Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1

Pengantar Sosiologi

Tutorial Online

NAMA : DIRDHA ELLY KUSUMA

NIM : 048469148

JURUSAN : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS TERBUKA

1. Berikan analisis Anda mengenai penyebab maraknya fenomena tawuran remaja di


Indonesia menggunakan salah satu dari tiga perspektif sosiologi (interaksionisme
simbolik/fungsionalisme structural/konflik).
Jawaban:

Tawuran merupakan permasalah sosial yang khas di dalam masyarakat perkotaan. Tawuran
telah banyak menyita perhatian publik, mengingat gejala ini selalu muncul di ruang publik.
Tawuran berbeda denngan konflik sosial perkotaan lainnya seperti konflik antarpendukung partai
politik atau konflik berlatar belakang SARA. Tawuran dalam tulisan ini akan diulas secara
singkat terutama dari sudut pandang Sosiologi, khususnya sosiologi perkotaan. Fenomena
tawuran remaja di Indonesia dapat dianalisis menggunakan perspektif sosiologi, seperti
interaksionisme simbolik, fungsionalisme struktural, atau konflik. Berikut adalah analisis
penyebab maraknya fenomena tawuran remaja di Indonesia menggunakan perspektif
fungsionalisme struktural:

Fungsionalisme Struktural

Perspektif fungsionalisme struktural melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang terdiri dari
berbagai bagian yang saling berinteraksi dan berkontribusi untuk menjaga keseimbangan sosial.
Teori Fungsionalisme Struktural juga mengatakan bahwa ketidakseimbangan yang terjadi karena
adanya tawuran dapat diatasi melalui dua cara, pertama melalui proses sosialisasi dan
resosialisasi, kedua melalui pengawasan sosial atau kontrol sosial. Sosialisasi dilakukan melalui
lembaga-lembaga yang terkati seperti lembaga pendidikan, ketika menangani dan mengantisipasi
tawuran antarpelajar. Sedangkan pengawasan sosial dilakukan dengan memperketat pengawasan
terhadap pelaku-pelaku tawuran seperti yang dilakukan oleh aparat hukum. Dalam konteks
tawuran remaja, fenomena ini dapat dipahami sebagai hasil dari ketidakseimbangan dalam
struktur sosial.

1. Ketidakadilan sosial: Ketidakadilan sosial, seperti kesenjangan ekonomi, pendidikan


yang tidak merata, dan ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya, dapat menciptakan
ketegangan dan frustrasi di kalangan remaja. Ketidakadilan ini dapat memicu tawuran
sebagai bentuk protes atau cara untuk mencari keadilan.

2. Kurangnya pengawasan dan perhatian: Kurangnya pengawasan dan perhatian dari


keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat membuat remaja merasa terabaikan dan tidak
memiliki arah yang jelas. Hal ini dapat menyebabkan mereka mencari identitas dan
kekuatan dalam kelompok-kelompok tawuran.

3. Pengaruh lingkungan: Lingkungan sosial yang terlibat dalam tawuran, seperti


lingkungan yang keras dan kekerasan yang diterima sebagai norma, dapat mempengaruhi
perilaku remaja. Mereka mungkin terpengaruh oleh teman sebaya atau kelompok yang
terlibat dalam tawuran.

4. Kurangnya alternatif positif: Kurangnya alternatif positif, seperti kegiatan olahraga,


seni, atau program pengembangan diri, dapat membuat remaja cenderung terlibat dalam
tawuran sebagai bentuk ekspresi diri atau pencarian identitas.

5. Media dan budaya populer: Media dan budaya populer juga dapat memainkan peran
dalam memperkuat fenomena tawuran remaja. Konten yang mengagungkan kekerasan
atau menggambarkan tawuran sebagai sesuatu yang keren dapat mempengaruhi persepsi
dan perilaku remaja.

Dalam perspektif fungsionalisme struktural, fenomena tawuran remaja di Indonesia dapat


dipahami sebagai hasil dari ketidakseimbangan dalam struktur sosial, ketidakadilan sosial,
kurangnya pengawasan dan perhatian, pengaruh lingkungan, kurangnya alternatif positif, serta
pengaruh media dan budaya populer. Untuk mengatasi fenomena ini, perlu dilakukan upaya yang
melibatkan berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah, untuk
menciptakan lingkungan yang lebih seimbang, memberikan perhatian dan pengawasan yang
cukup, serta menyediakan alternatif positif bagi remaja.

2. Jelaskan bentuk interaksi sosial yang muncul dalam fenomena tawuran remaja di
Indonesia.

Fenomena tawuran remaja di Indonesia melibatkan berbagai bentuk interaksi sosial yang
dapat mempengaruhi individu dan masyarakat secara luas. Berikut adalah beberapa bentuk
interaksi sosial yang muncul dalam fenomena tawuran remaja di Indonesia:

1. Konflik Antarindividu: Tawuran remaja sering kali melibatkan konflik antarindividu


atau kelompok. Interaksi ini ditandai dengan adanya benturan fisik, verbal, atau
nonverbal antara individu atau kelompok yang terlibat dalam tawuran. Konflik ini dapat
dipicu oleh perbedaan pandangan, nilai-nilai, atau kepentingan antara individu atau
kelompok yang terlibat.

2. Pertarungan Kepemimpinan: Dalam tawuran remaja, sering terjadi pertarungan untuk


memperebutkan posisi atau kekuasaan di antara kelompok-kelompok yang terlibat.
Individu atau kelompok yang ingin memperoleh dominasi atau pengakuan sosial akan
berusaha untuk menguasai atau memimpin kelompoknya dalam tawuran.

3. Solidaritas Kelompok: Tawuran remaja juga mencerminkan adanya solidaritas


kelompok. Individu atau kelompok yang terlibat dalam tawuran biasanya merasa terikat
oleh ikatan sosial, seperti persahabatan, keanggotaan dalam geng, atau identitas
kelompok tertentu. Solidaritas kelompok ini dapat memperkuat interaksi sosial dalam
tawuran.

4. Identitas Kelompok: Salah satu hal penting dalam sebuah kelompok adalah memiliki
identitas yang kuat. Remaja sering kali mencari identitas di dalam sebuah kelompok.
Mereka ingin diterima dan diakui oleh anggota kelompok lainnya.
5. Ego dan Emosi: Ego dan emosi juga memainkan peran besar dalam tawuran remaja.
Remaja yang belum mampu mengendalikan emosinya dengan baik cenderung mudah
terprovokasi dan terlibat dalam tawuran.
6. Influence Kata Teman Sebaya: Remaja sangat berpengaruh dengan lingkungan teman
sebaya. Jika teman sebaya banyak yang terlibat tawuran, remaja tersebut juga memiliki
kemungkinan besar untuk terlibat.

Penting untuk memahami bahwa fenomena tawuran remaja bukanlah satu-satunya bentuk
interaksi sosial yang terjadi di masyarakat. Upaya pencegahan dan penanggulangan tawuran
remaja perlu melibatkan berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, pemerintah, dan
masyarakat secara keseluruhan.

3. Uraikan pendapat Anda mengenai solusi yang kiranya tepat dalam menanggulangi
fenomena tawuran remaja. Kaitkan pendapat Anda dengan materi akomodasi dalam
interaksi sosial asosiatif.

Jawaban:

Menurut pendapat saya, Fenomena tawuran remaja merupakan masalah serius yang perlu
ditanggulangi dengan solusi yang tepat. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah melalui
pendekatan akomodasi dalam interaksi sosial asosiatif. Akomodasi dalam interaksi sosial
asosiatif adalah proses saling mengakui dan menghormati perbedaan serta mencari kesepakatan
bersama untuk mencapai tujuan yang lebih baik.

Pertama, penting untuk membangun kesadaran akan pentingnya akomodasi dalam masyarakat.
Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye sosial, seminar, atau diskusi kelompok yang
melibatkan remaja, orang tua, guru, dan tokoh masyarakat. Dalam kegiatan ini, penting untuk
mengedukasi remaja tentang pentingnya saling menghormati, memahami perbedaan, dan
mencari solusi bersama.
Kedua, perlu adanya peran aktif dari pihak sekolah dan keluarga dalam mengajarkan nilai-nilai
akomodasi kepada remaja. Sekolah dapat mengintegrasikan pendidikan akomodasi dalam
kurikulum, misalnya melalui mata pelajaran seperti pendidikan kewarganegaraan atau bimbingan
konseling. Keluarga juga dapat memberikan contoh dan mendukung remaja dalam
mempraktikkan nilai-nilai akomodasi dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, penting juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung akomodasi dalam
interaksi sosial asosiatif. Misalnya, pemerintah dapat menyediakan fasilitas dan ruang publik
yang memungkinkan remaja untuk berinteraksi secara positif, seperti taman, pusat kegiatan
remaja, atau klub olahraga. Dengan adanya tempat-tempat ini, remaja dapat saling bertemu,
berkomunikasi, dan membangun hubungan yang harmonis.

Dalam mengatasi fenomena tawuran remaja, solusi yang tepat adalah melalui pendekatan
akomodasi dalam interaksi sosial asosiatif. Dengan membangun kesadaran, mengajarkan nilai-
nilai akomodasi, dan menciptakan lingkungan yang mendukung, diharapkan remaja dapat belajar
untuk saling menghormati, memahami perbedaan, dan mencari solusi bersama.

Sumber Referensi

BMP Pengantar Sosiologi ISIP4110

https://www.pumanesia.com/bentuk-interaksi-sosial-yang-muncul-dalam-fenomena-tawuran-
remaja-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai