Anda di halaman 1dari 43

Dinamika Historis Konstitusional, Sosial

Politik, Kultural Serta Konteks


Kontemporer Penegakan Hukum yang
Berkeadilan

KEWARGANEGARAAN
KELOMPOK 10
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Yuni Ratna, S.P., M.P.

Anggota Kelompok:

1. Puti Dwi Nurhaliza J1A120008


2. Windika Pebryanti J1A120022
3. Martha Susmita Manurung J1A120036
4. Erwin J1A120050
5. Gilang Putra Pratama J1A120066
6. Rizky Ananda J1A120082
0 Korupsi di
Indonesia
1 Indikator korupsi di Indonesia semakin
memburuk. Hal ini terlihat dari menurunnya skor
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang dikeluarkan
oleh Transparency Internasional (TI), Indonesia
pada tahun 2019 mengantongi 40 point namun
pada tahun 2020 poinnya menurun menjadi 37
point. Hal ini menyebabkan Indonesia berada
diperingkat 102 dari 180 negara yang di survei.
Mengapa Korupsi?
Dalam sistem hukum, hukum korupsi di Indonesia
masih lemah yang menyebabkan orang
menganggap korupsi itu sepele, dan disertai
dengan keserakahan orang-orang.
SJAMSUL NURSALIM
SEMALAM DI RUTAN
Berawal dari krisis ekonomi yang menerpa negara-
negara di Asia pada tahun 1997

Bank Indonesia memberikan bantuan kepada bank


dalam situasi darurat, dikenal dengan Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)

Salah satu bank penerima BLBI terbesar (hampir


dua per tiga dari jumlah keseluruhan) adalah bank
BDNI milik Sjamsul Nursalim sebesar Rp37,039
triliun.

Dana BLBI tersebut disalahgunakan oleh BDNI,


sekitar Rp9,2 triliun digunakan untuk bermain valas.
Selain itu, BDNI juga terlibat ekspansi kredit yang
SJAMSUL NURSALIM
SEMALAM DI RUTAN
April 2001, Kejaksaan Agung (Kejagung) akhirnya menetetapkan
untuk menahan pemilik Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI),
Sjamsul Nursalim.

Sjamsul Nursalim hanya semalam menginap di dalam rumah tahanan


(rutan) dan koruptor tersebut dapat menghirup udara bebas.

Sjamsul Nursalim kabur keluar negeri dengan dalih untuk pergi


berobat dengan izin kejaksaan agung

Seiring waktu Sjamsul Nursalim tidak pernah lagi kembali ke


kejaksaan untuk menyelesaikan perkaranya. Sjamsul Nursalim
akhirnya masuk daftar buron.
Pasal (2) Ayat 1
1 UU NO 31 Tahun
1999
"Setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau korporasi yang merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara,
dipidana dengan pidana minimal penjara 4
(empat) tahun dan maksimal 20 (dua puluh )
tahun dan denda paling sedikit Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah)"
Perkembangan Kasus Sjamsul
Nursalim
Pada April 2021. Dengan dalih memberikan kepastian
hukum dan UU KPK yaitu Pasal 40 UU 19 Tahun 2019,
KPK menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan
(SP3). Lewat SP3 ini, kasus Sjamsul Nursalim, pemegang
saham Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) langsung
berhenti. Status buron yang disandang Sjamsul Nursalim
dan istrinya Itjih Sjamsul Nursalim sejak 2019 juga gugur
dengan sendirinya.
Permasalahan

Dalam kasus ini Sjamsul Nursalim


adalah buron tersangka korupsi
yang telah merugikan negara Kejahatan korupsi sangat besar
tetapi dibebaskan tanpa adanya nilai kerugiannya. Dalam situs
penahanan dan pengembalian acch.kpk.id disebutkan bahwa
uang negara yang dikorupsinya. merugikan keuangan negara
Hal ini juga berkaitan dengan merupakan tindak pidana yang
penegak hukum yang tidak memberikan dampak terbesar
konsisten dan tegas dan terkesan bagi negara. Korupsi berpotensi
tidak adil. Penyebab hukum masih mengurangi kesejahteraan
lemah dapat dipengaruhi dari rakyat.
pelaksanaan dari penegak hukum
dan materinya (undang-undang).
Solusi

Lebih keras dalam


mensosialisasikan
tentang korupsi agar
setiap orang menyadari
akan akibat dari tindakan
korupsi dan penegakan
hukum yang tegas dapat
menjadi acuan agar tidak
melakukan korupsi serta
dengan hukum yang
tepat pun para koruptor
akan jera.
02 Menolak Lupa 32 Tahun
Tragedi Talangsari
Peristiwa Talangsari 1989 masih menjadi
catatan hitam kegagalan negara memberi
keadilan secara hukum untuk kasus
pelanggaran HAM.
Peringatan 32 tahun Tragedi Talangsari
Lampung adalah sebuah upaya melawan
lupa sebagai perjuangan korban dan
masyarakat sipil dalam isu penuntasan
pelanggaran HAM berat masa lalu di
Indonesia
Tempat Kejadian
Tragedi Talangsari 1989 atau Peristiwa
Talangsari adalah kasus pelanggaran
HAM berat masa lalu yang terjadi pada
tanggal 7 Februari 1989 di Dusun
Talangsari III, Desa Rajabasa Lama,
Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur.
Tragedi Talangsari 1989 berawal dari
menguatnya doktrin pemerintah Soeharto
tentang adanya asas tunggal Pancasila.
Apa yang Terjadi?
Pada akhir 1988 dan awal 1989, Awal 1989, Muspika Way Jepara
sebuah kelompok Islamis yang mengadakan pertemuan dan
menamakan diri mereka Jama'ah memutuskan untuk membubarkan
Mujahiddin Fisabilillah mendirikan jamaah Talangsari dengan alasan
sebuah komune, didirikan juga
pesantren di dusun transmigan
Talangsari yang dipimpin oleh Warsidi
1 2 jamaah tidak taat dan memushuhi
pemerintah

Pihak Kecamatan mengirim


surat kepada Warsidi yang
meminta
menjelaskan
Warsidi
tentang
3 4 Akhir Januari, Koramil Way
Jepara dan Kepala Dusun
Talangsari datang dan masuk
ke Mushola tanpa melepas
kegiatan pengajian dan sepatu dan marah-marah
pesantrennya menantang jamaah
Apa yang Terjadi?
Tanggal 6 Februari, MUSPIKA 7 Februari 1989, 3 peleton
yang dipimpin oleh Kapten tentara dan sekitar 40 anggota
Soetieman menembaki warga Brimob menyerbu ke Cihideung,
Talangsari hingga pelurunya pusat gerakan. Menjelang subuh
habis. Warga akhirnya
melakukan perlawanan hingga
Kapten Soetiman tewas.
5 6 keadaan sudah dikuasai oleh
ABRI.

Terjadi pembakaran rumah-


rumah penduduk banyak
terdapat jamaah anggota
7 8 Pada tanggal 8 Februari dan 9
Februari terjadi pembakaran
Warsidi, dimana sebagian pada rumah-rumah lagi pada
besar merupakan anak-anak daerah barat dan selatan.
dan Ibu-ibu
Apakah peristiwa Talangsari merupakan
pelanggaran HAM berat?

Undang-undang No. 26 tahun 2000 pasal 9


tentang pengadilan HAM menyebut bahwa penyerangan
HAM terhadap kelompok sipil oleh individu, kelompok, baik
sipil, militer maupun polisi yang bertanggung jawab secara
induvidual, termasuk atas perintah/komando dari atasan
militer maupun non militer dapat dikategorikan sebagai
kejadian yang terjadi secara sistematis sehingga dapat
disebut sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Komnas HAM turun lapangan pada Juni
2005, ditemukan adanya pelanggaran HAM
berat. Setelah Komnas HAM mengeluarkan
laporan penyelidikan, berkas diserahkan ke
Kejaksaan Agung bersamaan dengan kasus
pelanggaran HAM berat lain. Namun,
Kejaksaan agung menolak semua berkas
tersebut karena dianggap kurang bukti formil
dan materill.
Perkembangan
Kasus
20 Februari 2019 terjadi deklarasi damai
Talangsari yang diinisiasi oleh Tim Terpadu
Penangan Pelanggaran HAM dari
Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan

Deklarasi digelar di Dusun Talangsari Way


Jepara Subing Putra III, Desa Rajabasa
Lama, Labuhan Ratu, Lampung Timur

Mereka melakukan “Deklarasi Damai” untuk


peristiwa Talangsari tanpa melibatkan
korban maupun keluarga korban

Ini merampas hak korban atas keadilan.


Seharusnya, kasus Talangsari diproses
secara hukum sesuai UU HAM dan
pengadilan HAM.
Pada tanggal 13 Desember 2019,
Ombudsman mengumumkan bahwa
deklarasi damai Talangsari dinyatakan
maladministrasi. Dengan adanya pernyataan
tersebut, maka korban Talangsari masih
harus berjuang memperoleh haknya atas
keadilan dan kebenaran dari negara.
PERTANYAAN DAN JAWABAN
Nama: Muhammad Heldi Fikri
NIM: J1A120083
Kelas: R1
1. Saya ingin mengajukan pertanyaan kepada kelompok 10. Saat korupsi terjadi di Indonesia
kalimat "hukum mati para koruptor" selalu "bergema" di kalangan masyarakat menengah ke
bawah, dan masyarakat pun sering meminta agar pemerintah khususnya DPR untuk membuat
undang-undang menghukum mati para koruptor di Indonesia. Pemerintah sering berdalih karena
ham hukuman mati tersebut tidak dapat dilaksanakan. Menurut anda apakah hukuman mati para
koruptor adalah solusi yang tepat untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan korupsi di
Indonesia? Berikan plus dan minusnya!

Jawaban
Kalau menurut kelompok kami, kami tidak setuju jika semua koruptor dihukum mati, karena
melanggar HAM, alih-alih menerapkan hukuman mati lebih baik hukuman bagi koruptor tersebut
diperberat menjadi 20 tahun atau seumur hidup. Kecuali para koruptor dapat dihukum mati jika
korupsi dana yang diperuntukkan pada penanggulan bencana alam, krisis ekonomi, dan
sebagainya. Seperti penjelasan pada Pasal 2 ayat 2 UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi disebutkan bahwa kejahatan korupsi yang dilakukan terhadap dana-dana yang
diperuntukan bagi penanggulan keadaan bahaya, bencana alam nasional, penanggulan akibat
kerusuhan sosial yang meluas, penanggulan krisis ekonomi dan moneter, serta pengulangan
tindak pidana korupsi.
Adapun plus minus hukuman mati bagi para koruptor ini yaitu :

Minusnya adalah perbuatan ini melanggar HAM,


Indonesia telah memiliki UU tindak pidana korupsi
Plus nya adalah dengan yang telah mengatur hukuman bagi para koruptor
di berlakukan hukum yang terdapat pada pasal 2 ayat (2) UU no 32
mati kepada para tahun 1999 dan UU no. 20 tahun 2001 tentang
koruptor maka akan pemberantasan tindak pidana korupsi yang dimana
memberikan efek jera para koruptor yang dapat dihukum mati "hanya
bagi koruptor tersebut dalam keadaan tertentu" maksudnya yaitu bagi
dan korupsi di negara para koruptor yang melakukan korupsi terhadap
ini dapat berkurang dana-dana yang diperuntukan bagi penanggulan
secara drastis dan keadaan bahaya, bencana alam nasional,
signifikan. penanggulan penanggulan akibat kerusuhan sosial
yang meluas, penanggulan krisis ekonomi dan
moneter, serta pengulangan korupsi.
Nama: Indye Larasati
Nim :J1A120034
Kelas : R2
2. Terdapat penjelasan bahwasanya status yang di sandang Sjamsul Nursalim beserta
Istrinya sejak tahun 2019 gugur dengan sendirinya, bahkan di bebaskan tanpa adanya
penahanan dan pengembalian uang negara yang dikorupsinya. Faktor apa yang
membuat hal ini terjadi dan mengapa negara kita tidak melanjutkan kasus tersebut?

Jawaban
Pada tanggal 30 desember 2020, Megawati mengambil keputusan dimana dia
memnekankan instruksi presiden No.8 Tahun 2002 tentang pemberian jaminan
kepastian hukum kepada para politik bank yang berhasil melunasi utang nya, selain itu
inpres juga menggatur soal ancaman hukuman kepada orang orang yang melanggar.
Dengan skema tersebut, penerima BLBI dianggap sudah menyelesaikan utangnya dan
mendapatkan Surat Keterangan Lunas (SKL) walau hanya membayar 30 persen dari
jumlah kewajiban pemegang saham dalam bentuk tunai, serta 70 persen dibayar
dengan sertifikat bukti hak kepada BPPN. Sjamsul berupaya melunasi utangnya
dengan menyerahkan aset yang dia miliki kepada negara. Salah satu aset yang dia
miliiki dan diajukan ke BPPN adalah piutang tambak udang kepada BDNI.
Langkah itu nyatanya berhasil. Sjamsul mengantongi SKL tersebut. Dan
sesuai dengan amanah dari Inpers Megawati, Sjamsul terbebas dari
segala tuduhan, termasuk tuduhan penggelapan itu. Persoalan lainnya,
nilai piutang tambak senilai Rp 4,8 triliun itu tidak sesuai dengan
kenyataan di lapangan. Setelah dilakukan penghitungan, hak tagih utang
yang bisa didapatkan dari para petambak plasma udang tersebut hanya
sebesar Rp 220 miliar. Menurut pengacara Sjamsul, Otto Hasibuan,
persoalan SKL harusnya sudah selesai. Sebab, Sjamsul sudah
membayar seluruh utang dan kewajibannya ke pemerintah. Hal itu, kata
Otto, diperkuat dengan laporan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
pada 2002 dan 2006 yang menyebut BDNI telah closing dan memenuhi
seluruh kewajibannya.
KPK menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3). Lewat
SP3 ini, kasus Sjamsul Nursalim, pemegang saham Bank Dagang
Nasional Indonesia (BDNI) langsung berhenti. Faktor yang menyebabkan
kasus ini diberhentikan karena kpk memberikan kepastian hukum dan
menurut pasal 40 UU 19 Tahun 2019 disebutkan bahwa KPK dapat
memberhentikan penyidikan dan penuntutan terhadap perkara Tindak
Korupsi yang penyidikan dan penuntutannya tidak selesai dalam jangka
waktu paling lama dua tahun. Kasus Sjamsul Nursalim memang selesai,
namun pada tanggal 6 april lalu, Presiden Jokowi Dodo tetap membentuk
satgas yang bertugas untuk menagih aset-aset tersebut dan memproses
jaminan agar menjadi aset negara
Nama : Choryn Lorensa
Nim : J1A120006
Kelas : R-002
3. Izin bertanya, di PPT disebutkan bahwa dalam sistem hukum, hukum Korupsi
di Indonesia masih lemah, pertanyaan saya bagaimana menurut teman-teman
mengenai hukum korupsi di Indonesia yg lemah itu, dan seharusnya sistem
hukum korupsi seperti apa yg tepat diterapkan di Indonesia agar pelaku korupsi
jera dan rakyat dapat merasakan keadilan?

Jawaban
Iya, Hukum korupsi di Indonesia masih lemah dikarenakan kurangnya
ketegasan penegak hukum dalam memberikan hukuman kepada koruptor
sehingga masih banyak orang-orang yang melakukan korupsi karena lemahnya
penegakan hukum korupsi. Dalam PPT tersebut kami menyebutkan sistem
hukum itu lemah bukan mengarah kepada undang-undang tindak pidana korupsi,
namun tertuju pada penegak hukum. Jadi, menurut kami undang-undang tentang
tindak pidana korupsi sudah dapat memberi efek jera jika dilaksanakan dengan
tegas dan adil.
Menurut kelompok kami mengenai hukuman korupsi yang masih lemah Mahkamah Agung
(MA) pun sampai menerbitkan Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 1 tahun 2020. Perma
ini mengatur pedoman pemidanaan Pasal 2 dan Pasal 3 UU Nomor 20 tahun 2001 tentang
pemberantasan tindak pidana korupsi (Tipikor) yang berbunyi
pasal 2:
(1)Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain
atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana
penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
(2) Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam
keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.
Pasal 3:
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Nama: Dona Angreyni
Nim : J1A120073
Kelas : R-001
4. Di ppt anda sjamsul yang hanya ditahan semalam terbukti merugikan negara Rp 8,7 triliun,
sedangkan ada kasus seorang nenek yg mencuri singkong yang harganya tidak seberapa
divonis 2,5 tahun penjara. Pertanyaannya menurut anda apa upaya nyata yang harus
dilakukan guna mengurangi atau bahkan menghilangkan "budaya' korupsi di Indonesia ini
dan hukuman yang tidak sebanding dengan pelanggaran yang mereka lakukan?
 
Jawaban
Pertama, kami tidak setuju dari pernyataan anda bahwa korupsi merupakan budaya di
Indonesia karena budaya merupakan perilaku yang didasarkan pada unsur kebaikan, yakni
berstandar pada akal budi. Sedangkan korupsi merupakan perbuatan tidak baik dan
korupsipun bertentangan dengan nilai-nilai kehidupan masyarakat.
Sebenarnya korupsi tidak bisa dihilangkan karena itu tergantung pribadi masing-masing
individu. Namun perlu juga upaya pemerintah dan penegak hukum memberikan hukuman
yang sebanding. Dan upaya lainnya yang dapat dilakukan adalah lebih keras dalam
mensosialisasikan tentang korupsi agar setiap orang menyadari akan akibat dari tindakan
korupsi
Nama : Wildon Siahaan
Nim : J1A120028
Kelas : R-002
5. Siapa saja yang terlibat dalam kasus korupsi sjamsul nursalim? Apakah
hanya dia dan istrinya saja? Mungkinkah sjamsul nursalim bkerja sama
dengan pemerintah Indonesia untuk melancarkan korupsinya.

Jawaban
Bukan hanya Sjamsul Nursalim dan istrinya saja yang terlibat dalam
kasus korupsinya tersebut. Akan tetapi banyak nama-nama pejabat tinggi
mencuat setelah kasus ini diangkat ke permukaan. Termasuk pejabat bank
BI yaitu Hendro Budiyanto, Heru Supratomo, hingga Paul Sutopo
Tjokronegro. Serta mantan jaksa yaitu Agung Urip Tri Gunawan yang
menerima suap dari tangan kanan Sjamsul Nursalim (Artalyta) agar Sjamsul
Nursalim terlindung dari penyelidikan kasus BLBI.
Nama : Muhammad Dhamar
Nim : J1A120024
Kelas : R-002
6. Izin bertanya, mengapa kelompok presenter memilih kasus ini dalam materi yang
akan kalian sajikan?

Jawaban
Karena bersangkutan dengan materi yang di berikan.
Dari kedua kasus yang kami sajikan terdapat ketidakadilan dari penengak hukum, dari
kasus Sjamsul Nursalim terlihat bagaimana penegak hukum membiarkan Sjamsul
Nursalim kabur tanpa penjagaan padahal Sjamsul merugikan uang negara. Sedangkan
dengan kasus Tragedi Talangsari 1989 atau Peristiwa Talangsari 1989
adalah kasus pelanggaran HAM berat masa lalu dimana kasus ini di lakukan oleh
aparat hukum yang melakukan penyerangan terhadap warga sipil tanpa adanya
komando dan sampai sekarang korban Talangsari masih meminta keadilan dalam Aksi
Kamisan yang merupakan sebuah upaya melawan lupa sebagai perjuangan korban
dan masyarakat sipil dalam isu penuntasan pelanggaran HAM berat masa lalu di
Indonesia.
Nama :Maruli Pernando Siahaan
Nim. : J1A120030
Kelas. : R02
7. Pada saat krisis ekonomi seorang sjamsul nursalim justru melakukan korupsi sebesar
9,2 triliun.Apakah pada saat itu pemerintah Indonesia tidak membekukan paksa usaha
sjamsul nursalim dan mengambil semua dana untuk ganti rugi agar pemerintah dapat
menggunakan uang tersebut untuk mengatasi krisis ekonomi pada saat itu.

Jawaban
Pada saat itu Sjamsul Nursalim masih berstatus tersangka dan belum sempat
disidang, namun usahanya ditutup pada tahun 1998 karena dianggap bank yang tidak
sehat. Pada masa jabatan Habibie Sjamsul Nursalim dan lainnya diminta melunaskan
semua dana BLBI tersebut dan pada saat masa Megawati menjabat, Sjamsul Nursalim
memberikan sahamnya untuk melunasi hutang tersebut dan kasus tersebut pun ditutup.
Namun ternyata ditemukan kebohongan atas pengembalian aset pada zaman Megawati
tersebut.
Pada era Jokowi Dodo kasus Sjamsul Nursalim memang dihentikan, namun
Presiden tetap membentuk satgas untuk menagih aset negara yang dikorupsi oleh
Sjamsul Nursalm.
Nama : Marlena Maharani
Nim : J1A120015
Kelas : R-01
 
8. Izin bertnya, Berdasarkan point² dari deklarasi damai yang dibuat
pemerintah.Menurut kalian apakah deklarasi damai yang diajukan terhadap kasus
talangsari ini merupakan alih-alih pemerintah karena takut jika kasusnya diselesaikan
melalui jalur mekanisme yudisial? Tolong dijelaskan!

Jawaban
Menurutkan kelompok kami iya, langkah ini didasarkan oleh pemerintah untuk
menyatakan mereka telah menyelesaikan kasus Talangsari dan deklarasi damai yang
di buat pemerintah sebagai upaya untuk menghentikan proses hukum yang sedang
berjalan karena deklarasi damai tersebut tidak melibatkan korban atau keluarga
Talangsari. Sedangkan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan (Kemenko Polhukam) telah merampas hak-hak korban peristiwa
pelanggaran HAM berat Talangsari 1989 untuk mencari keadilan dengan secara
sepihak melakukan “deklarasi damai” tanpa melibatkan mereka.
Dalam 'Deklarasi Damai' yang bertanggal 20 Februari 2019 disepakati
beberapa hal:

Poin pertama adalah bahwa masyarakat melalui wakilnya di DPRD telah


menyatakan sikap untuk tidak memperpanjang kasus ini berdasarkan surat
keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Timur
Nomor: 170/32/XII/SK/DPRD-LTM/2000 tentang peristiwa Talangsari Way
Jepara Kabupaten Lampung Timur.

Poin kedua berbunyi: "bahwa selama 30 (tiga puluh) tahun telah dilakukan
pembangunan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi, dan proses penanganan
dalam bentuk pemenuhan hak-hak dasar korban dan keluarga korban.“

Sementara itu, pada poin ketiga ditekankan bahwa para pelaku, korban, dan
keluarga korban menyepakati agar peristiwa tersebut tidak diungkap kembali
oleh pihak-pihak manapun.
Nama : Nur Rahmat Aji Tirta Suwanda
NIM : J1A120061
Kelas : R001
9. Untuk kasus dari bapak sjamsul Nursalim, karena KPK telah menyudahi atau
menghentikan penyidikan (SP3) kasus dari bapak Sjamsul Nursalim, apakah mungkin
pihak lain bisa mengangkat kasus ini kembali, dan menuntut bapak Sjamsul Nursalim,
karena jika kasus seperti ini terus dibiarkan bakal banyak tumbuh kasus-kasus baru
yang serupa, karena merasa dilindungi oleh undang-undang SP3, apa haruskah
undang-undang SP3 harus direvisi, dengan kita, sebagai pihak yang kurang setuju
dengan isi SP3 ?

Jawaban
Iya. Kasus ini dapat ditindak lanjuti kembali apabila bukti penyidikan memenuhi.
Sebelumnya perlu diketahui, bahwa SP3 bukan merupakan undang-undang melainkan
SP3 merupakan kewenangan dari penyidik yang diatur dalam Pasal 109 ayat (2)
KUHAP, yang salah satu isi alasan dalam memberikan SP3 adalah “Tidak diperoleh
bukti yang cukup, yaitu apabila penyidik tidak memperoleh cukup bukti untuk menuntut
tersangka atau bukti yang diperoleh penyidik tidak memadai untuk membuktikan
kesalahan tersebut”
Sebenarnya alasan-alasan untuk dihadirkannya SP3 tidak perlu direvisi asal KPK
bekerja secara adil, tegas, dan jujur.
Dalam kasus ini, KPK menghentikan penyidikan dengan dalih untuk
memberikan kepastian hukum dan berdasarkan UU KPK pasal 40 UU 19
tahun 2019, juga dikarenakan tersangka Syaffrudin yang dibebaskan dari
vonis dan menandatangani SKL ( Surat Keterangan Lunas ). Menurut
kami, putusan bebas Syafruddin tidak bisa dijadikan dasar SP3 karena
Indonesia menganut sistem hukum pidana kontinental warisan Belanda.
Indonesia tidak memberlakukan sistem yurisprudensi yang artinya putusan
seseorang tidak serta-merta berlaku bagi orang lain. Jika korupsi masih
dianggap sebagai kejahatan luar biasa dan merugikan negara, seharusnya
KPK secara maksimal mengumpulkan bukti yang kuat dan jelas
meminimalisir kekeliruan, agar dapat diadili. Terjadinya hal ini
membuktikan bahwa kinerja KPK masih lemah dan tumpul keatas.
Nama: Tri Lola Amelia
Nim: J1A120021
Kelas: R1
10. Deklarasi damai talangsari dinyatakan maladministrasi. Apakah sampai sekarang
korban talangsari sudah memperoleh haknya atas keadilan dan kebenaran dari negara?
Dan Bagaimana upaya yg dilakukan untuk memperoleh keadilan dan kebenaran dari
negara?

Jawaban
Belum. Para korban dan aktivis HAM lainnya masih meminta keadilan dan
kebenaran dari negara dalam mengungkap kasus Talangsari. KontraS dan aktivis HAM
serta korban Talangsari tetap mencari bukti lebih kuat agar Kejaksaan Agung dapat
menerima bukti yang diajukan dan Tragedi Talangsari pun dapat di proses secara
hukum. Korban Talangsari dan keluarga korban kasus HAM lainnya sampai saat ini
masih menjalankan aksi kamisan untuk memperoleh keadilan. Namun beberapa bulan
yang lalu, LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) perlu juga menjamin proses
pemulihan yang berkeadilan, meski begitu ini tidak dapat memberikan keadilan bagi
korban secara merata karena tidak semua korban tidak memilik Surat Keterangan
Korban (SKK).
Upaya memulihan dan pemberian hak korban tragedi Talangsari oleh LPSK
masih dirasa belum cukup. Satu poin penting yang juga diharapkan para korban
tragedi Talangsari yaitu ganti rugi dari negara kepada korban. Kompensasi telah
diperoleh korban korbanisme masa lalu, yang diberikan tanpa putusan pengadilan
tapi melalui LPSK. Harapan ini karena waktu kejadian dan penderitaan korban
tragedi Talangsari jauh lebih panjang, ditambah proses hukum yang tidak berjalan.
Kebanyakan dari para korban mengalami kesulitan ekonomi, menyandang status
korban HAM berat, kesulitan mereka melakukan aktivitas ekonomi, juga akibat
stigma sosial dan politik yang melekat. Para korban juga menghendaki bantuan
medis, rehabilitasi psikologis dan psikososial mereka dioptimalkan. Masih ada di
dalam hati para korban ingin adanya pengungkapan kebenaran, adanya
permintaan maaf dari pelaku, juga hukum pidana untuk paea pelaku
Nama: Hendri
Kelas: R1
Pertanyaan tambahan
1. Berdasarkan jawaban pertanyaan no. 1 kelompok kalian, harusnya korupsi dana
banson bisa dihukum mati karena korupsi dana bantuan yang sangat merugikan rakyat.
Kenapa korupsi dana bansos sekarang tidak dihukum mati?

Jawaban
KPK resmi menetapkan Menteri Sosial RI Juliari Peter Batubara sebaagai
tersangka korupsi. Ia diduga menerima uang suap sebesar Rp17 miliar dari dua paket
sembako Bantuan Sosial Covid-19 masing-masing sebesar Rp8,2 dan Rp8,8 miliar
melalui Adi Wahyono selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang berasal dari
pemilik PT Rajawali Parama Indonesia (RPI) Matheus Joko Santoso yang juga
merupakan PPK. Jika dilihat dari aturan hukum yang disangkakan kepada menteri
Juliari yaitu Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP, maka sulit
untuk melakukan hukuman mati kepada mensos selaku penerima.
Alasannya ancaman hukuman dari Pasal tersebut adalah pidana penjara
maksimal hidup atau 20 tahun dan denda Rp1 miliar dan paling rendah 4 tahun
pidana dan denda Rp300 juta. Sementara untuk pemberi suap, justu ancaman
hukuman jauh lebih ringan yaitu pidana penjara maksimal selama 5 tahun
denda Rp250 juta dan minimal Rp50 serta pidana penjara 1 tahun. Berikut bunyi
pasal dan ancaman hukumannya:
Menurut kelompok kami, kasus ini bisa saja dijerat dengan pasal 2 UU 31
Tahun 1999. KPK juga berusaha keras untuk mengumpulkan bukti-bukti yang
sesuai dengan pasal tersebut. Selain itu,. jika dilihat dari Kepres Nomor 12
tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Covid-19 Sebagai Bencana
Nasional yang ditetapkan pada 13 April 2020, diktum kesatu menyatakan
bencana nonalam yang diakibatkan oleh penyebaran Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) sebagai bencana nasional. Fakta ini bisa dijadikan salah satu
bukti yang dapat dikaitkan dengan pasal 2 tersebut. Namun kembali lagi kepada
pelaksanaan hukum oleh penegak hukum.
Nama : Wildon Siahaan
Kelas : R1
Pertanyaan tambahan
2. Hukuman dipenjara seumur hidup akan melanggar HAM pelaku korupsi, sebab ia mendekam
dipenjara, dan tersiksa di sana. Bagaimana pendapat klompok presenter, bukankah lebih baik
pelaku korupsi langsung dijatuhkan hukuman mati daripada penjara seumur hidup?

Jawaban :
Menurut kelompok kami, hukuman penjara seumur hidup tidak melanggar HAM apalagi jika
kerugian dari kesalahannya sangat besar bagi negara. Orang yang terpidana seumur hidup juga
tetap mendapatkan hak-hak pembinaan sebagai narapidana.
hak-hak narapidana yang diatur dalam Pasal 14 ayat (1) UU Pemasyarakatan adalah:
melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya;
mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani;
mendapatkan pendidikan dan pertanian;
mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak;
menyampaikan keluhan;
mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang;
mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan;
menerima kunjungan keluarga, hukum hukum, atau orang tertentu lainnya;
mendapatkan masa pidana (remisi);
mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti kunjungan keluarga;
mendapatkan hasil bersyarat;
mendapatkan cuti menjelang bebas; dan
mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dari hak yang diberikan kepada warga binaan Lapas yang telah kami sebutkan, ada hak yang
tidak dapat diberikan kepada narapidana sejumlah hidup, yakni cuti mengunjungi keluarga .
Hal ini disebut dalam Pasal 36 ayat (1) huruf c Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian
Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas,
dan Cuti Bersyarat ( “Permenkumham 21/2013”) yang membimbing bahwa cuti mengunjungi
keluarga tidak dapat diberikan kepada narapidana yang dipidana dapat hidup. Selain hak cuti
mengunjungi keluarga, hal lain yang tidak diberikan hidup kepada narapidana hidup yakni
asimiliasi .Ketentuan yang membunyi bahwa narapidana yang tidak hidup tidak diberikan
asimilasi adalah Pasal 33 Permenkumham 21/2013 yang berbunyi:
“Asimilasi tidak diberikan kepada Narapidana: yang terancam jiwanya; atau yang sedang
menjalani hukuman penjara hidup. ”
Terlepas dari itu, hukuman mati
ataupun penjara seumur hidup bagi
para koruptor, kami harap sesuai
dengan UU yang berlaku, sesuai
dengan kerugian yang
ditimbulkannya, dan juga dapat
memberikan efek jera untuk para
koruptor.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai