Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

TUTOR : Ika Pasca Himawati, M.A

OLEH

NAMA : Harisa Silfi Nurhayati

NIM : 050761027

MATA KULIAH PENGANTAR SOSIOLOGI

(ISIP4110)

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TERBUKA

2023
Pertanyaan :

1. Berikan analisis Anda mengenai penyebab maraknya fenomena tawuran remaja di


Indonesia menggunakan salah satu dari tiga perspektif sosiologi
(interaksionismesimbolik/fungsionalisme structural/konflik).
2. Jelaskan bentuk interaksi sosial yang muncul dalam fenomena tawuran remaja di
Indonesia.
3. Uraikan pendapat Anda mengenai solusi yang kiranya tepat dalam menanggulangi
fenomena tawuran remaja. Kaitkan pendapat Anda dengan materi akomodasi dalam
interaksi sosial asosiatif.

Jawaban :

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tawuran adalah perkelahian massal
atau perkelahian yang dilakukan secara beramai-ramai. Pendapat lain mengatakan
tawuran adalah satu di antara kegiatan interaksi manusia yang saling merugikan,
karena satu pihak dengan pihak yang lain berusaha saling menyakiti secara fisik baik
dengan atau tanpa alat bantu. Kasus tawuran remaja ini marak terjadi di Indonesia.
Berikut penyebab maraknya fenomena tawuran remaja di Indonesia menurut salah
satu perspektif sosiologi, Simbolik Interaksionisme :
 Kontrol diri yang lemah
Kontrol diri merujuk pada ketidakstabilan emosi pada individu, emosi ini
meliputi mudah marah, frustasi, dan kurang peka terhadap lingkungan sosial.
Ketika menghadapi masalah, mereka cenderung melarikan diri atau
menghindarinya, bahkan lebih suka menyalahkan orang lain. Kalau pun
mereka berani menghadapi, biasanya akan memlih menggunakan cara yang
paling instan untuk memecahkan permasalahannya.
 Kurangnya Pengawasan Orang Tua
Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam mencegah kenakalan
remaja. Ketika orang tua tidak memberikan pengawasan dan perhatian yang
memadai, remaja cenderung akan melakukan perilaku agresif atau aktivitas
kriminal. Orang tua yang tidak perhatian dengan perkembangan lingkungan
anak akan membuat para remaja cenderung berteman dengan orang yang salah
lalu melakukan hal-hal yang tidak diizinkan oleh orang tua, sehingga pada
akhirnya memberikan dampak yang tidak diinginkan.
 Tekanan Teman Sebaya
Selain orang tua, teman sebaya juga merupakan agen sosialisasi yang punya
peranan penting dalam terjadinya aksi tawuran. Hal ini karena, anak-anak
lebih cenderung terlibat dalam perilaku berisiko atau kekerasan ketika mereka
bertindak sebagai sebuah kelompok. Tak hanya itu, remaja lebih cenderung
menjadi kasar atau agresif saat mereka merasa tertekan. Mereka juga mungkin
melakukan kekerasan untuk mempertahankan tempat mereka dalam grup.
Tekanan teman sebaya dapat membuat remaja terlibat dalam perilaku
pengambilan risiko.
2. Masa remaja adalah masa pencarian jati diri yang masih banyak melakukan
kesalahan. Beberapa bentuk interaksi sosial yang muncul dalam fenomena tawuran
remaja di Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut :

 Konflik Fisik, yakni dalam bentuk pukulan, tendangan, dan penggunaan


senjata tumpul atau bahkan senjata tajam. Konflik ini dapat menyebabkan
cedera fisik serius, bahkan kematian.
 Komunikasi Agresif, yakni penggunaan bahasa kasar, ancaman, dan ejekan
untuk menciptakan atmosfer konfrontatif.
 Provokasi, yakni bisa berupa ejekan, penghinaan, atau tindakan yang
dirancang untuk merangsang reaksi emosional dan memicu konflik.
 Mobilitas Sosial, yakni pergerakan fisik kelompok-kelompok remaja dari satu
lokasi ke wilayah lainnya.
 Identitas Kelompok, yakni bentuk interaksi sosial mengidentifikasi identitas
dari kelompok tertentu, seperti kelompok berdasarkan tempat tinggal atau
afiliasi sosial tertentu.
 Penggunaan Media Sosial, yakni bentuk interaksi sosial dengan memberi
pesan dan provokasi yang diposting online, sehingga dapat memicu konflik di
dunia nyata.
 Interaksi dengan Penonton, fenomena tawuran seringkali menarik perhatian
penonton, interaksi sosial ini dapat menciptakan tekanan tambahan dan
memengaruhi dinamika konflik.
 Intervensi Otoritas, yakni interaksi dengan pihak berwenang, seperti polisi
atau petugas keamanan.

3. Solusi untuk menanggulangi fenomena tawuran remaja dikaitkan dengan materi


akomodasi dalam interaksi sosial asosiatif adalah sebagai berikut :

 Penyediaan Akses Pendidikan yang Merata

Pendidikan adalah salah satu kunci yang dapat digunakan untuk meningkatkan
materi akomodasi. Dengan memberikan akses pendidikan berkualitas dan
merata, remaja memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan
peluang mereka di masa depan. Hal ini dapat mengurangi ketidaksetaraan
ekonomi dan meningkatkan interaksi sosial positif dalam komunitas.

 Program Pelatihan Kerja pada Remaja

Dengan program ini, remaja dapat memperoleh pengalaman kerja,


mempelajari keterampilan yang berguna sehingga menciptakan sumber daya
manusia yang berketerampilan. Program ini juga membantu mengurangi
waktu luang yang mungkin digunakan untuk tawuran.

 Penanganan Konflik dan Mediasi

Penting untuk memiliki mekanisme penanganan konflik dan mediasi yang


efektif. Ketika konflik timbul di antara kelompok remaja, intervensi yang tepat
dapat membantu menghindari eskalasi menjadi tawuran fisik. Pelatihan
mediasi dan penyelesaian konflik harus tersedia untuk remaja, dan mereka
harus tahu bahwa ada alternatif untuk kekerasan.

 Pengawasan Orang Tua

Pengawasan keluarga sangat penting, terutama dalam penggunaan gadget


anak. Selain banyak manfaat, penggunaan gadget yang mudah diakses sangat
mendukung adanya tindakan kriminalitas yang melibatkan anak. Anak-anak
memiliki watak keingintahuan yang tinggi, kerap kali terlibat dalam ajakan
yang menyimpang. Berbagai aksi kejahatan dengan korban pelajar sudah
seringkali terjadi. Oleh karena itu, pendekatan dan perhatian orang tua kepada
anak harus ditingkatkan. Jangan sampai peran orang tua tereduksi oleh
kehadiran gadget sehingga peran mendidik menjadi hilang.

Sumber :

- BMP ISIP4110 – Universitas Terbuka


- https://www.kompasiana.com/

Anda mungkin juga menyukai