Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL ONLINE 1

PENGANTAR SOSIOLOGI

YUSNIA SAFITRI
051118032

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
1. Berikan analisis Anda mengenai penyebab maraknya fenomena tawuran remaja di Indonesia
menggunakan salah satu dari tiga perspektif sosiologi (interaksionisme
simbolik/fungsionalisme struktural/konflik).
Jawab:
Jika diambil dari perspektif interaksionisme simbolik, ini menekankan bagaimana interaksi
sehari-hari individu mempengaruhi adanya fenomena tawuran remaja di Indonesia. Para
teoritis seperti Mead, James, Dewey, Thomas, dan Cooley berpendapat bahwa anggota
masyarakat tidak didorong oleh kekuatan eksternal atau internal. Sebagian besar dianggap
sebagai representasi dari kemampuan manusia untuk bertindak tanpa pemikiran. Abraham
Maslow dalam teori motivasinya menyebutkan bahwa salah satu motivasi tindakan manusia
adalah untuk memperoleh pengakuan eksistensial dari sesamanya.
Di sinilah titik penting yang sering terlepas dari kesadaran kritis orang dewasa dalam menyoroti
fenomena remaja yang statusnya adalah sebagai pelajar. Sebagian besar dianggap sebagai
representasi dari kemampuan manusia untuk bertindak tanpa pemikiran. Faktor/penyebab
pemicu terjadinya tawuran antar pelajar tersebut, dapat dikategorikan menjadi dua, yakni faktor
internal yang berasal dari dalam diri pelajar dan faktor eksternal dari luar diri pelajar sebagai
remaja.
Faktor internal dari dalam diri remaja ini terdiri dari kondisi psikologis atau aspek psikologis
yang dimanifestasikan melalui proses internalisasi diri yang salah dalam menanggapi norma-
norma lingkungannya. Banyak fenomena tawuran remaja di Indonesia dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti tawuran antar remaja dimulai dari masalah yang sangat sepele. Misalnya, ketika
siswa menonton pertandingan atau konser, mereka dapat mengalami kerusuhan, bersenggolan
di bis, saling ejek, rebutan wanita, dan kadang-kadang saling menatap satu sama lain. Kata-
kata yang dianggap sebagai candaan bahkan dapat memicu tawuran karena siswa melihatnya
sebagai tantangan.

2. Jelaskan bentuk interaksi sosial yang muncul dalam fenomena tawuran remaja di Indonesia
Jawab:
Interaksi sosial adalah tindakan yang terjadi antara dua orang atau lebih yang saling
menentukan arah, tujuan dan cara tindakan kedua belah pihak. Berkaitan dengan arah dan
tujuan dari segala tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
interaksi. Gillian dan Gillian menggolongkan interaksi sosial atas interaksi sosial yang
prosesnya bersifat asosiatif/bentuk proses sosial yang mempersatukan mereka yang
berinteraksi dan disosiatif/bentuk proses sosial yang memecah mereka yang berinteraksi
(Soekanto. 2013)
Fenomena tawuran remaja ini mengacu pada interaksi sosial disosiatif: persaingan, kontroversi,
dan konflik. Dalam fenomena tawuran remaja, persaingan terjadi karena perjuangan individu
atau kelompok remaja untuk mendapatkan hasil kompetitif. Oleh karena itu, ada kontroversi
dalam fenomena tawuran ini, proses sosial yang terdiri dari persaingan dan pertentangan, atau
konflik sikap tindakan seperti menghalangi, menghasut, memfitnah, berkhianat, provokasi, dan
intimidasi yang menyebabkan tawuran. Terakhir, konflik adalah penyebab tawuran remaja. Ini
terjadi karena proses sosial antar individu atau kelompok yang memiliki perbedaan pendapat
dan kepentingan. Perpecahan ini menyebabkan pertikaian dan tawuran di antara mereka.
3. Uraikan pendapat Anda mengenai solusi yang kiranya tepat dalam menanggulangi fenomena
tawuran remaja. Kaitkan pendapat Anda dengan materi akomodasi dalan interaksi sosial
asosiatif.
Jawab:
Akomodasi dalam interaksi sosial dapat membantu kasus tawuran kenakalan remaja mencapai
kestabilan atau kelangsungan hubungan yang baik di antara sesama individu maupun
kelompok. Mendapat bimbingan yang baik serta dukungan sosial yang cukup dari
komunitasnya merupakan solusi. Memberi bimbingan kepada remaja untuk memahami apa
yang harus mereka lakukan saat melewati masa pubertas. Sebagai remaja, pelajar sangat
membutuhkan pengakuan akan keberadaannya di lingkungan sosialnya agar mereka dapat
mendapatkan perhatian dan penghargaan yang lebih besar dari lingkungannya. Peran penting
yang utama adalah pembinaan orang tua yang mana harus memiliki kemampuan untuk
memberikan pengawasan dan menanamkan dasar agama yang kuat pada anaknya untuk
membantu mencegah anak tawuran.

Referensi:
BMP MKDU4110 (Edisi 3)/Pengantar Sosiologi /Modul 2 KB 1/Halaman 2.6 - 2.9
BMP MKDU4110 (Edisi 3)/Pengantar Sosiologi /Modul 3 KB 2/Halaman 3.22 - 3.23
Soekanto, S. (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Frank F. Goble, Madzab Ketiga, Terjemahan, (Yogyakarta, Kanisius, 2000), hlm 39

Anda mungkin juga menyukai