Anda di halaman 1dari 3

Nama : Bennedicta Praba Shinta Prodi : Ilkom

NIM : 051153037 Matkul : Pengantar Sosiologi


Fakultas : FHISIP Kelas : 109

1. Maraknya fenomena tawuran remaja di Indonesia dapat dianalisis dari perspektif


sosiologi konflik. Dalam konteks ini, konflik dapat didefinisikan sebagai
ketidaksetujuan atau perselisihan antara individu atau kelompok yang dapat
melibatkan tindakan fisik atau verbal. Beberapa penyebab maraknya tawuran remaja
di Indonesia yang berkaitan dengan konflik adalah sebagai berikut:
a. Ketidaksetaraan Sosial dan Ekonomi
Ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya seperti pendidikan, lapangan
pekerjaan, dan akses ke fasilitas publik dapat menciptakan konflik. Remaja yang
merasa terpinggirkan secara sosial dan ekonomi cenderung lebih rentan terlibat
dalam tawuran sebagai bentuk ekspresi ketidakpuasan.
b. Identitas dan Kepentingan Kelompok
Remaja sering kali mengidentifikasi diri dengan kelompok sosial tertentu, seperti
geng atau komunitas. Ketika identitas kelompok menjadi terlalu kuat, konflik
dapat muncul ketika kelompok-kelompok berbeda bersaing atau bertentangan satu
sama lain.
c. Perbedaan Agama, Suku, dan Pandangan Politik
Tawuran juga dapat dipicu oleh perbedaan agama, suku, atau pandangan politik.
Indonesia adalah negara dengan keragaman budaya dan agama yang besar.
Konflik antar kelompok dengan latar belakang yang berbeda seringkali
memunculkan tawuran. Perbedaan ini dapat menghasilkan ketegangan dan konflik
yang memicu tawuran.

2. Dalam tawuran remaja di Indonesia, interaksi sosial terjadi ketika remaja terlibat
dalam bentrokan atau pertikaian. Hal ini bisa berupa adu fisik, penggunaan kata-kata
kasar, atau bahkan serangan di dunia maya seperti penghinaan online (cyberbullying).
Remaja yang terlibat dalam tawuran ini umumnya berinteraksi dengan teman-teman
sebaya mereka, baik dengan cara terang-terangan di tempat umum maupun secara
diam-diam. Tujuan dari interaksi semacam ini biasanya adalah untuk meneguhkan
identitas kelompok mereka dan menunjukkan bahwa mereka lebih unggul daripada
kelompok lainnya. Keadaan ini mencerminkan bahwa hubungan antar remaja bisa
rumit, dipengaruhi oleh berbagai hal seperti tempat tinggal, keadaan ekonomi, dan
kebiasaan budaya mereka. Misalnya, tekanan dari lingkungan sekitar atau masalah
ekonomi bisa memicu tawuran. Oleh karena itu, untuk mencegah tawuran remaja,
penting bagi kita untuk memahami faktor-faktor ini dan mencari cara untuk
menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi para remaja di Indonesia.

3. Pendekatan solusi yang tepat dalam menanggulangi fenomena tawuran remaja dapat
melibatkan konsep akomodasi dalam interaksi sosial asosiatif. Akomodasi adalah
upaya untuk meredakan pertentangan dan mencapai stabilitas dalam hubungan sosial.
Beberapa pendekatan yang mungkin efektif adalah sebagai berikut:
Nama : Bennedicta Praba Shinta Prodi : Ilkom
NIM : 051153037 Matkul : Pengantar Sosiologi
Fakultas : FHISIP Kelas : 109

a. Mediasi
Mediasi melibatkan pihak ketiga yang netral untuk membantu memfasilitasi
dialog dan negosiasi antara pihak-pihak yang terlibat. Pendekatan ini
memungkinkan untuk penyelesaian masalah secara bersama-sama, dengan
mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan semua pihak yang terlibat.
Dengan demikian, mediasi dapat menjadi alat yang kuat dalam membangun
pemahaman dan mengurangi konflik di antara remaja yang terlibat dalam tawuran.
b. Intervensi Sosial
Intervensi sosial merupakan aspek penting dalam menangani fenomena tawuran
remaja. Dalam konteks ini, lembaga sosial, seperti lembaga pendidikan dan
organisasi masyarakat, dapat memainkan peran yang signifikan. Lembaga
pendidikan, misalnya, dapat memberikan program-program yang mempromosikan
keterampilan sosial, penyelesaian konflik, dan kepemimpinan yang positif kepada
remaja. Organisasi masyarakat juga dapat menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
komunitas yang mendorong kolaborasi dan interaksi yang lebih positif di antara
remaja. Melalui intervensi sosial yang tepat, remaja dapat diberdayakan untuk
berinteraksi dengan cara yang lebih baik, mengurangi potensi terlibat dalam
tawuran, dan mendukung perkembangan positif mereka dalam masyarakat.
Dalam penanganan tawuran remaja, konsep akomodasi menjadi dasar penting. Mediasi,
sebagai salah satu pendekatan, mencerminkan akomodasi dengan menghadirkan pihak ketiga
netral untuk membantu memfasilitasi dialog dan negosiasi. Ini memungkinkan akomodasi
kepentingan dan kebutuhan semua pihak terlibat, menciptakan pemahaman bersama dan
mengurangi konflik. Sementara itu, intervensi sosial juga melibatkan akomodasi dengan
melibatkan lembaga sosial seperti lembaga pendidikan dan organisasi masyarakat. Mereka
berperan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung akomodasi dengan memberikan
keterampilan sosial, penyelesaian konflik, dan kepemimpinan yang positif kepada remaja.
Selain itu, melalui kegiatan komunitas, intervensi sosial mendorong kolaborasi dan interaksi
yang positif di antara remaja, yang juga merupakan bentuk akomodasi. Dengan demikian,
kedua pendekatan ini, baik mediasi maupun intervensi sosial, mencerminkan aplikasi konsep
akomodasi dalam upaya menanggulangi tawuran remaja.
REFERENSI
Akhiruddin, S. P., & Rosnatang, S. (2018). STRATEGI.
Fauziah, A. (2023). Fenomena Tawuran Remaja di Indonesia: Analisis dari Perspektif
Sosiologi.
https://readmore.id/fenomena-tawuran-remaja-di-indonesia/#Perspektif_Konflik_Tawur
an_sebagai_Manifestasi_Ketidaksetaraan
Lintang, I. (2023). 5 Cara Mencegah Tawuran untuk Membangun Generasi Baru yang Lebih
Kuat. https://www.inilah.com/5-cara-mencegah-tawuran-untuk-membangun-generasi-
baru-yang-lebih-kuat
Materi INISIASI 3
Syawaludin, M. (2014). Memaknai Konflik Dalam Perspektif Sosiologi Melalui Pendekatan
Konflik Fungsional. Tamaddun: Jurnal Kebudayaan Dan Sastra Islam, 14(1), 1–18.

Anda mungkin juga menyukai