Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERKEMBANGAN ILMUAN

TROPOLOGI
(STUDI KASUS DI DESA CIKEUSAL)

Oleh kelompok 2:
Anggi Ayu Ningih (20171510014)
Lugi Prisilia Putri (20171510013)
Siti Aisah (20171510042)
Mawar Tifani (20171510021)
 
Pengertian Antropologi

• Menurut Koentjaraningrat (1996:13) menyatakan bahwa secara akademis,


antropologi adalah sebuah ilmu tentang manusia pada umumnya dengan
titikfokus kajian pada bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaan
manusia.Sedangkan secara praktis, antropologi merupakan sebuah ilmu
yang mempelajari manusia dalam beragam masyarakat suku bangsa guna
membangun masyarakat suku bangsa tersebut.
Perkembangan Antropologi
Menurut (Koentjaraningrat, 1996), menyatakan bahwa perkembangan
antropologidapat dibagi ke dalam 5 (lima) fase perkembangan:

Fase pertama (sebelum abad ke 18)

Fase kedua (sekitar pertengahan abad ke 19)

Fase ketiga (awal abad ke 20)

Fase keempat (sesudah tahun 1930-an)

Fase kelima (sesudah tahun 1970-an)


• Bahan-bahan tulisan, yang kemudian menjadi cikal
bakal karanganetnografi, banyak dihasilkan oleh para
Fase pertama (sebelum musafir, pelaut, pendeta, para pegawaijajahan, para
pegawai agama atau misionaris yang berasal dari
abad ke 18) Eropa.
• Pada umumnya mereka hanya menuliskan apa-apa
(Pada fase ini belum diketahui adanya yang dianggapnya menarik (aneh) di mata mereka
para tokoh antropologi.)
• Kelompok masyarakat ini juga dianggap masih murni,
jujur dan tidak mengenal kejahatan.
• para ilmuwan menyusun karya-karya etnografi yang
bahannya dikumpulkan dari berbagai karangan yang
dihasilkan oleh para musafir, pelaut, pendeta, para
pegawai jajahan, dan para pegawai agama atau
Fase kedua (sekitar misionaris yang pernah tinggal di luar masyarakat
pertengahan abad ke 19) Eropa.
• Kelompok masyarakat yang digolongkan ke dalam
tingkat yang paling tinggi atau beradab adalah
-tokoh penganut teori evolusi L.H.
Morgan masyarakat Eropa Barat pada masa itu.
-P.W. Schmidt • sedangkan tingkat yang paling rendah adalah
masyarakat yang hidup di luar Eropa Barat.
• Sudah mulai mempelajari pengertian tentang
masyarakat modern yang kompleks.
Fase ketiga (awal abad ke • antropologi sebagai ilmu yang praktis telah
20) berkembangpesat di Inggris terutama dalam
mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku
bangsa yang menjadi jajahan Inggris.
B. Malinowski & M. Fortes • Amerika Serikat juga memanfaatkan ilmu ini untuk
memahami masyarakat pribuminya, suku bangsa
Indian, yang pada waktu itu dianggap bermasalah
terkait dengan masalah integrasi social politik.
• Objek penelitian yang diperhatikan juga tidak terbatas
pada masyarakat yang dianggap masih primitif
(savage), tetapi telah berkembang dengan
memperhatikan masyarakat atau penduduk pedesaan
bukan saja di luar Eropa tetapi juga di dalam wilayah
Fase keempat (sesudah Eropa sendiri.
tahun 1930-an) • Pada fase ini, antropologi mempunyai dua tujuan:
• Tujuan akademis antropologi adalah untuk
memperoleh pemahaman tentang makhluk manusia
F. Boas (1858-1942), A.L. Kroeber, R.
Benedict, Margaret Mead dan R. Linton. pada umumnya dengan mempelajari beragam bentuk
fisik, masyarakat, dan kebudayaannya
• Tujuan praktis antropologi adalah mempelajari
manusia dan masyarakatnya yang beraneka ragam
tadi untuk keperluan membangun masyarakat yang
bersangkutan
Fase kelima (sesudah
tahun 1970-an) • Perkembangan antropologi pada era 1970-an masih
memperlihatka nperkembangan antropologi pada fase
4 di atas yang masih memfokuskan diri pada tujuan
akademis dan tujuan praktisnya, tetapi penekanan
terhadap kedua tujuan tersebut berbeda-beda di setiap
negara.
ANTROPOGI SOSIAL-BUDAYA

• Antropologi social-Budaya atau lebih sering di sebut antropologi budaya


berhubungan dengan apa yang sering disebut etimogi. Ilmu ini mempelajari
tingkah laku manusia, baik itu tingkah laku individu atau tingkah laku
kelompok.
Kajian antropologi budaya lebih menekankan pada empat
aspek yang tersusun:

1. Pertimbangan politik

2.Menyangkut hubungan kebudyaan


dengan kekuasan

3. Menyangkut antropologi budaya dalam


antropologi budaya

4. Preferensi dan pemikiran individual di mana terjadi hubungan antara


jati diri dan emosi, sebab antara kepribadian dan kebudayaan memiliki
yang erat.
PENGARUH BUDAYA
TERHADAP
PERKEMBANGAN
ANTROPOLOGI
• Menurut Koentjaraningrat (2003) menyatakan
bahwaperubahan kebudayaan dipengaruhi oleh proses
evolusi kebudayaan, proses belajar kebudayaan dalam
suatu masyarakat, dan adanya proses penyebaran
kebudayaan yang melibatkan adanya proses interaksi
atau hubungan antarbudaya.
Proses saling memengaruhi budaya terjadi melalui
proses akulturasi dan asimilasi kebudayaan

Asimilasi Kebudayaan
Menurut Pratiwi, P.H (tanpa tahun: 2) menyatakan bahwa asimilasi dapat didefinisikan
sebagai suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi
perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang- perorangan atau kelompok- kelompok
manusia dan juga meliputi usaha- usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan
proses - proses mental dengan memperhatikan kepentingan- kepentingan dan tujuan- tujuan
bersama.
Akulturasi Kebudayaan
Menurut Pratiwi, P.H (tanpa tahun: 3) menyatakan bahwa akulturasi
dapat didefinisikan sebagai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-
unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga
unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
Kebudayaan itu sendiri.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai