Anda di halaman 1dari 6

Nama : Almaida

NIM : 050619189

Mata Kuliah : Pengantar Sosiologi

1. Jelaskan jenis sosialisasi yang ketika tidak dilaksanakan maksimal, maka


bisa memicu terjadinya fenomena kekerasan yang dilakukan remaja di
Indonesia.

Sosialisasi adalah proses di mana seseorang belajar berperan dalam


masyarakat. Selama dalam proses sosialisasi ia akan mempelajari cara bekerja
sama dengan individu lainnya, mengikuti nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat, dan melaksanakan perannya sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan. Melalui sosialisasi maka kebudayaan akan dapat diwariskan ke
generasi berikutnya. Proses sosialisasi yang dialami oleh individu merupakan
suatu proses yang bersifat aris berinteraksi dengan tingkan yang bersifat ahli
membedakan proses sosialisasi yang berlangsung seumur hidup itu dalam dua
jenis dan dapat pula disebut dengan dua tahapan besar sosialisasi, yaitu sosialisasi
primer sosialisast i sekunder.

a) SOSIALISASI PRIMER

Menurut Peter Berger dan Luckman, sosialisasi primer mengacu pada


sosialisasi yang pertama kali dialami oleh individu pada masa kanak-kanaknya
ketika ia mulai menjadi anggota suatu masyarakat (Landis, 1986: 35).
Sosialisasi primer biasanya terjadi di lingkungan keluarga, di sini individu
tidak mempunyai hak untuk dapat memilih agen sosialisasi. Seseorang akan
secara otomatis dan tidak dapat menghindarkan dri untuk menerima dan
menginternalisasi cara pandang keluarga dalam melihat masyarakat. Selagi
proses sosialisasi primer berlangsung, referensi dari anak beralih dan spesifik
menuju yang lebih umum, misalnya anak memahami bahwa orang tuanya
secara spesifik menginginkan dia untuk tidak melempar makanannya ke lantai,
pada tahap berikutnya anak menjadi mengerti bahwa masyarakatlah yang
menginginkannya ntuk berperilaku menurut norma yang berlaku yaitu
menggunakan tata cara makan yang benar. Jadi melalui sosialisasi primer
dunia pertama individu di konstruksi atau di bentuk.Sosialisasi primer berhenti
ketika individu telah dapat mengambil peran generalized others, di mana
individu telah mampu berinteraksi dengan orang lain di luar keluarganya
karena ia telah memahami perannya sendiri serta peran orang lain dengan
siapa ia berinteraksi

b) SOSIALISASI SEKUNDER

Sosialisasi sekunder merupakan proses selanjutnya yang akan


memperkenalkan seseorang yang telah terisolasi tersebut ke dalam dunia lain
dari masyarakatnya dan biasanya berjalan dalam berbagai bentuk yang satu
sama yang lain saling berkaitan. Bentuk yang umum adalah proses
resosialisasi yang menekankan pada pengajaran sikap dan perilaku yang tidak
sama atau bertolak belakang dengan hal-hal yang pernah dipelajari oleh
seseorang di masa lalunya. Sehingga resosialisasi melibatkan pengajaran corak
kehidupan baru dan penyesuaian diri individu dengan sikap dan pola perilaku
yang baru pula. Resosialisasi akan lebih umum lagi terjadi pada kehidupan
orang dewasa di mana hal tersebut dapat terjadi dalam beberapa bentuk seperti
dalam mengikuti pelatihan untuk suatu pekerjaan. Proses resosialisasi tersebut
pada umumnya akan didahului oleh proses desosialisasi di mana seseorang
akan mengalami "pencabutan" dari diri yang lama dan kemudian "diberi" diri
yang baru dalam proses resosialisasi.

Jenis sosialisasi meliputi sosialisasi primer dan sekunder. Hal yang dapat
menyebabkan seorang anak untuk memicu terjadinya kekerasan atau terlibat
tawuran antara lain adalah dari lingkungan kelompok teman sebaya di mana
dalam kelompok tersebut telah disosialisasikan nilai-nilai kelompok yang
harus dipatuhi oleh semua anggota kelompok, meskipun ada di antara mereka
yang tidak setuju tindakan dari kelompok seperti tawuran, tetapi karena nilai
kelompok yang sudah menjadi fakta sosial yang bersifat mengikat anggota,
maka hal tersebut sudah menjadi suatu aturan yang harus ditaati.

2. Berikan analisis terbaik Anda terkait penyebab fenomena kekerasan yang


dilakukan remaja. Kaitkan jawaban Anda dengan materi agen sosialisasi!
Fenomena kekerasan yang dilakukan oleh remaja dapat disebabkan oleh
berbagai faktor. Salah satu faktor yang berperan penting adalah agen sosialisasi.
Orang atau kelompok yang sangat mempengaruhi kita dan konsep diri kita, sikap,
emosi disebut agen sosialisasi. Keluarga, sekolah, kelompok sebaya dan media
massa dapat menjadi contoh dari agen sosialisasi. Keluarga mengajarkan kita
nilai-nilai dasar dalam kehidupan. Sekolah adalah tempat kita bertemu dan belajar
bagaimana bersosialisasi dengan orang lain dengan latar belakang yang sangat
berbeda. Ini adalah di mana kita belajar hal-hal dan memberi makan rasa lapar kita
terhadap ilmu pengetahuan. Kelompok sebaya adalah lingkaran teman-teman
terdekat kita yang telah mempengaruhi kita dalam banyak hal. Mereka dapat
menjadi alasan mengapa kita memiliki beberapa kebiasaan buruk. Kelompok
sebaya dapat juga menjadi pengaruh yang besar bagi kita, dengan mereka kita
membahas suatu masalah ketika keluarga atau orang tua kita tidak dapat mengerti.
Agen terakhir adalah media massa. Ini sangat kuat karena dapat mempengaruhi
sikap kita, cara kita berpikir dan bisa terhipnotis kita dalam cara lain (Terj).

a) Keluarga. Keluarga merupakan agen sosialisasi utama dalam


kehidupan remaja. Keluraga yang harmonis memperngaruhi sikap dan
perilaku seorang remaja. Keluarga yang tidak memberikan pengawasan yang
memadai juga dapat mempengaruhi remaja untuk terlibat dalam kekerasan.

b) Sekolah. Lingkungan sekolah yang tidak aman, adanya bullying atau


pelecehan, kurangnya pengawasan dari guru dan staf sekolah, serta kurangnya
pendidikan tentang konflik dan penyelesaian masalah dapat
mempengaruhi remaja untuk terlibat dalam kekerasan.Sikap mandiri yang
dituntut dari seorang anak didik adalah dalam bentuk ia mampu mengerjakan
tugas-tugas sekolah secara mandiri dan bertanggung jawab. Bentuk kerja sama
yang terjalin antar murid akan dianggap melanggar peraturan yang sudah
diterapkan oleh sekolah, tetapi sepanjang kerja sama tersebut tidak
menimbulkan kecurangan maka akan diperbolehkan. Dalam sosialisasi yang
bertujuan menimbulkan sikap yang mandiri ini, anak diharapkan untuk dapat
belajar bertanggung jawab atas segala perilakunya yang nantinya akan
menjadi bekal untuk turun ke dalam lingkungan yang lebih luas yaitu hidup
bermasyarakat
c) Teman Sebaya. Jika remaja bergaul dengan teman-teman yang terlibat
dalam kekerasan atau memiliki sikap agresif, remaja cenderung terpengaruh
dan ikut terlibat dalam perilaku kekerasan. Peer Group mempunyai pengaruh
yang besar dalam perilaku dan nilai-nilai. Banyak studi yang menyatakan
bahwa individu terkadang mempunyai ikatan yang lebih dengan per group-
nya, di mana seseoramg memperoleh identitas dirinya serta mereka susah
untuk berprilaku yang menyimpang dari norma dan nilai peer group-nya.
Ketika peer group dihadapkan dengan perubahan sosial dan konflik dengan
lingkungan yang miskin ataupun juga lingkungan di mana banyak migran
yang secara leluasa masuk dan keluar, maka mereka akan membentuk suatu
kelompok untuk mempertahankan subkultur mereka yang terkadang juga
dengan penggunaan sarana- sarana yang ilegal.

d) Media Massa.Pesan-pesan yang disampaikan oleh media dapat membentuk


sikap pada penerima pesan, baik itu sikap yang pro atau kontra terhadap pesan
yang disampaikan. Penelitian yang dilakukan oleh Fullen dan Jacobs dengan
mengacu pada studi dari Banacira dan Walters tentang media televisi di
Amerika Serikat, dinyatakan bahwa acara televisi yang mengandung unsur
kekerasan menyebabkan munculnya perilaku agresif pada sejumlah remaja
dan dapat mempengaruhi remaja untuk meniru perilaku tersebut.

3. Hingga kini, stratifikasi sosial masih sering kali memicu terjadinya konflik
sosial. Mengenai hal ini, coba Anda analisis, stratifikasi sosial seperti apa
yang sering kali menyebabkan konflik sosial di Indonesia dan berikan
contohnya. Berikan jawaban orisinil dan berdasar pada data dalam berbagai
sumber.

Stratifikasi sosial adalah pembedaan anggota masyarakat berdasarkan


sttus yang di milikinya seperti kelas sosial, kekuasaan, status, agama, dan
ekonomi. Contoh-contoh konflik sosial yang disebabkan oleh stratifikasi sosial di
Indonesia :

a) Konflik Ekonomi, Ketidakadilan dalam distribusi kekayaan dan kesenjangan


antara kaya dan miskin dapat memicu ketegangan sosial.
Contohnya, konflik agraria antara petani dan perusahaan besar yang
mengakibatkan sengketa lahan dan kekerasan fisik.
b) Konflik Etnis, Diskriminasi, stereotip, dan prasangka terhadap kelompok etnis
tertentu dapat memicu konflik. Contohnya, konflik antara etnis Tionghoa dan
pribumi pada masa Orde Baru yang berujung pada kerusuhan dan kekerasan.

Konflik Agama, Ketegangan antara kelompok agama yang berbeda


dapat memicu konflik kekerasan. Contohnya, antara kelompok Islam dan
Kristen di Maluku pada tahun 1999-2002 yang mengakibatkan ribuan korban
jiwa.

Sumber Referensi
Dra.Prawitaningsih, M.Si. Modul 04 ISIP4110 Edisi 3 Hal 4.18-4.28 “Pengantar
Sosiologi” Materi tentang Sosialisasi. Penerbit niversitas Terbuka

Bambang Prasetyo, M.Si. Modul 05 ISIP4110 Edisi 3 Hal 5.19-5.22 “Pengantar


Sosiologi” Materi tentang Stratifikasi Sosial. Penerbit niversitas Terbuka

https://www.fokussolo.com › Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai