NIM : 20200209036
9 Januari 2021
Data dari BPS mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan II 2020, yang paling banyak
mengalami kontraksi adalah pada sektor transportasi dan pergudangan. Sedangkan yang tidak mengalami
kontraksi paling banyak pada sektor pertanian. Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, optimis laju ekonomi
di dua triwulan selanjutnya mulai membaik.
Salah satu langkah peningkatan ekonomi masyarakat adalah dengan pemberian bantuan sosial (bansos).
Namun hal tersebut tidak berjalan secara efektif, karena dana yang diberikan relatif kecil dan tidak bisa
menggantikan dana konsumsi yang hilang karena pandemi. Maka dari itu menurut Tauhid Ahmad selaku
Direktur Eksekutif INDEF menegaskan untuk dana bansos lebih diperbesar dan diperluas.
Akibat peraturan PSBB yang diterapkan pemerintah yang sangat membatasi pergerakan ekonomi
masyarakat, ini menjadi faktor paling dominan menimbulkan kontraksi termasuk konsumsi di rumah tangga,
daya beli masyarakat juga turun karena ada yang kehilangan pekerjaan, bahkan ada yang di-PHK dan beberapa
sektor tidak bisa menjalankan usaha pariwisata dan perdagangan. Yustinus Prastowo selaku staf Kemenkeu
menjelaskan bahwa di triwulan III, pemerintah terfokus pada dua hal yaitu penanganan kesehatan dan
menyiapkan skema kebijakan untuk perekonomian itu sendiri.
Menurut Tauhid Ahmad, beberapa hal yang harus dievaluasi dan diubah agar pemerintah bisa
meningkatkan kembali ekonomi, diantaranya
1. membereskan akurat regulasi dan sistem administrasi
2. mengorganisir pada level birokrasi pada level teknik dan mengoptimalkan kinerjanya
3. bahwa masyarakat yang paling menderita seharusnya mendapatkan yang lebih besar, sebagai contoh:
40% penduduk miskin terbawah mendapatkan tambahan alokasi.