Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KINERJA,KONTRIBUSI,Dan PERTUMBUHAN SEKTOR


MANUFAKTUR DI INDONESIA BERDASARKAN JANGKA WAKTU

Mata Kuliah:

EKONOMI INDUSTRI

Dosen Pengampu:

Dr. Martahadi, M.Si

Dibuat oleh:

T. Raihan Fajari (190202064)

M. Niko Prayoga (190202049)

Muammar Kaadafi Z (190202043)

Muhammad Ihsan (190202041)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
2021

Daftar isi
BAB I......................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
A.Latar Belakang...............................................................................................................................3
B.Rumusan Masalah.........................................................................................................................3
C. Literature Rivew............................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
A.Pengertian Industri Manufaktur...................................................................................................4
B..Perkembangan Industri Di Indonesia...........................................................................................4
1.Berpikir Output Template Sektor Manufaktur..........................................................................7
2.Metodologi dan Data.................................................................................................................9
3.Uji Kointegrasi Grenger Uji......................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
a.Kesimpulan...................................................................................................................................13
B.Saran............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Peran manufaktur di Indonesia mempengaruhi pertumuhan ekonomi. Penelitian ini


ertujuan untuk mengamati dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
sektor manufaktur di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah error correction
model (ECM) periode 2005 pada Q1 – 2017 pada Q Penelitian ini menggunakan data
sekunder dari Economic and Financial Statistics Indonesia (SEKI) dan Federal Reserve. Hasil
penelitian menunjukkan ahwa dalam jangka panjang estimasi suku unga pinjaman dan inflasi
erpengaruh negatif dan signifikan sedangkan FDI erpengaruh positif dan signifikan terhadap
output sektor manufaktur. Di sisi lain perkiraan jangka pendek menunjukkan ahwa suku unga
pinjaman erpengaruh negatif dan signifikan sedangkan inflasi dan investasi asing langsung
(FDI) tidak erpengaruh signifikan terhadap output sektor manufaktur.

B.Rumusan Masalah

Bagaimana Kinerja,Kontribusi,dan Pertumbuhan Industri Manufaktur di Indonesia

C. Literature Rivew

Industrialisasi merupakan tahapan penting dalam upaya negara-negara berkembang


untuk meningkatkan kesejahteraannya, serta mengatasi masalah pengangguran dan
peningkatan produktivitas kerja sebagai salah satu penyebab rendahnya pendapatan
(Damayanthi, 2008). Negara berusaha untuk mengembangkan industri yang dapat
berproduksi dalam waktu yang relatif singkat dan dapat menghemat devisa negara, oleh
karena itu pilihan untuk mengembangkan industri substitusi impor menjadi pilihan. 
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Industri Manufaktur


Pengertian industri manufaktur menurut Badan Pusat Statistik (2015) adalah
penguahan ahan aku (raw material) menjadi arang jadisetengah jadi danatau arang yang
nilainya leih rendah menjadi arang yang ernilai leih tinggi aik secara mekanis maupun secara
kimiawi. dengan mesin atau dengan tangan. Tiga sektor utama yang mementuk PDB
Indonesia adalah industri manufaktur sektor pertanian dan sektor komersial. Rata-rata
kontriusi ketiga sektor utama industri pengolahan seesar 2113 persen sektor pertanian seesar
1339 % dan sektor komersial seesar 1329 % (BPS 2016). Ketiga sektor utama terseut
memerikan kontriusi teresar terhadap pementukan PDB di Indonesia.

B..Perkembangan Industri Di Indonesia

Perkembangan sektor industri Indonesia Perkembangan yang sesuai pada


Pembangunan Jangka Panjang I, hal ini dapat dilihat dari berbagai bidang, yaitu
ketenagakerjaan, ubiquitous, nilai yang dihasilkan, kontribusi devisa, dan PDB dari PDB
Indonesia (Bank Indonesia, 2002). Menurut Damanyanthi (2008), kemajuan industri
Indonesia berkaitan dengan kebijakan perindustrian orde baru yang besar, seperti
perombakan sistem devisa, pengurangan fasilitas khusus yang dicadangkan untuk Badab
Usaha Milik Negrara (BUMN), dan kebijakan pemerintah untuk memajukan pertumbuhan
sektor swasta Berkoordinasi dengan sektor BUMN dan pemerlakuan undang-undang
investasi modal asing.

Perkembangan industri di Indonesia saat ini sangat pesat dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi namun industrialisasi di Indonesia menghadapi masalah
keterelakangan industri (Pasariu 2010). Laporan Kinerja Industri Kompetitif (CIP)adalah
publikasi statistik United Nations Industrial Development Organization (UNIDO)t entang
kinerja sektor industry. Daya saing industri didefinisikan sebagai kemampuan negara
berkembang dan negara maju untuk meningkatkan persaingan sektor industri di pasar
internasional. 
Inovasi teknologi diperlukan yaitu senantiasa melakukan upaya inovasi
teknologi untuk meningkatkan kemampuan teknologi dan cara kerja ke tingkat yang leih
tinggi agar produk yang dihasilkan memiliki nilai tamah yang tinggi agi konsumsi
masyarakat sehingga produk yang dihasilkan selalu penuh energi.

Gambar 1: Kinerja Industri Kompetitif Kawasan ASEAN 2015  


Sumber: United Nations Industrial Development Organization, 2016 

Pada tahun 2015. Infrastruktur yang terintegrasi penggunaan teknologi canggih dan
tenaga kerja yang sangat terampil menciptakan inovasi yang menempatkan Singapura pada
peringkat ke-5 dunia pada tahun 2015 (UNIDO 2016) ). Kondisi ereda dengan Indonesia
efisiensi daya saing industri Indonesia leih rendah diandingkan Thailand dan Malaysia.
Indonesia menempati urutan ke-38 dunia sedangkan Thailand dan Malaysia menempati
urutan ke-2 dan ke-23 dunia. Kondisi infrastruktur yang uruk logistik yang uruk dan sistem
manajemen yang engkok serta produktivitas yang rendah (Bank Indonesia 2016).
Pertumuhan industri di Indonesia dalam mendongkrak PDB Indonesia dapat dilihat dari
kontriusinya. Kontriusi industri adalah seagai erikut:
Gambar 2( b): Kontribusi Sektoral Tahun 2016 (dalam persen) 

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017 

Proses industrialisasi Indonesia dapat dilihat dari perkembangan kontribusi sektor


industri. Gambar 2 menunjukkan perkembangan sektor industri dan sektor lainnya dalam
mendorong pembentukan PDB Indonesia selama periode 2015-2016.

S
elama kurun waktu 2015-2016, tiga sektor utama yang berperan dalam pembentukan PDB
Indonesia adalah sektor pertanian, sektor industri, dan sektor perdagangan. 

Sektor pertanian menyumbang 13,4 persen dan 13,45 persen, sektor industri
menyumbang 21,0 persen dan 20,51 persen, sedangkan sektor perdagangan menyumbang
13,3 persen dan 13,19 persen. Tingginya distribusi sektor industri mencerminkan bahwa
sektor industri cukup berperan dalam penciptaan lapangan kerja yang mampu menciptakan
lapangan kerja (Pasaribu,  2010). 

Gambar 2 juga menginformasikan bahwa kontribusi industri manufaktur terhadap


PDB Indonesia menurun. Menurut Bank IndonesiaI (2016), penurunan sektor manufaktur di
Indonesia dipengaruhi oleh krisis ekonomi global. Pemerintah melaksanakan program
Revitalisasi, Konsolidasi, dan Restrukturisasi Industri. Industri yang direvitalisasi adalah
industri yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan memiliki kemampuan ekspor.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja sektor manufaktur. 

Perkemangan sektor industri juga dapat dilihat pada pertumuhan sektor industri. Gamar
3 menunjukkan ahwa pertumuhan sektor industri Indonesia pada periode 2015-2016
meningkat secara positif. Pertumuhan sektor industri tahun 20 sebesar 6% tahun 2015
seesar 33% dan tahun 2016 seesar 29%.

Gambar 3: Pertumbuhan Sektor Manufaktur Indonesia Periode 2014-2016 (dalam


persen) Sumber: Bank Indonesia,2016. 

Gambar 3 juga menunjukkan ahwa laju pertumuhan sektor industri di Indonesia


melamat. Kondisi ini sejalan dengan penurunan kontriusi sektor industri. Menurut Bank
Indonesia (2016) perlamatan pertumuhan sektor industri diseakan oleh faktor internal dan
eksternal seperti turunnya harga komoditas dunia akiat melemahnya permintaan naiknya
harga minyak dunia lemahnya ekspor rendahnya suku unga dll meningkat ahan akar
meningkat. harga. (Bank Indonesia 2015). Pemerintah Indonesia telah menerapkan keijakan
stimulus fiskal untuk mendorong aktivitas sektor manufaktur. Bank Indonesia Bersama
dengan keijakan moneter juga erperan dalam meningkatkan kinerja sektor manufaktur.
Keputusan untuk mempertahankan BI rate terseut sejalan dengan sikap keijakan moneter
restriktif yang ditujukan untuk menjaga inflasi tetap rendah.

1.Berpikir Output Template Sektor Manufaktur 

Secara teoritis ada beerapa alasan mengapa nilai tukar domestik terdepresiasi
mempengaruhi sektor manufaktur. Pertama nilai tukar mata uang nasional terdepresiasi
meningkatkan harga faktor produksi dari impor. Kondisi ini akan mematasi area produksi.
Senin. Penurunan nilai tukar domestik akan menyeakan peningkatan ekspor dan penurunan
impor sehingga meningkatkan neraca perdagangan. Penurunan nilai tukar domestik akan
mendorong output sektor manufaktur domestik untuk diekspor jika efek permintaan leih esar
daripada efek iaya (Adul dan Accra 2016). Berdasarkan pandangan Adul dan Accra (2016)
nilai tukar Rupiah USD rate menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi kinerja sektor
manufaktur Indonesia .

Kenaikan suku bunga kredit akan menyebabkan penurunan investasi di sektor riil
sehingga output manufaktur juga menurun. Kenaikan suku bunga kebijakan akan merangsang
kenaikan suku bunga pinjaman sehingga investor enggan meminjam uang karena investor
merasa dirugikan. Kondisi tersebut dapat memperlambat pertumbuhan sektor manufaktur.

Inflasi membuat daya beli konsumen Indonesia berkurang. Berkurangnya daya beli
konsumen Indonesia terjadi karena harga barang-barang manufaktur keluaran lebih mahal
sehingga dapat menyulitkan konsumen untuk membeli dan konsumen tidak merasa kaya lagi.
Menurut Madura (53:2011), jika inflasi suatu negara meningkat maka uang riil masyarakat
menurun sehingga masyarakat enggan mengkonsumsi barang-barang sektor manufaktur dan
memilih untuk melakukan kegiatan menabung. Konsumen Indonesia dapat membeli lebih
banyak barang di luar negeri dibandingkan dengan barang dalam negeri sehingga output dari
sektor manufaktur menurun.
Penanaman modal asing langsung ketika modal menjadi input yang sangat penting
untuk mempengaruhi sektor manufaktur. Berdasarkan teori fungsi produksi modal erupa
investasi merupakan salah satu input yang digunakan dalam proses produksi (Momongan
2013). Faktor modal produksi dapat merangsang output sektor produktif sehingga kegiatan
ekonomi dapat erkemang (Momongan 2013).

Gambar kerangka di bawah ini menunjukkan bahwa output sektor manufaktur


dipengaruhi oleh nilai tukar riil Rupiah/USD, suku bunga pinjaman, inflasi, dan FDI.
Penggunaan nilai tukar riil rupiah/USD, suku bunga kredit, inflasi, dan FDI didasarkan pada
beberapa literatur jurnal yang telah dijadikan literatur referensi dan literatur pendukung pada
penelitian-penelitian sebelumnya. 

Gambar 4: Thinking Output TemplateSektor Manufaktur 

2.Metodologi dan Data 

Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan error


correction modeling (ECM). Error correction model adalah model yang digunakan untuk
menyesuaikan persamaan regresi antar variael individu yang tidak stail sehingga kemali ke
nilai keseimangan jangka panjang syarat utamanya adalah terdapat huungan positif antar
variael penyusunnya (Ali 2011) . Beberapa langkah harus diambil dalam metode Model
Koreksi Kesalahan yaitu :

1.mari kita mulai dengan tes statis.

2.periksa kalirasi Engle Grenger.

3.penilaian jangka panjang dan jangka pendek. Data yang digunakan adalah data time
series dari Q1 2005 hingga 2017. Berikut adalah persamaan jangka pendek dan
jangka panjang dari metode ECM:
Persamaan Estimasi Jangka Panjang 

 YX = + aa
tt 1223 + + aa XX .... + + s (1) Persamaan Estimasi Jangka Pendek 
3tn nt t

TT YX = + bbtt 1223 + + bb TT XX . .. + + bnt ECT s + (2) 


3 1 tn nt +

Model ECM berisi formulir Error Correction Model (ECT) yang memastikan
huungan yang langgeng. Koefisien regresi variael ECT adalah faktor penyesuaian yang juga
menunjukkan tingkat di mana penyesuaian antara nilai aktual dan nilai yang diinginkan akan
dihilangkan selama periode waktu tertentu. Ciri-ciri model ECM yang valid adalah jika
memenuhi kondisi dimana nilai koefisien ECT erkisar antara 0 sampai lt; dan koefisien lt; 1
dan harus signifikan secara statistik. Jika kondisi terpenuhi maka ECM dapat digunakan
untuk estimasi (Yuliadi 2007).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data diperoleh
dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) dan Federal Reserve. Pengumpulan
data dilakukan dengan mengakses wesite Bank Indonesia dan Federal Reserve. Data yang
dikumpulkan dan relevan akan dikumpulkan ditaulasi dan dipilih sesuai dengan keutuhan
untuk analisis atau penelitian. Selain itu data yang terpilih akan diolah dan dianalisis
seperlunya untuk menjawa permasalahan yang ada dalam penelitian ini.Estimasi time series
harus dimulai dengan uji unit root menggunakan Augmented Dickey-Full er Test (ADF Test)
untuk melihat stasioneritas data. Kestasioneran suatu data deret waktu sangat penting karena
jika data yang diestimasi tidak stasioner maka hasil regresi akan menjadi palsu. 

Tabel 1 menunjukkan unit test asli. Tael 1 menunjukkan ahwa pada level terseut
hanya variael output yang tetap di sektor manufaktur tetapi nilai tukar rupiahUSD riil suku
unga pinjaman FDI dan inflasi tidak erhenti. Tael 1 juga menunjukkan ahwa unit root test
erada pada peredaan tingkat pertama untuk semua variael seperti output manufaktur nilai
tukar rupeeUSD suku unga pinjaman FDI dan inflasi tetap pada tingkat signifikan rata-rata
005.
Keterangan:

Y = Output sektor manufaktur; X1 = Nilai tukar riil IDR/USD;

X2 = Suku Bunga Pinjaman;

X3 = Inflasi;

X4 = PMA; Ln = Logaritma Alami; e = Istilah kesalahan. 

3.Uji Kointegrasi Grenger Uji 

kointegrasi digunakan untuk melihat hubungan keseimbangan jangka panjang antar


variabel, dan untuk melihat kemungkinan tren stokastik umum dari waktu ke waktu (Calvi,
2010). Berdasarkan Tabel 2 terdapat kointegrasi, hal ini terlihat pada probabilitas ADF pada
ECT kurang dari 5 persen, sehingga dapat dikatakan adanya hubungan jangka panjang antar
variabel. 

Tabel 2: Uji Kointegrasi Grenger pada Tingkat Perbedaan Pertama 

Persamaan Estimasi Jangka Panjang 

Tabel 3: Persamaan Estimasi Jangka Panjang 


Catatan: 

Y = Output sektor manufaktur;

X1 = Nilai tukar riil IDR/USD;

X2 = Suku Bunga Pinjaman; X3 = Inflasi;

X4 = PMA;

Ln = Logaritma Alami;

e = Istilah kesalahan. 

Estimasi jangka panjang menunjukkan bahwa suku bunga pinjaman berpengaruh


negatif signifikan terhadap output manufaktur, inflasi berpengaruh negatif signifikan
terhadap output manufaktur, dan FDI berpengaruh positif signifikan terhadap output
manufaktur. Variabel-variabel tersebut berpengaruh signifikan karena probabilitasnya kurang
dari 5 persen. 

Tabel 4 Persamaan Estimasi Jangka Pendek 

Estimasi jangka pendek menunjukkan bahwa suku bunga pinjaman berpengaruh


negatif signifikan terhadap output manufaktur, inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
output manufaktur, dan FDI tidak berpengaruh signifikan terhadap output manufaktur.
Variabel tidak berpengaruh signifikan karena probabilitasnya lebih dari 5 persen. Koefisien
ECT menunjukkan hasil yang negatif dan signifikan 
sehingga estimasi jangka pendek adalah valid. 
BAB III

PENUTUP

a.Kesimpulan 

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa berdasarkan hasil estimasi jangka
panjang dapat disimpulkan bahwa: 

1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa tingkat suku bunga kredit berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap output sektor manufaktur Indonesia. Hal ini mengindikasikan
bahwa kenaikan suku bunga kredit akan menyebabkan penurunan investasi di sektor riil
sehingga output manufaktur juga menurun. 

2. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap
output sektor manufaktur Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa jika inflasi suatu negara
meningkat maka akan menyebabkan uang riil masyarakat menurun sehingga masyarakat
enggan mengkonsumsi barang-barang sektor manufaktur dan memilih untuk melakukan
kegiatan menabung. 

3. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa FDI berpengaruh signifikan dan positif
terhadap output sektor manufaktur Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa investor asing
berorientasi pada perdagangan, investor berinvestasi di negara tuan rumah tidak hanya untuk
mencari pasar tetapi juga meneliti untuk pengembangan produk output manufaktur di negara
tuan rumah, sehingga FDI yang lebih tinggi di sektor manufaktur dapat meningkatkan output
manufaktur. 

4. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa impor manufaktur berpengaruh


signifikan dan positif terhadap output sektor manufaktur Indonesia. Hal ini menunjukkan
bahwa output manufaktur dalam negeri memiliki daya saing yang kuat. Namun, jumlah
impor yang masuk tidak boleh dilepas, pemerintah harus menetapkan batasan impor. 

5. Berdasarkan hasil estimasi jangka pendek menunjukkan bahwa suku bunga kredit
berpengaruh negatif signifikan, sedangkan inflasi dan FDI tidak berpengaruh signifikan
terhadap output sektor manufaktur. 

B.Saran

Saran untuk Pemerintah : Pemerintah harus mampu meningkatkan Industri di Indonesia agar
mampu bersaing dengan Industri Di negara lain.

Saran Untuk Pengusaha : Para pengusaha harus mampu untuk meningkatkan usaha yang
dikelolanya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Abdullah, dan Accra. (2016). Variabilitas Nilai Tukar dan Kinerja Sektor Manufaktur
di Ghana: Bukti dari Analisis Kointegrasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Internasional,
2(1):1-14.
Ali, Muhammad. (2014). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara Arsyad, Lincoln. (2010). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta:
UPP STIM YKPM.
Arsyad, Muhammad. (2003). Perkembangan Pembangunan Industrialisasi Indonesia. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, 8(3): 17-28.
Ayinde, TO (2014). Dampak Volatilitas Nilai Tukar pada Kinerja Manufaktur: Bukti Baru
Dari Nigeria. Jurnal Fountain Manajemen dan Ilmu Sosial, 3 (2): 83-92.

Bank Indonesia. (2002). Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2002. Jakarta: Bank
Indonesia.
Bank Indonesia. (2015). Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Bank
Indonesia.
Bank Indonesia. (2016). Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2016. Jakarta: Bank
Indonesia.
Bank Indonesia. (2017). Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2017. Jakarta: Bank
Indonesia.
Botrik, Valerija. (2006). Penentu Utama Penanaman Modal Asing Langsung di Negara-
negara Eropa Tenggara. Tinjauan Studi Transisi, 3 (2): 359-377.
Budiharti, Indah. (2008). Kekuatan Industri dan Masalah yang Dihadapi Pekerja. Majalah
Ekonomi Vol 14. No 6.
Damayanthi, Vivin. (2008). Proses Industrialisasi Di Indonesia Dalam Prespektif Ekonomi
Politik. Jurnal Ekonomi Terapan Indonesia. 2. 1-2008.
10.21776/ub.jiae.2008.002.01.3.
Enders, Walter. (1995). Deret Waktu Ekonometrika Terapan. Edisi kedua. Amerika Serikat:
John Wiley & Sons, Inc.
Ghosh, Saibal. (2009). Pengaruh Industri dari Kebijakan Moneter: Bukti dari India. Makalah
MPRA No. 17307. Juni 2018; 03 (1): 61-72 ISSN : 2541-1012
Gujarati, Damodar N. dan Dawn C. Porter. (2009). Ekonometrika Dasar. Edisi Kelima. New
York: McGraw-Hiil Inc.
Harris, Richard ID (1997). Analisis Kointegrasi dalam Pemodelan Ekonometrika. Inggris
Raya: Prentice Hall/Harvester Wheatsheaf.
Hubbard, Glenn. (2005). Uang, Sistem Keuangan dan Ekonomi. Irwin: Perusahaan McGraw-
Hill.
Yuliadi, Imaduddin. (2007), Perekonomian Indonesia, Cetakan Pertama Penerbit Fakultas
Ekonomi UMY Yogyakarta.
Imoughele, Lawrence Ehikioya. (2014). Investigasi Empiris Dampak Kebijakan Moneter
Terhadap Kinerja Sektor Manufaktur di Nigeria (1986 – 2012). Jurnal Internasional
Pendidikan dan Penelitian. Jil. 2. No. 1.
Madura, Jeff. (2011). Keuangan Perusahaan Internasional. Keuangan Perusahaan
Internasional. Edisi 8. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Mankiw, N. Gregorius. (2006). Makroekonomi. Jakarta: Erlangga.
Miskin, Freederic. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Diterjemahkan oleh
Lana Soe listianingsih dan Beta Yulianta G. Jakarta: Salemba Empat.
Momongan, Junaidi E. (2013). Investasi PMA Dan PMDN Pengaruhnya Terhadap
Perkemban gan PDRB Dan Penyerapan Tenaga Kerja Serta Penaggulangan
Kemiskinan Di Sulawesi Utara. Jurnal EMBA, 1(3): 530-539.
Pasaribu, Rowland BF, (2010). Kebijakan Persaingan, Daya Saing, Liberalisasi,
Globalisasi, Dan Regionalisasi di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan
Indonesia, 3(2): 121-131.
Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus. (2004). Ilmu Makroekonomi. Jakarta:
PT. Media pendidikan global.
Ume, Kalu Ebere dkk. (2017). Dampak Relatif Kredit Bank pada Sektor Manufaktur
di Nigeria. Jurnal Internasional Ekonomi dan Keuangan, 7(2): 196-201.

UNIDO. (2018). Laporan Kinerja Industri Kompetitif 2018. Dalam Organisasi


Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO)

Anda mungkin juga menyukai