Oleh:
1. Winanda Novia
2. Camelia Nurrahman
3. M. Fajar T.
4. Santi Kusmiati
5. Rechal
Kelas IX 8
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang
atas rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas kelompok bagi para siswa, untuk
belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang topik kenakalan remaja berikut
solusi pencegahan dan pemecahannya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
menumbuhkan proses belajar kepada siswa, agar kreativitas dan penguasaan
materi dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu siswa dalam
mengetahui tentang berbagai macam penyebab kenakalan remaja serta dapat
membentengi diri dan lingkungan pergaulannya dari terjerumus ke dalam
berbagai bentuk kenakalan remaja tersebut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat
dalam belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari guru
mata pelajaran dan juga teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan
dan penyempurnaan dalam belajar pada masa mendatang.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah sosok manusia yang belum matang atau labil dalam berkata-
kata, berpikir, bersikap, dan bertindak. Akibatnya, para remaja mudah
dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Karakter mereka yang labil membuat
remaja bersikap cuek atau tidak peduli dengan lingkungan sekitar, kurang
berprestasi, suka membangga-banggakan orang tua, solidaritas berlebih, minat
belajar kurang, lebih mengandalkan otot daripada akal serta berlebihan dalam
hal mencintai dan membenci. Kondisi inilah yang membuat mereka gampang
melakukan tindakan-tindakan kenakalan, seperti perkelahian, terjerat Napza, dan
pergaulan bebas.
Terlebih pada era globalisasi seperti saat ini, wibawa nilai dan norma
menjadi pudar, keberadaan nilai dan norma sebagai pengatur tingkah laku mulai
diabaikan. Tidak mengherankan jika tingkat kenakalan remaja semakin lama
semakin meningkat dan meresahkan masyarakat. Dahulu tindakan kenakalan
dilakukan sekadar iseng mengisi waktu luang. Namun kini, kenakalan remaja
dianggap sebagai suatu kebiasaan yang harus dilakukan oleh remaja modern.
Dahulu kenakalan remaja hanya menggunakan tangan kosong. Kini tindakan
kenakalan remaja dilengkapi dengan alat-alat yang membahayakan. Tidak jarang
tindakan kenakalan berubah menjadi kejahatan.
Situasi kondisi ini mendorong banyak pihak melakukan tindakan, baik itu
pencegahan maupun penanggulangan. Aparat yang berwenang tidak segan-
segan menindak secara hukum terhadap remaja yang melakukan kenakalan,
karena saat ini kenakalan remaja berubah menjadi tindakan pelanggaran hukum.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apakah kenakalan remaja itu?
2. Apa saja bentuk-bentuk kenakalan remaja?
3. Apa penyebab kenakalan remaja?
4. Bagaimana dampak dari kenakalan remaja?
5. Bagaimana solusi mengatasi kenakalan remaja?
C. Tujuan
1. Agar siswa mengetahui pengertian dari kenakalan remaja itu?
2. Agar siswa mengetahui bentuk-bentuk kenakalan remaja itu?
3. Agar siswa mengetahui penyebab kenakalan remaja?
1
4. Agar siswa mengetahui dampak dari kenakalan remaja?
5. Agar siswa mengetahui solusi mengatasi kenakalan remaja?
D. Manfaat
Makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang berguna bagi siswa.
Terlebih remaja pada khususnya agar terhindar dari tindakan kenakalan dan
orang tua pada umumnya agar anak remajanya tidak terjerumus dalam
kenakalan remaja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak
jujur;
2. perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
3. mengganggu teman;
4. memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan
tidak hormat pada orang tua dan saudara;
5. menghisap ganja, meliputi perbuatan awal dari menghisap ganja yaitu
merokok;
6. menonton pornografi; dan
7. corat-coret tembok sekolah.
4
baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan
pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak.
Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya
kenakalan remaja seperti keluarga yang broken-home, rumah tangga yang
berantakan disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang
diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu
merupakan sumber yang subur untuk memunculkan delinkuensi remaja.
b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga
menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan
moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai
moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan
waktu dan tempat.
Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga
perlu dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak
yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah,
juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam
lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada permulaannya
dilakukan di rumah tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang
dipandang baik.
Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua melalui
teladan yang baik berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan
positif, karena apa yang diperoleh dalam rumah tangga remaja akan
dibawa ke lingkungan masyarakat. Oleh karena itu pembinaan moral dan
agama dalam keluarga penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan
mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk mempersiapkan hari
depan generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam pembinaan
moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri.
Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil,
yaitu melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral
dan bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja
bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di
setiap harinya.
Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu
pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang
dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang.
Dalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral
orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan
perbuatan-perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau
5
teladan bagi anak-anak dan remaja sehingga berdampak timbulnya
kenakalan remaja.
c. Pengaruh dari lingkungan sekitar
Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya
yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah
terjerumus ke dalamnya
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan
watak remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk,
moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di
lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan
keonaran dan mengganggu ketenteraman masyarakat karena
terpengaruh dengan budaya barat atau pergaulan dengan teman
sebayanya yang sering mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana
diketahui bahwa para remaja umumnya sangat senang dengan gaya
hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya, karena anggapan
ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
d. Tempat pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah
berupa lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering
terjadi ketika anak berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong.
Belum lama ini bahkan kita telah melihat di media adanya kekerasan
antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri. Ini adalah bukti bahwa
sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral
yang terjadi di negeri ini.
6
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang
punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila
remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran agama,
akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam keluarga dan putusnya
komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena
dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta
menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang
dengan jalan minum-minuman keras atau mengonsumsi narkoba. Pada akhirnya
keluarga akan merasa malu dan kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh
remaja. Padahal semuanya itu dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa
kekecewaannya terhadap apa yang terjadi dalam keluarganya.
3. Bagi lingkungan masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat,
dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan menganggap
bahwa remaja itu adalah tipe orang yang sering membuat keonaran, mabuk-
mabukan ataupun mengganggu ketenteraman masyarakat. Mereka dianggap
anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan pandangan masyarakat
tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk mengubah semuanya menjadi
normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.
7
e. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal
demi perkembangan pribadi yang wajar.
f. Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat
bermanfaat.
g. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan
merangsang hubungan sosial yang baik.
h. Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan
mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan
memberikan pengarahan yang positif.
i. Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga
maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil
dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka
harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang
paling sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca
doa setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik
kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga.
Memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi
semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan yang perlahan dan sabar.
Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan
diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan
aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja
kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan
dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para
pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di
sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama
dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja
dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap
penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat
terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak
sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program
“monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan
positif bagi remaja.
Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah
pengertian remaja mengenai:
a. Pengenalan diri sendiri
Menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
8
b. Penyesuaian diri
Mengenal dan menerima tuntutan dan menyesuaikan diri
dengan tuntutan tersebut.
c. Orientasi diri
Mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri
pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-
nilai sosial, moral dan etik.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua
pendekatan:
a. Pendekatan langsung
Yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja itu
sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan
membantu mengatasinya.
b. Pendekatan melalui kelompok
Di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok
kecil tersebut.
2. Tindakan represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat
dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan
pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja
tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak
berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus
ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang
melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.
Sebagai contoh, remaja harus menaati peraturan dan tata cara yang
berlaku dalam keluarga. Di samping itu perlu adanya semacam hukuman
yang dibuat oleh orang tua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara
keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten.
Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama.
Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan
sesuai dengan perkembangan dan umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam
pelaksanaan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam
beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang
berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan
wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas
menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-
kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan
represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan
maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan
9
khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang
bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung
dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.
3. Tindakan kuratif dan rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya
dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar
remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi
melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu
lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan
remaja antara lain:
a. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa
dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa
mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah
melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
b. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan
poin pertama.
c. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif,
seperti berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan
penyaluran hobi.
d. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang
tua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja
harus bergaul.
e. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh
jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai
dengan harapan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat
secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (Juvenile
Court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Kenakalan remaja meliputi
semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang
dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang di sekitarnya.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor
eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman
tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh budaya
barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan. Akibat-
akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja akan berdampak kepada diri
remaja itu sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat.
Segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah
tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja
diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berkepribadian kuat, sehat
jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota
masyarakat, bangsa dan tanah air.
B. Saran
Disarankan kepada orang tua untuk dapat menjaga hubungan yang
hangat dalam keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan
penuh kasih sayang serta tidak bertengkar di depan anak. Serta memberi
pengarahan tentang cara bergaul. Orang tua harus bisa menjadi teman, agar
anak dapat terbuka dan anak dapat menjadikan orang tua sebagai seorang
sahabat terpercaya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Kartini Kartono. 2003. Patologi Sosial, Kenakalan Remaja. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.