Anda di halaman 1dari 2

Nama:Natasya clariza l

Nim:22401009
Prodi:Teknologi Rekayasa Logistik
Matkul:PPC

Peristiwa talangsari
 Kronologi singkat:

Peristiwa berdarah di masa kepimpinan Soeharto adalah peristiwa Talangsari 1989


di Dusun Talangsari III, Desa Rajabasa Lama, Lampung Timur. Merupakan kasus
pelanggaran HAM berat yang terjadi pada 7 Februari 1989. Nama Talangsari diambil
dari tempat terjadinya peristiwa ini. Berawal dari seorang tokoh bernama Warsidi
yang dicurigai aparat karena ingin membuat gerakan untuk menjadikan Negara
Islam di Indonesia.

Aparat mencium aktivitas Warsidi dan pada 6 Februari 1989 pemerintah setempat
melalui Musyawarah Pimpinan Kecamatan (MUSPIKA) dipimpin oleh Danramil Way
Jepara Kapten Soetiman mendatangi kediamannya untuk meminta keterangan
kepada Warsidi beserta pengikutnya.

Namun, kedatangan Kapten Soetiman disambut dengan perlawanan oleh pengikut


Warsidi. Akibatnya, Kapten Soetiman tewas dan dikuburkan di Talangsari.

Pemerintah langsung mengambil tindakan tegas dan mengirim tentara dari Korem
Garuda Hitam tanggal 7 Februari 1989 yang saat itu dipimpin oleh Kol
Hendropriyono. Akibatnya sebanyak 27 orang tewas akibat pembunuhan di luar
proses hukum, 5 orang diculik, 78 orang dihilangkan secara paksa, 23 orang
ditangkap secara sewenang-wenang, dan 24 orang mengalami pengusiran.

 Perkembangan Peristiwa Talangsari


Menurut KontraS, hingga saat ini belum ada perkembangan signifikan sejak
pembentukan tim khusus penyelesaian Peristiwa Talangsari pada 2011. Saat itu
anggota tim terdiri dari; Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan; Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Kejaksaan Agung;
Komnas HAM; Kementerian Pertahanan; TNI; Polri; dan instansi pemerintah lainnya.
Pada 27 April 2021, terdapat pertemuan yang dilakukan oleh Tim Balitbang
Kemenkumham dan Korban Peristiwa Talangsari. Namun, pertemuan ini dikecam
Paguyuban Keluarga Korban Talangsari Lampung (PK2TL) dan KontraS karena
dilakukan tanpa berkoordinasi ataupun mengundang Paguyuban secara layak.

 Kaitannya dengan pancasila dan uu :


Menurut UU No. 26 Tahun 2008 pasal 9 tentang pengadilan HAM menyebutkan
bahwa penyerangan terhadap kelompok sipil yang dilakukan atas perintah dari
atasan militer maupun non-militer dapat dikategorikan sebagai kejadian sistematis,
dianggap kejahatan terhadap kemanusiaan. Serta melanggar sila kemanusiaan
yang adil dan beradab serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,dimana
hak hak masyarakat untung hidup dirampas.

Anda mungkin juga menyukai