Anda di halaman 1dari 4

DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL

DEKADENSI MORAL (KENAKALAN REMAJA TAWURAN)

Nama : Zahra Khamida

Kelas :9c

No absen : 32

SMP NEGRI 02 TEGAL


KENAKALAN REMAJA-TAWURAN
Pengertian Kenakalan Remaja adalah suatu bentuk aktivitas, kegiatan, ataupun perbuatan yang
melanggar norma, ketentuan, dan peraturan hukum. Biasanya dilakukan oleh anak-anak berusia 13
sampai dengan 18 tahun. Para remaja ini melakukan tindakan tersebut karena didorong berbagai
faktor, ditambah dengan adanya kesempatan. Perbuatan mereka disebut dengan tindakan patologis
karena mereka melanggar norma hukum, dan berbuat diluar batas yang dapat merugikan keluarga,
lingkungan tempat tinggal dan juga orang lain.

Tidak semua kenakalan remaja dilakukan secara individual (sendiri). Tindakan ini juga sangat sering
dilakukan secara berkelompok. Ada beberapa kenakalan yang berakibat fatal dan bisa mendapatkan
sanksi hukum, atau bahkan sampai dipenjara.

Seiring perkembangan zamannya sekarang ini ada banyak jenis-jenis kenakalan remaja dari yang
paling ringan hingga tergolong bera.. Berikut ini adalah salah satu jenis kenakalan remaja di
lingkungan pelajar yaitu TAWURAN.

Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak
orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran
pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut
dilakukan oleh orang yang sedang belajar

Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu
bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat
digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik.

1. Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka
untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan
masalah secara cepat.

2. Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi
tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya,
termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang
diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja
akan cenderung membuat sebuah genk yang mana dari pembentukan genk inilah para remaja bebas
melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup
kelompok teman sebayanya. Seperti yang terjadi akhir-akhir ini, mahasiswa tawuran bukan saja antar
kampus tetapi terjadi juga di dalam satu kampus. Ini bisa terjadi karena kebiasaan buruk mereka
sebelum menjadi mahasiswa. Bibit-bibit kekerasan sudah tertanam begitu dalam sebelum mereka
melangkah kejenjang mahasiswa. Kembali lagi kepada latar belakang, mengapa pelajar begitu mudah
untuk melakukan tindak kekerasan tawuran, inilah penyimpangan-penyimpangan yang tumbuh subur
pada diri para pelajar. Mereka beralasan karena solidaritas pertemanan, di sinilah kekeliruan awal
yang harus cepat dibetulkan sehingga tidak berkembang menjadi suatu kebutuhan untuk melakukan
tawuran ini. Remaja atau generasi muda berada dalam dua paradigma yang saling bertolak belakang.
Di satu sisi remaja dianggap sebagai usia potensial di mana mereka mempunyai kelebihan energi,
berpikir tanggap, tangkas dan bermotivasi kuat. Di satu sisi masa remaja diasosiasian sebagai sumber
keributan, sumber pemasalahan sosial, dan pertikaian.

Kesimpulan :
Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya :

a. Faktor Internal

Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses
internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan semua pengaruh
yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu melakukan
adaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan
keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama
semakin bermacam-macam. Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam
memecahkan segala masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan ditimbulkan.
Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian.
Mereka biasanya mudah friustasi, tidak mudah mengendalikan diri, tidak peka terhadap orang-orang
disekitarnya. Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah
orang-orang sekelilingnya.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu :

1. Faktor Keluarga

Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orangtua diterapkan. Jika seorang anak
terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi
remaja maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari
keluarganya. Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan yang
dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak
menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi
setiap usia terutama pada masa remaja.

2. Faktor Sekolah

Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik namun juga pandai secara
akhlaknya . Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik.
Namun sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan
hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya disekolah tidak jarang ditemukan ada
seorang guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak muruidnya akhirnya guru
tersebut menunjukkan kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya.
Lalu disinilah peran guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang
baik.

3. Faktor Lingkungan

Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja. Seorang remaja
yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak
baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal
ini membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu
senggang oleh para pelajar disekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran.
Dampak karena tawuran pelajar

 Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu cedera
ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian
 Masyarakat sekitar juga dirugikan. Contohnya : rusaknya rumah warga apabila pelajar yang
tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga
 Terganggunya proses belajar mengajar
 Menurunnya moralitas para pelajar
 Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai

Antisipasi :

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi tawuran pelajar

 Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar


 Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti hadirnya
seorang guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar untuk
selalu bersikap baik
 Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari jati diri
 Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau dilingkungan sekolah untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat diwaktu luangnya. Contohnya :
membentuk ikatan remaja masjid atau karangtaruna dan membuat acara-acara yang
bermanfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau ekstrakulikuler
disekolahnya
Dalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar diatas, saran yang dapat saya
berikan antara lain :

 Keluarga sebagai awal tempat pendidikan para pelajar harus mampu membentuk pola pikir
yang baik untuk para pelajar
 Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan situasi yang kondusif
 Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik untuk
membantu para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala potensi yang
ada didalam dirinya

Namun, bagaimana jika kenakalan remaja tersebut terjadi di lingkungan sosial? Tentu saja para
pelakunya akan merugikan orang lain. Jika kenakalan remaja sudah sangat berbahaya maka sanksinya
adalah dipenjara. Tidak jarang pula dapat dikucilkan dari lingkungan sekitar yang bisa
membahayakan mental anak tersebut dikemudian hari.

Dengan mengetahui pengertian,contoh, dampak, serta cara mengatasi kenakalan remaja; kita
diharapkan dapat mengatasi permasalahan kenakalan remaja dan mengarahkan remaja ke arah yang
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai