Anda di halaman 1dari 9

BAB VI

Penentuan Jumlah
Kendaraan Umum
Tidak Dalam Trakyek

Muhammad Iqbal T.A (22401016)


Jeniffer Ruth Galose (22401022)
Arif Mustakim (22401024)
Ahmad Rifki Zuhdi (22401025)
● Pendahuluan

Bentuk pelayanan angkutan umum tidak dalam trakyek dapat


berupa taksi, kendaraan sewa, dan angkutan wisata. Wilayah
pelayanan dan jenis pelayanan yag dapat diberikan dari ketiga
bentuk angkutan tidak dalam trakyek ini telah diatur dalam
perundangan yang berlaku. Di dalam ketentuan kendaraan dapat
diizinkan beroperasi pada wilayah tertentu dengan penyesuaian
aktual untuk wilayah tersebut.

www.reallygreatsite.com
● Kriteria Umum

Rumusan kriteria umum hanya cocok diterapkan pada kota - 3) Sektor Unggulan, kegiatan utama yang mendukung
kota yang belum atau sedang dalam perencanaan pengoperasian perekonomian kota. Terbagi menjadi :
taksi. Dalam penentuan jumlah taksi digunakan 3 variabel, yakni. ● Kelompok I : Jasa dan perdagangan

1) Klasifikasi kota, ukuran kota ditinjau dari jumlah penduduk ● Kelompok II : Pariwisata

yang menggambarkan potensi permintaan umum. ● Kelompok III : Industri dan Pertanian

Berdasarkan penjelasan di atas, penentuan jumlah taksi di suatu


2) Fungsi kawasan perkotaan, ditinjau dari aktivitas kota, di kota menggunakan rumus sebagai berikut :
antaranya : JT = JP x FK x SU
www.reallygreatsite.com
● Pusat Kegiatan Nasional (PKN) = 1 Keterangan :
● Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) = 0,5 JT : Jumlah taksi (dalam satuan)
● Pusat Kegiatan Lokal (PKL) = 0,33 JP : Jumlah penduduk (dalam ribuan)
● Pusat Kegiatan Khusus (PKK) = 0,33 FK : Fungsi kawasan (nilai PKN, PKW, PKL, PKK)
SU : Sektor unggulan (nilai kelompok sektor)
● Preferensi Penumpang

Metoda alternatif penentuan jumlah taksi yang dibutuhkan


di suatu kota ialah dengan mengadakan survei langsung kepada
calon pengguna taksi potensial dengan menanyakan preferensi
mereka terhadap moda yang direncanakan akan dioperasikan.
Dapat berupa skenario hipotesis maupun preferensi langsung.
Masalah yang akan ditemui ialah menentukan siapa
pengguna potensial taksi. Selain itu, menentukan keunggulan
komparatif moda taksi di bandingkan moda pesaingnya, seperti
bus, angkutan kota, dan mobil pribadi yang akan dengan mudah
dimengerti oleh respondent.
Berdasarkan hasil survei dengan metode sederhana di atas
dan dengan menggunakan teknik analisis yang sederhana, dapat
ditaksir jumlah taksi untuk kota tersebut. Dukungan data statistik
diperlukanwww.reallygreatsite.com
untuk mengexpand sampe survei yang ada.
● Analisa Regresi Antar-Wilayah

Jumlah taksi yang di butuhkan di suatu kota dengan


analisis regresi antar wilayah. Yang mungkin variabel bebas
seperti jumlah penduduk,jumlah kendaraan pribadi,jumlah
angkutan umum dan yang lainnya. Kelemahan regresi antar
wilayah ini lah variannya yang akan melebar sesuai dengan
ukuran kotanya, disebut heterokedastisiti, dan akan terdapat
data outliers. Untuk mempertinggi derajat kebebasan dari
persamaan regresi yang dapat dilakukan pooling antara data
antara wilayah (cross sectional) dengan data runtun waktu (time
series), jika data histories dari tahun ke tahun untuk kota-kota
tersebut tersedia.
● Kriteria Detail
1) Penafsiran Peraturan Perundangan
Kriteria kinerja kebutuhan taksi sebagaimana dijelaskan dalam KM
68/1993 ialah dengan tingkat penggunaan 60%, dapat ditafsirkan
bahwa paling tidak 60% kenderaan bergerak harus terisi penumpang
dan 40% lainnya merupakan kilometer mati pada saat kendaraan
mencari penumpang.
Hal yang perlu mendapat kajian ialah jika taksi beroperasi pada
pangkalan tetap tanpa memutar dengan kilometer kosong, dimana
taksi hanya berjalan jika ada penumpang pada pangkalan tersebut.
Memperhatikan kenyataan ini, diperlukan kriteria tambahan, yaitu
pencapaian kilometer operasi per hari atau per tahun demi menunjang
kelayakan finansial perusahaan.
Penentuan jumlah kendaraan pada trayek tetap, tingkat operasi
per tahun harus dipertimbangkan. Hari operasi per tahun idealnya
ialah 300 hari, artinya tingkat operasi setidak-tidaknya harus
mencapai (300/365) X 100% = ? 82 %.

Dengan memperhatikan faktor diatas, kita dapat memformulasikan


kebutuhan kendaraan sebagai berikut:

JT = Jumlah kebutuhan taksi


TO = Tingkat operasi (dalam % hari operasi dibagi
jumlah hari dalam tahun)
TP = Tingkat penggunaan (dalam % km-terjual bagi
km-produksi)
Taksi-km-ideal = Kilometer-produksi-ideal yang memberikan titik impas
pada tingkat penggunaan 60% (dalam km)
JT = Jumlah taksi menurut izin
2) Penentuan Jumlah Angkutan Pariwisata dan Sewa

Metode penentuan jumlah angkutan wisata dan angkutan sewa pada dasarnya mirip
dengan ketentuan jumlah kendaraan angkutan taksi. perbedaan terletak pada faktor waktu
penggunaan, di mana pada angkutan sewa, faktor hari sewa dibandingkan jumlah harin dalam
1 bulan atau 1 tahun menjadi penentu penggunaan, tergantung pada sistem sewa (misalnya,
basis harian atau basis jam). hal yang sama juga berlaku pada angkutan wisata.

Penentuan jumlah kendaraan yang dibutuhkan, untuk kendaraan umum di wilayah tertentu
yang tidak beroperasi pada trayek tertentu dapat mengikuti ketentuan dari wilayah yang sudah
menggunakan aturan jumlah kendaraan dengan pendekatan umum jika wilayah tersebut
belum memiliki wilayah layanan transportasi sebelumnya. Namun, penyesuaian harus
dilakukan untuk menentukan kebutuhan aktual wilayah tersebut.
Thank you
For all your attention
- KELOMPOK 4 -

Anda mungkin juga menyukai