TAHUN 2016-2019
Disusun oleh:
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3
1.3 Tujuan..................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5
3.1 Simpulan............................................................................................................27
3.2 Saran..................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
CPIN telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1991 dan saat ini
CPIN merupakan perusahaan publik atau perusahaan terbuka dengan jumlah
lebih dari 8000 pemegang saham. Pada tahun 2019, CPIN memiliki
16.398.000.000 lembar saham beredar dan pernah mencapai harga tertinggi
Rp8.600,00 di kuartal pertama.
1.3 Tujuan
Produk Domestik Bruto (PDB) menunjukkan produksi barang dan jasa yang
dihasilkan pada suatu negara. Menurut data dari Badan Pusat Statistika (BPS)
pertumbuhan PDB Indonesia 2016—2019 mengalami fluktuasi. PDB tertinggi
yang pernah dicapai sebesar 5,27% pada kuartal ke-2 tahun 2018, sedangkan PDB
terendah sebesar 4,94% pada kuartal ke-1 dan kuartal ke-4 tahun 2016. Sejak
kuartal ke-2 tahun 2018 PDB Indonesia terus mengalami penurunan. Hal ini
menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa Indonesia mengalami
penurunan yang berakhir di level 4,97% pada akhir tahun 2019. Penurunan PDB
menyebabkan lesunya iklim produksi perusahaan secara nasional. Penurunan
output secara nasional akan berdampak pada penurunan penjualan perusahaan dan
akan menyebabkan efek pengangguran dalam jangka pendek.
2.1.2 Inflasi
Kurs menunjukkan nilai dari mata uang suatu negara, dalam hal ini
Indonesia, dengan mata uang negara lainnya, dalam hal ini Amerika. Kurs
Indonesia cenderung menguat pada 2016—2019. Meskipun terjadi penurunan
pada 2018—2019, namun terjadi kurs yang konstan pada rentang Rp14.000,- s.d.
Rp14.500,- (Bank Indonesia, n.d.-b). Dalam hal ini maka nilai tukar rupiah dapat
dikatakan cukup stabil. Tentu saja kurs yang stabil akan berdampak positif untuk
perusahaan ekspor seperti PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk.
2.1.4 Ekspor-Impor
Nilai Impor Indonesia juga mengalami fluktuasi yang hampir sama dengan
ekspor. Pada tahun 2014—2016 impor Indonesia mengalami penurunan, namun
pada tahun 2016—2018 impor mengalami kenaikan. Rata-rata penurunan impor
sebesar 11,93%, sedangkan kenaikan impor sebesar 19,56% (Juni, n.d.) . Hal ini
menunjukkan kenaikan ekspor tidak didukung dengan bahan baku dalam negeri.
Ketidakcukupan bahan baku membuat perusahaan melakukan impor.
2.2 Analisis Industri
Politik
Ekonomi
Selama tahun 2015-2019, tingkat inflasi cenderung lebih tidak stabil
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi. Ketidakstabilan inflasi ini dapat
menyebabkan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.
Inflasi yang tidak stabil akan memberikan kesulitan bagi masyarakat dalam
melakukan konsumsi, investasi, dan produksi dimana akan berimbas balik pada
menurunnya pertumbuhan ekonomi.
Sosial
Teknologi
Legal
Environmental
Produk Ayam
Kebutuhan protein hewani tidak hanya dapat didapatkan dari daging ayam
saja. Melainkan juga hewan-hewan ternak lain seperti Sapi, Kambing atau unggas
lain seperti bebek. Produk pengganti lainnya adalah sayuran. Banyak masyarakat
yang mengubah kebiasaan makannya menjadi vegetarian yang mana mereka
hanya makan makana yang berasal dari produk-produk nabati dengan alasan
kesehatan.
Pakan Ternak
Pakan ternak tidak hanya bisa didapatkan dari pabrik saja. Sekarang,banyak
inovasi pakan ternak yang dapat diolah sendiri. Selain dari jagung, pakan ternak
juga bisa didapt dari pengolahan singkong, dedak, dan serangga.
Ancaman Pesaing
Saat ini sudah terdapat banyak perusahaan yang bergerak di sektor ini.
Namun, hanya terdapat 3 pesaing yang cukup memberikan ancaman kepada PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Pesaing tersebut diantaranya PT. Japfa
Comfeed Tbk, PT. Sierad Produce Tbk, PT. Malindo Feedmill Tbk. Namun, jika
kita lihat dari kapitalisasi pasarnya masih sangat jauh sehingga ancamannya tidak
terlalu serius. Namun, PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk tidak boleh lengah,
perusahaan akan terus meningkatkan kualitas produk dan mempertahankan
tingkat penjualannya.
Dalam hal ini kekuatan tawar menawar pelanggan cukup kuat dibandingkan
dengan perusahaan lain. PT. Charoen Pokphand Indonesia memasarkan produk
kepada pelangganya melalui perusahaannya langsung. Pelanggan dapat langsung
datang ke kantor pusat untuk memesan produk yang mereka butuhkan. Selain itu,
pelanggan juga dapat membandingkan dan memilih produk yang ditawarkan oleh
pesaing perusahaan ini.
Kegiatan Utama
Input Operasi Penyaluran Pemasaran
Produksi output
Infrastruktur Cabang pabrik √ √ √ √
Fasilitas
perusahaan √ √ √ √
pembibitan
Formula bahan
√ √ √ √
baku
Pengembangan Mesin
- √ - -
teknologi pengolaan
Manajemen Budaya
√ √ √ √
sumber daya perusahaan
Struktur
manusia √ √ √ √
organisasi
Produktivitas √ √ √ √
Marketing Iklan - - √ √
Merk dagang - - √ √
Keuangan Struktur
√ √ √ √
permodalan
Manajemen Good corporate
√ √ √ √
resiko governance
perusahaan pesaing)
Weakness
Fasilitas ye ye Competitive Di atas (belum ada
no no
pembibitan s s parity normal metode baru
dan rare)
Sustained
Formula ye ye ye ye Di atas
competitive Strength
bahan baku s s s s normal
advantage
Strength
(adanya
Temporary
Mesin ye ye ye Di atas pengembanga
no competitive
pengolaan s s s normal n mobile
advantage
dryer oleh
perusahaan)
Strength
Manajemen
sumber Sustained (budaya 5R;
Budaya ye ye ye ye Di atas
competitive ringkas, rapih,
perusahaan s s s s normal
advantage resik, rawat,
dan rajin)
Struktur ye ye Competitive
no no Normal Stregth
organisasi s s parity
Competitive
Produktivita Di atas
no no no no disadvantag Stregth
s normal
e
Competitive
Iklan no no no no disadvantag Normal Weakness
e
Merk ye ye ye ye Sustained Di atas Strength
Marketing dagang s s s s competitive normal (merk pakan
advantage ternak HI-
PRO, HI-
PRO-VITE,
BINTANG,
BONAVITE,
ROYAL
FEED,
TURBO,
FEED, TIJI
merk ayam
olahan
terkenal
GOLDEN
FIESTA,
FIESTA,
CHAMP,
OKEY
Keuangan Sustained
Struktur ye ye ye ye Di atas
competitive Strength
permodalan s s s s normal
advantage
Manajemen Good Sustained
ye ye ye ye Di atas
resiko corporate competitive stregth
s s s s normaa
governance advantage
Strength
PT. Charoen Phokpand Indonesia Tbk. merupakan perusahaan yang sudah
berpengalaman sejak tahun 1978 atau sudah hampir 50 tahun di Indonesia. Hal
tersebut membuat perusahaan yang berkode saham CPIN ini mempunyai posisi
yang kuat di dunia agribisnis Indonesia. Karena hal ini juga, CPIN memiliki
jaringan pasar yang luas dalam setiap bidang usahanya.
Weakness
PT. CPIN bergerak di industry manufacturing yang berfokus pada bidang
agribisnis. Produk utamanya adalah pakan ternak, unggas, makanan olahan.
Untuk mendapatkan bahan baku produk tersebut, PT CPIN masih sangat
bergantung pada bahan-bahan impor.
Opportunity
Menurut data dari BPS, konsumsi protein daging ayam oleh masyarakat Indonesia
masih rendah jika dibandigkan dengan negara-negara tetangga. Hal ini
menyebabkan menteri pertanian menganjurkan masyarakat untuk lebih banyak
mengonsumsi ayam atau olahan ayam. Adanya anjuran ini dapat meningkatkan
permintaan ayam, sehingga CPIN juga akan dengan mudah menjual produknya.
Selain itu, masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama muslim lebih banyak
yang memilih daging ayam untuk dikonsumsi sehari-hari yang sudah pasti halal.
Di sisi lain harga daging sapi atau kambing juga masih lebih mahal daripada
ayam.
Threat
PT. CPIN yang berfokus pada perunggasan sangat rawan terhadap isu kesehatan
yaitu virus flu burung. Apabila flu burung sedang mewabah di Indonesia maka
permintaan ayam akan menurun drastic. Begitu pula dengan pakan ternak dan
produk olahan ayam lain. Gugatan afkir dini atau pemusnahan indukan ayam bagi
perusahaa besar juga termasuk ancaman yang cukup berat. Afkir dini akan terjadi
apabila ada kelebihan supply ayam di pasar. Selain isu kesehatan, ancaman
lainnya adalah adanya pembatasan impor bahan baku jagung yang mana
merupakan bahan baku utama dalam pembuatan pakan ternak. Masalah impor
yang lain adalah nilai kur rupiah yang lemah, hal ini karena banyak bahan baku
yang perlu di impor dari luar negeri, sehingga apabila kurs rupiah lemah, harga
bahan baku juga akan meningkat. Namun, adanya pembatasan impor bahan baku
tak sebanding dengan pembatasan impor daging ayam oleh pemerintah. Indonesia
masih perlu mengimpor ayam dari luar negeri dikarenakan kalah atas sengketa
yang diajukan Brasil.
Strength Weakness
Jaringan pasar luas Bahan baku masih banyak impor
Produk yang dihasilkan variatif
Mampu menigkatkan laba bersih tiap
Financial Data
tahun 2016 2017 2018 2019
Revenue 38,256,957 49,367,386 53,957,604 58,634,502
Opportunity Threat
COGS 31,743,222 43,118,451 44,822,755 50,538,498
Anjuran peningkatan konsumsi daging Wabah Flu Burung
Gross Profit ayam 6,513,635 6,248,835 afkir dini9,134,849
Kebijakan 8,096,004
Masyarakat Indonesia
Operating Profit yang mayoritas
4,417,116 Pembatasan
3,720,391 impor bahan baku
6,488,206 4,932,919
muslim Kurs Indonesia yang lemah
Net Profit 2,225,402 2,499,875 4,551,485 3,632,174
Harga daging sapi yang lebih murah Impor ayam oleh pemerintah
Fixed Asset munculnya teknolgi211,233,847
baru 11,009,361 11,685,261 13,521,979
Current Asset 12,059,433 11,730,468 14,097,959 13,297,718
Total Asset 24,204,994 24,532,331 27,645,118 29,353,041
Total Equity 14,157,243 15,710,129 19,391,874 21,071,600
Total Liabilities 10,047,751 8,822,202 8,253,244 8,281,441
Current Liab. 5,550,257 5,059,551 4,732,868 5,188,281
A/R 2,837,396 2,359,678 2,777,650 3,043,391
Inventory 5,109,719 5,696,815 6,155,542 5,718,089
2.3 Analisis Laporan Keuangan
Ratio 2016 2017 2018 2019
Current Ratio 2.17 2.32 2.98 2.56
Quick Ratio 1.25 1.19 1.68 1.46
GPM 17.0% 12.7% 16.9% 13.8%
OPM 11.5% 7.5% 12.0% 8.4%
NPM 5.8% 5.1% 8.4% 6.2%
ROA 9.2% 10.2% 16.5% 12.4%
ROE 15.7% 15.9% 23.5% 17.2%
TATO 1.58 2.01 1.95 2.00
Inven. Turnover 7.49 8.67 8.77 10.25
DER 0.71 0.56 0.43 0.39
Debt Ratio 0.42 0.36 0.30 0.28
LIQUIDITY RATIO
Current Ratio
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara aset lancar dan kewajiban lancar.
Bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Current rasio PT. CPIN dari 2015
hingga 2019 terlihat stabil atau bahkan cenderung meningkat dari angka 2.11 pada
tahun 2015 menjadi 2.56 pada tahun 2019, artinya perusahaan mampu membayar
hutang jangka pendek dengan aktiva lancarnya dengan baik. Karena normalnya angka
current rasio adalah 2.
Quick Ratio
Sama seperti current rasio, quick rasio juga digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancarnya namun dikurangi dengan persediaan. Quick Rasio PT CPIN juga cukup
stabil berdasarkan laporan keuangan tahun 2015 hingga 2019. Angka quick rasio
tercatat sebesar 1.15 sampai 1.68. Rendahnya angka ini menunjukkan likuiditas
perusahaan dalam membayar hutan jangka pendek menggunakan aktiva lancar yang
dikurangi persediaan termasuk bagus.
ACTIVITY RATIO
Inventory Turnover
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali perusahaan memutar inventorinya
dalam satu tahun atau seberapa cepat inventori berubah menjadi kas. Inventori
turnover rasio didapatkan dengan membagi COGS dengan jumlah Inventory. Tren
inventory turnover ratio di PT. CPIN sendiri cenderung mengalami kenaikan. Dari
tahun 2015 yang hanya 4.5 kali setahun naik menjadi 8.8 kali setahun pada tahun
2019. Ini menunjukkan efektivitas manajemen persedian semakin baik tiap tahunnya.
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali perputaran total aset dalam satu
tahun atau seberapa cepat total aset berubah menjadi kas dalam satu tahun. Untuk
mendapatkan angka rasio ini maka perlu membagi sales dengan total asset. Dari data
yang ada, di PT. CPIN rasio ini cukup fluktuatif dari tahun ke tahun. Rata-rata total
aset di PT.CPIN berputar 1.5 hingga 2 kali per tahun. Angka ini terlihat cukup
rendah.
LEVERAGE RATIO
Debt Ratio
Debt ratio digunakan untuk Menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur
untuk membiayai aset. Debt Ratio PT. CPIN sendiri dari tahun ke tahun semakin
turun. Pada tahun 2015 Debt rasio perusahaan tersebut mencapai 0.49 atau 49%
sedangkan pada tahun 2019 turun menjadi 0.28 atau 28%. Pada tahun 2019
menunjukkan hanya 28% dari total aset yang dibiayai oleh hutang dari kreditur.
PROFITABILITY RATIO
Rasio ini mengukur berapa banyak profit yang dihasilkan dari tiap rupiah penjualan
setelah memperhitungkan costs of goods sold dan operating expenses. Rasio ini
juga mengindikasikan seberapa baik perusahaan dalam mengelola Laba Rugi-nya.
Di PT. CPIN, rasio ini tidak begitu stabil di tahun 2019, Operating Profit margin
perusahaan ini hanya mencapai 8% (0.08 rupiah operating profit dari 1 rupiah
penjualan) , padahal di tahun 2018 sudah mencapai 12%. Hal ini disebabkan karena
bertambahnya beban usaha dan COGS.
Rasio ini mengukur berapa banyak profit yang diperoleh dari tiap rupiah penjualan
setelah dilakukan penyesuaian atas seluruh biaya (termasuk income taxes). Rasio ini
membandingkan Net profit dengan sales (penjualan). Sejalan dengan naik turunnya
Gross Profit Margin dan operating profit margin, net profit margin PT. CPIN juga
demikian. Pada tahun 2019, net profit margin PT. CPIN hanya mencapai 6% atau
hanya 0.06 rupiah yang merupakan net profit mergin dari 1 rupiah penjualan.
Return on Asset
Rasio ini mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Ini juga menentukan tingkat
kesuksesan manajemen dalam mengendalikan biaya-biaya dan dalam efisiensi
penggunaan aset. Rasio ini didapatkan dengan membagi Net profit dengan total aset.
Dikarenakan berubah-ubahnya net profit, menyebabkan return on asset rasio
PT.CPIN menjadi fluktuatif. Di tahun 2019 perusahaan mencatat rasio ini sebesar
12% atau 0.12 yang artinya dihasilkan net profit sebesar 0.12 untuk setiap 1 rupiah
aset yang diinvestasikan.
Return on Equity
Rasio mengukur imbalan atas investasi para pemegang saham biasa. Rasio ini
didapatkan dengan membagi net income dengan common equity. Dikarenakan net
income perusahaan yang berubah-ubah, PT. CPIN juga mencatat return on equity
ratio yang berbeda tiap tahunnya. Namun, rata-rata masih diangka 0.02 atau 2%,
seperti yang didapatkan dari data tahun 2019. Angka tersebut menunjukkan bahwa
pemegang saham mendapat keuntungan 2% dari net income atas investasi mereka.
MARKET RATIO
Price-Earnings (PE) Ratio menggambarkan berapa banyak investor yang saat ini
mau membayar sebesar $1 dari earnings yang dilaporkan perusahaan. Rasio ini
didapatkan dari market price per share dibagi earning per share. Dari data yang
didapatkan PER perusahaan CPIN mengalami fluktuatif yang cukup. Namun, untuk
akhir tahun 2019 PER CPIN sudah termasuk tinggi. Hal ini menyebabkan beberapa
investor akan menganggap harga CPIN sudah mahal. Kenaikan PER di tahun 2019
ini disebabkan juga adanya penurunan earning per share yang dialami oleh CPIN.
Price Book Value adalah rasio harga terhadap nilai buku. Rasio ini berfungsi untuk
melihat apakah harga saham disuatu perusahaan dapat dikatakan mahal atau murah.
Rasio ini merupakan pembagian dari harga per saham dengan nilai buku yang mana
nilai buku didapat dari nilai ekuitas dibagi jumlah saham beredar. Biasanya ketika
rasio PBV lebih dari satu, maka harga saham di perusahaan tersebut termasuk mahal.
CPIN sendiri, sejak tahun 2016 selalu meraih rasio PBV lebih dari satu atau dapat
dikatakan harga saham diperusahaan tersebut mahal. Namun, jika dibandingkan
dengan kualitas perusahaannya dengan capital yang sangat besar di sektornya
mungkin akan menyebabkan beberapa investor masih tertarik untuk berinvestasi di
CPIN dengan harapan perusahaan dapat tumbuh terus kedepannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
CPIN merupakan salah satu perusahan dengan kapitalisasi pasar yang cukup
besar. Perusahaan ini bergerak dalam bidang produksi pakan ternak, peternakan
unggas, dan produksi makanan olahan. Dari beberapa bidang tersebut, CPIN memiliki
usaha utamanya di pakan ternak. Produk pakan ternak ini pada tahun 2019
memberikan kontribusi terbesar dari keseluruhan penjualan CPIN.
CPIN memiliki beberapa pesaing kuat, diantaranya JPFA, MAIN, dan SIPD.
Namun, hal ini belum terlalu signifikan memengaruhi kinerja perusahaan. CPIN
masih tetap menjadi market leader di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kuatnya
daya tawar pembeli pada CPIN. Ini membuat CPIN memiliki pelanggan setia yang
lebih banyak diantara pesaing-pesaingnya. Selain itu, CPIN juga dapat membeli
bahan baku yang murah dimana kebanyakan berasal dari impor.
Untuk kinerja keuangannya sendiri CPIN meningkatkan tingkat keefektifannya
di dalam manajemen untuk mengelola aset. Hal ini terlihat adanya peningkatan pada
rasio TATO dan inventory turn over. Selain itu, ROE CPIN pun masih bertahan
diatas 15%, ini menandakan CPIN dapat menghasilkan laba yang baik dari
pengelolaan dana dari para shareholder. Meskipun dalam 2019 CPIN mengalami
penurunan laba tahun berjalan. Hal ini pun dikarenakan adanya peningkatan pada
COGS nya. COGS CPIN rata-rata berasal dari impor. Dan saat waktu itu rupiah
sempat mengalami pelemahan sehingga dapat menjadikan biaya bahan baku CPIN
meningkat. Hal ini sebenarnya tidak terlalu signifikan dalam memengaruhi kinerja
perusahaan karena CPIN masih dapat menghasilkan laba yang baik dengan kondisi
seperti itu. Selain itu, hutang CPIN pun terus mengalami penurunan. Ini dapat
menjadi acuan bahwa CPIN dapat mengelola hutang dengan baik sehingga
perusahaan dapat bertahan lebih lama untuk kedepannya.
3.2 Saran
Hal tersebut dapat ditujukan dengan mengembangkan teknologi yang ada. Harus
diakui teknologi terus berkembang secara pesat dengan seiring berjalannya waktu.
Namun, dengan kemampuan perusahaan dalam mengembangkan teknologi akan
menjadi poin positif. Teknologi ini akan menjadi solusi bagi perusahaan dalam
melakukan efisiensi terutama pada biaya bahan baku. Selain itu, teknologi akan dapat
membantu perusahaan dalam mencetak laba yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2019). Produk Domestik Bruto Indonesia Triwulanan 2015-
2019. https://www.bps.go.id/publication/download.html?
nrbvfeve=NDkyM2JhM2ZmZDA0Y2QyNWU4M2RjZDk3&xzmn=aHR0cHM
6Ly93d3cuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMTkvMTAvMDcvND
kyM2JhM2ZmZDA0Y2QyNWU4M2RjZDk3L3BkYi1pbmRvbmVzaWEtdHJp
d3VsYW5hbi0yMDE1LTIwMTkuaHRtbA%3D
%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0xMS0wOCAwODo0NzozNw%3D%3D
Bank Indonesia. (n.d.-a). Data Inflasi - Bank Sentral Republik Indonesia. Retrieved
November 7, 2020, from
https://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx