NIM : 051150737
UPBJJ : Surakarta
Jika dilhat dari perspektif sosiologi tawuran pada remaja termasuk kedalam perspektif
konflik. Perspektif ini membangun teori yang melihat masyarakat sebagai ketidaksamaan
yang menyebapkan konflik dan perubahan. Didasarkan atas ketidaksukaan terhadap
pandangan perspektif struktural fungsional yang menekankan pada solidaritas dan stabilitas.
Konflik ini dapat disebapkan oleh faktor-faktor seperti kelas sosial, ras, etnis, gender,
agama, dsb. Perspektif konflik menunjukan bahwa konflik dapat muncul akibat persaingan
untuk pengakuan, kehormatan dan kendai atas wilayah tertentu.
Dalam kasus ini konflik dapat disebapkan oleh berbagai faktor yang didasarkan atas
ketidaksukaan terhadap pandangan yang menekankan pada solidaritas, gengsi dan harga
diri. Ada juga beberapa faktor lain yang menyebapkan maraknya tawuran diantaranya:
a) ketimpangan sosial
b) ketidak stabilan lingkungan
c) pengaruh kelompok sebaya
d) pengaruh sosial dan budaya populer
e) kurangnya pengawasan dan pembinaan
f) serta budaya kekerasan.
Untuk penanggulangan tawuran hendaknya harus ada kerjasama dari berbagai pihak seperti
orangtua, sekolah, dan pihak-pihak lainnya. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya
untuk mengurangi ketidaksetaraan, mempromosikan inklusi sosial, dan mengawasi
pengaruh media dan budaya populer pada remaja. Solusi yang melibatkan penguatan materi
akomodasi dalam interaksi sosial asosiatif, diantaranya:
a) Memberi ruang terbuka atau media yang memadai untuk menyalurkan bakat atau minat
siswa, sehingga waktu luang yang adaa dapat digunakan untuk kegiatan yang positif.
b) Memberikan sosialisasi kepada remaja untuk menjauhi tawuran.
c) Mengembangkan program pelatihan dan pekerjaan khusus untuk remaja.
d) Melakukan promosi iklusi sosial dan kultural agar remaja merasa diterima dalam
kelompok sosial
e) Melakukan penanganan konflik dan mediasi.