Anda di halaman 1dari 4

Nama : Shindy Novia Arlike

NIM : 050263428

Jawaban!
1. Ketika sosialisasi tidak dilaksanakan dengan baik, hal ini dapat memicu terjadinya
fenomena kekerasan yang dilakukan oleh remaja di Indonesia. Berikut adalah beberapa jenis
sosialisasi yang dapat mempengaruhi terjadinya fenomena kekerasan remaja
a. Sosialisasi Keluarga
Sosialisasi keluarga dilakukan dengan tujuan mendidik seorang anak dimulai dari masa
awal hingga terbentuknya kemandirian anak dan dibimbing pada masa pertumbuhannya
agar anak memiliki cara berperilaku, bersikap, hingga bertindak yang sesuai dengan
norma dan nilai yang ada dan berlaku di lingkungan masyarakat (Yulia, 2018). Pada
dasarnya, dalam membentuk suatu kepribadian seseorang, sosialisasi dapat
memengaruhi proses dalam pembentukan kepribadian, hal ini dikarenakan sosialisasi
memegang peranan yang penting, karena setiap individu dapat membentuk kepribadian
seseorang melalui proses sosialisasi itu sendiri (Fadli, 2016). Namun pada kenyataannya
sosialisasi yang tidak seutuhnya didapat dari orangtua kepada anak dapat menyebabkan
kepribadian anak yang tidak baik maka dari itu kita dapat menyimpulkan bagaimana
pentingnya dalam membentuk kepribadian anak sehingga dapat mengatur berbagai hal,
seperti hal baik dan buruk bagi kehidupan seseorang.
b. Sosialisasi di Sekolah
Sosialisasi di sekolah dilakukan dengan membimbing siswa tentang kebudayaan atau
tradisi yang berlaku di sekolah, dimana siswa harus dapat menyesuaikannya, agar ia
menjadi siswa yang baik di sekolah. Jadi, sosialisasi di sekolah dimaksudkan sebagai
suatu proses yang dapat membentuk kepribadian siswa sesuai dengan norma yang
berlaku di sekolah sehingga siswa tersebut dapat menyesuaikan diri dan bertingkah laku
seperti kebiasaan pada umumnya. Proses sosialisasi merupakan suatu proses
penyesuaian diri individu memasuki dunia sosial, sehingga individu dapat berperilaku
sesuai dengan standar pada masyarakat tertentu. Dalam hal ini ada beberapa lembaga
yang ikut serta dalam pendidikan sosial yang bertujuan untuk membentuk jiwa
sosialisasi pada individu salah satunya yaitu sekolah.
c. Sosialisasi Agama
Pada dasaranya proses sosialisasi agama adalah proses belajar untuk memahami dan
mengamalkan ajaran agama bagi anak dan anggota keluarga lainnya, menging,it ha!
yang utama yang dibutuhkan adalah pengalaman belajar dan pengalamannya bagi anak
di lingkungan keluarga,. untuk itu banyak kegiatan yang harus di lakukan dalam usah,
pembiasaan pola kehidupan, disiplin, kesehatan, kebersihan, tenggang rasa sesama,
pengalaman shalat lima waktu, berpuasa pada bulan ramadhan, berperilaku sopan dan
hormat kepada orang tua terhadap anak dan anggota keluarga lainnya, sebab orang tua
pada dasmnya dapat berperan sebagai pendidik yang bertanggung jawab terhadap anak-
anaknya.
d. Sosialisasi Teman sebaya
Teman sebaya dalam perkembangan sosial anak berperan sebagai agen sosialisasi yang
membantu membentuk prilaku dan keyakinan anak,. dengan tumbuhnya keyakinan
dalam diri anak yang didapatnya dari teman sebaya akan memberikan manfaat dan
pengaruh yang besar bagi perkembangan sosial anak. hubungan sosial seorang anak
sangat dipengaruhi oleh peranan dari teman sebayanya, hal itu dikarenakan jika salah
satu anak berbuat baik kepada temannya sehingga temannya pun senang dengannya dan
hal itu dilihat oleh anak lain maka iapun akan meniru sikap dari temannya tersebut.
Sehingga demikian sikapnya yang biasanya semau hatinya saja akan berubah, hal itu
dikarenakan jika sikap itu terus diperlihatkannya maka ia akan dijauhi oleh temannya
yang lain. Peneliti juga melihat bahwa teman sebaya sangat dibutuhkan oleh anak untuk
membantunya dalam berhubungan sosial, anak yang sebelumnya pendiam akan lebih
terbuka, dan anak yang tadinya kurang percaya diri akan bisa menjadi percaya diri
karena ia mendapat dukungan dari teman sebayanya.

2. Fenomena kekerasan yang dilakukan oleh remaja dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Salah satu faktor yang berperan penting adalah agen sosialisasi. Agen sosialisasi adalah
kelompok atau lembaga yang mempengaruhi individu dalam proses sosialisasi, yaitu
pembentukan nilai-nilai, norma, dan perilaku yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Berikut adalah beberapa analisis terkait penyebab fenomena kekerasan yang dilakukan
remaja dan kaitannya dengan agen sosialisasi seperti keluarga, sekolah, teman sebaya,
masyarakat, dan sosial media. Dalam analisis penyebab fenomena kekerasan yang dilakukan
remaja, agen sosialisasi memainkan peran penting. Keluarga, sekolah, teman sebaya, media,
dan masyarakat secara keseluruhan dapat mempengaruhi remaja dalam membentuk perilaku
kekerasan. Oleh karena itu, penting bagi agen sosialisasi untuk memberikan pendidikan
yang baik, pengawasan yang memadai, dan mempromosikan nilai-nilai positif serta
penyelesaian konflik yang sehat kepada remaja.
3. Stratifikasi sosial Secara teori maupun pandangan agama, bahwa semua manusia
mempunyai kondisi dan derajat yang sama, namun kenyataannya dalam kehidupan tidak
demikian. Manusia hidup dalam kelompok-kelompok sosial. Di Indonesia, stratifikasi sosial
yang kompleks sering kali menjadi penyebab konflik sosial. Berikut adalah beberapa contoh
stratifikasi sosial yang menyebabkan konflik sosial di Indonesia:
A. Stratifikasi Ekonomi
Ketimpangan ekonomi yang tinggi menjadi salah satu penyebab utama konflik sosial di
Indonesia. Ketidakadilan dalam distribusi kekayaan dan kesenjangan antara kaya dan
miskin dapat memicu ketegangan sosial. Contohnya, konflik agraria antara petani dan
perusahaan besar yang mengakibatkan sengketa lahan.
B. Stratifikasi Etnis
Indonesia memiliki keragaman etnis yang besar, dan perbedaan ini dapat menyebabkan
konflik sosial. Diskriminasi, ketidakadilan, dan ketegangan antara kelompok etnis dapat
memicu konflik. Contohnya, konflik antara etnis Tionghoa dan pribumi di masa lalu.
C. Stratifikasi Agama
Perbedaan agama juga dapat menjadi sumber konflik sosial di Indonesia. Ketegangan
antara kelompok agama yang berbeda, intoleransi, dan diskriminasi agama dapat
memicu konflik. Contohnya, konflik antara kelompok agama di Maluku dan Poso.
D. Stratifikasi Gender
Ketimpangan gender juga dapat menyebabkan konflik sosial di Indonesia. Diskriminasi
terhadap perempuan, kekerasan gender, dan ketidakadilan dalam akses terhadap sumber
daya dapat memicu konflik. Contohnya, konflik terkait pernikahan anak di beberapa
daerah di Indonesia.
E. Stratifikasi Pendidikan
Ketimpangan akses pendidikan juga dapat menyebabkan konflik sosial. Ketidakadilan
dalam akses pendidikan dan kesenjangan antara pendidikan perkotaan dan pedesaan
dapat memicu ketegangan sosial. Contohnya, konflik terkait akses pendidikan di Papua.
Konflik sosial yang disebabkan oleh stratifikasi sosial ini menunjukkan pentingnya
upaya untuk mengurangi ketimpangan dan mempromosikan keadilan sosial di
Indonesia.
Fadli, M. Peran agen sosialisasi dalam pembentukan perilaku Remaja di Desa Putik Kecamatan
Palmatak Kabupaten Anambas. Jurnal Elektronik Tugas Akhir Mahasiswa. 2016.

Sudarsono, Agus, dan Agustiana Tri Wijayanti. Pengantar Sosiologi, Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta, 2016.

Yulia, F. (2018). Peran keluarga bekerja dalam mensosialisasikan nilai agama pada anak di RT 02
RW 02 desa Tarai Bangun kecamatan Tambang kabupaten Kampar. JOM FISIP, 5(1), 1–14.

Zaitun. Sosiologi Pendidikan. Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2015.

Anda mungkin juga menyukai