Anda di halaman 1dari 4

KOLABORASIK (Kolaborasi Asik) PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR,INDUSTRIALISASI,INOVASI DAN PEMBANGUNAN


SUMBER DAYA MANUSIA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS 2030

Oleh : Nensi Ananda Nilam Sari

Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan 2018


Universitas Diponegoro

Berbicara mengenai pembangunan berkelanjutan tentunya bukan merupakan suatu


hal yang baru di telinga masyarakat dunia,terutama di Indonesia.Pembangunan
infrastruktur,dan industrialisasi bahkan sudah dicanangkan di Indonesia sejak
Indonesia dalam masa penjajahan Belanda.Pembangunan infrastruktur pada masa itu
dapat dilihat pada saat Daendels melakukan pembuatan jalan dari Anyer sampai
Panarukan,serta industrialisasi yang dimulai dengan pembangunan pabrik untuk
mengolah SDA pada masa itu. Dalam Global Competitiveness Report 2015-2016
yang disusun oleh lembaga World Economic Forum (WEF), Indonesia menempati
urutan ke-62 dari 140 negara dalam hal pembangunan infrastruktur peringkat yang
bertahan di standar rata-rata.Sementara sejak tahun 1980-an,Indonesia bersama
dengan Malaysia dan Thailand dikelompokkan sebagai salah satu negara di Asia
Timur sebagai negara industry baru (Wie,2000).

Namun,pembangunan tersebut mulai mengalami penurunan meskipun tidak


terlalu signifikan.Hal ini dapat terlihat dari pembangunan sarana dan prasarana
umum yang masih jauh dari kata cukup.Misalnya,kurangnya pembangunan
jalan,kurangnya sarana sanitasi di daerah tertinggal,serta cukup banyak pabrik-
pabrik penopang perekonomian yang terpaksa gulung tikar.

Banyak faktor penyebab mengapa hal-hal tersebut dapat terjadi,diantaranya :

1. Sumber pendanaan investasi yang belum memadai


Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019, total Rp 4.796 triliun diperlukan untuk memenuhi target
pembangunan infrastruktur (yang ditetapkan pemerintah) pada tahun 2019.
Namun, pemerintah pusat dan daerah hanya bisa memberikan kontribusi
41 persen untuk pembiayaan, sementara perusahaan-perusahaan milik
negara (BUMN) hanya dapat memberikan kontribusi hingga 22 persen. Ini
berarti bahwa 37 persen dari dana yang dibutuhkan (sekitar Rp 1.752
triliun) harus berasal dari sektor swasta,sementara sektor swasta secara
umum tidak terlalu antusias untuk mengambil komitmen untuk proyek
jangka panjang.
2. Pembebasan lahan
Masalah yang cukup menjadi perhatian dalam faktor penghambat
pembangunan infrastruktur dan industrialisasi yaitu pembebasan
lahan.Proses pembebasan lahan yang rumit tentunnya membutuhkan kerja
keras yang lebih serta biaya yang tidak sedikit.
3. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia yang terdidik dan terlatih tentunya menjadi faktor
yang sangat berpengaruh pada roda perekonomian Indonesia.Kurangnya
kualitas sumber daya manusia di Indonesia juga menghambat
pembangunan infrastruktur dan industrialisasi.

Memasuki era revolusi industri 4.0 yang mulai menjamur di seluruh dunia,tak
terkecuali Indonesia juga berimbas pada perekonomian Indonesia yang mulai
mendapat titik terang.Revolusi industri 4.0 mendorong otomatisasi pada berbagai
sektor,tidak hanya pada sektor perekonomian.Dengan adanya otomatisasi
tersebut,Indonesia perlu memanfaatkan era ini untuk mewujudkan sustainable
development goals,dimana salah satu tujuannya adalah membangun infrastruktur
kuat,mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong inovasi.Era
revolusi industri hendaknya dijadikan alat bantu dalam mencapai salah satu tujuan
yang sedang digalakkan tersebut.Otomatisasi tentunya akan sangat mendorong
adanya inovasi yang kemudian akan digunakan untuk memperbaiki perekonomian
Indonesia melalui pembangunan infrastruktur serta inovasi dalam
mempromosikan industrialisasi di Indonesia.Wujud nyata manfaat inovasi
otomatisasi dalam segi pembangunan infrastruktur dan industrialisasi dapat
melalui pembangunan dengan menggunakan teknologi canggih.
Melalui kolaborasik antara pembangunan infrastruktur,industrialisasi,inovasi,serta
pembangunan sumber daya manusia, tujuan pembangunan berkelanjutan
Indonesia tahun 2030 mungkin tidak akan sulit untuk dicapai.Keempatnya harus
berjalan secara beriringan,karena keempat aspek tersebut sangan berkaitan satu
sama lainnya.Dengan adanya inovasi melalui otomatisasi era revolusi industry 4.0
akan mendorong pembangunan infrastruktur yang menjadi modal bagi
pembangunan industrialisasi dan pembangunan sumber daya manusia yang
berkualitas.Sumber daya manusia yang berkualitas tentunya sangat mendorong
dalam pengambilan keputusan yang tepat dengan berbagai bahan pertimbangan.

Dengan berbagai faktor yang menghambat pembangunan berkelanjutan di


Indonesia, strategi kolaborasik tentunya menjadi jawaban atas segala
permasalahan namun tentunya dengan pertimbangan yang matang.Hal ini
tentunya harus mendapat persetujuan dari beragai kalangan yang memang
berkompeten dalam menanggapi masalah tersebut.Pemerintah Indonesia
hendaknya lebih teliti dalam mengambil sebuah keputusan,serta tidak melihat
permasalahan dari satu sisi saja.

Dengan strategi kolaborasik,output yang dihasilkan akan bervariasi dan tentunya


akan sangat membantu dalam pembangunan berkelanjutan di
Indonesia.Pembangunan sumber daya manusia tentunya akan melahirkan
generasi-generasi Indonesia yang berkualitas,tidak hanya berkuantitas.Para
generasi tersebut akan menciptakan ide-ide cemerlang yang tentunya akan
mendorong inovasi pembangunan inftrastruktur dan industrialisasi yang akan
menyerap banyak tenaga kerja dan mengurangi pengangguran.Pembangunan
sumber daya manusia dapat dimulai dari lingkup terkecil dalam keluarga,hingga
lingkup yang lebih luas seperti lembaga pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Kustanto,H,Oktaviani,R, Sinaga,B&Firdaus,M 2012,’Reindustrialisasi Dan


Dampaknya Terhadap Ekonomi Makro Serta Kinerja Sektor Industri Di
Indonesia’,Jurnal Riset Industri, Vol. VI No. 1, 2012, Hal. 97-115.

Case,K &Fair,R 2007,Prinsip-prinsip Ekonomi,edk 8,Erlangga,Jakarta.

Indonesia,I 2017,Infrastruktur Di Indonesia,Indonesia Investment,dilihat 25 April


2019https://www.indonesia-
investments.com/id/bisnis/risiko/infrastruktur/item381>

Anda mungkin juga menyukai