Anda di halaman 1dari 2

Tiga Tahun Jokowi-JK, Mendagri: Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah

Lebih Efektif
JPP, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menjelaskan pencapaian evaluasi
dan program Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), bahwa Kemendagri adalah Kementerian
Kebijakan, bukan Kementerian Teknis. Dan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada
Kemendagri sudah jelas, yakni membangun sistem tata kelola hubungan pemerintah pusat dan
daerah yang lebih efektif, efesien dengan semangat reformasi birokrasi. Demikian disampaikan
Mendagri Tjahjo Kumolo di Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dan Konfrensi Pers Tiga Tahun
Pemerintahan Jokowi-JK dengan tema “Negara Hadir, Mewujudkan Rasa Aman Melalui
Perwujudan Stabilitas Politik dan Keamanan, Keadilan Hukum dan Pemajuan Kebudayaan” di Bina
Graha, Jakarta, Kamis (19/10/2017). Dalam acara yang terselenggara berkat kerjasama Kantor Staf
Presiden (KSP) dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) terebut, Mendagri
menjelaskan terkait Pilkada Serentak 2018 mendatang, dirinya optimistis akan berlangsung lancar
dan aman karena tingkat koordinasi antar Kementerian dan Lembaga terbilang maksimal antara
Kemendagri, Kemenko Polhukam dan Polri. “Untuk KTP elektronik per Oktober 2017, awal tahun
depan, 2018, seluruhnya sudah selesai sehingga untuk kepentingan Pilkada Serentak 2018 dan
Pemilu 2019 sudah bisa dijalankan. Begitupun kerjasama dengan sejumlah lembaga kesehatan,
hanya dengan NIK yang terekam, sudah tercatat medical record (riwayat kesehatan) yang
bersangkutan,” ulas Tjahjo. Menurut Mendagri, pemanfaatan data juga sudah bekerjama dengan
pihak perpajakan dan imigrasi. Sehingga, single identity bisa benar-benar maksimal untuk
digunakan. Sementara, terkait program unggulan, lanjut Mendagri, masih ada kabupaten/kota
yang penyerapan anggarannya tidak maksimal. Bahkan, masih banyak daerah yang kekuarangan
MCK padahal penyerapan anggarannya masih tidak maksimal. “Investasi daerah, cukup bagus,
pembinaan daerah juga bagus. Awal tahun depan bisa tercapai dengan baik. Begitupun dengan
wilayah perbatasan terus dikembangkan agar perekonomian daerah di sana terus meningkat yang
berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” ungkap Tjahjo. Selain itu, Mendagri
menjelaskan, saat ini, konsep pendidikan di IPDN telah dilakukan kerjasama dengan TNI dan Polri.
“Terbukti setelah adanya kerjasama tersebut telah dapat menekan tingkat perkelahian di IPDN
serta pelanggaran-pelanggaran lain. Sementara, berdasarkan data Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), 6 fokus area Koordinasi, Supervisi dan Pencegahan (Kosupgah) daerah adalah: Perencanaan
APBD; Pengadaan Barang dan Jasa; Perizinan berbasis IT;

Penguatan APIP;

E Samsat (Provinsi); dan

TPP.

Mendagri mengungkapkan, keberadaan Forum Koordinasi Pimpinan daerah (Forkopimda) untuk


menunjang kelancaran pelaksanan urusan pemerintahan umum sangat penting.

Sementara, Mendagri mengakui, evaluasi program yang belum berjalan sesuai arahan Presiden
adalah masih ada 500-an Perda. “Seharusnya bisa dipangkas agar lebih efisien sehingga tidak
menghambat jalanannya investasi di daerah,” ungkap Tjahjo. (nbh)
Presiden Jokowi: Bukan Negara Federal, Hubungan Pemerintah
Pusat & Daerah Segaris

Kabar24.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo menyatakan hubungan antara pemerintah pusat
dan pemerintah provinsi serta pemerintah kabupaten dan kota itu berada dalam satu garis.

Presiden menyatakan hal tersebut sehubungan dengan usaha harmonisasi peraturan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah terkait izin usaha. "Kita harmonisasi kembali kebijakan pemerintah
daerah dan pusat," katanya di Istana Negara, Selasa (23/1/2018).

Menurutnya, otonomi daerah yang sekarang berlaku bukan merupakan bentuk "federal".
Presiden mengingatkan kembali bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan. Dengan
demikian, hubungan antara pemerintah pusat dan provinsi serta kabupaten atau kota masih satu
garis.

Salah satu hal yang disinggung oleh Presiden adalah mengenai banyaknya izin di daerah. Izin
tersebut, menurut Presiden, perlu ditelaah bersama apakah perlu dipangkas, disederhanakan atau
dihapus.

"Ini betul-betul kita sudah tidak punya pilihan lagi. Mutlak harus dikerjakan. Tanpa kita perbaiki,
kita lupakan itu yang namanya pertumbuhan ekonomi itu akan meningkat lebih baik," katanya.

Anda mungkin juga menyukai