Anda di halaman 1dari 3

BISMA MAULANA A.

XI IPA 1

BAB I
PENDAHULUAN 

A. Latar belakang
Tawuran sering terjadi dan dilakukan oleh sekelompok remaja sudah bukan hal yang biasa,
hal ini sudah sering kita dengar bahkan tidak asing lagi bagi telinga kita. apalagi di sekolah
menengah kejuruan (SMK) atau sering disebut dengan STM. Biasanya tawuran ini dilakukan
secara turun temurun yang dilakukan antar sekolah. Gejala sosial yang seperti ini sudah sangat
jelas melanggar norma dan nilai dalam masyarakat. Tawuran ini terjadi akibat  konflik antar satu
sekolah, entah karena perasaan solidaritas antar siswa dan sebagainya..
      Tawuran antar pelajar ini sangatlah menganggu ketertiban dan keamanan lingkungan
sekitarnya. Saat ini tawuran tidak hanya terjadi disekolah atau lingkungan sekitarnya tetapi
tawuran saat ini melakukan aksinya dijalanan dan menggunakan alat-alat bantu ( senjata
tajam). Yang dapat menimbulkan kerugian yang serius yang dapat mengakibatkan korban yang
tidak bersalah dan dapat merusaka benda-benda yag ada disekitar

BAB II
PEMABAHASAN
A. Definisi
Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang
meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Dan
“kelompok” adalah sekumpulan orang yang mengindetifikasi satu sama lain dan merasa bahwa
mereka saling memiliki. Suatu kelompok ketika dua atau lebih orang berinteraksi selama lebih
dari beberapa saat, saling mempengaruhi satu sama lain melalui beberapa cara, dan
memikirkan diri mereka sebagai “kita”. Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian
yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang
yang sedang belajar.
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai
salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal
perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik.

a.       Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka
untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan
masalah secara cepat.
BISMA MAULANA A.
XI IPA 1

b.      Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu
organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus
diikuti angotanya, termasuk berkelahi.
        Dari konflik ini dapat kita analisis dengan teori konflik Ibn Khaldun, ia membaginya menjadi tiga
perspektif. Pertama, perspektif psikologis yag merupakan dasar sentimen dan ide yang
membangun hubungan sosial diantara berbagai kelompok manusia (keluarga, suku, dan
lainnya). Kedua, fenomena politik yang berhubungan dengan perjuangan memperebutkan
kekuasaan dan kedaulatan yang melahirkan imperium, dinasti, dan negara. Ketiga, fenomena
ekonomi yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi baik pada tingkat
individu, keluarga, masyarakat maupun keluarga. Dengan teori ini kita dapat berpacu bahwa
tawuran dapat terjadi karena hubungan kelurga yang kurang dan lebih memilih untuk
berhungan dengan teman yang dapat membuatnya lebih nyaman sehingga timbullah rasa
solidaritas pada dirinya tehadap kelompoknya dan kemudian adanya keinginan penguasaan
wilayah yang diperjuangkan dengan melakukan kekerasan antar pelajar sekolah.  

B.     Penyebab terjadinya tawuran


Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu
permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan
pengkelompokkan berdasarkan hal-hal tertentu. Misalnya, kelompok anak-anak nakal,
kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin, pengkelompokan tersebut lebih akrab
dengan sebutan Gank. Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua
kelompok.

C.     Faktor terjadinya tawuran antar pelajar


Faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar dibagimenjadi dua, yaitu : faktor internal dan
eksternal.
1. Faktor intenal
A. Ingin menonjolkan kebenaran diri sendiri baik dihadapan temen sesekolah dan ataupun
dimata STM menjadi lawan.
B.  Ingin membalaskan rasa sakit hati, kepada orang yang melecehkan
C. Tidak mau direndahkan oleh teman-teman
2. Faktor ekstern
BISMA MAULANA A.
XI IPA 1

A. Bujukan teman
B. Dipicu sekolah lain
C. Sekolah lain menantang untuk ketemuan disuatu tempat

D.    Dampak tawuran
Adapun dampak dari tawuran yang dia rasakan antara lain adalah dampak positif dan negative
1. Dampak positif
a.       Merasa puas apabila mengalahkan lawan pada saat itu
b.      Diri dan komunitas dikatakan paling kuat, paling tangguh,paling kompak ,dan paling disegani
oleh pihak lawan apabila lawan telah dikalahkan
c.       Baik itu nama sendiri dan komunitas terkenal oleh pihak lawan apabila telah mengalahan lawan
tersebut.
d.      Bebas bergerak dan tidak terkekang apabila lawannya telah di kalahkan
e.       Tidak ada yang melecehkan lagi 

2. Dampak negative
a.       Kalau ketahuan dari pihak sekolah otomatis kena sanksi yang sangat berat (contohnya di
tampar,di pusap, di telanjangi dan di jemur 1 hari)
b.      Di marahi masyarakat karena mungkin meresahkan masyarakat merasa di resahkan
c.       Di tangkap polisi
d.      Apabila ketahuan oleh orang tua di asingkan dari keluarga dan menjadi gelandangan
e.       Dan yang paling patal bisa menyebabkan korban jiwa

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
      Tawuran adalah perkelahian secara massal yang dilakukan sekelompok pelajar antar
kelompok pelajar lainnya. Tawuran termasuk salah satu gejala sosial pada kenakalan remaja.
Gejala sosial yang seperti ini sudah sangat jelas melanggar norma dan nilai dalam masyarakat.
Tawuran ini terjadi akibat  konflik antar satu sekolah, entah karena perasaan solidaritas antar
siswa dan sebagainya. Tawuran antar pelajar merupakan gejala sosial yang serius yang dapat
mengakibatkan korban yang tidak bersalah dan dapat merusaka benda-benda yag ada disekitar.
Dan tawuran antar pelajar ini terjadi turun temurun pada sekolah tersebut. 

Anda mungkin juga menyukai