Anda di halaman 1dari 2

Nama: Alisa Putri Maharani

NIM: 051623633
Prodi: Ilmu Komunikasi
Tugas 1 Sosiologi

1. Berikan analisis Anda mengenai penyebab maraknya fenomena tawuran remaja di


Indonesia menggunakan salah satu dari tiga perspektif sosiologi (interaksionisme
simbolik/fungsionalisme structural/konflik).
2. Jelaskan bentuk interaksi sosial yang muncul dalam fenomena tawuran remaja di
Indonesia.
3. Uraikan pendapat Anda mengenai solusi yang kiranya tepat dalam menanggulangi
fenomena tawuran remaja. Kaitkan pendapat Anda dengan materi akomodasi
dalam interaksi sosial asosiatif.

1). Tawuran antar remaja kerap kali terjadi di Indonesia, pertikaian atau bentrok antar remaja
yang biasanya disebabkan oleh berbagai macam alasan, seperti masalah wilayah, sekolah, hingga
masalah pribadi. Remaja yang terlibat dalam tawuran biasanya mencari identitas dan pengakuan
dari kelompok sebaya. Tentu saja banyak dampak dari tawuran ini, dampaknya pun tak hanya
dirasakan oleh pelaku tawuran, tetapi juga lingkungan sekitar, termasuk kerugian materi dan
potensi korban jiwa. Menyikapi fenomena ini, ada beberapa penyebab yang bisa dianalisis
menggunakan salah satu perspektif sosiologi, yaitu:
- Interaksionisme Simbolik
perspektif yang menekankan pentingnya simbol dan makna dalam interaksi sosial. Dalam
konteks tawuran remaja, aspek ini menjadi sangat relevan. Terkadang, tawuran remaja tidak
hanya tentang fisik, tetapi juga tentang pengakuan, status sosial, dan simbol-simbol kekuatan.
Dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan atau status di antara teman-teman sebaya, beberapa
remaja mungkin terlibat dalam tawuran. Mereka melihat tindakan ini sebagai cara untuk
membuktikan loyalitas terhadap kelompok mereka. Penyebab lain yang memengaruhi tawuran
remaja adalah media sosial. Di era digital, interaksi dan komunikasi melalui platform media
sosial dapat memperkuat identitas kelompok. Terkadang, perkelahian dan tawuran diposting di
media sosial sebagai bentuk perayaan atau pameran. Hal ini dapat memicu respons dari
kelompok lain, menciptakan lingkaran tawuran yang sulit dihentikan. Tawuran juga melibatkan
penggunaan simbol-simbol kekuasaan. Benda-benda seperti senjata, atribut kelompok, atau
bahkan tato dapat menjadi simbol kekuasaan yang digunakan dalam tawuran. Tindakan ini sering
kali dipicu oleh hasrat untuk mendominasi atau menunjukkan superioritas atas kelompok lain.
2). – interaksi sosial asosiatif
Bentuk interaksi yang terjadi antara individu atau kelompok yang saling mendukung satu sama lain untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks tawuran remaja, interaksi asosiatif terjadi dalam satu kelompok
remaja yang terlibat dalam tawuran. Mereka saling berkolaborasi dan berkoordinasi untuk mengalahkan
kelompok saingan.

- Interaksi sosial disosiatif


Bentuk interaksi yang terjadi karena adanya pertentangan antara kelompok atau individu. Dalam
konteks tawuran remaja, interaksi disosiatif terjadi antara kelompok remaja yang terlibat dalam
tawuran. Konflik antara kelompok-kelompok ini sering kali dipicu oleh perbedaan-perbedaan
tertentu, seperti perbedaan sekolah atau wilayah. Namun, interaksi disosiatif ini juga bisa menjadi
hasil dari konflik individu yang kemudian melibatkan kelompok lebih besar.
- Konflik
Bentuk proses sosial yang terjadi antara perorangan atau kelompok tertentu akibat adanya
perbedaan paham, nilai, atau kepentingan. Dalam konteks tawuran remaja, konflik terjadi antara
kelompok remaja yang terlibat dalam tawuran. Konflik ini dapat berdampak pada berbagai aspek,
termasuk kerugian harta benda, kerusakan sarana prasarana umum, dan bahkan cedera fisik yang
serius. Konflik dalam tawuran remaja sering kali dipicu oleh perasaan persaingan, dendam, atau
bahkan hanya karena provokasi. Hasilnya adalah kerusuhan dan tindakan kekerasan yang
merugikan banyak pihak, termasuk para remaja yang terlibat.

3). Akomodasi dalam konteks interaksi sosial asosiatif adalah suatu proses dimana individu atau
kelompok melakukan penyesuaian diri untuk mengurangi konflik dan meningkatkan pemahaman.
Dibawah ini adalah solusi untuk untuk mengatasi persoalan tawuran remaja dengan memperkuat materi
akomodasi dalam interaksi sosial. Diantaranya, yaitu:
- penyediaan akses pendidikan yang merata, dikarenakan Pendidikan sangatlah penting untuk
meningkatkan materi akomodasi. Dengan memberikan akses Pendidikan ini, Para remaja memiliki
kesempatan untuk meningkatkan peluang dan keterampilan mereka.

- Pengawasan terhadap pengaruh media sosial dan budaya popular, mengedukasi dan
mengontrol para remaja tentang media sosial dan budaya popular agar mereka dapat
mengidentifikasi pengaruh negatifnya.
- promosi inklusi sosial dan kultural, inklusi merupakan suatu nilai yang menekankan kesadaran,
pengakuan, dan penghargaan pada keberagaman yang ada di suatu komunitas, entah
keberagaman sosial (misalnya, suku atau agama) ataupun fisik (misalnya, disabilitas dan warna
kulit) (Alur & Timmons, 2009). Dengan demikian, apabila dikaitkan dalam konteks tawuran
remaja, para remaja perlu merasa diterima dan dihargai dalam kelompok sosial dan budaya
mereka. Program-program yang mempromosikan inklusi dan keragaman sosial dapat
mengurangi konflik identitas yang mendorong tawuran.

Referensi:
1. https://repository.unibos.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/5953/
Sosiologi_Hukum_Suatu_Pengantar.pdf?sequence=1&isAllowed=y
2. https://readmore.id/fenomena-tawuran-remaja-di-indonesia/
3. https://readmore.id/interaksi-sosial-dalam-fenomena-tawuran-remaja/
4. https://www.usd.ac.id/pusat/puskaloka/detail.php?id=18
5. https://www.dikasihinfo.com/pendidikan/98010596909/solusi-menanggulangi-
fenomena-tawuran-remaja-dengan-peran-materi-akomodasi-dalam-interaksi-sosial-
asosiatif?page=2

Anda mungkin juga menyukai