Anda di halaman 1dari 5

Perekonomian Indonesia

Nama : YULITA

NIM : 2018031025

Hari Kuliah&Jam : RABU, 17:00 - 19:30

Nama Dosen : DESNIRITA, SE., MM

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Yayasan Administrasi Indonesia

Jakarta 2020
Perkembangan Perekonomian Indonesia Pada Era Jokowi

1. Perkembangan Ekonomi di Pemerintahan Indonesia Jokowi & JK

Janji Jokowi pada Pemilu 2014 untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi mencapai 7%
rupanya tidak terealisasi. Meskipun terus meningkat, sepanjang 2015-2018 pertumbuhan
ekonomi Indonesia hanya dikisaran 4,88% hingga 5,17%.

Lima tahun silam, Jokowi-Jusuf Kalla (JK) optimistis pertumbuhan ekonomi bisa tembus 7%
asal memperhatikan investasi, regulasi dan pembangunan industri. Hal tersebut disampaikan
Jokowi saat debat pada April 2014 silam.

Saat itu, Jokowi berjanji untuk mempermudah perizinan khususnya untuk usaha. Tujuannya
untuk menarik para investor baik dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, simplifikasi
regulasi juga dimaksudkan untuk mendorong pengembangan ekspor berbasis industri.

Untuk mewujudkan nawacitanya, Jokowi-JK sepanjang memerintah pada periode I


menelurkan paket kebijakan ekonomi (PKE). Pada kuartal IV-2018, pemerintah menelurkan
PKE XVI yang merupakan paket terakhir dari seluruh rangkaian. Perubahan dalam PKE tersebut
antara lain memperluas penerapan insentif bagi peletakan devisa hasil ekspor (DHE) Sumber
Daya Alam (SDA) di dalam negeri.

Upaya nyata lainnya, Pemerintahan Jokowi-JK selama ini juga fokus pada pembangunan
infrastruktur antara lain untuk tujuan konektivitas, ketahanan pangan, maupun telekomunikasi.
Selain itu pemerintah juga banyak menggelontorkan insentif bagi dunia usaha seperti tax holiday
dan tax allowance.

Pun dari sisi kemudahan berusaha, pada 2018 pemerintah juga telah menerapkan online
single submission (OSS) untuk mempermudah izin berusaha.

Kendati demikian, pada masa akhir jabatan Jokowi-JK ada beberapa target yang meleset.
Misalnya pertumbuhan investasi yang ditargetkan tumbuh 7% hanya mampu tumbuh 4,1% pada
tahun 2018. Pun dari ekspor-impor, justru sepanjang 2018 neraca perdagangan mengalami defisit
paling dalam yakni US$ 8,57 miliar
Sedangkan pertumbuhan industri manufaktur terus berada di bawah 5%. Bahkan pada tahun
2018 industri manufaktur tumbuh melambat dibanding tahun sebelumnya. Tercatat pertumbuhan
industri manufaktur tahun 2018 sebesar 4,07% sedangkan tahun sebelumnya tumbuh 4,74%.
Padahal dalam RPJMN 2015-2019 pertumbuhan industri manufaktur ditargetkan tumbuh 8%.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro sempat menyebut salah satu


penghambat laju pertumbuhan ekonomi paling krusial adalah industri manufaktur dan
produktivitasnya. "Industri manufaktur kita terutama yang untuk ekspor masih belum
meyakinkan," jelas dia dalam acara Outlook Ekonomi 2019.

2. Pekonomi di Pemerintahan Indonesia Jokowi & Ma’ruf Amin

Tak lama setelah dilantik sebagai Presiden pada periode kedua, Minggu (20/10/2019),
Jokowi menjabarkan sejumlah strategi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang
menunjukkan kelesuan dalam beberapa tahun terakhir. Kedua kunci yang selalu ditekankannya
adalah memacu realisasi investasi dan ekspor.

Berdasarkan pertumbuhan year-on-year, sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada


triwulan 1 2020 terbesar pada sektor informasi dan komunikasi sebesar 0,53 persen.

Hal ini wajar mengingat dengan adanya anjuran untuk tidak keluar rumah maka banyak
orang mengakses pekerjaan, hiburan dan pendidikan melalui teknologi informasi. Seiring hal
tersebut, volume penjualan listrik PLN ke rumah tangga meningkat.

Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke
Indonesia pada Triwulan I-2020 juga turun drastis hanya sejumlah 2,61 juta kunjungan,
berkurang 34,9 persen bila dibanding tahun lalu.

Lalu kapan wabah Covid-19 ini berakhir dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian
Indoensia?

Berdasarkan analisa data yang dikeluarkan oleh The Singapore University of Technology and
Design dengan menggunakan metode estimasi pandemi, Susceptible Infected Recovered (SIR)
dengan DDE (Data Driven Estimation), maka diperkirakan puncak pandemi di Indonesia telah
terjadi pada bulan 19 April 2020 yang lalu dan secara berangsur akan berakhir secara total pada
akhir Juli 2020.

IMF: Perekonomian Global Belum Akan Pulih Sepenuhnya Tahun Depan Bila prediksi yang
ditujukan untuk pendidikan dan penelitian ini benar, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan
mencapai titik terendah pada kuartal kedua

Dari sisi makro ekonomi, dengan adanya stimulus fiskal yang disertai dengan realokasi
anggaran untuk kesehatan, perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi nasional dari sektor
keuangan, diharapkan akan dapat meningkatkan perekonomian secara perlahan di kuartal ketiga.

Dengan menggunakan model Input-Output (IO), Tim Riset Ekonomi PT Sarana Multi
Infrastruktur memperkirakan bahwa stimulus fiskal oleh pemerintah sebesar Rp 405,1 triliun
akan tercipta output dalam perekonomian sebesar Rp 649,3 triliun.

Sementara itu, nilai tambah dan pendapatan pekerja akan meningkat masing-masing sebesar
Rp 355 triliun dan Rp 146,9 triliun.

Dengan penciptaan output, nilai tambah, dan pendapatan dalam perekonomian, stimulus
fiskal yang digelontorkan akan menyerap tambahan tenaga kerja sebesar 15 juta orang atau 11,84
persen dari total tenaga kerja.

Stimulus fiskal ini diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia di tahun 2020 sebesar 3,24 persen.

Pandemi Covid-19 ini juga telah memberikan nuansa baru pada rantai pasokan dunia (global
supply chain). Sumber pasokan dunia yang tadinya dikuasai kurang lebih 20 persen oleh negara
China, telah bergeser ke beberapa negara lain karena adanya pandemi ini.

Tentu saja untuk dapat merebut kue pada global supply chain, Indonesia harus berbenah diri
agar lebih menarik investor.

Penurunan tarif pajak penghasilan perusahaan yang telah dikeluarkan dalam Perppu I/2020
perlu diikuti oleh pembenahan dari sisi kepastian hukum investasi, reformasi birokrasi dan iklim
ketenagakerjaan yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai