Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lintang Marcha Bonita

Nim : 050151592

Prodi : Ilmu Komunikasi

Tugas 1 Matakuliah Pengantar Sosiologi

Berikan analisis Anda mengenai penyebab maraknya fenomena tawuran remaja di Indonesia
menggunakan salah satu dari tiga perspektif sosiologi (interaksionisme
simbolik/fungsionalisme structural/konflik).

Jelaskan bentuk interaksi sosial yang muncul dalam fenomena tawuran remaja di Indonesia.

Uraikan pendapat Anda mengenai solusi yang kiranya tepat dalam menanggulangi fenomena
tawuran remaja. Kaitkan pendapat Anda dengan materi akomodasi dalam interaksi sosial
asosiatif.

1. Fenomena tawuran remaja di Indonesia dapat dianalisis menggunakan perspektif sosiologi,


seperti interaksionisme simbolik, fungsionalisme struktural, atau konflik.

penyebab maraknya fenomena tawuran remaja di Indonesia menggunakan perspektif


fungsionalisme struktural

> Perspektif fungsionalisme strukturalisme memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang
terdiri dari berbagai bagian yang saling berinteraksi dan berkontribusi untuk menjaga
keseimbangan sosial. Perspektif fungsionalisme struktural melihat tawuran sebagai suatu
gejala disfungsi dari struktur sosial dan sistem sosial. Selain melihat tawuran sebagai suatu
disfungsi, teori struktural fungsional juga melihat fenomena tersebut dari sisi lain sebagai suatu
yang juga bersifat fungsional, artinya dalam skala tertentu, tawuran memiliki fungsi-fungsi
tertentu yang dapat memperkuat struktur sosial. Misalnya, tawuran dapat mendorong
penyelenggara negara untuk merevitalisasi kembali norma-norma sosial yang ada dan mencari
solusi yang lebih komperhensif dalam menyelesaikan tawuran. Teori Fungsionalisme Struktural
juga mengatakan bahwa ketidakseimbangan yang terjadi karena adanya tawuran dapat diatasi
melalui dua cara, pertama melalui proses sosialisasi dan resosialisasi, kedua melalui
pengawasan sosial atau kontrol sosial. Sosialisasi dilakukan melalui lembaga-lembaga yang
terkati seperti lembaga pendidikan, ketika menangani dan mengantisipasi tawuran antarpelajar.
Sedangkan pengawasan sosial dilakukan dengan memperketat pengawasan terhadap pelaku-
pelaku tawuran seperti yang dilakukan oleh aparat hukum.
2. Fenomena tawuran remaja di Indonesia melibatkan berbagai bentuk interaksi sosial antara
individu atau kelompok.

> Tawuran remaja juga mencerminkan adanya kelompok solidaritas. Individu atau kelompok
yang terlibat dalam tawuran biasanya merasa terikat oleh ikatan sosial, seperti persahabatan,
persekutuan

dalam geng, atau identitas kelompok tertentu. Solidaritas kelompok ini dapat memperkuat
interaksi sosial dalam tawuran.

> Tawuran remaja sering kali melibatkan konflik antarindividu atau kelompok. Interaksi ini
ditandai dengan adanya benturan fisik, verbal, atau nonverbal antara individu atau kelompok
yang terlibat dalam tawuran. Konflik ini dapat dipicu oleh perbedaan pandangan, nilai-nilai, atau
kepentingan antara individu atau kelompok yang terlibat.

3. Menurut pendapat saya mengenai solusi yang tepat untuk menanggulangi fenomena tawuran
remaja

> Orang tua dan guru memiliki peran penting dalam membentuk sikap dan perilaku remaja.
Mereka dapat memberikan contoh yang baik dalam menghadapi perbedaan, mengajarkan nilai-
nilai toleransi, dan memberikan pemahaman tentang pentingnya kerugian dalam interaksi sosial.

> menegakkan hukum secara tegas terhadap pelaku tawuran

remaja.dapat memberikan efek jera dan memberikan sanksi yang sesuai dengan tindakan
mereka. penegak hukum harus diimbangi dengan upaya rehabilitasi dan reintegrasi sosial agar
remaja dapat belajar dari kesalahan mereka dan kembali menjadi anggota masyarakat yang
produktif.

> menciptakan lingkungan yang mendukung akomodasi dalam interaksi sosial asosiatif.
pemerintah dapat menyediakan fasilitas dan ruang publik yang memungkinkan remaja untuk
berinteraksi secara positif, seperti taman, pusat kegiatan remaja, atau klub olahraga. Dengan
adanya tempat-tempat ini, remaja dapat saling bertemu, berkomunikasi, dan membangun
hubungan yang harmonis.

Anda mungkin juga menyukai