NIM : 050331742
ISIP4110.157
Jawab:
Fenomena tawuran rejama di Indonesia dapat dianalisis menggunakan perspektif sosiologi, seperti
interaksionisme simbolik, fungsionalisme structural, atau konflik. Berikut adalah analisis
penyebab maraknya fenowena tawuran remaja di Indonesia menggunakan perspektif
fungsionalisme structural:
c. Pengaruh lingkungan: Lingkungan social yang terlibat dalam tawuran, seperti lingkungan
yang keras dan kekerasan yang diterima sebagai norma dan mempengaruhi perilaku
remaja. Mereka mungkin terpengaruh oleh teman sebaya atau kelompok yang terlibat
dalam tawuran.
d. Kurangnya alternatif positif: seperti kegiatan olahraga, seni atau program pengembangan
diri dapat membuat remaja cenderung terlibat dalam tawuran sebagai bentuk ekspresi diri
atau pencarian identitas.
e. Media atau budaya popular: media atau budaya popular juga dapat memainkan peran dalam
memperkuat fenomena tawuran remaja. Konten yang mengagungkan kekerasan atau
menggambarkan tawuran sebagai sesuatu yang keren dapat mempengaruhi persepsi dan
perilaku remaja.
2. Bentuk interaksi sosial yang muncul dalam fenomena tawuran remaja yang muncul di
Indonesia:
a. Interaksi social asosiatif
Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi yang terjadi antara individu atau
kelompok yang saling mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam konteks tawuran remaja, interaksi asosiatif terjadi dalam satu kelompok remaja
yang terlibat dalam tawuran. Mereka saling berkolaborasi dan berkoordinasi untuk
mengalahkan kelompok saingan.
Sebagai contoh, seorang siswa yang bersekolah di suatu sekolah mungkin akan terlibat
dalam tawuran dengan siswa dari sekolah lain. Mereka menginternalisasi simbol-
simbol tertentu yang mengidentifikasikan mereka sebagai kelompok tertentu, dan
mereka melihat kelompok lain sebagai outgroup yang harus dihadapi. Dalam hal ini,
interaksi asosiatif terjadi dalam kelompok remaja yang merencanakan dan
melaksanakan tawuran.
Penting untuk memahami dinamika kelompok ini dan apa yang mendorong interaksi
asosiatif ini. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya kelompok remaja
seperti ini, termasuk tekanan sosial, lingkungan, dan keinginan untuk mendapatkan
identitas sosial.
c. Konflik
Konflik adalah bentuk proses sosial yang terjadi antara perorangan atau kelompok
tertentu akibat adanya perbedaan paham, nilai, atau kepentingan. Dalam konteks
tawuran remaja, konflik terjadi antara kelompok remaja yang terlibat dalam tawuran.
Konflik ini dapat berdampak pada berbagai aspek, termasuk kerugian harta benda,
kerusakan sarana prasarana umum, dan bahkan cedera fisik yang serius.
Konflik dalam tawuran remaja sering kali dipicu oleh perasaan persaingan, dendam,
atau bahkan hanya karena provokasi. Hasilnya adalah kerusuhan dan tindakan
kekerasan yang merugikan banyak pihak, termasuk para remaja yang terlibat.
Untuk mengatasi konflik dalam tawuran remaja, diperlukan intervensi sosial yang
tepat. Ini termasuk pendekatan preventif, seperti pendidikan tentang penyelesaian
konflik dan pembinaan sosial, serta penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku
kekerasan.
Referensi:
Zulaika,Lili (2023). 3 Bentuk Interaksi Sosial Dalam Fenomena Tawuran Remaja Di Indonesia.
https: www.stodu.com