NPM : 2101101010038
SEKTOR-SEKTOR EKONOMI
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif, baik
secara lapangan usaha maupun distribusinya terhadap perekonomian Indonesia pada triwulan
I 2023. Pertanian bahkan disebut sebagai sektor yang paling dominan dengan angka
pertumbuhanya sebesar 0,34 persen serta kontribusi yang mencapai 11,77 persen.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga
Andri mengatakan saat ini pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi berbagai
komoditas pertanian, dan menyiapkan pasokan pangan Indonesia menghadapi ancaman El
nino dan tantangan krisis global.
"Kementan terus melakukan berbagai upaya agar produksi untuk penguatkan cadangan
pangan meningkat, sehingga inflasi bisa dijaga," tegasnya di Jakarta, Jumat (5/5/2023).
Sementara Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud,
mengatakan bahwa sektor pertanian pada triwulan I berhasil masuk pada posisi empat besar
sektor paling berkontribusi yang tumbuh bersama sektor industri, pertambangan dan juga
sektor konstruksi.
"Jadi kalau kita hitung pertumbuhan keempat sektor tersebut mencapai 65,02 persen dari total
PDB triwulan 1 2023. Kemudian kalau kita lihat dari sisi distribusi perekonomian kita yang
paling dominasi itu ya industri, pertanian pertimbangan dan konstruksi," ujar Edy.
Selanjutnya, Edy mengatakan sektor yang pada triwulan ini menjadi pendorong utama
kegiatan ekonomi di antaranya berasal dari industri pengolahan yang didalamnya terdapat
produksi CPO serta makanan dan minuman. Menurutnya, industri pengolahan dan CPO
tumbuh positif yaitu sebesar 5,33 persen.
"Utamanya permintaan domestik jelang persiapan ramadhan dan lebaran. Jadi seluruh
lapangan usaha tumbuh positif pada triwulan 1 2023 terutama terhadap lapangan usaha yang
dominasinya cukup besar seperti sektor pertanian, industri dan perdagangan," katanya.
Diketahui bahwa, Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2023 masih tumbuh stabil
terutama pada tiga bulan pertama tahun 2023. Berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB),
ekonomi Indonesia tumbuh 5,03 persen secara tahunan (year on year/YoY). Pertumbuhan
ekonomi Indonesia secara YoY berada di level 5 persen sejak kuartal keempat 2021. Artinya,
angka tersebut menandakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil.
Dinamika pembangunan di Indonesia yang ditandai oleh meningkatnya pendapat Patan dan
pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari kerangka konsep transformasi secara klasik, menurut
Gibson tahun 1986, ber makna sebagai perubahan orientasi kehidupan masyarakat pertanian
menjadi masyarakat industri. Dalam konteks pembangunan, Transformasi terjadi jika peran
atau kontribusi sektor pertanian terus menurun, yang diimbangi oleh kenaikan pangsa relatif
sektor industri dan jasa karena proses transfer tenaga kerja dari sektor yang memiliki
produktivitas rendah (pertanian) ke sektor yang produktivitasnya tinggi (industri) (tho Daru,
2000).
Mengacu pada konsep tersebut, Indonesia tengah menjalani proses Transformasi secara cepat
karena telah terjadi peningkatan sumbangan sektor industri dan jasa terhadap PDB (produk
domestik bruto) mencapai 25%, sedangkan sektor pertanian menurun hingga 15%, bahkan
sejak tahun 1993 Proporsi sektor sekunder Telah melampaui sektor primer (Tambunan,
2001).
Proses Transformasi di Indonesia berjalan tidak seimbang (timer, 1988). Meskipun peran
sektor pertanian dalam PDB menurut hingga 15% tetapi masih dibebani 44,3% angkatan
kerja nasional (BPS, 2002). Beban angkatan kerja tersebut ternyata paling tinggi diantara
negara negara sedang berkembang (world bank, 1997).
2. Industri
Sektor industri di indonesia menyumbang sekitar 50% dari Produk Domestik Bruto (PDB)
indonesia. Sektor industri juga menjadi penopang terbesar perekonomian Indonesia.
Pertumbuhan sektor industri Indonesia pada tahun 2021 sebesar 4,3%. Pertumbuhan ini
terutama didorong oleh pertumbuhan subsektor industri pengolahan, yaitu sekitar 4,8%.
Sektor industri manufaktur merupakan subsektor industri yang paling dominan di Indonesia.
Pada awal tahun 2023, Kementerian Perindustrian memproyeksikan pertumbuhan industri
manufaktur mencapai 5,36%.
Berikut adalah tujuh sektor industri yang diwujudkan melalui Program Making Indonesia 4.0:
Industri primer
Industri Ekstraktif
Industri sekunder
Industri konstruksi
Industri manufaktur
Industri Kuarter
Industri jasa
Industri Kreatif.
Sektor industri merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam perekonomian
Indonesia. Sektor industri merupakan penyumbang terbesar terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) Indonesia, yaitu sekitar 50%.
Sektor industri manufaktur terdiri dari beberapa subsektor, diantaranya adalah industri
tekstil, pakaian jadi, kulit dan barang dari kulit, kayu dan produk kayu, barang dari
logam, mesin, dan lain-lain. Sektor industri di Indonesia masih cenderung terfokus
pada industri pengolahan. Hanya sekitar 20% dari total produksi industri Indonesia
yang merupakan produk jadi, sisanya merupakan bahan baku atau produk setengah
jadi. Sektor industri di Indonesia masih terkendala oleh beberapa faktor, seperti
infrastruktur yang kurang baik, keterbatasan sumber daya manusia, dan masih
rendahnya tingkat inovasi di sektor industri.
Perkembangan dalam sektor industri alat berat juga dibuktikan oleh MNC Guna
Usaha Indonesia sebagai perusahaan pembiayaan. MNC Guna Usaha Indonesia
memiliki beberapa produk yang produktif, inovatif, dan berkelanjutan. MNC Guna
Usaha Indonesia memberikan salah satu pembiayaan yaitu pembiayaan alat berat dan
optimis mampu membantu para calon debitur atau debitur dalam menemukan alat
berat terbaik sesuai dengan kebutuhan. MNC Guna Usaha Indonesia memudahkan
para calon debitur untuk menentukan alat berat sesuai kebutuhan.
Pembiayaan yang diberikan oleh MNC Guna Usaha Indonesia, melalui 11 kantornya
yang tersebar di 10 kota besar di Indonesia membantu para calon debitur atau debitur
dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan yang diinginkan.
3. Sektor jasa di Indonesia
Kepala Ekonom Bank Dunia Kawasan Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo
mengatakan, ekspor jasa mengalami pertumbuhan lebih cepat daripada ekspor barang.
Pertumbuhan investasi asing langsung sektor jasa telah melampaui investasi asing
langsung sektor manufaktur lima kali lebih besar di Tiongkok, Indonesia, Malaysia,
Filipina, dan Thailand. "Perpaduan antara teknologi digital dengan reformasi sektor
jasa meningkatkan performa perekonomian," ujar Aaditya saat konferensi pers, Senin
(2/10/2023).
Menurutnya kombinasi antara reformasi sektor jasa dengan digitalisasi tidak hanya
menciptakan berbagai peluang baru, tetapi juga meningkatkan kapasitas masyarakat
dalam mengambil manfaat dari perluang-peluang tersebut. Misalnya, pembelajaran
jarak jauh serta telemedis yang didukung oleh staf setempat yang terpilih, terlatih, dan
termotivasi menghasilkan pembelajaran dan capaian kesehatan yang lebih baik di
kawasan ini, meskipun masih terjadi ketidaksetaraan terhadap akses yang signifikan.
"Reformasi jasa dan digitalisasi dapat menghasilkan siklus yang baik dalam
meningkatkan peluang ekonomi serta mengembangkan kapasitas sumber daya
manusia yang mendorong pembangunan di kawasan ini," ucapnya.
Perubahan struktural ekonomi merupakan suatu gejala dalam ekonomi yang terjadi
dalam perekonomian sebagai akibat pertumbuhan ekonomi atau meningkatnya
kesejahteraan dalam masyarakat sehingga akan berpengaruh pada tingkat serta pola
konsumsi masyarakat.
Struktur ekonomi itu sendiri terjadi akibat dari kebijakan pembangunan ekonomi yang
diterapkan. Pembangunan ekonomi merupakan proses perubahan yang sedang
direncanakan pemerintah tentunya diharapkan berdampak langsung terhadap
pertumbuhan ekonomi. Harapan dari pembangunan ekonomi adalah dapat
berlangsung secara terus menerus dan bergerak dengan dinamis. Untuk menjadikan
harapan itu dapat tercipta dan terealisasikan dengan baik membutuhkan terobosan dan
perencanaan yang tepat dalam perputaran ekonomi. Dewasa ini, identitas
pembangunan yang dimunculkan untuk mencapai hal tersebut adalah melalui
pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Pembangunan yang dilakasanakan secara tepat dan konsisten nantinya akan
berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan
ekonomi yang tinggi inilah yang akan memunculkan transformasi struktural, yang
mana merupakan prasasyarat penanggulangan kemiskinan. Bertolak dari pemikiran
tersebut, sehingga menurut (Kosuma, 2016) adanya pertumbuhan ekonomi merupakan
indikasi dari keberhasilan pembangunan ekonomi.
Teori Chenery
Penelitian yang dilakukan oleh Chenery ini menunjukkan bahwa sejalan dengan
peningkatan pendapatan per kapita, perekonomian suatu negara akan bergeser dari
struktur produksi utama sektor pertanian menuju sektor industri. Peningkatan
pendapatan per kapita tersebut akan berkaitan erat dengan peningkatan akumulasi
modal dan peningkatan sumber daya.
Dilihat dari sisi tenaga kerja, akan terjadi proses perpindahan tenaga kerja dari sektor
pertanian di desa menuju sektor industri di perkotaan. Meski pergerseran ini tertinggal
(lag) dibandingkan proses perubahan struktral itu sendiri. Dengan keberadaan lag
inilah maka sektor pertanian akan berperan penting dalam peningkatan penyediaan
tenaga kerja, baik dari awak maupun akhir dari proses transformasi perubahan
struktural tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2016). Provinsi Jambi Dalam Angka 2016. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
Kosuma, Sisilia. Palar, Wim Sutomo. Lapian, Agnes. (2016). Analisis Struktur
Perekonomian dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Ternate. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi,
Vol. 16, No 01, Hal 507-516.
Prakoso, Bayu. (2006). Kebijakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dalam
Perluasan Kesempatan Kerja di Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.