KB 3
SOSIALISASI
KB 3: SOSIALISASI
CPMK
POKOK-POKOK MATERI :
A. Pendahuluan
Apakah anda mengetahui arti pentingnya mempelajari sosialisasi? Setidaknya kita bisa
mengetahui bagaimana individu berinteraksi dengan mempelajari kebudayaan, nilai serta peran-
peran yang diharapkan.Berinteraksi bukan sekedar saling sapa namun juga saling memperhatikan
satu sama lain, diri sendiri dan dapat memahami posisi kita di masyarakat, dengan demikian maka
dapat memahami bagaimana cara kita berpikir dan bertindak terhadap orang lain, bagaimana
orang lain merespon terhadap tingkah laku diri kita?
Pernahkah anda membayangkan jika di lingkungan sekitar anda tidak ada sosialisasi
diantara anak dengan orang tua atau dengan masyarakat? Kemungkinan terbesar yang terjadi
adalah anak-anak tidak dapat mengerti nilai-nilai, norma-norma dan peran-peran
dalamlingkungan masyarakat. Maka ketika mulai beranjak remaja atau bahkan dewasa akan ada
kesenjangan diantara masyarakat sehingga yang akan terjadi orang-orang mengetahui bahwa anda
itu mempunyai perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya atau bahkan norma-norma
yang diharapkan, perilaku generasi berikutnya menjadi tidak sesuai atau buruk dengan generasi
terdahulu dan akan mengancam keberlangsungan atau perkembaangan sesuatu masyarakat. Tanpa
adanya proses sosialisasikehidupan sosial kita dalam masyarakat akan sulit untuk terjadi.
Oleh karena itu, diperlukan agen-agen sosialisasi yang meliputi keluarga, sekolah, teman
sebaya, televisi, rasio, koran, majalah dan lain-lain, bahkan kita semua dapat menjadi agen
sosialisasi bagi anak anda, saudara dan teman anda untuk berperilaku sesuai dengan apa yang anda
kehendaki.
B. Pengertian Sosialisasi
Apa yang dimaksud sosialisasi? Para sosiolog menjelaskan tentang sosialisasi adalah
proses dimana seseorang belajar untuk menyesuiakan diri dengan norma – norma sosial.
Sosialisasi sebuah proses yang memungkinkan masyarakat tetap bertahan dan terjadi transmisi
budaya dalam antar generasi (Abercrombie, Hill, Turner,2010 : 529) . Setiap individu akan
mengalami proses sosialisasi nilai-nilai, norma norma dan kebudayaan dari lingkungan sosial,
dalam hal ini kita tidak melihat bagaimana hasil dari proses sosialisasi itu karena setiap lingkungan
sosial atau masyarakat akan mempunyai sistem nilai yang berbeda-beda.
Menurut Cohen (1961) dapat dikatakan bahwa individu sebagai anggota masyarakat akan
selalu dijumpai suatu proses sosialisasi untuk mempelajari tata cara kehidupan untuk memperoleh
kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun
anggota kelompok.
Pengertian tersebut dilihat dari sudut pandang masyarakat sedangkan jika dilihat dari sudut
pandang individu maka sosialisasi merupakan suatu proses dimana seorang individu akan
memperoleh pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku yang berlaku dalam
kelompok atau masyarakat.
Pemahaman sosialisasi dapat dijelaskan dari pendapat yang dinyatakan oleh Yinger (1965),
yang menyatakan bahwa sosialisasi akan membentuk kepribadian seseorang. Mengacu pada
pemikiran Yinger, kepribadian atau personality, merupakan keseluruhan perilaku dariseorang
individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dalam serangkaian situasi
tertentu. (Horton,1987: 90). Hal tersebut berarti sistem kecenderungan tertentu ini bermakna
bahwa setiap individu akan memiliki pola perilaku yang masing-masing berbeda, hal ini dapat
menimbulkan persepsi yang berbeda tentang suatu pola perilaku, dimana suatu masyarakat akan
melihat pola perilaku masyarakat lain itu merupakan suatu penyimpangan karena berbeda dengan
nilai-nilai yang mereka miliki.
Gambar 1. Salah satu sosialisasi dalam peringatan World Rabies Day di Kota Semarang
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
2. Pengambilan Peran(Role Taking : The Significant Others dan The Generalizad Other
Setiap orang pasti memiliki pada massa anak-anak, bagaimana dengan masa anak-
anak anda? Sebagimana yang disampikan George Herbert Mead kegiatan yang penting
di kehidupan pada masa kanak-kanak adalah ketika bermain dan permainan (Kornblum,
2000: 134).
Gambar 3
Anda dapat melihat anak-anak yang sedang bermain adakalanya mereka berperan
sebagai ayah, ibu dan ada pula yang bermain sebagai anaknya. Atau ada yang berperan
sebagai insiyur, tukang kayu dan yang satu lagi sebagai pedagang yang sedang berjualan
makanan, atau seorang dokter yang sedang menolong seorang pasien yang diantar oleh
ibunya, semua peran itu dijalankan oleh anak-anak, setelah menentukan sendiri siapa yang
akan menjadi dokter, suster pasien ataupun ibu si pasien. Serta bagaiman jalannya cerita
masing-masing peran yang mereka mainkan.
Menurut Mead pengambilan peran oleh anak ini berkembang dalam beberapa tahap
dimana dalam setiap tahapan mereka akan memperoleh pemahaman keberadaan atas diri
atau self dan belajar bagaimana bertindak sebagai individu dalam masyarakat(Ritzer dan
Goodman, 2004).Dalam proses sosialisasi, pengambilan peran merupakan titik sentral
dalam pendekatan interaksionisme, karena pengambilan peran mengacu pada bagaimana
kita melihat situasi sosial dari sisi orang lain di mana dari dia kita akan memperoleh
respons.
Tahap-tahap tersebut meliputi :
a. Tahap Prepatory
D. Agen Sosialisasi
3. Sekolah
Gambar 8 Sekolah Sebagai Agen Sosialisasi
(https://www.suara.com/news/2017/09/18/121628)
Sekolah sebagai agen sosialisasi, sejak usia dini anak-anak disosialisasi oleh sistem
pendidikan yang bersifat nasional. Sekolah sesuai kurikulum yang berlaku mengajarkan
peserta didik. Sehingga yang diajarkan para siswa dan siswi bukan hanya membaca,
menulis, berpikir ilmiah dan budi pekerti, dan diajarkan pula bagaimana pola kehidupan
berkebangsaan yang sesuai dengan Pancasila sebagai dasar negara dan sekolah
mengajarkan juga bagaimana cara murid itu mengembangkan dirinya, mengevaluasi
prestasi murid malalui kompetisi, mendisiplinkan murid dan hal lainnya yang dianggap
perlu sebagai bekal bagi anak-anak untuk menghadapi kehidupan dalam masyarakat
sehingga diharapkan siswa siap untuk menghadapi persaingan antar individu.
Sekolah juga mengajarkan tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik
antara lain seperti mempunyai rasa handarbeni terhadap bangsanya, mempelajari proses
sejarah bangsanya termasuk kepahlawanan sehingga sejak dini sekolah dapat menciptakan
rasa cinta tanah air.
Berbagai jenis pekerjaan juga diajarkan di sekolah, sehingga anak-anak mulai
belajar berbagai peran pekerjaan di masyarakat dan kemudian mereka akan mempelajari
pekerjaan itu secara lebih formal. Oleh karena itu sekolah juga belajar secara utuh baik
tentang kepribadian, emosi,dan dengan kemampuan peningkatan kemampuan intelektual.
Menurut Dreeben (1968) terdapat 4 (empat ) aspek lembaga pendidikan (sekolah
hal-hal yang dipelajari dan dipahami oleh anak didik mencakup kemandirian
(independence), prestasi (achievement), universalisme (universalism) dan spesifisitas
(specificity) (Kamanto, 2000: 25).
Pertama, sikap Mandiri dengan sikap mandiri anak diharapkan untuk dapat belajar
bertanggung jawab atas segala perilakunya yang nantinya akan menjadi bekal ke dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Kedua semua sekolah akan selalu menuntut atau
mendorong murid-muridnya untuk selalu berprestasi, karena dengan berprestasi maka
anak akan belajar bersaing untuk mencapai keberhasilan. Dengan belajar bagaimana
upaya untuk mencapai preestasi dengan cara bersaing secara jujur, maka diharapkan anak
tersebut sudah mempunyai bekal kemampuan untuk berkompetisi masyarakat.
Dengan prestasi juga sekolah memotivasi murid-muridnya untuk menjadi yang
terbaik baik dalam kulikuler maupun ekstra kulikuler, karena dengan berprestasi maka anak
akan belajar bersaing untuk mencapai keberhasilan.
Ketiga, yang dipelajari adalah universalisme dari sekolah mengacu pada adanya
perlakuan yang sama untuk semua murid dan tidak ada pertimbangan apa latar belakang
masing-masing murid tersebut.
Keempat, Terakhir adalah spesifitas, dimana penilaian terhadap perilaku murid
dibatasi secara spesifik. Artinya, keberhasilan atau kegagalan dari murid pada satu bidang
pelajaran tidak mempunyai implikasi atau dampak pada pelajaran lainnya.
Menurut pandangan Dreeben bahwa sekolah merupakan suatu jenjang peralihan
antara keluarga dan masyarakat.
4. Media Massa
JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberikan teguran tertulis kepada
14 program yang disiarkan oleh televisi dan radio pada Kamis (5/9/2019). Ke-14 program yang diberi
sanksi adalah Program Siaran Jurnalistik “Borgol” GTV, "Big Movie Family: The Spongebob
Squarepants Movie" GTV, "Ruqyah" Trans 7, "Rahasia Hidup" ANTV, "Rumah Uya" Trans 7, dan
"Obsesi" GTV. Kemudian ada Promo Film "Gundala" TV One, "Ragam Perkara" TV One, "DJ Sore"
Gen FM, "Heits Abis" Trans 7, "Headline News" Metro TV, "Centhini" Trans TV, "Rumpi No Secret"
Trans TV, dan "Fitri" ANTV. KPI menilai ke-14 program itu melanggar aturan Pedoman Perilaku
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS) KPI tahun 2012. Jenis pelanggaran yang ditemukan
KPI dari ke-14 program tersebut bermacam-macam, yakni adanya muatan kekerasan, adegan
kesurupan, adegan horor, pemanggilan arwah, dan konflik pribadi. Selain itu ada dialog dan gerakan
sensual, ungkapan kasar, penayangan identitas pelaku pelecehan seksual, adegan berbahaya, privasi,
dan pelecehan status kelompok tertentu. Selain itu ada pula adegan kesurupan, penampakan
menyeramkan serta proses pemanggilan arwah di luar jam tayang sesuai peraturan. Hal itu sangat
bertentangan dengan SPS tentang pelarangan program supranatural, horor, dan mistik. Isi program
semacam itu mestinya diperuntukkan bagi khalayak dewasa bukan anak dan remaja. “Kami tidak
ingin muatan tersebut mendorong mereka percaya pada kekuatan paranormal, klenik, dan praktik-
praktik seputar supranatural," ujar Wakil Ketua KPI Pusat Mulyo Hadi Purnomo melalui keterangan
tertulis yang dikutip Kompas.com, Rabu (11/9/2019). "Perlindungan terhadap kepentingan tumbuh
kembang psikologis dan perilaku anak-anak remaja harus dijaga,” lanjut dia.
dihttps://entertainment.kompas.com/read/2019/09/11/095903010/kpi-beri-sanksi-14-program-
siaran-tv-dan-radio?page=all.
Penulis : Tri Susanto Setiawan, Editor : Kistyarini
Media massa merupakan alat efektif untuk menyampaikan pesan yang dapat menjangkau
sejumlah besar khalayak atau tidak dibatasi oleh wilayah geografis. Misalnya, peristiwa
tentang jatuhnya rezim Orde Baru yang juga diketaui oleh negara lain, inilah jasa media
massa yang menyebarkan pesan ke seluruh Indoneisa bahkan ke seluruh dunia.
Pesan-pesan yang disampaikan oleh media dapat membentuk sikap penerima
pesan, baik itu sikap yang pro atau kontra terhadap pesan yang disampaikan. Oleh karena
itu, KPI memberikan peringatan ke empat belas acara penyiaran baik di telivisi dan radio
Penelitian yang dilakukan oleh Fullem dan Jacobs dengan mengacu pada studi yang
dilakukan Banacira dan Walters tentang televisi di Amerika Serikat, dinyatakan bahwa
acara televisi yang mengandung unsur kekerasan menyebabkan munculnya perilaku
agresif pada sejumlah anak yang menonton.
Anda dapat mencari contoh lainnya tentang dampak media massa antara lain media
televisi di Indonesia, fenomena tentang contoh yang berjudul KPI Beri Sanksi 14 Program
Siaran TV dan Radio", menyebabkan semua lapisan masyarakat ramai memperbincangkan
fenomena tersebut sehingga menimbulkan kelompok orang yang mendukung dengan
argumentasi bahwa acara yang disiarkan tersebut adalah bagian dari kreatifitas seseorang
yang selayaknya harus dihormati dan bukannya dihujat. Tetap disisi lain ada yang
mengaitkannya dengan nilai dan norma sehingga ada kelompok yang menyatakan ke 14
siaran tersebut itu tidak sesuai dengan nilai-nilai kesopanan yang dijunjung oleh
masyarakat Indonesia serta tidak sesuai juga dengan nilai agama.
Terlepas dari bagaimana sikap masyarakat, yang harus anda ketahui bahwa gambar
yang ditayangkan oleh media televisi itu telah meresosialsasi suatu simbol pada
pemirsanya sehingga memunculkan sikap yang beragam dari masing-masing individu
terhadap fenomena yang ada.
Rangkuman
Suatu proses pembelajaran individu tentang nilai-nilai dan norma- norma, dan peran
untuk memahami diri dan lingkungannya disebut sosialisasi. Sebagai proses seseorang
dalam menghayati nilai dan norma dalam kelompok atau masyarakat yang berakibat
keunikan diri dengan menggunkan beberapa konsep sosialisasi adalah the significant
others, the generalized other, looking glass self dan impression managament.
Adapun tujuan memahami sosialisasi agar dapat memahami dan meperhatikan perilaku
orang lain, diri sendiri serta memahami posisi atau peran seseorang dalam lingkungan
kemasyarakatan sehingga ada pemahaman terhadap cara berpikir dan bertindak. Tidak
ada sosialisasi tanpa interaksi dengan individu, kelompok atau masyarakat, sehingga
sosialsasi menghasilkan personality/self atau diri yang digunakan oleh seorang individu
untuk mengembangkan keunikan dalam pemikiran, perasaan dan perilaku, ketika
membentuk personality atau kepribadian seseorang.Untuk membentuk kesadaran diri
dalam sosilasasi diperlukan agen-agen antara lain; keluarga, teman bermain, sekolan dan
media massa.
Forum Diskusi
Dalam kehidupan sehari – hari ada seorang yang mempunyai penamampilan yang menarik.
Akan tetapi seorang (kalau Pria ganteng dan kalau perempuan cantik ) tersebut. Mengapa
orang yang berbakat dan penampilan menarik ( pria ganteng dan perempuan cantik ) tidak
yakin pada dirinya ?
Daftar Pustaka
Horton B. Paul dan Hunt L. Chester. : Sosiologi, Erlangga, Jakarta,1999
Johnson, Doyle Paul.. : Teori Sosiologi Klasik dan Modern :, Gramedia, Jakarta
Setiadi, Elly M dan Kolip Usman. 2011 : Pengantar Sosiologi : Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial : Teori, Aplikasi dan Pemecahan, Kencana, Jakarta,1986
Narwoko.J Dwi dan Suyanto, Bagong : Sosiologi : Teks Pengantar dan Terapan.Kencana,jakarta,
2004
Ritzer, George – Goodman J Douglas ; Teori Sosiologi Modern,Jakarta, 2004
Usman, Suyoto. Sosiologi : Sejarah, Teori dan Metodologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2015.
W.A Gerungan, Psikologi Sosial. PT Ersesco, Bandung,1987
Winarso, Heru Puji, Sosiologi Komunikasi Massa, Prestasi Pustaka,2005 Jakarta
Ingternet
http://husni-magz.blogspot.com/2015/05/mari-bercermin.html
http://www.jualmainananakonline.com/blog/akibat-anak-bermain-terus-menerus.
https://www.paud.id/2015/09/faktor-pengaruh-kemampuan-sosialisasi-anak.html
blogkkn.unsyiah.ac.id/wihnongkaltoa13/2017/08/29/sosialisasi-pengenalan-rambu-rambu-lalu-
lintas-pada-anak/
Sumber Gambar: suara-tamiang.com.
https://kominfo.go.id/content/detail/3620/enam-televisi-swasta-ditegur-kpi/0/sorotan_media
https://www.suara.com/news/2017/09/18/121628
dihttps://entertainment.kompas.com/read/2019/09/11/095903010/kpi-beri-sanksi-14-program-
siaran-tv-dan-radio?page=all