BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan remaja pada zaman sekarang berbeda dengan remaja pada zaman
dahulu. Rata-rata jawaban itulah yang dilontarkan oleh para golongan tua ketika penulis
menyatakan kepada mereka mengenai keadaan kaum ramaja pada zaman ini.
bakti, ronda malam, dan lain-lain. Namun, apabila kita melihat keadaan remaja-remaja
pada zaman sebelumnya. Remaja-remaja saat ini cenderung tidak peduli dengan
lingkungan masyarakat. Mereka bertindak dengan nafsu dan emosi. Apalagi semakin
Jika kita berbicara mengenai remaja, mereka merupakan bagian penting dari kaum
muuda yang sedang dirundung berbagai masalah, seperti yang disebutkan di atas.
Dengan melihat keadaan seperti itu, banyak kalangan masyarakat merasa pesimis dan
pelajar yang baik adalah belajar dengan tekun. Namun, hal itu tidak dapat menjadi tolak
1
2
Penulis yang juga sebagai pelajar tidak setuju jika banyak remaja terjerumus
kedalam pergaulan yang tidak di inginkan. Oleh karena itu, untuk membuktikannya
B. PERUMUSAN MASALAH
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa masalah
yang dapat penulis rumuskan dan akan di bahas dalam karya tulis ilmiah ini adalah:
2. Bentuk remaja dan permasalahannya seperti apa saja yang dilakukan oleh remaja?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penulisan karya ilmiah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan- tujuan yang
Secara terperinci, tujuan dari penelitian dan penulisan dari karya ilmiah ini :
permasalahannya.
3
D. METODE PENELITIAN
metode observasi. Adapun teknik- teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Pada teknik ini, penulis terjun langsung dalam pergaulan kalangan remaja
2. Internet
Pada metode ini, penulis mengambil informasi melalui media internet yang
E. HIPOTESIS
“Kenakalan yang banyak dilakukan oleh kalangan remaja sangat berpengaruh bagi masa
depan “
Jangka waktu penelitian adalah satu bulan, tepatnya selesai pada April 2009.
penelitian ini dimulai dari perumusan masalah, pengumpulan data, pengolahan data,
4
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Pada karya ilmiah ini, penulis akan menjelasakan hasil penelitian di lapangan
dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, hipotesis, waktu dan lokasi penelitian, dan
sistematika penulisan.
permasalahannya dan keberfungsian social. Pada bab 3, penulis akan memaparkan data
yang diperoleh dan membahasnya satu per satu berkaitan dengan faktor, hubungan
BAB II
KONSEP REMAJA DAN PERMASALAHANNYA DAN
KEBERFUNGSIAN SOSIAL
perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam
masyarakatnya. Kartini Kartono (1988 : 93) mengatakan remaja yang nakal itu disebut
pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh
pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh
masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”. Dalam Bakolak inpres no: 6
/ 1977 buku pedoman 8, dikatakan bahwa remaja dan permasalahannya adalah kelainan
tingkah laku / tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama
Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum remaja dan
norma hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar
dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran
hukum ; (2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai
dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar
membagi remaja dan permasalahannya kedalam tiga tingkatan ; (1) kenakalan biasa,
seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit
5
6
(2) kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil
tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin (3) kenakalan khusus seperti
2. Keberfungsian sosial
Istilah keberfungsian sosial mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh individu
akan kolektivitas seperti keluarga dalam bertingkah laku agar dapat melaksanakan tugas-
tugas kehidupannya serta dapat memenuhi kebutuhannya. Juga dapat diartikan sebagai
kegiatan-kegiatan yang dianggap penting dan pokok bagi penampilan beberapa peranan
sosial tertentu yang harus dilaksanakan oleh setiap individu sebagai konsekuensi dari
sosial adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas dan peranannya selama
berinteraksi dalam situasi social tertentu berupa adanya rintangan dan hambatan dalam
lingkungannya, dan dengan tetangganya dll. Kemampuan berfungsi social secara positif
dan adaptif bagi sebuah keluarga salah satunnya jika berhasil dalam melaksanakan
anggota keluarganya.
7
BAB III
FAKTOR DAN HUBUNGAN KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Adapun ukuran yang digunakan untuk mengetahui kenakalan seperti yang disebutkan
dalam kerangka konsep yaitu (1) kenakalan biasa (2) Kenakalan yang menjurus pada
pelanggaran dan kejahatan dan (3) Kenakalan Khusus. Remaja dalam penelitian ini
remaja. Mereka berumur antara 13 tahun-21 tahun. Terbanyak mereka yang berumur
kenakalan biasa seperti berbohong, pergi ke luar rumah tanpa pamit pada orang tuanya,
kenakalan biasa lainnya. Pada tingkat kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan
minuman keras, juga cukup banyak dilakukan oleh remaja. Bahkan pada kenakalan
khususpun banyak dilakukan oleh remaja seperti hubungan seks di luar nikah,
1
8
yangkumpul kebo. Keadaan yang demikian cukup memprihatinkan. Kalau hal ini tidak
masyarakat. Karena dapat menimbulkan masalah sosial di kemudian hari yang semakin
kompleks.
Salah satu hubungan variabel yang disajikan disini adalah hubungan antara jenis
kelamin dengan tingkat kenakalan. Hal ini untuk mengetahui apakah anak laki-laki
lebih nakal dari anak perempuan atau probalitasnya sama. Berdasarkan tabel
hubungan diperoleh data sebagai berikut; Anak laki-laki yang melakukan kenakalan
biasa 3 remaja (10%), kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan 2
remaja, dan kenakalan khusus 22 remaja (73,3%). Sedangkan anak perempuan yang
melakukan kenakalan biasa 2 remaja (2,7%) dan kenakalan khusus 1 remaja (3,3%).
khusus adalah anak laki-laki (73,3%), namun terdapat juga anak perempuannya.
yang melakukan kenakalan khusus, berarti probababilitas anak laki-laki lebih besar
perempuan tidak ada yang melakukannya. Dengan demikian maka anak laki-laki
Berdasarkan data yang ada, pekerjaan remaja adalah sebagai pelajar dan tidak
kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan 2 remaja (6,7%), dan
bekerja sebagai pedagang dan buruh semuanya melakukan kenakalan khusus. Dari
khusus ataupun jenis kenakalan lainnya adalah mereka yang tidak sibuk, atau banyak
Sosial Keluarga
diantaranya adalah kemampuan berfungsi sosial secara positif dan adaptif bagi
keluarga yaitu jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan, peranan, dan
keluarganya. Hal ini perlu diketahui karena dalam keberfungsian sosial, salah
berdagang 4 remaja (13,3%), buruh 5 remaja (16,6%), tukang kayu 2 remaja (6,7%),
(3,3%).
Dari tabel korelasi diketahui bahwa kecenderungan anak pegawai negeri walaupun
melakukan kenakalan, namun pada tingkat kenakalan biasa. Lain halnya bagi
mereka yang orang tuanya mempunyai pekerjaan dagang, buruh, montir/sopir, dan
pekerjaan orang tua berhubungan dengan tingkat kenakalan yang dilakukan oleh
anak-anaknya. Keadan yang demikian karena mungkin bagi pegawai negeri lebih
memperhatikan anaknya untuk mencapai masa depan yang lebih baik, ataupun
Sedang bagi mereka yang bukan pegawai negeri hanya sibuk mencari nafkah untuk
penanaman nilai dan norma-norma sosial kepada anak-anaknya. Akibat dari semua
11
permasalahannya. Artinya banyak terdapat anak-anak remaja yang nakal datang dari
keluarga yang tidak utuh, baik dilihat dari struktur keluarga maupun dalam
interaksinya di keluarga
Kehidupan beragama kelurga juga dijadikan salah satu ukuran untuk melihat
keberfungsian sosial keluarga. Sebab dalam konsep keberfungsian juga dilihat dari
segi rokhani. Sebab keluarga yang menjalankan kewajiban agama secara baik,
berarti mereka akan menanamkan nilai-nilai dan norma yang baik. Artinya secara
teoritis bagi keluarga yang menjalankan kewajiban agamanya secara baik, maka
anak-anaknyapun akan melakukan hal-hal yang baik sesuai dengan norma agama.
Berdasarkan data yang ada mereka yang keluarganya taat beragama 6 remaja (20%),
kurang taat beragama 15 remaja (50%), dan tidak taat beragama 9 remaja (30%).
Dari tabel korelasi diketahui 70% dari remaja yang keluarganya kurang dan tidak
4. Hubungan antara sikap orang tua dalam pendidikan anaknya dengan tingkat
kenakalan
Salah satu sebab kenakalan yang disebutkan pada kerangka konsep di atas adalah
sikap orang tua dalam mendidik anaknya. Mereka yang orang tuanya otoriter
12
12 remaja (40%), dan tidak memperhatikan sama sekali 10 remaja (33,4%). Dari
tabel korelasi diperoleh data seluruh remaja yang orang tuanya tidak memperhatikan
sama sekali melakukan kenakalan khusus dan yang kurang memperhatikan 11 dari
5. Hubungan antara interaksi keluarga dengan lingkungannya dengan tingkat kenakalan
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, oleh karena itu mau tidak mau
dan ketenteraman. Apabila hal itu dapat diciptakan, hal itu meruapakan proses
sosialisasi yang baik bagi anak-anaknya. Mereka yang berhubungan serasi dengan
dan tidak serasi 10 remaja (33,4%). Dari data yang ada terlihat bagi keluarga yang
kurang dan tidak serasi hubungannya dengan tetangga atau lingkungan sosialnya
berat yaitu kenakalan khusus. Keadaan tersebut dapat dilihat dari 23 remaja yang
6. Pernah tidaknya remaja ditahan dan dihukum hubungannya dengan keutuhan struktur
beragama
13
Data tentang remaja yang pernah ditahan berjumlah 15 remaja, dari jumlah tersebut
antara 1 bulan-3 tahun, dengan rincian sebagai berikut 4 remaja (40%) dihukum
(10%) dihukum 7 bulan, 2 tahun, dan 3 tahun . Dari remaja yang pernah ditahan dan
interaksinya kurang dan tidak serasi. Hal ini menunjukkan bahwa masalah interaksi
dalam keluarga merupakan sebab utama seorang remaja sampai ditahan dan
agam bagi keluarganya masih terdapat 1 remaja yang pernah ditahan dan dihukum
karena kasus pencurian. Artinya bahwa ketaatan beragama dari keluarganya belum
dan permasalahannya
product moment diperoleh data sebagai berikut; nilai x = 510 y = 322 x2 = 9.010
r yang diperoleh dalam tabel dengan taraf significansi 5%, dengan sampel 30 adalah
0,361 Berdasarkan data tersebut karena nilai r yang diperoleh dari hasil penelitian
jauh dari batas significansi nilai r yang diperolehnya berarti ada hubungan negative
Artinya semakin tinggi tingkat berfungsi sosial keluarga, akan semakin rendah
keberfungsian sosial keluarga maka akan semakin tinggi tingkat remaja dan
permasalahannyanya.
Dari uraian di atas bisa dilihat bahwa secara jenis kelamin terlihat remja pria
lebih cenderung melakukan kenakalan pada tinglat khusus, walaupun demilikan juga
remaja perempuan yang melakukan kenakalan khusus. Dari sudut pekerjaan atau
tinggi melakukan kenakalan khusus demikian juga mereka yang berdagang dan
permasalahannyanya, artinya bagi keluarga yang tiap hari hanya berpikir untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya seperti yang orang tuanya bekerja sebagai buruh,
khusus. Demilian juga bagi keluarga yang interaksi sosialnya kurang dan tidak serasi
15
tetapi bagi keluarga yang kurang dan tidak taat menjalankan ibadahnya anak-anak
mereka pada umumnya melakukan kenakalan khusus.Hal lain yang dapat dilihat
bahwa sikap orang orang tua dalam sosialisasi terhadap anaknya juga sangat
berpengaruh terhadap tingkat kenakalan yang dilakukan, dari data yang diperoleh
bagi keluarga yang kurang dan masa bodoh dalam pendidikan (baca sosialisasi)
terhadap anaknya maka umumnya anak mereka melakukan kenakalan khusus. Dan
tingkat kenakalan biasa, tetapi mereka yang kurang dan tidak serasi hubungan
1. Faktor intern: adalah faktor yang datangnya dari dalam tubuh remaja sendiri. Faktor
intern ini jika mendapatkan contoh-contoh yang kurang mendidik dari tayangan
budaya luar yang tidak sesuai dengan adat budaya bangsa. Akhirnya keinginan
meniru tersebut dilakukan hanya sekedar rasa iseng untuk mencari sensasi dalam
lingkungan pergaulan dimana mereka bergaul tanpa batas dan norma agar
dipandang oleh teman-temannya dan masyarakat sebagai remaja yang gaul dan
tidak ketinggalan zaman. Timbulnya minat atau kesenangan remaja yang memang
gemar menonton acara televisi tersebut dikarenakan kondisi remaja yang masih
dalam tahap pubertas. Sehingga rasa ingin tahu untuk mencontoh berbagai tayangan
membuat mereka tertarik. Dan keinginan untuk mencari sensasipun timbul dengan
2. Faktor ekstern: adalah faktor yang datangnya dari luar tubuh remaja. Faktor ini
dapat disebut sebagai faktor lingkungan yang memberikan contoh atau teladan
negatif serta didukung pula oleh lingkungan yang memberikan kesempatan. Hal ini
disebabkan karena pengaruh trend media televisi saat ini yang banyak menampilkan
menyimpang dari nilai moral dan etika bangsa saat ini. sepertinya media televisi
telah memaksa remaja untuk larut dalam cerita-cerita yang mereka tampilkan
seolah-olah memang begitulah pergaulan remaja seharusnya saat ini. Yang telah
banyak teradopsi oleh nilai-nilai budaya luar yang kurang dapat mereka seleksi
3. Kurangnya perhatian dari orang tua dan lingkungan yang memang menyediakan
pergaulan buruk. Maka memberikan dampak buruk pula bagi remaja untuk mudah
larut dalam hal-hal negatif. Baik dari tayangan televisi maupun dari pergaulan
lingkungan pergaulannya. Ikut-ikutan dan tak lagi dapat membedakan yang mana
baik dan buruk. Rasa takut hilang karena menganggap banyak temannya yang
melakukan hal keliru tersebut. Hingga akhirnya ketergantungan dan mereka terus
melakukannya berulang kali seperti halnya biasa dan membentuk sebuah budaya
yang tak bisa lepas dari hidup mereka. Seperti mengkonsumsi minuman keras,
narkoba dan kegiatan lain yang dinilai dapat memberikan kesenangan sesaat. Dan
Generasi muda adalah cerminan dari bangsa kita kedepan. Mari kita jaga generasi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
waktu luang banyak seperti mereka yang tidak bekerja atau menganggur dan masih
rendah maka kemungkinan besar anaknya akan melakukan kenakalan pada tingkat
kenakalan khusus. Dari analisis statistik (kuantitatif) maupun kualitatif dapat ditarik
keberfungsian social keluarga akan semakin rendah kenakalan yang dilakukan oleh
remaja. Sebaliknya semakin ketidak berfungsian sosial suatu keluarga maka semakin
tingkat remaja dan permasalahannya ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu
sosial yang berorientasi pada keluarga dan pembangunan social yang programnya
18
19
program untuk mengisi waktu luang, dengan meningkatkan program di tiap karang
taruna. Program ini terutama diarahkan pada peningkatan sumber daya manusianya
yaitu program pelatihan yang mampu bersaing dalam pekerjaan yang sesuai dengan
kebutuhan.
2. Saran
sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Http//www.wikipedia.com//
Surbakti, F.B., Kenalilah Anak Remaja Anda, Jakarta : Elex Media Komputindo.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kehendak-Nyalah karya ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menambah wawasan terhadap karya
tilis ilmiah. Salah satu untuk menambah pengalaman dan kesadaran dalam meneliti dan
mengamati.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya pengalaman dan pengetahuan. Namun, berkat
bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat diselesaikan, walaupun
masih banyak kekuranganya. Karena itu, sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Kepala Sekolah SMA Swasta GBKP Kabanjahe
2. Ibu SA yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan untuk
mengerjakan karya tulis ilmiah ini. Juga tidak bosoan-bosannya memberiakan
kepercayaan dan bimbingan kepada penulis.
3. Ayah dan ibu tercinta yang banyak memberi dorongan dan bantuan, baik
secara moral maupun materi.
Penulis menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya belum
seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penulisan karya ilmiah, bahwa karya
ilmiah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar karya ilmiah ini menjadi lebih
baik dan berdaya guna dimasa yang akan datang.
Harapan penulis, mudah-mudahan karya ilmiah yang sederhana ini benar-benar
membuktikan kenakalan-remaja dan permasalahannya saat ini.
i
22
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Perumusan Masalah................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 2
D. Metode Penelitian..................................................................... 3
E. Hipotesis................................................................................... 3
F. Waktu dan Lokasi Penelitian.................................................... 3
G. Sistematika Penulisan............................................................... 4
BAB II KONSEP REMAJA DAN PERMASALAHANNYA DAN
KEBERFUNGSIAN SOSIAL ..................................................... 5
A. Konsep remaja dan permasalahannya....................................... 5
B. Keberfungsian sosial................................................................. 6
BAB III FAKTOR DAN HUBUNGAN SEHARI-HARI .......................... 7
A. Bentuk kenakalan yang dilakukan remaja............................... 7
B. Hubungan antara variabel independen dan dependen.............. 8
C. Hubungan antara remaja dan permasalahannya dengan keberfungsian
sosial keluarga........................................................................ 9
D. Analisis Hubungan antara Keberfungsian Sosial Keluarga
dengan Kenakalan Remaja ...................................................... 13
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 18
A. Kesimpulan.............................................................................. 18
B. Saran ...................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 20
ii
23
Disusun Oleh :
WINDASTRINA BR GINTING
Kelas : XI MIPA-2