Anda di halaman 1dari 6

Nama : Aji Pratama Lubis

NIM : 210220044

Jurusan : Ilmu Politik

Mata Kuliah : Pengantar Antropologi

Tugas Review BAB 1 Pengantar Antropologi

BAB I

Asas-asas dan Ruang Lingkup Ilmu Antropologi

1. Perkembangan Ilmu Antropologi


- Fase pertama (sebelum 1800)
Pada fase pertama ini kedatangan bangsa Eropaa Barat ke Benua Afrika,
Asia, dan Amerika selama empat abad membawa pengaruh besar bagi ketiga
benua tersebut. Bersamaan dengan itu mulai terkumpul tulisa buah tangan
para musafir, pelaut, pendeta penyiar agama nasrani, penerjemah kitab injil,
dan pegawai pemerintahan jajahan dalam bentuk kisah perjalanan, laporan
dan sebagainya.  Dalam buku-buku tersebut terdapat berbagai pengetahuan
berupa diskripsi tentang adat istiadat, susunan, masyarakat, dan ciri-ciri fisik
dari beragam suku bangsa baik di Afrika, Asia, Oseania (yaitu kepulauan di
laut teduh) maupun suku bangsa Indian, penduduk pribumi Amerika. Bahan
deskripsi itu disebut ‘etnografi’.  Kemudian dalam pandangan kalangan
terpelajar di Eropa Barat timbul tiga macam sikap yang bertentangan terhadap
bangsa Afrika, Asia,Oseania, dan orang-orang Indian di Amerika tadi, yaitu:
a. Ada yang berpandangan bahwa bangsa itu bukan manusia sebenarnya,
melainkan mereka manusia liar,  keturunan iblis dan sebagainya.
b.   Ada yang berpendapat bahwa masyarakat bangsa-bangsa itu adalah
contoh dari masyarakat yang masih murni, belum mengenal kejahatan
dan keburukan seperti yang ada dalam masyarakat bangsa-bangsa
Eropa Barat waktu itu.
c.   Ada yang tertarik akan adat-istiadat yang aneh, dan mulai
mengumpulkan benda-benda kebudayaan dari suku-suku bangsa di
Afrika,Asia, Oseania, dan Amerika pribumi tadi itu. 
- Fase Kedua (pertengahan abad ke-19).
Pada fase kedua ini karangan-karangan etnografi tersebut tersusun
berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat.  Mereka menganggap bangsa-
bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan
menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya Pada fase ini,
Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan
kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang
tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
- Ketiga (permulaan abad ke-20).
Pada fase ketiga ini permulaan abad ke-20 sebagian negara penjajag di
Eropa berhasil untuk mencapai kemantapan kekuasaannya di daerah-daerah
jajahan luar eropa, pada saat ini ilmu antropologi sebagai suatu ilmu yang
justru mempelajari bangsa-bangsa terjajah diluar eropa itu menjadi sangat
penting,praktis, dan tujuannya dapat dirumuskan sebagai berikut: mempelajari
masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar eropa guna kepentingan
pemerintah kolonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat
masa kini yang kompleks.
- Fase Keempat ( sesudah kira-kira 1930)
Dalam fase ini ilmu antropologi mengalami masa perkembangannya
yang paling luas.  Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah
bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.
Pada masa ini juga terjadi perang dunia ke II yang mengakibatkan terjadinya
banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar
negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Pada fase keempat ini
memiliki dua tujuan yaitu tujuan akademikal dan tujuan praktisnya. Tujuan
akademisnya yaitu mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada
umumnya dengan mempelajari keragaman bentuk fisiknya, masyarakat serta
kebudayaannya sedangkan tujuan praktisnya yaitu mempelajari manusia
dalam keragaman masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku
bangsa itu.
2. Definisi Antropologi
Antropologi termasuk ilmu yang masih muda, oleh karenanya
menyebabkan bahwa tujuan dan ruang lingkupnya masih merupakan suatu
kompleks masalah yang sampai saat sekarang masih menjadi pokok
perbedaan paham antara berbagai aliran yang ada dalam kalangannya sendiri.
Antropologi juga dikenal dengan istilah lain seperti Ethnography, Ethnology,
Volkerkunde, Kulturkunde, Antropologhy, Cultural Antropologhy, dan Social
Antroploghy.
Koenjaraningrat dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Antroplogi”
(1966) menjelaskan bahwa secara akademis, antropologi adalah sebuah ilmu
tentang manusia pada umumnya dengan titik fokus kajian pada bentuk fisik,
masyarakat dan kebudayaan manusia. Sedangkan secara praktis, antropologi
merupakan sebuah ilmu yang mempelajari manusia dalam beragam
masyarakat suku bangsa guna membangun suku bangsa masyarakat tersebut.

Terdapat 5 masalah khusus dalam antropologi


1. Masalah sejarah asal dan perkembangan manusia atau evolusinya secara
biologi
2. Masalah sejarah terjadinya anekawarna mahluk manusia, dipandang dari
sudut ciri-ciri tubuhnya
3. Masalah sejarah asal, perkembangan dan penyabran anekawarna bahasa
yang diucapkan manusia
4. Masalah perkembangan, penyebaran dan terjadinya aneka warna
kebudayaan manusia diseluruh dunia.
5. Masalah mengenai azas-azasa dari kebudayaan manusia dalam kehidupan
masyarakat dari semua suku banghsa yang tersebar diseluruh muka bumi
masa kini.
3. Ilmu-Ilmu Bagian dari Antropologi
a. Paleo-antropologi
Ilmu yang meneliti bagian tentang asal-usul atau soal terjadiny dan
evolusi mahluk manusia dengan mempergunakan sebagai bahan
penelitian sisa-sisa tubuh yang telah membantu, atau fosil-fosil
manusia dari zaman dahulu, yang tersimpan dalam lapisan-lapisan
bumi yang harus di dapat oleh peneliti dengan berbagai metode
penggalian.
b. Antropologi Fisik
Bagian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai suatu
pengertian tentang sejarah terjadinya anekawarna manusia dipandang
dari sudut pandang ciri-ciri tubuhnya.
c. Etnolinguistik
Suatu ilmu bagian yang pada asal mulanya bersangkutan erat dengan
ilmu antropologi. Bahkan penelitiannya berupa daftar-daftar kata-kata.
Pelukisan tentang ciri dan tata bahasa dari beratus-ratus bahasa suku
bangsa yang tersebar di berbagai tempat di muka bumi.
d. Prehistori
Mempelajari tentang sejarah perkembangan dan penyeabran semua
kebudayaan manusia di muka bumi dalam zaman sebelum manusia
mengenal 1 huruf.
e. Etnologi
Ilmu yang mencoba mencapai pengertian mengenai azas-azas manusia
dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan
masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar
diseluruh muka bumi.
4. Metode Ilmiah dari Antropologi
Antropologi menjadikan berbagai cara hidup manusia dengan berbagai
macam sistem tindakan sebagai obyek penelitian dan analisis. Menurut
Koentjaraningrat, untuk mencapai suatu ilmu pengetahuan dibutuhkan suatu
metode ilmiah, karena tanpa metode ilmiah suatu ilmu pengetahuan hanya
sekumpulan pengetahuan tentang suatu gejala alam atau masyarakat. Suatu
kesatuan ilmu dapat dicapai setidaknya melalui tiga tingkat yaitu:
pengumpulan fakta,penentuan ciri umum dan verifikasi.

- Para tokoh sarjana Antropologi.


Para tokoh pada fase pertama :
1. A. Bastian, Ia pernah menulis tiga jilid etnografMengenai kebudayaan
suku-suku bangsa diIndonesia.
2. J.F. Laftau, Ia telah menulis sebuah etnografKlasik (1724) tentang
kebudayaan suku IndianYang hidup di daerah sungai tersebut.
3.N.N. Miklukho-Maklai, seorang bangsa Rusia adalahSeorang etnograf kuno
dari golongan ahli eksplorasi.
4. Thomas Stamford Rafes, ia menulis dua jilidEtnograf tentang kebudayaan
Jawa, terbit tahun 1817.

Para tokoh antropologi fase kedua:

1.Lewis Henry Morgan, Ia menulis berbagai bukuEtnograf, juga sebuah


karangan teoritis berjudulAncient Society(1877),MengenaiEvolusiMasyarakat
manusia berdasarkan data mengenaiSusunan masyarakat yang
dikumpulkannya diDaerah suku bangsa Indian tersebut, dibandingkanDengan
masyarakat berpuluh-puluh sukuBangsa lain di dunia.

2.P.W. Schmidtia

Para Tokoh Atropologi fase ketiga.

1. B.Malinowski
2. M.Fortes
3. A.R.Radclife-Brown.
Para Tokoh antropologi dalam fase perkembangan keempat:

1. Franz Boas
2. A.L.Kroeber
3. Tokoh ahli dalam ilmu antropologi psikologi atau etnopsikologi adalah
Ruth Benedict Margaret.

Anda mungkin juga menyukai