Disusun Oleh.
KELOMPOK 5
NO NIM NAMA
1 B011221300 MUH. NOER ARRIJALU
2 B011221321 MUH. FAUZAN ARDIKA SYAM
3 B011221307 WRIFTSAH QALBIAH
4 B011221335 M. HULAIVI
5 B011221314 ANDI PUTRI SHAHNAZ
6 B011221328 TASYA ZAHRA MAHARANI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja (anak muda) merupakan masa dimana menciptakan masa anak-anak ke
masa dewasa , yang telah mencakup semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan
memasuki masa dewasa . Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis
dan psikososial.
Artinya pemuda memiliki peran untuk menjadi pusat kemajuan bangsa itu sendiri.
Dalam hal ini dapat dilakukan melalui pembekalan perubahan lingkungan masyarakat,
baik secara nasional maupun daerah, menuju arah yang lebih baik di masa depan. Mirisnya
ialah seringnya terjadi kekerasan dan perkelahian antar kelompok yang terjadi pada
kalangan anak muda sehingga hal itu dapat mempengaruhi kualitasnya, sehingga dapat
berdampak pada masa depan bangs aitu sendiri.
Maka dari itu makalah ini dibuat untuk mengkaji dari beberapa aspek yang terjadi pada
persoalan ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas ialah
1. Bagaimana realita kekerasan dan perkelahian antar kelompok dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara?
2. Bagaimana dampak yang akan ditimbulkan dari tindakan kekerasan dan perkelahian
antar kelompok?
3. Bagaimana faktor yang dapat menyebabkan kekerasan dan perkelahian antar
kelompok?
4. Bagaimana solusi dalam menangani dan upayakan pencegahan permasalahan kekerasan
dan perkelahian kelompok?
C. Tujuan
Dapat mengetahui motif dari perilaku kekerasan dan perkelahian antar kelompok pada
anak muda yang memiliki dampak buruk bagi kedamaian social hingga berdampak pada
masa depan bangsa, sehingga mampu memberikan solusi didalam penanganan dari
kesenjangan tersebut.
BAB 2
PEMBAHASAN
Kelas sosial juga memiliki peran dalam kenakalan remaja. Meskipun kenakalan
remaja melingkup dalam berbagai kelas sosial, namun beberapa ciri kebudayaan dalam
kelas sosial yang rendah cenderung memicu kenakalan. Norma yang berlaku diantara
teman-teman sebaya dan geng dari kelas sosial yang rendah seringkali antisosial dan
berlawanan dengan norma yang ada pada masyarakat luas. Status dalam kelompok
teman sebaya ditentukan dari seberapa sering seorang remaja melakukan tindakan
antisosial dan tetap tidak dipenjara. Menjadi tangguh dan maskulin adalah salah satu
contoh status tinggi bagi mereka dari kelas sosial yang rendah, dan status ini sering
ditentukan berdasarkan keberhasilan remaja dalam melakukan kenakalan dan berhasil
meloloskan diri setelah melakukan kenakalan tersebut.
4. Cara pencegahan
Untuk hal seperti ini perlu dilakukannya suatu proses pencegahan atau Tindakan, yang
dapat menekan jumlah kasus seperti ini. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan ialah
1) Menjalin dan memperbaiki hubungan antar sesama
Saling berkunjung mengajak kerja sama atau membahas sesuatu yang positif, misal
membuat acara yang sifatnya melibatkan sekoloh-sekolah. Dalam konteks
masyarakat, memerlukan adanya sebuah kegiatan-kegiatan positif lainnya. Seperti
kegiatan Bakti Sosial, musyawarah dalam mengambil suatu tindakan, mengadakan
kegiatan rutinitas pengajian yang bersifat silaturahmi
2. Penguatan delegasi
Hal ini perlu dilakukan agar ketika adanya sebuah permasalahan maka delegasi itu
lah yang memperkuat akan pengambilan kesimpulan masalah tersebut. Terlebih
dalam membuat jera pala pelaku tawuran itu sendiri dengan hukuman yang akan
membuatnya jera dan enggan mengulanginya lagi dikemudian hari.
3. Mediasi
Membuka komunikasi antara kedua belah pihak.
4. Memperluas Pengetahuan Dalam Konteks Agama
Konteks ini akan menjadikan pertimbangan bagi pelaku tawuran tersebut sebelum
melakukan tawuran itu sendiri. Dimana ketika suatu kelompok ataupun individu
akan berpikir secara rasional maupun religius dalam tindakannya yang
mengakibatkan dia enggan untuk melakukan hal itu, tersebab dilarangnya oleh
agama karena mempunyai banyak kemudharatan ketimbang manfaatnya sendiri.
5. Menumbuhkan Karakter Bangsa Yang Seutuhnya
Kurangnya Karakter Bangsa pada masyarakat maupun anak sekolah ini
menjadikan pemicu terjadinya tawuran (peperangan). Jika hal ini diterapkan pada
setiap anak sekolah maupun masyarakat, niscaya kedamaian dalam menjaga nilai
kemerdekaan di tengah keberagaman akan sangat kuat. Karena karakter Bangsa
Indonesia adalah Bangsa Yang Mencintai Perdamaian Tanpa Kekerasan.
Cara menanggulangi
1) Memberikan Efek Jera
Memberikan efek jera kepada si pelaku agar dia merasa enggan untuk
mengulanginya kembali perbuatannya dikemudian hari.
2) Memberikan Penyuluhan Secara Efektif
Penyuluhan terkadang terabaikan oleh segelintir para petugas keamanan yang
mengamankan dan menangkap para pelaku tawuran. Mereka hanya memberikan
penyuluhan kepada pelaku dikala pelaku menjadi tersangka dalam tawuran itu saj,
namun selepas itu maka dia akan dibebaskan dan hanya diberikan beberapa
penyuluhan yang hanya beberapa menit saja. Tentunya hal ini bukalah menjadi
sebuah penyuluhan yang efektif untuk menyadarkan para pelaku. Semestinya para
aparat dalam memberikan penyuluhan tersebut mencoba menumbuhkan kesadaran
dalam jangka yang bisa dikatakan lama, agar dia sadar akan apa yang dilakukannya
itu tidak benar dan merugikan banyak orang disekelilingnya.
3) Memberikan Ruang Positif
Ruang ini lah yang menjadi penampung mereka sebagai mantan pencinta tawuran.
“Manusia tidak akan benar selamanya, namun manusia juga tidak akan salah
selamanya.” Dalam pasilitas ini yang akan mengembangkan potensi pada diri
mereka yang matanya telah tertutup gelap oleh gemerlap dunia tawuran. Seperti;
Adanya pasilitas atau lembaga yang menyediakan atau menampung para mantan
pecinta tawuran, dengan menggali potensi dalam dirinya dan
mengimplementasikannya pada masyarakat luas agar bisa bermanfaat untuk orang
banyak.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mereka hanya memberikan penyuluhan kepada pelaku dikala pelaku menjadi tersangka
dalam tawuran itu saja, namun selepas itu maka dia akan dibebaskan dan hanya diberikan
beberapa penyuluhan yang hanya beberapa menit saja. Semestinya para aparat dalam
memberikan penyuluhan tersebut mencoba menumbuhkan kesadaran dalam jangka yang
bisa dikatakan lama, agar dia sadar akan apa yang dilakukannya itu tidak benar dan
merugikan banyak orang disekelilingnya.
“Manusia tidak akan benar selamanya, namun manusia juga tidak akan salah
selamanya.”
Dalam pasilitas ini yang akan mengembangkan potensi pada diri mereka yang matanya
telah tertutup gelap oleh gemerlap dunia tawuran.Seperti; Adanya pasilitas atau lembaga
yang menyediakan atau menampung para mantan pecinta tawuran, dengan menggali
potensi dalam dirinya dan mengimplementasikannya pada masyarakat luas agar bisa
bermanfaat untuk orang banyak.
B. Saran
Perlunya penanaman karakter sejak dini, sehingga anak muda dapat melakukan
pertimbangan jika ingin melakukan sesuatu yang dapat merugikan dirinya maupun orang
lain. Hal ini diperlukannya peran aktif orang tua dan teman pergaulannya, dikarenakan
kedua unsur tersebutlah yang bisa mambawa pengaruh pada anak, baik itu pengaruh positif
maupun negatif. Jadi memilih teman pergaulan itu penting sebab salah satu pengaruh
terbesar itu datang dari teman itu sendiri.
• Abu Qilabah berkata :
Janganlah bertanya siapa dia tapi tanyakan siapa temannya
Karena setiap orang akan meniru temannya ]
• Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“(Agama) seseorang (dikenal) dari agama temannya maka perhatikanlah siapa
temanmu.” (As Shahihah 927)
• Ibnu Mas’ud berkata :
“Nilailah seseorang itu dengan siapa ia berteman karena seorang Muslim akan
mengikuti Muslim yang lain dan seorang kafir akan mengikuti orang kafir yang
lainnya.”
• Yahya bin Abi Katsir mengatakan, Nabi Sulaiman bin Daud Alaihis Salam bersabda
:
“Jangan menetapkan penilaian terhadap seseorang sampai kamu memperhatikan siapa
yang menjadi temannya.” (Al Ibanah 2/480 nomor 514)
DAFTAR PUSTAKA
Hasil Kutipan
Ni Made, S. &. (2020). Penyimpanganan Perilaku Remaja Di Perkotaan. KULTURISTIK:
Jurnal Bahasa Dan Budaya, , 4(2), 51–59.
https://doi.org/10.22225/kulturistik.4.2.1892