Anda di halaman 1dari 12

TEORI-TEORI SOSIOLOGI PENDIDIKAN

DAN PENDEKATAN ALAM MEMBAHAS


PENDIDIKAN BERDASARKAN GEJALA-
GEJALA SOSIAL

Disusun Oleh
Lisnawati (20171510052)
Sindy N.S (20171510029)
Ulfa Riyani (20171510089)
Wati J. U (20171510025) KELOMPOK 1
PGSD-3C
Pengertian Sosiologi Pengertian Sosiologi

Menurut Undang-Undang No.23


Menurut Pidarta, M (2000: 145) Tahun 2003, (dalam Triwiyanto,
menyatakan bahwa Sosiologi 2014: 143) menyatakan bahwa
berasal dari bahasa Latin dan pendidikan adalah usaha sadar
Yunani yaitu kata “socius”yang dan terencana untuk
berarti kawan dan “logos” yang mewujudkan suasana belajar dan
berarti ilmu. Secara harfiah istilah proses pembelajaran agar peserta
“sosiologi” dapat diartikan ilmu didik secara aktif
tentang masyarakat. Sosiologi mengembangkan potensi dirinya
adalah ilmu yang mempelajari untuk memiliki kekuatan spiritual
hubungan antara manusia dalam keagamaan, pengendalian diri,
kelompok-kelompok dan struktur kepribadian, kecerdasan, akhlak
sosialnya. mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat
dan negara.
Pengertian Sosiologi Pendidikan

Menurut Damsar (2011: 9-11) menyatakan bahwa definisi


sosiologi pendidikan terbagi atas dua. Pertama Sosiologi
Pendidikan adalah suatu kajian yang mempelajari hubungan
antara masyarakat, yang didalamnya terjadi interaksi sosial,
dengan pendidikan. Dalam hubungan ini dapat dilihat
bagaimana masyarakat mempengaruhi pendidikan dan
sebaliknya. Kedua Sosiologi Pendidikan adalah pendekatan
sosiologis yang diterapkan pada fenomena pendidikan.
Pendekatan sosiologis terdiri dari konsep, variabel, teori,
dan metode yang digunakan dalam sosiologi untuk
memehami kenyataan sosial, termasuk didalamnya
kompleksitas aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan.
Teori-Teori Sosiologi Pendidikan

Teori Struktural
Fungsional

Teori Konflik

Teori Interaksionime
Simbolik
Teori Struktural
Fungsional

Menurut Sunarto (1993: 22)


menyatakan bahwa pemikiran
perspektif Struktural Fungsional
meyakini bahwa tujuan pendidikan
adalah mensosialisasikan generasi muda
menjadi anggota masyarakat untuk
dijadikan tempat pembelajaran,
mendapatkan pengetahuan, perubahan
perilaku dan penguasaan tata nilai yang
diperlukan agar bisa tampil sebagai
bagian dari warga negara yang
produktif.
Teori Konflik

Menurut Sumartono (2019: 5) menyatakan


bahwa Teori konflik adalah teori yang
memandang bahwa perubahan sosial tidak
terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang
membawa perubahan, tetapi terjadi akibat
adanya konflik yang menghasilkan kompromi-
kompromi yang berbeda dengan kondisi semula.
Teori ini didasarkan pada pemilikan sarana-sarana
produksi sebagai unsur pokok pemisahan kelas
dalam masyarakat.
Teori Interaksionime
Simbolik

Menurut Mariyanto, D., M dan Sunarto (2004: 14)


menyatakan bahwa menurut Teori Interaksi Simbolik,
kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia
yang menggunakan simbol-simbol, mereka tertarik pada
cara manusia menggunakan simbol-simbol yang
mempresentasikan apa yang mereka maksudkan untuk
berkomunikasi dengan sesamanya. Dan juga pengaruh
yang ditimbulkan dari penafsiran simbol-simbol tersebut
terhadap perilaku pihak-pihak yang terlihat dalam interaksi
sosial.
Menurut Soekanto, S (1999: 307) menyatakan bahwa
Gejala Sosial merupakan masalah sosial yang
Pengertian mempengaruhi dan disebabkan oleh tingkah laku manusia
itu sendiri. Masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial
Gejala dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan,
Sosial karena menyangkut tata kelakuan immoral, berlawanan
dengan hukum dan bersifat merusak.

Menurut Soekanto, S. (2003: 205) menyatakan


bahwa Tindakan Individu adalah perilaku
Pengertian seseorang yang bersangkutan maupun tidak
Tindakan bersangkutan dengan masyarakat yang dapat
mempengaruhi aksi sosial dalam masyarakat yang
Individu kemudian menimbulkan masalah-masalah.

Kolektif adalah sesuatu hal yang dilakukan secara


bersamaan dan dalam jumlah yang banyak.
Pengertian Sedangkan tindakan kolektif adalah sebuah
tindakan yang dilakukan sekelompok orang secara
Tindakan bersama-sama sebagai tanggapan spontan
Kolektif terhadap stimulus tertentu. Perilaku ini merupakan
perilaku menyimpang kebenaran dan tidak biasa.
Pengelompokkan Sosial

Menurut Mulyana, D (2007: 110) menyatakan bahwa


Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai
tujuan bersama yang berinteraksi satu dengan lain
untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu
dengan yang lain, dan memandang mereka sebagai
bagian dari kelompok tersebut. Sedangkan kumpulan
sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari
kumpuln individu-individu yng hidup bersama dalam
satu tempat. Adanya pengelompokkan sosial bertujuan
agar adanya pembagian tugas, struktur, serta norma-
norma tertentu yang berlaku dengan mereka.
Menurut Saidah, I (2016) menyatakan bahwa interaksi
Inter
aksi
antarindividu dan kelompok-kelompok manusia juga
Antar terjadi didalam masyarakat. Misalnya saja interaksi
indivi sosial yang terjadi antara seorang guru degan murid di
dual kelas. Lingkungan memiliki peranan penting dalam
dan interaksi antar individudan kelompok sosial. Lingkungan
Kelo
mpok
tersebut terbagi dalam beberapa kelompok yaitu
Sosial lingkungan fisik yang berupa alam, lingkungan sosial
dala berupa lingkungan tempat individu bertinteraksi.
m Lingkungan sosial terbagi dua yaitu lingkungan primer
Kehid dan lingkungan sekunder. Lingkungan sekunder terbagi
upan
lagi menjadi dua lingkungan yaitu lingkungan kehidupan
Masy
araka dalam masyarakat membuat individu sebagai makhluk
t sosial dan lingkungan kehidupan masyarakat membuat
wajah budaya bagi individu.
TERIMAKASIH
• Fifi : Contoh dari inetraksi yang dapat
membina dan mengembangkan kebudayaan
antara sekolah dan masyarakat?
• Desi : berikan contoh gejala sosial yang ada di
sekolah!
• Ghina : berikan contoh multi kepercayaan
yang ada di SDN 2 windusengkahan!
• Anggi : apa contoh tindakan individu dan
tindakan koletif di SD!

Anda mungkin juga menyukai