Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkelahian kelompok antar siswa atau remaja adalah suatu bentuk tindakan
kekerasan atau agresi yang di lakukan oleh suatu kelompok remaja dengan kelompok remaja
yang lain dimana mereka berusaha untuk menyingkirkan pihak lawan dengan
menghancurkan atau membuat mereka tidak berdaya. Mengenai perkelahian antarpelajar
tingkat SMA/SLTA yang akibatnya tidak hanya mengganggu bagi keamanan dan ketertiban
umum melainkan juga membahayakan bagi pelajar itu sendiri.
Dalam perkelahian antar siswa, banyak anak remaja yang ikut mengambil bagian
dalam aksi-aksi perkelahian beramai-ramai antar kelompok atau geng dan antar sekolah.
Perkelahian kelompok antar remaja ini merupakan cermin secara mini perilaku masa remaja
saat ini disamping mencerminkan peningkatan ambisi dan pelampiasan rekasi frustasi
negative, sebab mereka merasa marah, tertekan, dan dihalang-halangi oleh masyarakat dalam
memainkan peran social. Biasanya perilaku mereka juga di dorong oleh kompensasi
pembalasan terhadap perasaan-perasaan inferior/min-pleks, untuk kemudian di tebus dalam
bentuk tingkah laku "melambung dan ngejago" guna mendapatkan perlakuan lebih
terhadapnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Devinisi perkelahian antar siswa
2. Penyebab perkelahian antar siswa
3. Dampak perkelahian
4. Pencegahan perkelahian

1.3 Tujuan
1. Mengetahui devinisi perkelahian antar siswa
2. Mengetahui penyebab perkelahian antar siswa
3. Mengetahui dampak perkelahian
4. Mengetahui pencegahan perkelahian

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Devinisi Perkelahian Antar Siswa


Perkelahian kelompok antar pelajar atau remaja adalah suatu bentuk tindakan kekerasan
atau agresi yang di lakukan oleh suatu kelompok remaja dengan kelompok remaja yang lain
dimana mereka berusaha untuk menyingkirkan pihak lawan dengan menghancurkan atau
membuat mereka tidak berdaya. Mengenai perkelahian antarpelajar tingkat SMA/SLTA yang
akibatnya tidak hanya mengganggu bagi keamanan dan ketertiban umum melainkan juga
membahayakan bagi pelajar itu sendiri.
Dalam perkelahian antar pelajar, banyak anak remaja yang ikut mengambil bagian dalam
aksi-aksi perkelahian beramai-ramai antar kelompok atau geng dan antar sekolah. Perkelahian
kelompok antar remaja ini merupakan cermin secara mini perilaku masa remaja saat ini
disamping mencerminkan peningkatan ambisi dan pelampiasan rekasi frustasi negative, sebab
mereka merasa marah, tertekan, dan dihalang-halangi oleh masyarakat dalam memainkan peran
social. Biasanya perilaku mereka juga di dorong oleh kompensasi pembalasan terhadap perasaan-
perasaan inferior/min-pleks, untuk kemudian di tebus dalam bentuk tingkah laku "melambung
dan ngejago" guna mendapatkan perlakuan lebih terhadapnya.
Tingkah laku kriminal yang terjadi pada remaja pada umumnya merupakan kegagalan
sistem kontrol diri terhadap implus-implus yang kuat dan dorongan-dorongan instinktif. Dengan
adanya implus-implus yang kuat, dorongan primitive serta sentiment-sentimen hebat, kemudian
mereka salurkan lewat perbuatan kejahatan, kekerasan dan agresi. Yang mereka anggap memiliki
nilai-nilai yang tinggi. Maka dari itu mereka merasa perlu memamerkan energy dan semangat
hidup mereka dalam wujud aksi bersama seperti perkelahian antar kelompok atau tawuran.
Adanya perasaan senasib dan sepenanggungan antara para remaja yang kurang kasih
sayang dan tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tua serta dari luar yang
kemudian terasa tersisih dari masyarakat, mereka akan merasa lebih berarti bila berada di tengah
kelompoknya. Remaja yang merasa bingung, kesepian, sengsara, dan tertekan batinnya karena
merasa selalu dihambat dan di haling-halangi keinginannya untuk memainkan peran social dan
ditolak oleh masyarakat memilih untuk bergerombol dengan remaja lain yang senasib
dengannya, kemudian mereka mencari dukungan moril guna memainkan peran social yang
berarti, dan memainkan peran social yang berarti dan melakukan kegiatan yang spektakuler
bersama-sama.
Karena itulah gerombolan atau kumpulan remaja tersebut senang berkelahi, atau
melakukan tawuran antar kelompok supaya lebih nampak dan untuk menonjolkan ego mereka.
Dengan demikian, Perkelahian kelompok antar remaja ini merupakan perilaku yang
menyimpang dan melanggar norma yang ada dalam masyarakat. Perkelahian kelompok antar
remaja ini menimbulkan berbagai dampak negative baik bagi para remaja yang terlibat dalam
perkelahian tersebut maupun masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya kepedulian dari pihak
keluarga, sekolah, maupun masyarakat untuk menanggulangi perkelian kelompok antar remaja.

2
2.2 Penyebab Perkelahian Antar Siswa
1. Kontrol Diri Lemah
Ketika menghadapi masalah, mereka dengan kontrol diri yang lemah akan memiliki
kecenderungan melarikan diri atau menghindarinya. Begitu pula lebih suka menyalahkan orang
lain dan ketika dituntut untuk menghadapi, mereka akan memilih cara yang mudah misalnya saja
tawuran.
2. Krisis Identitas
Memahami penyebab perkelahian antar siswa adalah ketika mereka mengalami krisis
identitas. Padahal sebenarnya, identitas diri bisa dibentuk dari pengalaman terhadap nilai-nilai
yang akan mewarnai kepribadiannya.
3. Rivalitas Antar Sekolah
Memahami penyebab tawuran pelajar adalah terjadinya rivalitas antar pelajar atau
hubungan buruk antar sekolah. Rivalitas umumnya dipicu oleh sentimen negatif diantara
keduanya. Inilah penyebab tawuran pelajar sebenarnya, ketika kedua rival dipertemukan, maka
tawuran akan sangat berisiko terjadi.
4. Pengawasan Kurang
Memahami penyebab tawuran pelajar adalah kurangnya pengawasan dari para orang tua
atau wali. Melakukan pengawasan pada remaja ini penting agar perilaku agresif dan aktif secara
kriminal tidak tumbuh.
5. Ketegasan Sekolah dan Pemerintah
Memahami penyebab tawuran pelajar adalah kurangnya ketegasan dari pihak sekolah dan
pemerintah untuk menangani. Sekolah atau lembaga pendidikan sangat memiliki peran kuat
dalam mencegah terjadinya tawuran dan alat menekan yang ampuh daripada penyebab tawuran
pelajar.
6. Pengaruh Media
Memahami penyebab tawuran pelajar adalah pengaruh dari media massa hingga media sosial.
Mengapa pengaruh media bisa menjadi penyebab tawuran pelajar?
Pengaruh media bisa menjadi penyebab tawuran pelajar adalah diungkap dalam penelitian
berjudul Research Institute of Moral Education, College of Psychology, Nanjing Normal
University, Nanjing, China.
7. Tempat Tinggal atau Lingkungan
Memahami penyebab tawuran pelajar adalah pengaruh dari tempat tinggal atau lingkungan
tinggal. Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), mengungkap
komunitas pemuda pemudi dengan kekerasan memengaruhi peluang ekonomi, tingkat kejahatan
yang tinggi, dan lingkungan yang tidak terorganisir secara sosial.
Tak hanya itu, penyebab tawuran pelajar adalah pengaruh tempat tinggal berhubungan erat
dengan keadilan jalanan. Remaja yang masih mengenyam pendidikan atau pelajar akan
cenderung mengamankan lingkungan tinggalnya dengan cara apapun apabila polisi tidak tegas.
Penyebab tawuran pelajar ini diungkap dalam penelitian yang dipublikasikan American
Psychologist. Saat memutuskan melindungi lingkungan tinggalnya, remaja atau pelajar dengan

3
emosional tidak stabil akan cenderung memilih kekerasan untuk mengatasinya. Inilah penyebab
tawuran pelajar yang harus dipahami.
8. Pengaruh Gengsi
Memahami penyebab tawuran pelajar adalah adanya gengsi dalam dirinya yang sangat tinggi.
Meski bukan diungkap berdasarkan penelitian, fakta lapangan menyebut penyebab tawuran
pelajar terutama laki-laki adalah pengaruh gengsi. Mereka yang memilih mundur dan memilih
cara aman saat mendapat tantangan akan dianggap sebagai pecundang atau cupu.
9. Tekanan Teman Sebaya
Memahami penyebab tawuran pelajar adalah tekanan teman sebaya, ini mirip dengan gengsi
yang sering dialami oleh remaja atau pelajar. Remaja yang sudah terbiasa melakukan kekerasan
sendiri, akan sangat merasa diberdayakan ketika berada dalam sebuah kelompok pertemanan
yang mendukungnya.
10. Sulit Menyesuaikan Diri
Memahami penyebab tawuran pelajar adalah ketika mereka sulit dalam menyesuaikan diri.
Adanya penyebab tawuran pelajar ini berasal dari dalam diri sendiri. Pelajar yang melakukan
tawuran umumnya dipicu penyebab adanya keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan
berbagai perubahan di kehidupannya.

2.3 Dampak Perkelahian


1. Dampak fisik
Dampak fisik tawuran pelajar sangat merugikan individu yang terlibat dan orang lain yang
ada di sekitar mereka. Tawuran pelajar seringkali melibatkan penggunaan senjata seperti
pisau atau senjata api, sehingga sangat membahayakan kesehatan dan keselamatan individu
yang terlibat. Cedera fisik, kematian, gangguan kesehatan jangka panjang, dan biaya
pengobatan yang tinggi adalah dampak fisik yang umum terjadi akibat tawuran pelajar.
2. Dampak psikologis
Selain dampak fisik, tawuran pelajar juga memiliki dampak psikologis yang serius. Trauma
dan ketakutan, gangguan mental, kecemasan, dan gangguan perilaku adalah beberapa
dampak psikologis yang dapat terjadi akibat tawuran pelajar. Terutama bagi individu yang
terlibat langsung dalam tawuran, dampak psikologis dapat berdampak pada kesehatan
mental dan perilaku jangka panjang.
3. Dampak akademik
Dampak akademik juga dapat terjadi akibat tawuran pelajar. Absen dan keterlambatan,
gangguan konsentrasi dan fokus, penurunan kinerja akademik, dan putus sekolah adalah
beberapa dampak akademik yang dapat terjadi akibat tawuran pelajar. Terutama bagi pelajar
yang sering terlibat dalam tawuran, peluang untuk mendapatkan pendidikan yang baik dapat
terganggu, bahkan sampai pada putus sekolah.
4. Dampak sosial dan moral
Selain dampak pada individu, tawuran pelajar juga memiliki dampak lingkungan sosial yang
luas. Tawuran pelajar dapat merusak reputasi dan martabat individu, meningkatkan
kekerasan dan kriminalitas, mengancam keamanan masyarakat, serta menurunkan rasa
kebersamaan dan solidaritas di lingkungan sosial.
Oleh karena itu, pencegahan terjadinya tawuran pelajar harus dilakukan dengan sungguh-
sungguh. Banyak pihak yang harus terlibat dalam pencegahan tawuran pelajar, seperti orang tua,
4
guru, dan masyarakat, dalam membentuk nilai dan sikap positif di kalangan pelajar. Selain itu,
pendekatan pencegahan dan penanganan kasus tawuran pelajar juga harus dilakukan dengan baik
dan terpadu antara sekolah, pihak keamanan, dan lembaga terkait lainnya.

2.4 Pencegahan Perkelahian


1. Pemberian sanksi tegas dari aparat hukum untuk siswa yang melakukan perkelahian.
Aparat hukum harus berani mengambil sanksi tegas sesuai keputusan bersama antara
pihak sekolah, dinas sosial, masyarakat.
2. Pemberian sanksi tegas dari sekolah untuk siswa yang melakukan perkelahian antar
siswa. Pihak sekolah harus membuat suatu peraturan yang benar benar akan diterima oleh
siswa yang melanggarnya.
3. Penanaman nilai dan tugas seorang pelajar dari tenaga kependidikan. Guru sebagai tenaga
pengajar dan pendidikan harus bisa menyelipkan pesan pesan kehidupan setiap kegiatan
mengajar belajar.
4. Pemberian nasehat untuk seorang pelajar dari keluarga maupun lingkungan masyarakat.
Nasehat-nasehat dari orang orang yang lebih berpengalaman tentu saja dapat membuat
hati atau pikiran seorang pelajar berubah tergantung pesan yang diberikan
5. Pengadaan sosialisasi antar sekolah. Mengadakan kegiatan kegiatan dengan tujuan
adanya keakraban antar sekolah untuk meminimalisir tawuran antar pelajar.
6. Perbanyak Silaturahmi
Dengan silaturahmi yang baik antara suatu kelompok atau individu. Tawuran biasanya
terjadi saat adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak atau adanya provokasi dari
pihak lain yang memicu terjadinya pertengkaran atau tawuran.
7. Adanya
Delegasi-Delegasi Kuat
Tawuran bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, bahkan pelaku tawuran sendiri tidak
hanya berlaku pada pelajar saja. Orang dewasa juga bisa terlibat dalam kegiatan tawuran.
Untuk mensiasati hal-hal tersebut diperlukan lembaga kuat yang dapat
3memberikan hukuman untuk mencegah terjadinya tawuran.
Misalnya, pihak sekolah bisa menerapkan aturan-aturan berat bagi pelajar-pelajar yang
terlibat dalam tawuran. Untuk masyarakat sosial, RT atau RW setempat bisa
mendiskusikan jenis hukuman tegas yang akan berlaku bagi warganya yang ikut tawuran.
Cara ini cukup efektif dan membuat jera para pelaku tawuran sehingga mereka jera dan
berpikir ulang untuk mengulangi perbuatan itu di kemudian hari.
8. Mediasi
Apabila sudah terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak, maka mediasi menjadi
langkah yang tepat untuk menenangkan emosi kedua belah pihak.
Dengan adanya pihak-pihak ketiga, kedua kelompok yang salah paham bisa meminta
pendapat, pemahaman, perspektif baru, dan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah itu
dengan baik-baik.
9. Memperl
uas Pengetahuan dalam Konteks Agama, Hukum dan Sosial
Baik di agama, hukum maupun norma sosial, tindakan kriminal tawuran atau menyakiti
orang lain tidak dibenarkan apapun alasannya. Maka dari itu, orang tua,
5
lembaga pendidikan, dan lingkungan sosial harus bisa memberi edukasi yang baik dalam
konteks agama dan hukum.
Hal ini sangat penting dilakukan supaya mereka bisa berpikir secara rasional saat
menyikapi masalah. Dengan begitu, mereka akan tumbuh menjadi kepribadian yang lebih
baik, dapat mengontrol emosi, dan berpikir lebih kritis untuk menyelesaikan masalah
tanpa baku hantam.
10. Menumbuhkan Karakter yang Kuat
Cara mencegah tawuran yang terakhir adalah mengedukasi anak-anak menjadi karakter
yang bijaksana dan cerdas. Hal ini bisa didapatkan melalui lembaga pendidikan seperti
sekolah. Meskipun begitu, orang tua juga memiliki kontribusi besar terhadap tumbuh
kembang karakter anak-anak mereka. Anak-anak mungkin tidak senang jika selalu
dinasihati oleh orang tua karena mereka biasanya menganggap nasihat itu adalah ocehan
orang tua. Alih-alih menasihati, cobalah untuk mendekati anak dan bertukar cerita
keseharian kalian. Biasanya cara ini cukup efektif untuk anak lebih terbuka kepada orang
tua.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam perkelahian antar pelajar, banyak anak remaja yang ikut mengambil bagian dalam
aksi-aksi perkelahian beramai-ramai antar kelompok atau geng dan antar sekolah. Perkelahian
kelompok antar remaja ini merupakan cermin secara mini perilaku masa remaja saat ini
disamping mencerminkan peningkatan ambisi dan pelampiasan rekasi frustasi negative, sebab
mereka merasa marah, tertekan, dan dihalang-halangi oleh masyarakat dalam memainkan peran
social. Biasanya perilaku mereka juga di dorong oleh kompensasi pembalasan terhadap perasaan-
perasaan inferior/min-pleks, untuk kemudian di tebus dalam bentuk tingkah laku "melambung
dan ngejago" guna mendapatkan perlakuan lebih terhadapnya.
Penyebab Perkelahian Antar Siswa :
1. Kontrol Diri Lemah
2. Krisis Identitas
3. Rivalitas Antar Sekolah
4. Pengawasan Kurang
5. Ketegasan Sekolah dan Pemerintah
6. Pengaruh Media
7. Tempat Tinggal atau Lingkungan
8. Pengaruh Gengsi
9. Tekanan Teman Sebaya
10. Sulit Menyesuaikan Diri
Dampak Perkelahian :
1. Dampak fisik
2. Dampak psikologis
3. Dampak akademik
4. Dampak sosial dan moral
Pencegahan Perkelahian
1. Pemberian sanksi tegas dari aparat hukum untuk siswa yang melakukan perkelahian.
2. Pemberian sanksi tegas dari sekolah
7
3. Penanaman nilai dan tugas seorang pelajar dari tenaga kependidikan.
4. Pemberian nasehat untuk seorang pelajar dari keluarga maupun lingkungan masyarakat.
5. Pengadaan sosialisasi antar sekolah.
6. Perbanyak Silaturahmi
7. Adanya Delegasi-Delegasi Kuat
8. Mediasi
9. Memperluas Pengetahuan dalam Konteks Agama, Hukum dan Sosial
10. Menumbuhkan Karakter yang Kuat

3.2 Saran
Alhamdulillah penulis ucapkan atas terselesainya makalah ini walaupun masih ada
kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapakn kritik dan saran dari pembaca yang
membangun untuk perbaikan makalah berikutnya.

8
9

Anda mungkin juga menyukai