Mata Kuliah:
EKONOMI INDUSTRI
Dosen Pengampu:
Dibuat oleh:
Daftar isi
BAB I......................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
A.Latar Belakang...............................................................................................................................3
B.Rumusan Masalah.........................................................................................................................3
C. Literature Rivew............................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
A.Pengertian Industri Manufaktur...................................................................................................4
B..Perkembangan Industri Di Indonesia...........................................................................................4
1.Berpikir Output Template Sektor Manufaktur..........................................................................7
2.Metodologi dan Data.................................................................................................................9
3.Uji Kointegrasi Grenger Uji......................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
a.Kesimpulan...................................................................................................................................13
B.Saran............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C. Literature Rivew
PEMBAHASAN
Perkembangan industri di Indonesia saat ini sangat pesat dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi namun industrialisasi di Indonesia menghadapi masalah
keterelakangan industri (Pasariu 2010). Laporan Kinerja Industri Kompetitif (CIP)adalah
publikasi statistik United Nations Industrial Development Organization (UNIDO)t entang
kinerja sektor industry. Daya saing industri didefinisikan sebagai kemampuan negara
berkembang dan negara maju untuk meningkatkan persaingan sektor industri di pasar
internasional.
Inovasi teknologi diperlukan yaitu senantiasa melakukan upaya inovasi
teknologi untuk meningkatkan kemampuan teknologi dan cara kerja ke tingkat yang leih
tinggi agar produk yang dihasilkan memiliki nilai tamah yang tinggi agi konsumsi
masyarakat sehingga produk yang dihasilkan selalu penuh energi.
Pada tahun 2015. Infrastruktur yang terintegrasi penggunaan teknologi canggih dan
tenaga kerja yang sangat terampil menciptakan inovasi yang menempatkan Singapura pada
peringkat ke-5 dunia pada tahun 2015 (UNIDO 2016) ). Kondisi ereda dengan Indonesia
efisiensi daya saing industri Indonesia leih rendah diandingkan Thailand dan Malaysia.
Indonesia menempati urutan ke-38 dunia sedangkan Thailand dan Malaysia menempati
urutan ke-2 dan ke-23 dunia. Kondisi infrastruktur yang uruk logistik yang uruk dan sistem
manajemen yang engkok serta produktivitas yang rendah (Bank Indonesia 2016).
Pertumuhan industri di Indonesia dalam mendongkrak PDB Indonesia dapat dilihat dari
kontriusinya. Kontriusi industri adalah seagai erikut:
Gambar 2( b): Kontribusi Sektoral Tahun 2016 (dalam persen)
S
elama kurun waktu 2015-2016, tiga sektor utama yang berperan dalam pembentukan PDB
Indonesia adalah sektor pertanian, sektor industri, dan sektor perdagangan.
Sektor pertanian menyumbang 13,4 persen dan 13,45 persen, sektor industri
menyumbang 21,0 persen dan 20,51 persen, sedangkan sektor perdagangan menyumbang
13,3 persen dan 13,19 persen. Tingginya distribusi sektor industri mencerminkan bahwa
sektor industri cukup berperan dalam penciptaan lapangan kerja yang mampu menciptakan
lapangan kerja (Pasaribu, 2010).
Perkemangan sektor industri juga dapat dilihat pada pertumuhan sektor industri. Gamar
3 menunjukkan ahwa pertumuhan sektor industri Indonesia pada periode 2015-2016
meningkat secara positif. Pertumuhan sektor industri tahun 20 sebesar 6% tahun 2015
seesar 33% dan tahun 2016 seesar 29%.
Secara teoritis ada beerapa alasan mengapa nilai tukar domestik terdepresiasi
mempengaruhi sektor manufaktur. Pertama nilai tukar mata uang nasional terdepresiasi
meningkatkan harga faktor produksi dari impor. Kondisi ini akan mematasi area produksi.
Senin. Penurunan nilai tukar domestik akan menyeakan peningkatan ekspor dan penurunan
impor sehingga meningkatkan neraca perdagangan. Penurunan nilai tukar domestik akan
mendorong output sektor manufaktur domestik untuk diekspor jika efek permintaan leih esar
daripada efek iaya (Adul dan Accra 2016). Berdasarkan pandangan Adul dan Accra (2016)
nilai tukar Rupiah USD rate menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi kinerja sektor
manufaktur Indonesia .
Kenaikan suku bunga kredit akan menyebabkan penurunan investasi di sektor riil
sehingga output manufaktur juga menurun. Kenaikan suku bunga kebijakan akan merangsang
kenaikan suku bunga pinjaman sehingga investor enggan meminjam uang karena investor
merasa dirugikan. Kondisi tersebut dapat memperlambat pertumbuhan sektor manufaktur.
Inflasi membuat daya beli konsumen Indonesia berkurang. Berkurangnya daya beli
konsumen Indonesia terjadi karena harga barang-barang manufaktur keluaran lebih mahal
sehingga dapat menyulitkan konsumen untuk membeli dan konsumen tidak merasa kaya lagi.
Menurut Madura (53:2011), jika inflasi suatu negara meningkat maka uang riil masyarakat
menurun sehingga masyarakat enggan mengkonsumsi barang-barang sektor manufaktur dan
memilih untuk melakukan kegiatan menabung. Konsumen Indonesia dapat membeli lebih
banyak barang di luar negeri dibandingkan dengan barang dalam negeri sehingga output dari
sektor manufaktur menurun.
Penanaman modal asing langsung ketika modal menjadi input yang sangat penting
untuk mempengaruhi sektor manufaktur. Berdasarkan teori fungsi produksi modal erupa
investasi merupakan salah satu input yang digunakan dalam proses produksi (Momongan
2013). Faktor modal produksi dapat merangsang output sektor produktif sehingga kegiatan
ekonomi dapat erkemang (Momongan 2013).
3.penilaian jangka panjang dan jangka pendek. Data yang digunakan adalah data time
series dari Q1 2005 hingga 2017. Berikut adalah persamaan jangka pendek dan
jangka panjang dari metode ECM:
Persamaan Estimasi Jangka Panjang
YX = + aa
tt 1223 + + aa XX .... + + s (1) Persamaan Estimasi Jangka Pendek
3tn nt t
Model ECM berisi formulir Error Correction Model (ECT) yang memastikan
huungan yang langgeng. Koefisien regresi variael ECT adalah faktor penyesuaian yang juga
menunjukkan tingkat di mana penyesuaian antara nilai aktual dan nilai yang diinginkan akan
dihilangkan selama periode waktu tertentu. Ciri-ciri model ECM yang valid adalah jika
memenuhi kondisi dimana nilai koefisien ECT erkisar antara 0 sampai lt; dan koefisien lt; 1
dan harus signifikan secara statistik. Jika kondisi terpenuhi maka ECM dapat digunakan
untuk estimasi (Yuliadi 2007).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data diperoleh
dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) dan Federal Reserve. Pengumpulan
data dilakukan dengan mengakses wesite Bank Indonesia dan Federal Reserve. Data yang
dikumpulkan dan relevan akan dikumpulkan ditaulasi dan dipilih sesuai dengan keutuhan
untuk analisis atau penelitian. Selain itu data yang terpilih akan diolah dan dianalisis
seperlunya untuk menjawa permasalahan yang ada dalam penelitian ini.Estimasi time series
harus dimulai dengan uji unit root menggunakan Augmented Dickey-Full er Test (ADF Test)
untuk melihat stasioneritas data. Kestasioneran suatu data deret waktu sangat penting karena
jika data yang diestimasi tidak stasioner maka hasil regresi akan menjadi palsu.
Tabel 1 menunjukkan unit test asli. Tael 1 menunjukkan ahwa pada level terseut
hanya variael output yang tetap di sektor manufaktur tetapi nilai tukar rupiahUSD riil suku
unga pinjaman FDI dan inflasi tidak erhenti. Tael 1 juga menunjukkan ahwa unit root test
erada pada peredaan tingkat pertama untuk semua variael seperti output manufaktur nilai
tukar rupeeUSD suku unga pinjaman FDI dan inflasi tetap pada tingkat signifikan rata-rata
005.
Keterangan:
X3 = Inflasi;
X4 = PMA;
Ln = Logaritma Alami;
e = Istilah kesalahan.
PENUTUP
a.Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa berdasarkan hasil estimasi jangka
panjang dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa tingkat suku bunga kredit berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap output sektor manufaktur Indonesia. Hal ini mengindikasikan
bahwa kenaikan suku bunga kredit akan menyebabkan penurunan investasi di sektor riil
sehingga output manufaktur juga menurun.
2. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap
output sektor manufaktur Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa jika inflasi suatu negara
meningkat maka akan menyebabkan uang riil masyarakat menurun sehingga masyarakat
enggan mengkonsumsi barang-barang sektor manufaktur dan memilih untuk melakukan
kegiatan menabung.
3. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa FDI berpengaruh signifikan dan positif
terhadap output sektor manufaktur Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa investor asing
berorientasi pada perdagangan, investor berinvestasi di negara tuan rumah tidak hanya untuk
mencari pasar tetapi juga meneliti untuk pengembangan produk output manufaktur di negara
tuan rumah, sehingga FDI yang lebih tinggi di sektor manufaktur dapat meningkatkan output
manufaktur.
5. Berdasarkan hasil estimasi jangka pendek menunjukkan bahwa suku bunga kredit
berpengaruh negatif signifikan, sedangkan inflasi dan FDI tidak berpengaruh signifikan
terhadap output sektor manufaktur.
B.Saran
Saran untuk Pemerintah : Pemerintah harus mampu meningkatkan Industri di Indonesia agar
mampu bersaing dengan Industri Di negara lain.
Saran Untuk Pengusaha : Para pengusaha harus mampu untuk meningkatkan usaha yang
dikelolanya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Abdullah, dan Accra. (2016). Variabilitas Nilai Tukar dan Kinerja Sektor Manufaktur
di Ghana: Bukti dari Analisis Kointegrasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Internasional,
2(1):1-14.
Ali, Muhammad. (2014). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara Arsyad, Lincoln. (2010). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta:
UPP STIM YKPM.
Arsyad, Muhammad. (2003). Perkembangan Pembangunan Industrialisasi Indonesia. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, 8(3): 17-28.
Ayinde, TO (2014). Dampak Volatilitas Nilai Tukar pada Kinerja Manufaktur: Bukti Baru
Dari Nigeria. Jurnal Fountain Manajemen dan Ilmu Sosial, 3 (2): 83-92.
Bank Indonesia. (2002). Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2002. Jakarta: Bank
Indonesia.
Bank Indonesia. (2015). Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Bank
Indonesia.
Bank Indonesia. (2016). Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2016. Jakarta: Bank
Indonesia.
Bank Indonesia. (2017). Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2017. Jakarta: Bank
Indonesia.
Botrik, Valerija. (2006). Penentu Utama Penanaman Modal Asing Langsung di Negara-
negara Eropa Tenggara. Tinjauan Studi Transisi, 3 (2): 359-377.
Budiharti, Indah. (2008). Kekuatan Industri dan Masalah yang Dihadapi Pekerja. Majalah
Ekonomi Vol 14. No 6.
Damayanthi, Vivin. (2008). Proses Industrialisasi Di Indonesia Dalam Prespektif Ekonomi
Politik. Jurnal Ekonomi Terapan Indonesia. 2. 1-2008.
10.21776/ub.jiae.2008.002.01.3.
Enders, Walter. (1995). Deret Waktu Ekonometrika Terapan. Edisi kedua. Amerika Serikat:
John Wiley & Sons, Inc.
Ghosh, Saibal. (2009). Pengaruh Industri dari Kebijakan Moneter: Bukti dari India. Makalah
MPRA No. 17307. Juni 2018; 03 (1): 61-72 ISSN : 2541-1012
Gujarati, Damodar N. dan Dawn C. Porter. (2009). Ekonometrika Dasar. Edisi Kelima. New
York: McGraw-Hiil Inc.
Harris, Richard ID (1997). Analisis Kointegrasi dalam Pemodelan Ekonometrika. Inggris
Raya: Prentice Hall/Harvester Wheatsheaf.
Hubbard, Glenn. (2005). Uang, Sistem Keuangan dan Ekonomi. Irwin: Perusahaan McGraw-
Hill.
Yuliadi, Imaduddin. (2007), Perekonomian Indonesia, Cetakan Pertama Penerbit Fakultas
Ekonomi UMY Yogyakarta.
Imoughele, Lawrence Ehikioya. (2014). Investigasi Empiris Dampak Kebijakan Moneter
Terhadap Kinerja Sektor Manufaktur di Nigeria (1986 – 2012). Jurnal Internasional
Pendidikan dan Penelitian. Jil. 2. No. 1.
Madura, Jeff. (2011). Keuangan Perusahaan Internasional. Keuangan Perusahaan
Internasional. Edisi 8. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Mankiw, N. Gregorius. (2006). Makroekonomi. Jakarta: Erlangga.
Miskin, Freederic. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Diterjemahkan oleh
Lana Soe listianingsih dan Beta Yulianta G. Jakarta: Salemba Empat.
Momongan, Junaidi E. (2013). Investasi PMA Dan PMDN Pengaruhnya Terhadap
Perkemban gan PDRB Dan Penyerapan Tenaga Kerja Serta Penaggulangan
Kemiskinan Di Sulawesi Utara. Jurnal EMBA, 1(3): 530-539.
Pasaribu, Rowland BF, (2010). Kebijakan Persaingan, Daya Saing, Liberalisasi,
Globalisasi, Dan Regionalisasi di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan
Indonesia, 3(2): 121-131.
Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus. (2004). Ilmu Makroekonomi. Jakarta:
PT. Media pendidikan global.
Ume, Kalu Ebere dkk. (2017). Dampak Relatif Kredit Bank pada Sektor Manufaktur
di Nigeria. Jurnal Internasional Ekonomi dan Keuangan, 7(2): 196-201.