majalah Psikologi Plus, Vol. 11, No.
dan spritualitasnya. 12: 19-23
SARAN
Penelitian lebih lanjut yang mendalam dan
komprehensif perlu untuk dilaksanaan, yaitu
dengan variabel yang lebih besar dan kompleks.
Sehingga dapat digunakan sebagai dasar kebija-
kan dalam penanganaan kasus klitih yang terjadi
di Daerah Istimewa Yogyakarta. Harapannya visi
Daerah Istimewa Yogyakrta 2030 sebagai kota
pelajar dan pariwisata dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Dimas Putu. 2015. Fenomena
Klitih. http://www.kompasiana.com/di-
masputu/fenomena-klitih_54f980dda-
33311fa728b46e0
Farida, Rahim. 2005. Pengajaran Membaca
di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hartinah, Sri. 2013. Metode Penelitian
Perpustakaan. Jakarta: UT.
Hurlock, Elizabeth. 1999. Perkembangan Anak
Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai